24 research outputs found
Profil Penyimpanan Vaksin Imunisasi Dasar Lengkap di Puskesmas Terdampak Gempa Bumi Lombok
Bencana alam gempa bumi yang melanda Pulau Lombok pada Agustus 2018 mengakibatkan kerusakan berat dan kerusakan sedang pada puskesmas Se-Kabupaten Lombok Utara dan beberapa puskesmas di Kabupaten Lombok Timur. Kerusakan sarana dan prasarana di puskesmas dapat berpengaruh pada penyimpanan vaksin Imunisasi Dasar Lengkap (IDL). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penyimpanan vaksin Imunisasi Dasar Lengkap di puskesmas yang terdampak gempa bumi Lombok. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional deskriptif dengan pendekatan secara cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Se-Kabupaten Lombok Utara dan beberapa Puskesmas di Kabupaten Lombok Timur yang terdampak gempa pada bulan Mei-Juli 2019 dengan total sebanyak 22 puskesmas. Penelitian ini menggunakan lembar observasi yang telah divalidasi dengan 3 indikator, yaitu sarana prasarana, keadaan lemari es dan pengelolaan vaksin. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyimpanan vaksin Imunisasi Dasar Lengkap pada 8 puskesmas di Kabupaten Lombok Utara menunjukan rata-rata kategori baik (87,87%), dan 14 Puskemas di Kabupaten Lombok Timur menunjukkan rata-rata kategori baik (79%). Kesimpulan pada penelitian ini adalah penyimpanan vaksin Imunisasi Dasar Lengkap di Puskesmas terdampak gempa bumi Lombok termasuk dalam kategori baik
Kajian Farmakovigilans Pada Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Jalan RSUD Provinsi NTB
Hipetensi adalah suatu kondisi dimana tekanan darah meningkat di atas normal atau mencapai 140/90 mmHg. Farmkovigilans didefinisikan sebagai ilmu dan aktivitas yang berkaitan dengan deteksi, penilaian, pemahaman, dan pencegahan efek samping atau terkait dengan masalah obat lainnya. Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang membutuhkan pengobatan dalam jangka panjang yang dapat berpotensi muculnya suatu efek samping obat pada pasien, sehingga perlu dilakukannya pemahaman mengenai efek samping obat yang bertujuan untuk meminimalkan gejala kronis yang mengganggu aktifitas normal dan terjaminnya kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui kajian Farmakovigilans pada Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Jalan RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini menggunakan metode desain penelitian observasional analisis deskriptif, bersifat cross sectional. Jumlah sampel penelitian sebanyak 58 responden yang diambil dengan pengambilan sampel secara purposive sampling dengan menggunakan algoritma Naranjo. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil skoring ADRs menggunakan Algoritma Naranjo yang paling banyak mengalami ADRs yaitu pada kategori Doubtful sebanyak 29 responden (50%). Penggunaan obat antihipertensi menimbulkan berbagai macam kejadian ADR berupa pusing, kelelahan dan kesulitan tidur. Kejadian ADR dengan skala ukur algoritma narajo terkait penggunaan obat antihipertensi masuk dalam kategori doubtful (ragu-ragu)
Evaluasi Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Kombinasi Anti Diabetik Oral-Oral Di RSUD Provinsi NTB
Background: based on data from the Ministry of Health NTB, the prevalence of Diabetes Mellitus in West Nusa Tenggara in 2020 is around 59,606 people divided into 10 regencies and cities. The highest prevalence of diabetes is type 2 diabetes mellitus (DMT2). One way to assess the success of T2DM therapy is to measure quality of life using Quessionnair's Diabetic Quality Of Life Clinical Trial (DQLCTQ) questionnaire. The purpose of the study: to evaluate the quality of life of DMT2 patients who received oral-oral antidiabetic combination at West Nusa Tenggara Provincial Hospital. Method: observational analytic with Cross Sectional design with Concurrent patient data collection. Samples: 56 T2DM patients. The results of the study: on the characteristics of respondents there was no difference in quality of life on gender, age, occupation and length of suffering from T2DM. Patients who received the combination of metformin and glimepiride had a quality of life score of 71.84, while patients who received the combination of metformin and glimepiride 74.77. Research conclusion: statistical test with independent sample t-test showed no significant difference between the two groups (p = 0.268)
MEMASYARAKATKAN TANYA LIMA O DI TAMAN UDAYANA KOTA MATARAM
ABSTRAK“Tanya Lima O” merupakan salah satu program dari Kementerian Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan Provinsi dan Kota yaitu GeMa CerMat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat). Melalui tagline ini diharapkan masyarakat dapat lebih aktif lagi dalam mencari informasi tentang obat, tidak hanya pada tenaga kesehatan, namun juga dapat diperoleh dari sumber lain yang valid dan dapat dipercaya. Demi tercapainya penggunaan obat yang bermutu dan aman, keterlibatan masyarakat secara aktif sangat diharapkan. Pada kegiatan ini yang menjadi target sasaran adalah masyarakat yang sedang mengikuti kegiatan car free day di Taman Udayana Mataram. Metodenya berupa penyuluhan interaktif dengan para peserta, diskusi dan tanya jawab dibantu dengan kuesioner. Rata-rata pengetahuan masyarakat yang didapatkan setelah dilakukan pengukuran sebesar 69,21% yang termasuk kategori tingkat pengetahuan cukup. Hal ini menunjukkan bahwa penyuluhan masih harus sering dilakukan karena penyuluhan yang dilakukan terbukti efektif untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat. Setelah kegiatan program pengabdian kepada masyarakat pada masyarakat ini terlaksana, masyarakat menjadi mengerti dan paham tentang penggunaan obat sejak dini (Tanya Lima O) dengan metode demonstrasi dan tanya jawab. Penting untuk disadari bahwa obat merupakan substansi yang tidak hanya dapat memberikan manfaat, tetapi juga bahaya. Obat hanya akan memberikan manfaat jika digunakan dalam cara pakai yang benar. Dengan pengetahuan yang benar, masyarakat akan dapat memperoleh manfaat maksimal dari obat dan dapat meminimalkan segala hal yang tidak diinginkan yang dapat terjadi akibat pemakaian suatu obat. Kata kunci: Tanya Lima O; GeMa CerMat; masyarakat; pengetahuan. ABSTRACT“Tanya Lima O” is one of the programs of the Indonesian Ministry of Health and the Provincial and City Health Offices, namely GeMa CerMat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat). Through this tagline, it is hoped that the public will be more active in seeking information about drugs, not only from health workers, but also from other valid and reliable sources. In order to achieve the use of quality and safe medicines, active community involvement is highly expected. In this activity the target audience is the community who are participating in car free day activities at Taman Udayana Mataram. The method is in the form of interactive counseling with participants, discussions and questions and answers assisted by questionnaires. The average knowledge of the community that was obtained after measurements were 69.21% which was included in the category of sufficient level of knowledge. This shows that counseling must still be carried out frequently because the counseling that has been carried out has proven to be effective in increasing public knowledge. After the community service program activities for the community were carried out, the community became aware and understood about the use of drugs from an early age (Tanya Lima O) with demonstration and question and answer methods. It is important to realize that medication is a substance that can not only provide benefits, but also harm. Drugs will only provide benefits if used in the correct way of use. With the right knowledge, the public will be able to get the maximum benefit from the drug and can minimize all unwanted things that can occur due to the use of a drug. Keywords: Tanya Lima O; GeMa CerMat; public; knowledge
PENGARUH PEMAKAIAN KOMBINASI MINYAK JINTEN HITAM (Nigella sativa) dan MADU (Apis mellifera) SEBAGAI ANTI-ACNE SECARA TOPIKAL PADA SUKARELAWAN WANITA
Acne mostly affects teenagers with prevalence of 85%. Changing habits of cosmetics may affect the incidence of acne vulgaris. Healing acne can use herbal ingredients such as black cumin oil and honey. Black cumin oil effective for treating mild acne vulgaris and moderate acne vulgaris. Honey has property that can kill the bacteria Propionibacterium acnes. The purpose of this study is to determine the anti-acne activity in use of black cumin oil and honey combination in 1:1 ratio for 14 days in women. This study included experimental study with pre-post treatment study design. There are 2 groups, control group (six women volunteer) and treatment group (six women volunteer). For 14 days, control group use chemical drugs anti-acne, while treatment group use black cumin oil and honey combination in 1:1 ratio. Analysis of data used independent sample t-test with confidence interval 95%. The results show that treatment group of women who use black cumin oil and honey combination in 1:1 ratio for 14 days compared with the control group of women there is no difference in reducing the number of parameters black blackheads, white blackheads, papules, pustules, hyperpigmentation, erythema, pruritis, xerosis, desquamation, and sunburn with a value of p> 0.05. The conclusion of this study is the use black cumin oil and honey combination in 1:1 ratio for 14 days has effect as anti-acne in women, but statistically not significant.
PEMBUATAN VIDEO EDUKASI : BERANTAS HOAKS SEPUTAR VAKSIN COVID-19 DI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
ABSTRAKProgram vaksinasi COVID-19 kini telah menyasar masyarakat umum, termasuk anak-anak usia 12 tahun ke atas, ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia. Pada awal 2021 telah tersedia berbagai vaksin untuk COVID-19 di Indonesia, yaitu vaksin buatan Sinovac (CoronaVac), AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, dan Pfizer. Berdasarkan hasil Survei Penerimaan Vaksin COVID-19 di Indonesia, di Kepulauan Nusa Tenggara ada 65–70% responden yang mengetahui rencana Pemerintah untuk melaksanakan vaksinasi COVID-19 dan hanya 58% yang bersedia menerima Vaksin COVID-19. Adanya hoaks seputar Vaksin COVID-19 dapat menurunkan minat masyarakat atau menimbulkan keraguan untuk melakukan vaksinasi COVID-19. Sehingga pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan tujuan sebagai upaya edukasi terkait hoaks dan fakta seputar Vaksin COVID-19 untuk meningkatkan capaian vaksin COVID-19 di masyarakat. Metode yang dilakukan yaitu pembuatan video edukasi hoaks dan fakta seputar Vaksin COVID-19, dan disebarkan melalui media sosial kanal YouTube FIK UMMAT. Target yang diharapkan dapat meningkatkan ketercapaian 100% vaksinasi COVID-19 di Indonesia khususnya di Nusa Tenggara Barat dan di lingkungan Universitas Muhammadiyah Mataram, guna mempercepat tercapainya herd immunity. Kata kunci: hoaks; fakta; vaksin covid-19 ABSTRACTThe COVID-19 vaccination program has now targeted the general public, including children aged 12 years and over, pregnant women, breastfeeding mothers, and the elderly. In early 2021, various vaccines for COVID-19 were available in Indonesia, namely vaccines made by Sinovac (CoronaVac), AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, and Pfizer. Based on the results of the COVID-19 Vaccine Acceptance Survey in Indonesia, in the Nusa Tenggara Islands there were 65–70% of respondents who are aware of the Government's plan to carry out the COVID-19 vaccination and only 58% were willing to receive the COVID-19 Vaccine. The existence of hoaxes about the COVID-19 vaccine can reduce public interest or raise doubts about vaccinating COVID-19. So that this community service is carried out with the aim of being an educational effort related to hoaxes and facts about the COVID-19 vaccine to increase the achievement of the COVID-19 vaccine in the community. The method used is making educational videos of hoaxes and facts about the COVID-19 vaccine, and distributed through social media on the FIK UMMAT YouTube channel. The target is expected to increase the 100% achievement of COVID-19 vaccination in Indonesia, especially in West Nusa Tenggara and at the University of Muhammadiyah Mataram, in order to accelerate the achievement of herd immunity. Keywords: hoax; facts; covid-19 vaccin
Similarity Check: pengaruh pemaikain kombinasi minyak jinten hitam (Nogella sativa) dan madu (Apis Mellifera) sebagai anti-acne secara topikal pada sukarelawan wanita
Jerawat paling sering diderita oleh remaja dengan prevalensi 85%. Kebiasaan berganti-ganti kosmetik dapat mempengaruhi kejadian acne vulgaris. Penyembuhan jerawat dapat menggunakan bahan-bahan herbal seperti minyak jinten hitam dan madu. Minyak jinten hitam efektif untuk mengobati acne vulgaris ringan (mild) dan sedang (moderate). Madu memiliki khasiat dapat membunuh bakteri Propionibacterium acnes. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas anti-acne pada pemakaian kombinasi minyak jinten hitam dan madu dengan perbandingan 1:1 selama 14 hari pada wanita. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental dengan pre-post treatment design study. Terdapat 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol (6 sukarelawan wanita) dan kelompok perlakuan (6 sukarelawan wanita). Selama 14 hari, kelompok kontrol memakai obat kimia anti-acne, sedangkan kelompok perlakuan memakai kombinasi minyak jinten hitam dan madu dengan perbandingan 1:1. Analisis statistika yang digunakan yaitu independent sample t-test dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok perlakuan wanita yang memakai kombinasi minyak jinten hitam dan madu dengan perbandingan 1:1 selama 14 hari dibandingkan dengan kelompok kontrol wanita tidak terdapat perbedaan dalam menurunkan jumlah parameter komedo hitam, komedo putih, papul, pustul, hiperpigmentasi, eritema, pruritis, xerosis, desquamation, dan sunburn dengan nilai p>0,05. Kesimpulan penelitian ini adalah pemakaian kombinasi minyak jinten hitam dan madu dengan perbandingan 1:1 selama 14 hari berefek sebagai anti-acne pada wanita, namun secara statistik tidak bermakna.
Kata Kunci: anti-acne, minyak jinten hitam (Nigella sativa), madu (Apis mellifera)
Deteksi Depresi, Anxietas, dan Stress Pada Remaja Generasi Z Sebagai Upaya Peningkatan Kesehatan Mental
Kesehatan remaja merupakan hal yang sangat penting diperhatikan karena pada masa ini remaja mengalami perubahan fisik, psikologis, dan sosial yang signifikan. Deteksi kesehatan mental pada remaja merupakan langkah penting dalam mengidentifikasi gangguan mental karena perubahan psikologis. instrumen yang banyak digunakan adalah Depression Anxiety Stress Scales (DASS-42), sebuah kuesioner yang dirancang untuk mengukur tingkat depresi, kecemasan, dan stres pada individu. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini melibatkan 90 remaja dari 4 kelas yaitu 2 kelas X dan 2 Kelas XI. Hasil dari pengabdian ini menunjukkan remaja sangat antusias mengikuti program ini dilihat dari kefokusan mereka menjawab kuesioner dan keaktifan mereka dalam bertanya. Pada kegiatan ini menunjukkan hasil bahwa kecemasan adalah masalah gangguan mental tertinggi yang dialami oleh remaja di SMAN 8 yaitu sebanyak 72% remaja.Kata kunci: Depresi, Anxietas, Stress, Gen Z AbstractAdolescent health is a critical area of concern due to significant physical, psychological, and social changes experienced during this period. Detecting mental health issues among adolescents is crucial for identifying psychological disorders. One widely used instrument for this purpose is the Depression Anxiety Stress Scales (DASS-42), designed to measure levels of depression, anxiety, and stress in individuals. This intervention involved 90 adolescents from SMAN 8 across two classes of Grade 10 and two classes of Grade 11. The results of this initiative indicated high enthusiasm among adolescents, as evidenced by their focused participation in answering the questionnaires and their active engagement in discussions. The findings revealed that anxiety was the predominant mental health issue among students, with 72% of adolescents experiencing it at SMAN 8. Key word: Depression, Anxiety, Stress, Gen
EDUKASI EFEK SAMPING OBAT MELALUI KAJIAN FARMAKOVIGILANS PADA MASYARAKAT DI KOTA MATARAM
ABSTRAKKegiatan pengabdian kepada masyarakat ini memiliki judul Edukasi Efek Samping Obat Melalui Kajian Farmakovigilans Pada Masyarakat. Kegiatan ini berlokasi di Taman Sangkareang pada hari Jumat, 30 Maret 2023. Mayarakat yang terdapat pada Taman Sangkareang sejumlah 30 orang. Masyarakat yang menjadi mitra meliputi usia produktif dari rentang 15-65 tahun. Pendidikan terakhir responden memiliki variasi yang beragam. Pendidikan terakhir SMA memiliki jumlah tertinggi yaitu 60%, S1 sebesar 16,67%, dan SMK sebesar 13,33 %. Sedangkan jumlah terendah yaitu D3, SMP dan SD dengan persentase masing-masing 3,33%. Masyarakat yang berkenan menjadi responden diberikan pretest, kemudian responden diberikan leaflet berupa penjelasan mengenai Efek Smaping obat melalui Kajian Farmakovigilans. Setelah itu, responden diberikan posttest. Pemberian pretest dan postetst ini bertujuan agar dapat mengetahui tingkap pemahaman responden terhadap materi yang diberikan. Hasil pretest didapatkan peresentase sebesar 69,67% jawaban yang sesuai. Sedangkan setelah pemberian edukasi, pengetahuan masyarakat dapat meningkat dilihat dari hasil posttest sebesar 83,08%. Hal ini menyatakan bahwa pemberian edukasi memberikan dampak yang baik bagi peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai efek samping obat. Kata kunci: farmakovigilans; obat; edukasi ABSTRACTThis community service activity has the title Education of Drug Side Effects through Pharmacovigilance Studies in the Community. This activity will be located at Taman Sangkareang on Friday, March 30, 2023. The community in Sangkareang Park is 30 people. The communities that become partners include the productive age from the range of 15-65 years. The respondents' recent education has a variety of variations. The last high school education has the highest number of 60%, S1 at 16.67%, and SMK at 13.33%. While the lowest number is D3, junior high school and elementary school with a percentage of 3.33% each. People who wish to be respondents are given a pretest, then respondents are given a leaflet in the form of an explanation of the Smaping Effects of drugs through Pharmacovigilance Studies. After that, respondents were given a posttest. The provision of pretest and postetst aims to be able to find out the window of respondents' understanding of the material provided. The pretest results obtained a percentage of 69.67% of the corresponding answers. Meanwhile, after providing education, public knowledge can increase as seen from the posttest results by 83.08%. This states that providing education has a good impact on increasing public knowledge about drug side effects. Keywords: pharmacovigilance; medicine; educatio