75 research outputs found

    Pollutant Dispersion In Some Fishing Coast Areas Of East Java Indonesia

    Get PDF
    Keberadaan pantai muncar yang tercemar telah menarik perhatian pemerintah local. Indikator yang dapat menunjukkan adanya pencemaran tersebut ditunjukkan dengan nilai Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS), N-ammonia, and Fat and Oils. Ada beberapa industri perikanan yang terletak dekat dengan posisi pantai Muncar, Sampel diambil dari beberapa keluaran pembuangan limbah dari beberapa industri yang letak keluaran pembuangan sang at berdekatan di tiga area pantai. Keluaran limbah dari beberapa industri yang diambil mengalir ke sungai yang ada di masing-masing cluster. Tulisan ini menunjukkan model dispersi polutan di tiga sungai yaitu Kalimati, Kali Tratas dan sungai irigasi. Hasil simulasi menunjukkan laju dispersi di sungai irigasi adalah yang tercepat dibandingkan dengan laju dispersi di dua sungai yang lain. Waktu yang dibutuhkan untuk konsentrasi COD dan TSS mencapai nilai 0 ppm , pada jarak I 00 meter ke arah axial dari sumber pembuangan di sungai irigasi adalah 2000 detik. Dibutuhkan waktu yang sama untuk kandungan N-ammonia, minyak dan lemak yang ada di sungai irigasi mencapai nilai 0 ppm,padajarak 60 meter dari sumber pembuangan di sungai irigasi. Dibutuhkan 24500 detik untuk membuat konsentrasi COD,TSS, Nammonia, minyak dan lemak mencapai 0 ppm di Kali Tratas pada jarak 200 meter panjang sungai dan 4 meter Lebar sungai dari sumber pembuangan. Sedangkan, untuk Kalimati, dibutuhkan waktu 24500 detik untuk konsentrasi COD, TSS, N-ammonia, minyak dan lemak untuk mencapai 0 ppm, pada jarak 200 meter panjang sungai dan 2.4 meter Lebar sungai dari sumber pembuangan limbah

    Analisa Transfer Massa Disertai Reaksi Kimia Pada

    Full text link
    The aim of this research is to study mass transfer in CO2 absorptions a packed column for nonisothermal reversible reactions. The study was developed experimental and simulation co2 with air andpotassium carbonate solution is the matter used in this research.The arrangement counter current packed column to which a CO2 – air mixture flow is feed from the bottomand potassium carbon from the top of column.The work of simulation developed with microscopic mass and energy balance in column.The effect of flow absorbent and K2CO3 concentration is study do to percent CO2 removal. The results is;in range flow 3-5 l/mm have 10 % diviasi and range flow : 5-7 l/mnt was have deviasi in range 10-30 %Key words :mass transfer, absorption, non-isothermal, packed colum

    PENCUCIAN DUA TAHAP UNTUK PREPARASI SILIKA DARI LUMPUR PANAS BUMI (GEOTHERMAL SLUDGE)

    Get PDF
    Duo tahap pencucian telah dipelajari, pencucian bahan baku sebelum ekstraksi silika dan pencucian gel setelah presipitasi asam umuk menghasilkan silika murni dar; geothermal sludge (GS). GS dar; pembangkit tenaga panas bumi Dieng mengandung banyak s ilika dan impuritis dalam bentuk garam yaitu Na, Fe. dan K. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk silika yallg kurang sempurna tidak terkait dengan impuritis yang terkandung do/am Gs. Operasi pencucian gel menghasilkan kemurnian silika mencapai 98,8% dan 1,6% kelembaban. Adsorpsi-desorpsi isoterm tergolong tipe IV dan hysteresis loop tipe Iii, yang menunjukkan bahwa silika tersebut mesopori dengan diameter pori pada kisaran 4,8-6,5 nm. Kandungan mineral dari GS dan produk silika ditentukan oleh energi dispersif X-ray (EDX; dan X-ray fluoresences (XRF). Pola difraksi sinar-X menunjukkan sifat amorf silika

    Desain Pabrik Sodium Karbonat Dari CO2 Flue Gas Pabrik Semen

    Get PDF
    Dengan semakin meningkatnya kebutuhan energi di Indonesia selama beberapa tahunn terakhir ini, semakin juga meningkatkan bertambahnya gas rumah kaca yang dihasilkan. Gas rumah kaca (GRK) yang terdiri dari CO2, CH4, N2O, HCFC, dan CFC serta uap air (H2O), dimana yang menjadi sumber utama terjadinya pemasan global. Terutama pada pabrik yang menghasilkan GRK itu sendiri selama proses produksi, seperti pabrik semen 15.107.267 ton, pabrik produksi kapur 3.688.147 ton, dan pabrik kaca/gelas 170.000 ton. Prospek soda abu (nama pasar sodium karbonat) di Indonesia masih dalam kondisi baik karena kebutuhan komoditas ini semakin bertambah dengan rate 3,4% pertahun untuk industri kapur, industri gelas, dan industri keramik. Selama ini kebutuhan soda abu di Indonesia masih dipenuhi dengan adanya impor dari negara lain, karena belum adanya produsen natrium karbonat di dalam negeri yang menjadikan komoditas ini sebagai produk utama dari pabriknya. Pabrik ini direncanakan akan didirikan di Kabupaten Tuban, JawaTimur dengan estimasi waktu mulai produksi pada tahun 2017. Penentuan lokasi pabrik berdasarkan pada sumber bahan baku. Hal ini karena bahan baku yang digunakan adalah flue gas dari pabrik semen. Untuk menemuhi kebutuhan akan sodium karbonat kapasitas produk sodium karbonat ini sebesar 86,37 ton/jam. Pabrik beroperasi selama 24 jam per hari dengan hari kerja 330 hari per tahun. Proses pembuatan soda abu dengan proses karbonasi terdiri dari empat unit proses, yaitu dust removal unit, absorption unit, crystalization unit, dan soda ash unit. Dari analisa perhitungan ekonomi didapat Investasi Rp79.285.526.850, IRR sebesar 26%, POT selama 4,39 tahun, dan NPV positif 15 tahun sebesar Rp589.068.911.634. Umur dari pabrik ini diperkirakan selama 15 tahun dengan masa periode pembangunannya selama 2 tahun di mana operasi pabrik ini 330 hari/tahun

    PROSES EKSTRAKSI ASBUTON DENGAN PELARUT PERTASOL

    Get PDF
    Penelitian ini merupakan studi pemisahan bitumen dari batuan aspal buton (asbuton) dengan proses ekstraksi menggunakan pelarut pertasol. Asbuton adalah batuan yang mengandung bitumen alam yang terdapat di pulau Buton, Sulawesi Tenggara dengan cadangan yang cukup besar. Bitumen dapat digunakan sebagai campuran aspal untuk pembangunan dan pemeliharaan jalan raya. Asbuton berupa batuan mineral (kapur, clay dan pasir) yang terselimuti oleh lapisan-lapisan bitumen. Salah satu cara pemisahan lapisan bitumen dari batuan mineral asbuton adalah dengan proses ekstraksi menggunakan pelarut organik. Penelitian ini menggunakan pelarut pertasol. Eksperimen dilakukan dengan menggunakan ekstraktor berupa tangki leaching berpengaduk dengan variabel ukuran partikel, kecepatan putar pengaduk, waktu ektraksi dan ratio pelarut terhadap asbuton. Penelitian ini dilakukan dengan variasi kecepatan putar pengaduk 500, 1000, 1500 RPM dan waktu ekstraksi 600, 1200, 1800, 2400, 3000, dan 3600 detik. Ukuran partikel asbuton adalah -16+20 mesh dan ratio pelarut/asbuton 1:1. Hasil percobaan menunjukan yield yang dihasilkan naik seiring dengan bertambahnya kecepatan putar pengadukan dengan yield akhir yang hampir sama. Ini menunjukan bahwa kecepatan putar pengaduk tidak berpengaruh signifikan terhadap yield akhir proses ekstraksi. Kata kunci: asbuton, aspal, bitumen, ekstraksi, pertasol, yield

    Pra Desain Pabrik Magnesium Hidroksida Dari Limbah Tambak Garam (Bittern)

    Get PDF
    Garam merupakan salah satu bahan kimia yang sering dimanfaatkan oleh manusia yang menghasilkan limbah yang biasa disebut dengan bittern. Bittern yang dibuang ke laut dapat menyebabkan efek toxic pada kehidupan laut sehingga air laut menjadi hipersalinitas dan mengalami prubahan komposisi ion-ion air laut. Salah satu komponen dalam bittern yaitu magnesium yang dapat diubah menjadi magnesium hidroksida (Mg(OH)2). Magnesium hidroksida banyak digunakan pada bidang industri salah satunya pada industri farmasi dimana Mg(OH)2 bersama-sama Al(OH)3 sebagai antasid yang bekerja menetralkan asam lambung dan menginaktifkan pepsin. Penggunaan magnesium hidroksida yang beragam sebagai bahan baku proses-proses di industri menjadikan magnesium hidroksida sebagai bahan yang sangat penting dibutuhkan untuk menghasilkan produk-produk yang berkualitas. Metode ini terlebih dahulu diawali dengan pengenceran bittern yang kemudian berlanjut ke pretreatment proses untuk menghilangkan warna menggunakan karbon aktif dan impurities menggunakan filtrasi. Kemudian hasil filtrasi bittern setelah dilakukan pretreatment process ditambahkan dengan NH4OH. Setelah larutan ditambahankan asam sulfat untuk mengendapkan ion kalsium. Kemudian larutan difiltrasi dan dipencucian. Setelah itu slurry magnesium hidroksida. Setelah itu magnesium hidroksida dikeringkan. Konsentrasi Mg(OH)2 yang didapat dari hasil pengendapan larutan bittern dengan NH4OH sebagai reaktan yaitu sebesar 97,6 hingga 98,3 %. Jika ditinjau dari segi lingkungan, pabrik ini menghasilkan limbah NH4Cl yang masih dapat diolah lebih lanjut menjadi sumber nitorgen dalam pembuatan pupuk, komponen baterai, dan sebagai bahan menanggulangi gejala asidosis. Jika ditinjau dari segi ekonomi, pendirian pabrik magnesium hidroksida ini membutuhkan biaya total modal investasi sebesar Rp 34.439.512.474,21, total biaya operasional sebesar Rp 36.935.923.856,7 per tahun, dan total penjualan pertahun sebesar Rp 46.338.600.000,00 per tahun. Dari analisa ekonomi didapatkan internal rate of return (IRR) sebesar 12,48%, dengan pay out time (POT) selama 5 tahun 10 bulan, dan break even point sebesar 34,42%. Ditinjau dari aspek teknis, ekonomis dan lingkungan pabrik magnesium hidroksida dari bittern ini layak dirikan

    Proses Katalitik Pirolisis Untuk Cracking Bitumen Dari Asbuton dengan Katalis Zeolit Alam

    Get PDF
    Asbuton adalah aspal alam yang terkandung dalam deposit batuan terdapat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Asbuton berpotensi menjadi bahan bakar alternatif. Penelitian tentang pirolisis bitumen menjadi hidrokarbon (heavy oil) sudah mulai dikembangkan, namun belum banyak dilakukan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh temperatur pirolisis terhadap % yield masing – masing produk, mempelajari pengaruh penambahan katalis pada masing-masing temperatur pirolisis terhadap % yield masing – masing produk, mempelajari pengaruh temparatur pirolisis terhadap % yield produk cair dengan dan tanpa katalis. Pirolisis bitumen yang terkandung dalam asbuton dilakukan secara semi-continue dalam reaktor pirolisis pada kondisi vakum dengan variable temperatur pirolisis sebesar 300oC, 350oC, 400oC, 450oC, dan 500oC. sedangkan zeolit klipnotilolit sebagai katalis divariasi sebesar 5%, 7%, dan 9% dari berat feed asbuton. Feed asbuton sebanyak 228 gram dicampur dengan katalis sesuai perbandingan kemudian dimasukan ke dalam reaktor pirolisis. Heater dioperasikan sesuai temperatur yang diinginkan kemudian di vakum dengan menggunakan pompa vakum. Gas yang terbentuk akan dialirkan melalui kondensor yang dijaga temperaturnya pada 25oC. Gas yang terkondensasi (produk cair) akan tertampung dalam erlenmeyer, sedangkan gas yang tidak terkondensasi (produk gas) akan ditampung dalam kantong gas. Kemudian %yield produk masing-masing dianalisa. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode pirolisis dapat digunakan untuk cracking bitumen yang terkandung dalam asbuton dengan kondisi terbaik untuk mendapatkan yield produk cair tertinggi sebesar 61.531% diperoleh dalam kondisi temperatur pirolisis 350oC dengan penambahan 9% katalis

    Pra-Desain Pabrik Mosof (Modified Sorghum Flour) Dari Biji Sorgum Dengan Proses Fermentasi Bakteri Lactobacillus Plantarum Sebagai Subtitusi Tepung Terigu

    Get PDF
    Perancangan Pabrik MOSOF dari Biji Sorgum direncanakan mulai konstruksi tahun 2026 di Lamongan dan beroperasi pada tahun 2028 selama 330 hari/tahun. Lokasi dipilih berdasarkan hasil AHP dari ketersediaan bahan baku tertinggi di Jawa Timur, sekitar 13.500 ton/tahun pada 2022, ditargetkan mencapai 154.464 ton/tahun pada 2024, dengan Jawa Timur sebagai pasar terbesar. Produksi Tepung Sorgum mencapai 80.000 ton/tahun dengan bahan baku Biji Sorgum, Bakteri Lactobacillus Plantarum, dan nutrient. Proses produksi terdiri dari tiga tahapan: continous pre-treatment untuk mengupas kulit biji sorgum dan pencucian, pengolahan produk melalui fermentasi menggunakan bakteri Lactobacillus Plantarum dengan suhu 30°C, dan proses continous meliputi pengeringan, penghalusan (penepungan 80 mesh), dan pengemasan.Studi evaluasi ekonomi pabrik menunjukkan estimasi modal (CAPEX) Rp 561.176.958.858,691 dan biaya produksi total (OPEX) Rp 592.571.491.247,285. NPV adalah Rp 576.219.666.223,592, IRR 24%, dengan bunga pinjaman bank BNI korporasi 8% per tahun. Waktu pengembalian modal (POT) 3,6 tahun dan BEP 45,731%. Berdasarkan analisa ekonomi, pabrik MOSOF dengan kapasitas 80.000 ton/tahun layak didirikan secara ekonomis

    Pra Desain Pabrik Minyak Kayu Putih Dari Daun Kayu Putih

    Get PDF
    Kebutuhan minyak kayu putih di Indonesia sangatlah besar, hal ini dapat dilihat dari data konsumsi minyak kayu putih di Indonesia. Kebutuhan tersebut sebagian besar dipenuhi dengan impor dari negara lain. Indonesia merupakan negara yang potensi kekayaan alam yang banyak seharusnya dapat memproduksi minyak kayu putih sendiri untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang sangat besar. Melihat permintaan minyak kayu putih yang sangat besar dan belum dapat dicukupi dari produksi dalam negeri, dibuat rancangan pra desain pabrik minyak kayu putih dengan kapasitas produksi sebesari 60 ton/tahun. Melalui metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan meninjau ketersediaan bahan baku, pemasaran, sumber energi listrik dan air, sumber tenaga kerja, aksesabilitas dan fasilitas transportasi, hukum dan peraturan, iklim dan topografi, lokasi untuk mendirikan pabrik terpilih yaitu berada di Indramayu, Jawa Baray. Raw material yang digunakan pada produksi minyak kayu putih yaitu daun kayu putih. Produksi minyak kayu putih meliputi beb erapa proses diantaranya, proses steam distillation, condensation, decantation, dan, vacuum distillation. Steam dihasilkan dari boiler dengan bahan bakar briket yang didapat dari hasil pengolahan limbah daun kayu putih pada proses steam distillation. Analisa ekonomi dilakukan dengan asumsi modal awal yaitu 60% modal sendiri dan 40% modal pinjaman, masa konstruksi 2 tahun, laju inflasi 3% per tahun, bunga bank 8% per tahun. Dari analisa ekonomi yang telah dilakukan hasil dari Total Capital Investment (TCI) sebesar $922.191, Working Capital Investment (WCI) Rp. 1.877.495.732 ; Fixed Capital Investment (FCI) Rp. 12.450.709.153,00; Total Production Cost (TPC) Rp. 61.249.357.68; Internal Rate of Return (IRR) 16,17% ; Pay Out Time (POT) 6,23 tahun; dan Break Even Point (BEP) 29,15
    • …
    corecore