221 research outputs found
Pelaksanaan Pemborongan Pekerjaan Atau Outsourcing dalam Perjanjian Kerjasama antara PT. Export Leaf Indonesia dengan Koperasi Lamina Berdasarkan Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pemborongan pekerjaan atau outsourcing dalam perjanjian kerjasama antara dengan PT. Export Leaf Indonesia dengan Koperasi Lamina berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan perjanjian kerja antara Perusahaan dengan Koperasi dan antara Koperasi dengan Karyawan yang ditempatkan di Perusahaan dan kendala dalam proses perjanjian kerja tersebut.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian yuridis sosiologis atau non doktrinal yang mempergunakan data primer dan di dukung dengan data sekunder. Penelitian ini mengambil lokasi di PT Export Leaf Indonesia di Sukoharjo serta Koperasi Lamina, dengan jenis data meliputi data primer dan data sekunder, sumber data meliputi Sumber Data primer dan sumber data Sekunder terdiri dari Bahan Hukum Primer, Bahan Hukum Sekunder serta Bahan Hukum Tersier. Metode pengumpulan data melalui metode Wawancsara sertan Studi Pustaka. Analisis data dilakukan adalah model analisis interaktif yaitu model analaisis data yang dilaksanakan dengan menggunakan tiga tahap/komponen berupa reduksi data, sajian data serta penarikan kesimpulan/verivikasi.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian yuridis sosiologis atau non doktrinal yang mempergunakan data primer dan di dukung dengan data sekunder. Penelitian ini mengambil lokasi di PT Export Leaf Indonesia di Sukoharjo serta Koperasi Lamina, dengan jenis data meliputi data primer dan data sekunder, sumber data meliputi Sumber Data primer dan sumber data Sekunder terdiri dari Bahan Hukum Primer, Bahan Hukum Sekunder serta Bahan Hukum Tersier. Metode pengumpulan data melalui metode Wawancsara sertan Studi Pustaka. Analisis data dilakukan adalah model analisis interaktif yaitu model analaisis data yang dilaksanakan dengan menggunakan tiga tahap/komponen berupa reduksi data, sajian data serta penarikan kesimpulan/verivikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembuatan perjanjian kerja waktu tertentu serta pelaksanaannya pada Perusahaan PT. Export Leaf Indonesia ini sudah sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. KEP.100/MEN/VI/2004 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Pejanjian Kerja Waktu Tertentu. Bentuk perjanjian kerja waktu tertentu di PT. Export Leaf Indonesia adalah tertulis. sudah memenuhi syarat sahnya perjanjiankerja sesuai ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata. Serta sudah mengikutsertakan tenaga kerjanya pada program Jamsostek seperti diatur dalam UU No. 3 Tahun 1992. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan perjanjian kerja antara Perusahaan dengan Koperasi dan antara Koperasi dengan Karyawan yang ditempatkan di Perusahaan dan apa menjadi kendala dalam proses perjanjian kerja tersebut adalah Faktor Intern : yang berasal dari Karyawan Outsourcing serta Lingkup Perusahaan sendiri serta Faktor ekstern : kurangnya pengawasan dari pemerintah akan pelaksanaan Perjanjian kerja untuk waktu tertentu serta kurangnya sosialisasi tentang Undang-Undang Ketenagakerjaan terhadap karyawan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembuatan perjanjian kerja waktu tertentu serta pelaksanaannya pada Perusahaan PT. Export Leaf Indonesia ini sudah sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. KEP.100/MEN/VI/2004 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Pejanjian Kerja Waktu Tertentu. Bentuk perjanjian kerja waktu tertentu di PT. Export Leaf Indonesia adalah tertulis. sudah memenuhi syarat sahnya perjanjiankerja sesuai ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata. Serta sudah mengikutsertakan tenaga kerjanya pada program Jamsostek seperti diatur dalam UU No. 3 Tahun 1992. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan perjanjian kerja antara Perusahaan dengan Koperasi dan antara Koperasi dengan Karyawan yang ditempatkan di Perusahaan dan apa menjadi kendala dalam proses perjanjian kerja tersebut adalah Faktor Intern : yang berasal dari Karyawan Outsourcing serta Lingkup Perusahaan sendiri serta Faktor ekstern : kurangnya pengawasan dari pemerintah akan pelaksanaan Perjanjian kerja untuk waktu tertentu serta kurangnya sosialisasi tentang Undang-Undang Ketenagakerjaan terhadap karyawan.
Kata Kunci : pemborongan, Outsourcing, PT. Export leaf, Tentang ketenagakerjaan
Kata Kunci : pemborongan, Outsourcing, PT. Export leaf, Tentang ketenagakerjaa
Prevention of mens rea corruption of prospective legislators in Indonesia from a psychological perspective
The purpose of this study is to analyze how to prevent mens rea corruption candidates for legislators in Indonesia with a psychological approach with the concept of conformity. The results showed that there were legislative candidates who had received permanent verdicts as corruptors but nominated themselves as legislative members. Psychology approach emphasizes the aspect of mens rea. Simultaneously in addition to a juridical approach in the form of punishment, also a psychological approach in the form of inculcation of local cultural values, and to be effective, real cooperation is carried out between the government, business activists, and academics
Alat Bantu Ajar Mata Kuliah Fuzzy Logic pada Pokok Bahasan Metode Sugeno Berbasis Multimedia
Metode Sugeno merupakan salah satu metode dari logika samar, Output (konsekuen) pada penalaran berupa konstanta atau persamaan linear. Dari hasil nilai mid semester pada mata kuliah Fuzzy Logic terdapat 58% dari 79 mahasiswa mendapatkan nilai kurang baik yaitu < 60 pada mata kuliah Fuzzy Logic. Dari hasil koesioner yang disebarkan terdapat 86% dari 30 mahasiswa yang mengambil mata kuliah Fuzzy Logic khususnya materi metode sugeno tidak paham materi perkuliahan , sehingga metode sugeno perlu dipelajari dan dibuat semenarik mungkin sehingga merangsang mahasiswa untuk melakukan penjelajahan informasi sesuai kemampuannya dan melakukan proses belajar mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk membantu mahasiswa memahami materi metode sugeno dan penyelesaian studi kasus pada model metode sugeno.Subjek dalam penelitian ini adalah aplikasi multimedia sebagai media pembelajaran Fuzzy Logic untuk materi metode sugeno. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode studi pustaka, metode wawancara, metode observasi dan metode kuesioner. Aplikasi disusun dengan prosedur yang mencakup mendefinisikan masalah, merancang konsep, merancang isi, merancang naskah, merancang grafis, memproduksi sistem, uji sistem dengan black box dan alpha test.Hasil penelitian ini adalah aplikasi multimedia sebagai Media Pembelajaran metode sugeno. Berdasarkan hasil uji coba tersebut dapat disimpulkan bahwa aplikasi pembelajaran ini dapat membantu kesulitan mahasiswa dalam penyelesaian metode sugeno dan dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran Fuzzy Logic untuk materi metode sugeno
Penerapan Modus Pengalamatan dan Operasi Aritmatika pada Mikroprosesor Intel 8088/8086
Mikroprosessor merupakan salah satu bagian penting dalam mesin komputer dimana instruksi-instruksi dieksekusi. Dalam pembelajaran ilmu komputer, komunikasi dan cara kerja antar komponen dalam mikroprosessor merupakan bagian yang penting. Salah satu topik utamanya adalah pengalamatan register dan proses aritmatika yang terjadi dalam mikroprosessor, dan dapat diajarkan dengan bantuan simulasi. Jika ada suatu aplikasi yang dapat memberikan suatu simulasi mengenai pengalamatan register dan proses aritmatika dalam mikroprosessor, tentu akan lebih mudah untuk memahami cara kerja mikroprosesor
Identifikasi Geografis Penyebaran Lahan Pertanian Unggulan di Kecamatan Argapura Menggunakan Gis Berbasis Mobile Android
The development of globalization has its rapid progress. The world of IT is closely related to smartphones, so much of its impact in the aspects of life. Agricultural and Fishery Extension Service Hall Argapura Subdistrict is one of the majalengka district government institutions which is engaged in Agriculture, Fisheries and Forestry. BP3K must be able to adapt to technological advances, which is able to provide information in realtime indefinitely with the use of android and internet network. This way the solution to convey information development of agricultural land argapura region to the community
Berbagai Taraf Pemberian Pupuk SS dan Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tembakau Payakumbuh
Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kota Payakumbuh merupakan sentra tanaman tembakau di Sumatera Barat. Pertumbuhan tanaman tembakau yang baik dapat dilakukan dengan menambah unsur hara yang berupa pupuk. Pupuk SS (Superstikpos) merupakan pupuk Mono Amonium Phospat dengan rumus NH4(H2PO4) dimana kandungan Nitrogennya 16%, Phospor 20% dan Belerang 12%. Dosis pupuk yang diberikan pada tembakau Payakumbuh varietas Rudau Gadang dan Rudau Teleng) adalah 92 - 138 kg N/ha, 36 kgP2O5 /ha dan 46 kg K2O/ha dimana pemupukan ini dilakukan pada lahan yang sering ditanaman tembakau. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial dua faktor 4 x 3 yang disusun menurut Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 kali ulangan. Data hasil pengamatan dianalisis secara statistika dengan menggunakan sidik ragam (uji F) untuk Rancangan Acak Kelompok (RAK). Apabila berbeda nyata, dilanjutkan dengan DMRT pada taraf 5%. Sebagai data tambahan dilakukan pengujian kadar nikotin pada masing-masing perlakuan. (data diuji dengan atistika). Pemberian pupuk SS dengan dosis 100 kg/ha atau 200 kg/ha dan pemberian pupuk kandang dosis 30 ton/ha pengaruhnya paling tinggi terhadap Indeks Luas Daun. Pemberian pupuk SS dengan dosis 150 kg/ha dan pemberian pupuk kandang dosis 10 ton/ha pengaruhnya paling rendah terhadap Indeks Luas Daun. Pemberian pupuk SS dengan dosis 100 kg/ha dan pemberian pupuk kandang dosis 30 ton/ha pengaruhnya paling tinggi terhadap Berat Basah dan Berat Kering daun tembakau. Pemberian pupuk SS dengan dosis 150 kg/ha dan pemberian pupuk kandang dosis 10 ton/ha pengaruhnya paling rendah terhadap Berat Basah Daun. Pemberian pupuk SS dengan dosis 250 kg/ha dan pemberian pupuk kandang dosis 10 ton/ha pengaruhnya paling rendah terhadap Berat Kering Daun
The influence of initial mass segregation on the runaway merging of stars
We have investigated the effect of initial mass segregation on the runaway
merging of stars. The evolution of multi-mass, dense star clusters was followed
by means of direct N-body simulations of up to 131.072 stars. All clusters
started from King models with dimensionless central potentials of 3.0 <= W_0 <=
9.0. Initial mass segregation was realized by varying the minimum mass of a
certain fraction of stars whose either (1) distances were closest to the
cluster center or (2) total energies were lowest. The second case is more
favorable to promote the runaway merging of stars by creating a high-mass core
of massive, low-energy stars. Initial mass segregation could decrease the
central relaxation time and thus help the formation of a high-mass core.
However, we found that initial mass segregation does not help the runaway
stellar merger to happen if the overall mass density profile is kept constant.
This is due to the fact that the collision rate of stars is not increased due
to initial mass segregation. Our simulations show that initial mass segregation
is not sufficient to allow runaway merging of stars to occur in clusters with
central densities typical for star clusters in the Milky Way.Comment: 25 pages, 9 figures, 3 tables, accepted for publication in Ap
Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Metode Performance Prism dan Scoring Objective Matrix (Omax) pada PT. Bpas
Kinerja merupakan suatu tampilan keadaan secara utuh atas Perusahaan selama periode waktu tertentu. PT. BPAS adalah sebuah Perusahaan yang bergerak dalam bidang industri papan semen. Selama ini sistem pengukuran kinerja di PT. BPAS belum merepresentasikan kinerja organisasi secara komprehensif dan integratif. Oleh sebab itu pengukuran kinerja perlu dilakukan pada PT. BPAS dengan menggunakan metode Performance Prism dan Scoring OMAX agar dapat meningkatkan kinerja Perusahaan secara maksimal. Performance Prism merupakan pengukuran yang terintegrasi, meliputi seluruh aspek Perusahaan (stakeholder) yang menyangkut kepuasan stakeholder dan kontribusi stakeholder, strategi, proses dan kapabilitas kepada Perusahaan. Pengukuran kinerja dalam penelitian ini akan dilakukan secara bertahap dengan menggunakan beberapa metode antara lain pembobotan dengan Analytical Hierachy Process (AHP) untuk mengetahui skala nilai prioritas setiap KPI, Scoring System dengan metode Objectives Matrix (OMAX) dan Traffic Light System untuk mengetahui level setiap KPI pada Perusahaan di tingkat korporasi. Dari hasil pengukuran kinerja pada PT. BPAS terdapat 16 KPI yang telah sesuai dengan harapan, 19 KPI yang masih memiliki performa yang cukup namun perlu diperhatikan dan 5 KPI yang memiliki performa sangat rendah. Sehingga didapatkan kesimpulan yaitu Perusahaan perlu memperbaiki 5 KPI kinerja agar Perusahaan dapat meningkatkan keseluruhan kinerjanya secara maksimal
- …