501 research outputs found

    Estimasi Populasi Orang Utan dan Model Perlindungannya di Kompleks Hutan Muara Lesan Berau, Kalimantan Timur

    Full text link
    Orang utan (Pongo pygmaeus) adalah satwa langka yang dilindungi dengan penyebaran yang sangat terbatas di Sumatera dan Kalimantan. Dengan terbatasnya habitat dan populasi orang utan yang termasuk dalam kawasan konservasi, terjadinya degradasi hutan yang berdampak penting bagi habitat dan populasi, maka kawasan hutan di luar kawasan konservasi menjadi penting untuk pelestarian orang utan. Dalam hal ini hutan produksi telah diketahui sebagai ekosistem esensial untuk tujuan pelestarian. Populasi orang utan yang diteliti di kawasan Muara Lesan eks HPH PT Alas Helau seluas 12.228 ha dilakukan dengan metode penghitungan sarang. Penghitungan sarang dilakukan dalam jalur yang dibuat pada transek 500-1000 m. Dengan panjang total jalur 28 km, areal survei setara dengan 5,7% luas kawasan. Kerapatan populasi orang utan di Muara Lesan berkisar antara 1,92-7,13 individu/km² (rata-rata 3,69 individu) dengan jumlah total populasi 365-450 individu. Estimasi populasi dengan metode penghitungan sarang ini dipengaruhi oleh umur sarang yang mencapai 285 hari, potensi pohon pakan, perilaku pergerakan, termasuk migrasi serta kondisi habitat. Berdasarkan jumlah total populasi, orang utan di kawasan ini tergolong dalam populasi kritis. Perlindungan habitat dan populasi orang utan di kawasan HPH di Kalimantan, dalam pengelolaannya harus menetapkan wilayah konservasi yang cukup atau mengusulkan ekosistem esensial bagi habitat dan populasi orang utan di areal eks HPH yang tidak dikelola menjadi kawasan konservasi

    Sebaran Dan Potensi Keruing (Dipterocarpus Spp.) Di Pulau Siberut, Sumatera Barat

    Full text link
    Distribution and Potency of Keruing (Dipterocarpus spp.) on the Island of Siberut, West Sumatra. Nur. M. Heriyanto and M. Bismark. Distribution and potency of Dipterocarpus spp. (keruing) were studied in Siberut Biosphere Reserve area, covering Sot Boyak and Bekemen forest village, Siberut National Park, West Sumatra. Six research plots of 50 m x 50 m (0.25 ha) were laid down. The results showed that Dipterocarpus spp. density at the tree level were 31 trees/ha at Sot Boyak and 38 trees/ha at Bekemen forest village with important value index of 63.83% and 77.54% respectively. The strongest association of other trees to Dipterocarpus spp. were Hopea dryobalanoides Miq., Baccaurea bracteata Muell. Arg. and Endospermum diadenum Miq. as reflected respectively by 0.69, 0.67 and 0.56 of Ochiai index. Dipterocarpus spp. were commonly located on the slopes and ridges. The best grouping was on 50-59% Slopes. Slope relationship with the population distribution of Dipterocarpus spp. showed by the equation of Y = 5.83 ln (x) + 3.44 with R2 = 0.90. Regeneration of Dipterocarpus spp. in natural forest is highly dependent on the recruitment population. Saplings recruitment population was 556 individuals/ha, and seedling was 3,434 individual/ha

    Status Populasi Dan Kondisi Habitat Surili {Presbytis Comatd) Di Cagar Alam Situ Patengan, Jawa Barat*[the Population Status and Habitat Condition of Grizzled Leaf Monkey, Presbytis Comata in Situ Patengan Nature Reserve, West Java]

    Full text link
    Population and habitat survey was conducted in June-July 2000, at Situ Patengan Nature reserve, which aimed to record the current population data and habitat conditions. We recorded seven groups of grizzled leaf monkey/surili occurred at nature reserve, with number of 3 individual were vary between 4-8 individual each group and population density of 17/km . Sex ratio of individuals were 1:1.86, with percentage of age structures consisted of 17.95% adult male, 33.33% adult female, 25.64% juvenile, 20.51% offspring and 2.56% infant. Vegetation analysis recorded 56 species of plants found in the reserve. Some of the species were dominance, i.e. pasang (Quercus sp.), kihiur {Castanopsis javanica) and puspa {Schima walichii). Since population survey were conducted by Ruhiyat (1983) with population 2 3 density of 35 individuals/km and Adriana (1995) with population density of 3.5 individuals/km , the population density of the monkeys shown trend of decreasing. The reserve, located adjacent with some plantation areas and production forest area of Perum Perhutani, isolated the forest. This condition predicted as a potential threat to the habitat and population of the monkeys. The monkey's population will be a doomed population in the future

    Analisis Keberlanjutan Pengelolaan Hutan Lindung Mangrove di Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat

    Full text link
    Hutan lindung mangrove mempunyai fungsi dan manfaat secara ekonomi, ekologi dan sosial. Pengelolaannya memerlukan perencanaan yang dapat menjamin keberlanjutan fungsi dan manfaat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberlanjutan pengelolaan hutan lindung mangrove dan menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengelolaan hutan lindung mangrove yang berkelanjutan. Analisis data menggunakan RAP-Mpforest dengan metode multidimensional scaling (MDS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa status keberlanjutan pengelolaan hutan lindung mangrove di Kecamatan Batu Ampar adalah cukup berkelanjutan (54,59%) pada kriteria ekologi; dan kurang berkelanjutan pada kriteria ekonomi (34,06%) dan kriteria sosial (42,03%). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberlanjutan pengelolaan hutan lindung mangrove meliputi: (1) penataan batas kawasan; (2) kesesuaian Peruntukan kawasan; (3) ketersediaan bibit tanaman mangrove; (4) perlindungan terhadap flora dan fauna; (5) pendapatan pemerintah dari pengelolaan dan pemanfaatan hutan lindung mangrove; (6) tingkat pendapatan masyarakat sekitar hutan; (7) mekanisme resolusi konflik lahan yang efektif; dan (8) praktek budaya lokal dalam pelestaria hutan lindung mangrove; (9) ketersediaan organisasi masyarakat dalam pengelolaan hutan lindung mangrove; dan (10) keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan lindung mangrove. Perencanaan pengelolaan yang tidak mempertimbangkan kesepuluh faktor tersebut secara seimbang tidak akan menjamin keberlanjutan pengelolaan hutan lindung mangrove di Batu Ampar
    • …
    corecore