298 research outputs found
Kekuatan Mengikat Putusan Ajudikasi Khusus Ombudsman
Ombudsman Republik Indonesia merupakan lembaga negara yang bertugas melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan publik serta memiliki kewenangan dalam melakukan penyelesaian sengketa pelayanan publik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan mengikat putusan Ajudikasi Khusus oleh Ombudsman serta mengenai upaya hukum terhadap putusan Ajudikasi Khusus tersebut berdasarkan Peraturan Ombudsman Nomor 31 Tahun 2018 tentang Mekanisme dan Tata Cara Ajudikasi Khusus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian normative dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa putusan Ajudikasi Khusus Ombudsman ini hampir sama dengan rekomendasi yang diterbitkan oleh Ombudsman, sedangkan berdasarkan Peraturan Ombudsman No. 31 Tahun 2018, putusan Ajudikasi Khusus Ombudsman ini bersifat final dan mengikat. Adapun Peraturan Ombudsman ini tidak terdapat pasal yang menjelaskan mengenai upaya hukum yang dapat ditempuh oleh pihak bersengketa terhadap putusan Ajudikasi Khusus Ombudsman tersebut. Peraturan Ombudsman Nomor 31 Tahun 2018 tentang Mekanisme dan Tata Cara Ajudikasi Khusus ini masih sangat perlu dilakukan pengkajian dan penjelasan lebih lanjut secara detail dan terperinci terkait upaya hukum terhadap putusan Ajudikasi Khusus
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Diskusi Pada Pembelajaran PKn Kelas V SD Inpres 3 Kayu Agung
Penelitian ini berjudul peningkatan hasil belajar siswa melalui metode diskusi pada pembelajaran PKn kelas V SD Inpres 3 kayu agung. Masalah yang ditemukan yaitu rendahnya hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas V SD Inpres 3 kayu agung melalui metode diskusi. Penelitian ini mengikuti jenis penelitian tindakan kelas yang bersiklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Data yang diambil dari penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif . hasil penelitian siklus I diperoleh tuntas individu 8 orang dan tidak tuntas individu 10 orang dengan presentase daya serap klasikal 67,77% dan ketuntasan belajar 44,44%. Pada siklus II d peroleh peningkatan pada ketuntasan individu menjadi 18 orang dengan presentasi daya serap klasikal 91,11% dan presentase ketuntasan belajar 100%. Data kualitatif pada siklus I aktifitas guru diperoleh persentase nilai rata-rata 67,04% pada siklus II mengalami peningkatan untuk aktivitas guru dengan persentase rata-rata 94,32%. Begitu pula pada aktivitas siswa mengalami peningkatan persentase nilai rata-rata 94,04%. Dengan demikian bahwa penggunaan metode diskusi di kelas V SD Inpres 3 kayu agung dapat meningkatkan hasil belajar PKn
Peningkatan Kemampuan Anak Menulis Kalimat Tegak Bersambung Melalui Metode Latihan di Kelas II SD Inpres 3 Bolapapu
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui metode latihan dapat meningkatkan kemampuan anak menulis kalimat tegak bersambung di kelas II SDN Inpres 3 Bolapau. Tujuan penelitian untuk meningkatkan kemampuan anakĀ menulis kalimat tegak bersambung melalui metode latihan di kelas II SD Inpres 3 Bolapapu. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Adapun tahapan dalam penelitian ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi hasil belajar siswa, hasil observasi aktivitas guru dan siswa yang diambil dari lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi aktifitas siswa, serta hasil wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada tindakan siklus I diperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar 53,8%, namun hasil belajar tersebut belum mencapai indikator capaian yakni 80%, maka dilanjutkan pada siklus II. Pada tindakan pelaksanaan siklus II diperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar 92,3%, terdapat 12 siswa yang tuntas dari 13 siswa yang mengikuti tes dan terjadi peningkatan sebesar 38,5% dari hasil pelaksanaan siklus I. Aktifitas guru, meningkat dari 57,6% pada siklus I menjadi 85,8% pada siklus II. Aktifitas belajar siswa meningkat dari 52% pada siklus I menjadi 80% pada siklus II. Dengan demikian, dapatĀ disimpulkan bahwa melalui metode latihan dapat meningkatkan kemampuan anak menulis kalimat tegak bersambung melalui metode latihan di kelas II SDN Inpres 3 Bolapapu
Pengaruh Strategi Pembelajaran Elaborasi Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Guppi Samata Kabupaten Gowa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Rata-rata kenaikan hasil pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran elaborasi adalah 2,663%. Sedangkan rata-rata kenaikan hasil pemahaman konsep matematika siswa yang diajar tanpa menggunakan strategi pembelajaran elaborasi adalah 1,550%, (2) Rata-rata motivasi belajar siswa yang diajar menggunakan strategi pembelajaran elaborasi adalah 8,225%. Sedangkan rata-rata motivasi belajar siswa yang
diajar tanpa menggunakan strategi pembelajaran elaborasi adalah 7,960%, (3) Terdapat pengaruh antara strategi pembelajaran elaborasi terhadap pemahaman konsep
matematika siswa kelas VII SMP Guppi Samata, (4) Terdapat pengaruh antara motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas VII SMP Guppi Samata, (5) Tidak terdapat pengaruh
interaksi antara strategi pembelajaran elaborasi terhadap pemahaman konsep matematika ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas VII SMP Guppi Samata
Determinan Aktivitas Fisik pada Aggregate Dewasa
This study aims to analyze the determination of physical activity in adult aggregates in Lhokseumawe City. The research design used was a descriptive correlation with a cross-sectional approach. The results showed that the majority of respondents were adults (26-35 years old) that is 61 people (62.9%), female 69 people (71.1%), higher education level 74 people (76.3%), working does not depend on time, namely, 36 people (37.1%), living in urban areas, namely 90 people (92.8%), and having a monthly income of <Rp 3,165,030, namely 69 people (71.1%). Variables related to physical activity were age (p=0.003), perceived benefits and barriers (p=0.024), and self-efficacy (p=0.000). The most dominant factor about physical activity in respondents was age, with an odds ratio of 4.622 (95% CI: 1.759-12.143). In conclusion, the most significant determinant of physical activity in the adult aggregate is age.
Keywords: Aggregate Adults, Determinants of Physical Activit
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PESERTA DIDIK DI SMAN 11 MAKASSAR
Penelitian ini adalah penelitian survei yang bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas XI MIPA SMAN 11 Makassar dalam pembelajaran fisika pada tahun ajaran 2021/2022. Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu keterampilan berpikir kritis peserta didik. Sampel penelitian yaitu peserta didik kelas XI MIPA di SMAN 11 Makassar yang berjumlah 125 orang. Indikator keterampilan berpikir kritis yang diteliti meliputi interpretasi, analisis, dan inferensi. Data hasil penelitian diperoleh dengan cara memberikan tes keterampilan berpikir kritis. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif. Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata keterampilan berpikir kritis peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal fisika berada pada kategori rendah, dimana 67 peserta didik berada dalam kategori rendah dengan persentase 53,6%. Untuk indikator interpretasi berada pada kategori sangat rendah dengan persentase 20%, serta analisis dan inferensiĀ berada pada kategori rendah dengan persentase masing-masing 40%
Pengalaman Pemanfaatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada Agregat Dewasa dengan Tuberculosis Paru
This study explores the experience of using healthcare facilities in the aggregate of adults with pulmonary tuberculosis. The type of research used is qualitative research with a phenomenological approach. The study's results identified three themes: visiting healthcare facilities due to increased disease severity, visiting healthcare facilities to get further services, and visiting healthcare facilities despite being embarrassed and afraid. In conclusion, this study provides an overview of how the concept of the Health Belief Model about perceived severity makes a person with Pulmonary TB engage in Health Seeking Behavior, in this case, focusing on the desire to visit healthcare facilities.
Keywords: Health Belief Model, Health Seeking Behavior, Pulmonary Tuberculosi
- ā¦