25 research outputs found

    ANALISIS TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN PILIHAN DI PANTAI SELATAN PROVINSI JAWA BARAT (The Proper Fishing Technology Analysis At Southern Coast of West Jawa Province)

    Get PDF
    As mandated in Fisheries Act No. 31/2004 about Fisheries, it is stated thatfisheries resources management aimed to improve community welfare especially fishermen and to conserve the fisheries resources and its environment. To keep the capture fisheries bussiness system sustainably efficient and profitable. Beside marketing guarantee, optimalization between fisheries resources stock and fishing effort in each of fishing area. The improvement of capture fisheries must be held based on the existing condition, ie: marketing in determining the priority comodity, maximum sustainable yield and fisheries resources utilization level to determine limit of fisheries resources utilization chance, fishing technology and socio-economic condition to identify the fishermen's earns and absorbtion of labours related to capture fisheries sector. Based on the marketing aspect analysiS, it is determined that the kinds of priority comodity in Southern of West Java Province are lobster, shrimp, tuna, skip jack tuna, and layar. Hence, the potency (MSy) and fisheries resources utilization level of the priority comodity still has very large chance to improve, except lobster has large enough chance.Based on the scoring approach, combined from many technical aspects, financial aspects and social aspect can be concluded that the proper fishing technology in southern waters of West J/lVa Province are: (1) Purse seine, (2) Denish saine, (3) Lines, (4) Gillnet, (5) Trammel net, (6) Boat lift net. To improve the management and utilization of  fisheries resources in southe-rn waters of West Java Province or in Hindia Ocean, it is recommended to implement the improvement of proper fishing technology based an technical aspects, financial aspects, environmental and social aspects.Keywords: the proper fishing technology, Southern waters of West Java Province, fisheries resource

    Analysis of Production Factors of Small-Scale Fisheries using Arad Nets in Tegal City, Indonesia

    Get PDF
    Production factors are an important issue in fishing operations. The success of a fishing operation is determined by the role of each production factor. This study aims to examine the factors that influence the production of small-scale fisheries using Arad nets in Tegal. This research carried out in the Muarareja Village, a small-scale fishing village in Tegal. The study was conducted between July 2013 and March 2014. The production factors analyzed were the size of fishing gear, the fishing season, the availability of fuel, ice blocks, fresh water, crew, and cost supplies using Arad nets. Data were analyzed using the multiple regression analysis. The results showed there were a very strong relationship between the production factors with a R2 value of 82.30% and a probability significance value of <0.05. Factors that influence the production of fishing operations using Arad nets are the fishing season, the use of fuel, the use of ice, and cost supplies. Keywords: small-scale fishermen, production factors, small-scale fisheries, Arad nets, Tega

    Pengembangan Desain Kapal Pancing Tonda dengan Material Fiberglass di Kabupaten Buton

    Full text link
    Penggunaan kayu sebagai bahan pembuat kapal sudah mulai menghadapi permasalahan, khususnya kesediaan bahan baku. Selain semakin langkanya bahan baku kayu, harganya pun semakin mahal. Oleh karena itu upaya untuk mengaplikasikan bahan lain sebagai bahan pembuat kapal sudah saatnya dilakukan. Pada penelitian ini, salah satu bahan yakni fiberglass dicobakan untuk menggantikan kayu sebagai bahan pembuat kapal pancing tonda (troller). Walaupun harganya relatifmahal, namun untuk jangka panjang bahan ini lebih ekonomis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan aplikasi fiberglass, kapal yang dihasilkan lebih ringan dan menghasilkan kecepatan lebih tinggi dengan kekuatan mesin yang sama

    Efektivitas Bubu Lipat Modifikasi dan Penggunaan Umpan Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) pada Penangkapan Spiny Lobster (Panulirus spp.) di Perairan Pesisir Timur Teluk Palabuhanratu Jawa Barat

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas bubu lipat modifikasi dan penggunaan umpan cacing tanah pada penangkapan lobster. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen penangkapan dengan pola Rancangan Acak Kelompok, dimana digunakan 2 jenis bubu lipat, yaitu bubu lipat modifikasi pintu samping dan bubu lipat standard dan perlakukan 2 umpan, yaitu cacing tanah dan tembang (standar) dengan ulangan sebanyak 20 trip penangkapan. Hasil tangkapan terdiri dari target utama dan by-catch. Komposisi hasil tangkapan utama adalah lobster 31 ekor (33,7%), terdiri dari 3 spesies, yaitu lobster hijau pasir (Panulirus homarus) 29 ekor (31,5%), lobster hijau (Panulirus versicolor) 1 ekor (1,1%), dan lobster mutiara (Panulirus ornatus) 1 ekor (1,1%). Hasil tangkapan sampingan (HTS) atau by-catch dengan total 61 ekor (66,3%) yang terdiri dari kelompok krustasea (rajungan) 33 ekor (35,9%), kelompok moluska (sotong-Sepia sp.) 22 ekor (23,9%), kelompok ikan (kerapu tutul-Epinephelus maculatus) 5 ekor (5,4%), dan kelompok krustasea (udang ronggeng-Squilla mantis) 1 ekor (1,1%). Penggunaan bubu lipat penelitian dan jenis umpan berbeda nyata pada taraf nyata 5%, dimana bubu lipat standar lebih baik dalam menangkap lobster dibandingkan dengan bubu lipat modifikasi. Sedangkan bubu lipat yang menggunakan umpan cacing tanah lebih baik dibandingkan dengan bubu lipat yang menggunakan tembang (standar). Bubu lipat modifikasi dapat mereduksi by-catch hingga 50% dibandingkan dengan bubu lipat standar

    ALOKASI OPTIMUM DAN WILAYAH PENGEMBANGAN PERIKANAN BERBASIS ALAT TANGKAP POTENSIAL DI TELUK JAKARTA

    Get PDF
    Jakarta Bay and its neighbouring waters of Seribu Islands are categorized as fullly exploited water areas which theirs coastal areas accomodate multifunction services. Therefore, it needs precautionary approach to manage fisheries activity in that locations. The objectives of this study are to determine optimum allocation of fishing gears and fisheries development areas based on potential fishing gears in Jakarta Bay. The methods used in this study are Linear Goal Programming (LGP) and Locations Quotient (LQ). The result revealed that the potential fishing gears to be developed were pelagic danish seine, drift gillnet, boat lift net, set bottom long line, portable trap and muroami which have the optimum allocation for each fishing gear; 7 units, 98 units, 23 units, 18 units, 8547 units, and 798 units. The potential fishing gears for pelagic danish seine could be developed in Penjaringan and North Seribu Island Districts; drift gillnet could be developed in Cilincing District; boat lift net could be developed in Penjaringan District; set bottom long line could be developed in Penjaringan District; portable trap could be developed in Cilincing and South Seribu Island Districts while muroami could be developed in Penjaringan and South Seribu Island Districts

    ANALISIS FAKTOR INTERNAL - EKSTERNAL DAN STATUS KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP DI TELUK JAKARTA

    Get PDF
    Perikanan tangkap di Teluk Jakarta sangat berperan dalam mengangkat perekonomian dan kehidupan masyarakat di lokasi, namun selain produksi perikanan yang cenderung menurun dan tingkat pencemaran yang tinggi di perairannya, terkadang aktifitas perikanan tangkap berbenturan dengan fungsi konservasi di Kepulauan Seribu. Penelitian ini bertujuan menentukan faktor internal dan eksternal pengelolaan, identifikasi status keberlanjutan kebijakan pengelolaan perikanan tangkap di Teluk Jakarta dan strategi pengembangan pengelolaannya. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah analisis matriks IFAS, EFAS dan SFAS, analisis matriks IE, dan analisis matriks SWOT. Hasil analisis menunjukkan terdapat 17 (tujuh belas) faktor yang mempengaruhi kegiatan perikanan tangkap di Teluk Jakarta baik dari dimensi ekologi, biologi, ekonomi, sosial maupun teknologi. Hasil skor matriks IFAS,EFAS dan SFAS seluruhnya termasuk kategori ”kurang baik” dengan total skor berturut-turut 2,529 untuk faktor internal, 2,747 untuk faktor eksternal dan 2.152 untuk SFAS. Status keberlanjutan pengelolaan perikanan tangkap di Teluk Jakarta ditunjukkan dalam matriks IE berada pada sel V, dikategorikan dalam tahap pertumbuhan yang memerlukan strategi konsentrasi secara horizontal. Beberapa strategi yang penting mendukung keberlanjutan pengelolaan tersebut adalah pemberdayaan SDM, peningkatan kualitas produk, peningkatan kemampuan nelayan mandiri, peningkatan pengawasan melekat, penyuluhan kepada nelayan, manajemen terpadu untuk mempertahankan fungsi ekosistem perairan, standarisasi terhadap perikanan skala kecil, dan pengaturan hari operasi dengan penerapan closed-open season
    corecore