3 research outputs found
Kandungan nutrien dan analisis sensori dalam empat masakan berasaskan daging landak dan rusa
Pengubahsuaian bahan-bahan dalam masakan akan menjejaskan kandungan komposisi pemakanan dan penerimaan sensori. Objektif kajian ini adalah untuk menganalisis komposisi nutrien dan ujian sensori dalam daging landak, rusa dan
lembu yang dimasak menggunakan empat menu yang berlainan. Disamping itu, kajian ini juga turut menganalisis kesan penggunaan susu rendah lemak dalam masakan bagi
mengantikan santan. Semua sampel dianalisis untuk komposisi kimia serta analisis sensori. Masakan daging rusa secara signifikan menunjukkan mempunyai kandungan lemak yang lebih rendah (4.47% -10,55%) dan kandungan protein lebih tinggi
(17.14% -21,14%) berbanding dengan landak dan lembu. Menu masak lemak dalam semua daging secara signifikan menunjukkan nilai rendah lemak berbanding tiga menu yang lain. Daging landak dan rusa didapati mengandungi tinggi kalsium, kalium dan kuprum berbanding daging lembu. Menu kari landak menunjukkan kandungan tertinggi bagi ferum, kalsium, zink, dan magnesium berbanding menu lain.
Kandungan asid lemak tepu (SFA) dalam masakan daging landak secara signifikan rendah manakala asid lemak monotaktepu (MUFA), omega 3 dan omega 6 adalah lebih tinggi bersignifikan daripada hidangan daging lembu. Menu sesangan yang menggunakan daging landak mempunyai nilai tertinggi asid lemak poli tak tepu(PUFA) (31.56 %), omega 3 (14.72 %) dan omega 6 (14.59 %). Dalam semua menu penggunaan susu rendah lemak menunjukkan kandungan protein dan kalsium yang
lebih tinggi manakala kandungan lemak lebih rendah berbanding dengan menu menggunakan santan. Penerimaan sensori menunjukkan skor tertinggi dalam menu masak lemak daging landak berbanding daging dan menu yang lain. Rendang landak 17 menggunakan susu rendah lemak menjadi pilihan panel berbanding masakan daging lembu dan rusa. Kesimpulannya, daging landak dan daging rusa boleh digunakan sebagai alternatif daging lembu dalam masakan bagi meningkatkan nilai komposisi pemakanan. Penambahan susu rendah lemak juga mempengaruhi kandungan nutrien
yang lebih tinggi bagi protein dan kalsium manakala kandungan lemak yang lebih rendah
Knowledge on Lenggong place attractions: Perspectives from local communities
Level of knowledge on place attractions by local community is crucial in
transforming and promoting a destination as tourist attractions. The
purpose of this study is to find out the level of knowledge and perceptions
on Lenggong Valleys’ place attributes and attractions from local
communities. Lenggong Valley which has unique and outstanding
archeogeological and heritage products, has been declared as a world
heritage site on 30th June 2012 by UNESCO, a worldwide organization for
educational, scientific, and culture. Unfortunately, the finding of a survey
on 500 residences in Lenggong Valley area shows that, the knowledge of
the locals on Lenggong place attractions is low. About 67.8% did not know
the Toba volcanic ash in Bukit Sapi and 65.6% never knew the existing of
Bukit Bunuh, an area with exposed impactites since Middle-Early
Pleistocene. Since their understanding is less inclusive, this paper will
suggest several activities such as heritage fair, site tour and mobile
exhibition for further actions by destination manager. It is the intention of
this paper to bring to discussion these issues as part of strategies to
develop and improve Lenggong’s competitive advantages as one of the
world’s popular tourism destinations in the future
Fresh Water Fish Intake And Dishes Preferences Among Local Community: A Preliminary Study Of Tourists attraction in traditional dishes for homestay Kampung Batu Ring, Beng, Lenggong, Perak
Local foods is a vital element that helping and creating a sense of ‘place’
and heighten destination appeal. Local foods produce adds authenticity to
the tourists for sharing experience and attract them to come to those place.
Traditional food or local food is a parts of variety culture in Malaysia. It
shows that the local community has its own uniqueness. Therefore it should
be opened and sharing together either between the local community from
other states or from the tourist views for attractions the places. An objective
of the study were ; (1) To identify the type of freshwater fish intake, (2) To
determine dishes preference using freshwater fish among villagers at
Homestayed Kampung Batu Ring, Beng, Lenggong. The study was conducted
through questionnaires to 25 respondents in the village. The result showed
that common freshwater fish consumed are Tengalan (Puntius wool), Loma
(Thynnichthys thynnoides), Terbol (Osteochilus hasselti) and others fish such
as Catfish, Tilapia, Kaloi, Baung and Patin. The most popular fresh water
fish is responds for Tengalan fish. This fish when cooked with coconut gravy
(masak lemak) is the most preference dishes indicated by respondents.
Therefore, fresh water fish and traditional dishes that already exist there and
has been a natural culture among villagers shall point out for promoting
Lenggong city for tourism such as homestay program. These finding is
important in branding Lenggong as a World Heritage Site