40 research outputs found
Efektifitas Wire Rope Sebagai Perkuatan PadaDaerah Momen Negatif Balok Beton Bertulang Tampang T
The loss due to collapsing structure includes not only materialsbutalso take lives. In thecase of structure function changing that may cause increasing loads, it is required to put efforts instrengtheningthe structure elements in order to increase the capacity and hence to avoid the possibility of collapsing. The objective of this research was to study thebehavior of T-sectional reinforced concrete beamstrengthenedin the negative momentregionwithwire rope and mortar composite. The test was carried out to three T-sectional beams: without wire rope reinforcement (BK), with 2 wire rope reinforcements (BP1), and with 4 wirerope (BP2) reinforcements. The type of wire rope was Independent Wire Rope Core (IWRC) with10 mm diameter. The testing method used was two points static loading with flens positions below (the flens part experienced tensile stress). Results showed that the maximum load carryingcapacity of BP1 and BP2 specimens increased by ratios of 1.59 and 2.03 to the BK specimen respectively. However, the increase was achievedafter the development and propagation of highcracking. Ductility of BP1 and BP2 specimens decreased by ratios of 0.62 and 0.36 to the BK specimen respectively. The initial stiffness of BP1 and BP2 increased byratios of 1.09 and 1.08 to the BK specimen respectively.The effective stiffness ofBP1 and BP2 specimensdecreased by ratios of 0.88 and 0.92 to the BK specimenrespectively. Stress occurred in the wire rope based on the analysis results of Response-2000 and the layer method have not reached 50% ofthe ultimate stress resulted from the preliminary test. In general, unless improvement was given to the stiffness characteristics of thewire rope, its contribution would not become optimum
Kajian Ketahanan Kejut Beton Ringan Serat Alumunium Dengan Agregat Alwa
This research was aimed to know the addition of alumunium fiber influence to the impact resistance of lightweight concrete. In this research, lightweight concrete was made from cement, water, sand, ALWA (Artificial Lightweight Aggregate) and Superplasticizer, mix design method was Dreux-Corrise Method. The speciment was plate with 20 cm diameter and 4 cm high. Variation of alumunium fiber addition was 0%, 0,35%, 0,75% and 1% cement weight. The test was done after 28 days age of speciment. The result showed that the most significant increasing of impact resistance was obtained on 0,75% alumunium fiber addition, which was 250% for first crack and 300% for failur
Efficiency and Rentability of Islamic Banks in Indonesia
This study aims to analyze the influence of macroeconomic factors, efficiency, risk, financing to deposit ratio and CAR on the rentability of Islamic banks. This research is a quantitative descriptive. The study period was conducted in 2010-2019, with quarterly data. The data source is secondary data. Data collection techniques are done by documentation. Data is taken from www.ojk.go.id and www.bi.go.id. The type of data used is quantitative data. The research variables are rentability, efficiency, financing risk, FDR, Capital Adequacy Ratio (CAR) and macroeconomic data in the form of GDP and inflation. Rentability is measured by Nett operating margin (NOM), bank efficiency is measured using BOPO and financing risk is measured by non-performing financing (NPF). The analysis technique used is multiple linear regression. The results showed that the GDP variable did not affect rentability. Efficiency, risk, and CAR affect rentability. FDR does not affect rentability
IDENTIFIKASI LOKASI STRATEGIS UNTUK KAWASAN INDUSTRI DI KABUPATEN PURBALINGGA
To reach the regional development equity, it is necessary to spread central activities in sub-region. This is a land use planning need to gain. According to development paradigms, industry is a leading sector that will influence its hinterland. This research was aims to know the strategic location for industrial area in Purbalingga, that have consideration in phisichal, economic, social, and stakeholders’ interest. The result indicate that industry should not located in central region as we saw in existing. The best alternative location for industrial area are Bukateja, Kutasari, Rembang, Mrebet, Karangreja , and Karangmoncol
ANALISIS DAYA DUKUNG BEBAN BALOK BETON BERTULANG TAMPANG T DENGAN PERKUATAN WIRE ROPE PADA DAERAH MOMEN NEGATIF MENGGUNAKAN PROGRAM RESPONSE-2000 DAN METODE PIAS
Abstrak: Response-2000 adalah suatu program yang dapat digunakan untuk menganalisis elemen beton bertulang akibat beban aksial, momen, geser, maupun kombinasi ketiganya sehingga respon beban-lendutan dapat diprediksi dan kekuatannya dapat diketahui. Makalah ini membahas perbandingan kapasitas daya dukung beban hasil pengujian balok bertulang tampang T yang diperkuat wire rope pada daerah momen negatif dengan analisis menggunakan Response-2000 dan metode pias. Metode pias dilakukan dengan cara membagi penampang menjadi sejumlah pias dengan ketebalan tertentu, kemudian menganalisis gaya-gaya yang bekerja sampai tercapai keseimbangan sehingga dapat ditentukan kapasitasnya. Analisis dilakukan terhadap 3 model balok tampang T, masing-masing 1 balok tanpa perkuatan, 1 balok diperkuat dengan 2 wire rope, dan 1 balok dipekuat dengan 4 wire rope. Jenis wire rope yang digunakan adalah Independent Wire Rope Core (IWRC) dengan diameter 10 mm. Hasil analisis menunjukkan bahwa kurva hubungan beban-lendutan untuk semua balok berdasarkan analisis Response-2000 memiliki pola yang mendekati kurva hubungan beban-lendutan hasil pengujian. Namun demikian terdapat perbedaan pada kemiringan kurva di mana hal tersebut dapat disebabkan oleh adanya anggapan lekatan sempurna (perfect bond) pada program Response-2000. Hal yang sama juga berlaku pada analisis metode pias. Daya dukung beban hasil Response-2000 menunjukkan rasio sebesar 1,05; 0,95; dan 0,89 terhadap hasil pengujian, masing-masing untuk balok tanpa perkuatan, balok diperkuat dengan 2 wire rope, dan balok dipekuat dengan 4 wire rope. Sedangkan kapasitas daya dukung beban hasil analisis metode pias menunjukkan rasio sebesar 1,05; 0,85; dan 0,76 terhadap hasil pengujian
Evaluasi Kinerja Gedung Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Purbalingga Dengan Analisis Pushover
Dalam rangka meningkatkan pelayanan bidang kependudukan, kabupaten Purbalingga membangun gedung baru Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Dengan fungsi sebagai perkantoran, gedung dua lantai ini termasuk bangunan dengan kategori resiko II yang menurut peraturan harus memiliki level kinerja minimal LS (Life Safety) untuk kala ulang gempa 500 tahun. Kajian ini bertujuan untuk menentukan kinerja gedung Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kabupaten Purbalingga. Kajian dilakukan menggunakan analisis pushover yang merupakan teknik yang populer oleh karena kemudahaanya, yang banyak digunakan untuk mengevaluasi baik bangunan baru maupun lama. Hasil kajian menunjukkan pada saat tercapai titik kinerja, diperoleh gaya geser dasar sebesar 609510,9 kg dan 687598,1 kg masing-masing pada sumbu X dan sumbu Y. Rasio simpangan yang terjadi masing-masing adalah 0,71% pada sumbu X dan 0,85% pada sumbu Y. Nilai keduanya kurang dari 1% yang menandakan bahwa kinerja struktur gedung Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kabupaten Purbalingga ini berada pada level IO (Immediate Occupancy) dimana tidak terdapat kerusakan yang berarti pada struktur, kekuatan dan kekakuannya kira-kira hampir sama dengan kondisi sebelum gempa. Komponen nonstruktur masih berada ditempatnya dan sebagian besar masih berfungsi jika utilitasnya tersedia. Gedung dapat tetap berfungsi dan tidak terganggu dengan masalah perbaikan. Dapat disimpulkan bahwa perancangan gedung Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kabupaten Purbalingga telah memenuhi kaidah kegempaa
Kinerja Model Struktur Gedung Lima Lantai Pada Kondisi Tanah Keras Di Wilayah Banyumas Akibat Beban Gempa SNI 03-1726-2002 Dan SNI 03-1726-2012
Indonesia menempati posisi ketiga dunia dari 153 negara yang memiliki potensi bahaya gempa. Hal ini disebabkan Indonesia merupakan tempat bertemunya tiga lempeng besar dunia yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Interaksi antara ketiga lempeng inilah yang menyebabkan Indonesia memiliki aktivitas kegunungapian dan kegempaan yang tinggi. Perubahan peraturan gempa Indonesia berpeluang menyebabkan terjadinya perubahan kinerja struktur gedung. Makalah ini bertujuan untuk mengkaji kinerja model struktur gedung lima lantai pada kondisi tanah keras di wilayah Banyumas akibat beban gempa SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-1726-2012, yang dilakukan dengan analisis beban dorong (pushover). Hasil kajian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan gaya geser dasar sebesar 1,48% pada model struktur gedung saat tercapai titik kinerja (performance point). Displacement yang terjadi mengalami peningkatan sebesar 19,61% sedangkan daktilitas mengalami penurunan sebesar 43,14%. Kinerja model struktur gedung tidak mengalami perubahan yaitu tetap pada level Immediate Occupancy dimana tidak terdapat kerusakan yang berarti pada struktur, kekuatan dan kekakuannya kira-kira hampir sama dengan kondisi sebelum gempa. Komponen nonstruktur masih berada ditempatnya dan sebagian besar masih berfungsi jika utilitasnya tersedia. Gedung dapat tetap berfungsi dan tidak terganggu dengan masalah perbaikan
Analisis Daya Dukung Beban Balok Beton Bertulang Tampang T Dengan Perkuatan Wire Rope Pada Daerah Momen Negatif Menggunakan Program Response-2000 Dan Metode Pias
Response-2000 adalah suatu program yang dapat digunakan untuk menganalisis elemen beton bertulang akibat beban aksial, momen, geser, maupun kombinasi ketiganya sehingga respon beban-lendutan dapat diprediksi dan kekuatannya dapat diketahui. Makalah ini membahas perbandingan kapasitas daya dukung beban hasil pengujian balok bertulang tampang T yang diperkuat wire rope pada daerah momen negatif dengan analisis menggunakan Response-2000 dan metode pias. Metode pias dilakukan dengan cara membagi penampang menjadi sejumlah pias dengan ketebalan tertentu, kemudian menganalisis gaya-gaya yang bekerja sampai tercapai keseimbangan sehingga dapat ditentukan kapasitasnya. Analisis dilakukan terhadap 3 model balok tampang T, masing-masing 1 balok tanpa perkuatan, 1 balok diperkuat dengan 2 wire rope, dan 1 balok dipekuat dengan 4 wire rope. Jenis wire rope yang digunakan adalah Independent Wire Rope Core (IWRC) dengan diameter 10 mm. Hasil analisis menunjukkan bahwa kurva hubungan beban-lendutan untuk semua balok berdasarkan analisis Response-2000 memiliki pola yang mendekati kurva hubungan beban-lendutan hasil pengujian. Namun demikian terdapat perbedaan pada kemiringan kurva di mana hal tersebut dapat disebabkan oleh adanya anggapan lekatan sempurna (perfect bond) pada program Response-2000. Hal yang sama juga berlaku pada analisis metode pias. Daya dukung beban hasil Response-2000 menunjukkan rasio sebesar 1,05; 0,95; dan 0,89 terhadap hasil pengujian, masing-masing untuk balok tanpa perkuatan, balok diperkuat dengan 2 wire rope, dan balok dipekuat dengan 4 wire rope. Sedangkan kapasitas daya dukung beban hasil analisis metode pias menunjukkan rasio sebesar 1,05; 0,85; dan 0,76 terhadap hasil pengujian