14 research outputs found

    PERAN HORMON PERTUMBUHAN DALAM PERCEPATAN PROSES AGING

    Get PDF
    Aging is a process that must be experienced by living things, including humans, which causes a decrease in bodily functions. Various theories of aging show the interference of the body's regulatory system from upstream to downstream. One of the regulations that influence is hormonal regulation which is played by growth hormone. Various literature studies show that growth hormone accelerates the aging process. The primary mechanism involves reducing the formation of endogenous antioxidants due to insulin-like growth factor I (IGF-1) activity and decreased metabolic activity regulated by mammalian target of rapamycin (mTOR)

    GAMBARAN KUALITAS AIR MINUM ISI ULANG DI KOTA AMBON

    Get PDF
    Pendahuluan. Air minum merupakan salah satu kebutuhan yang terus meningkat seiring dengan perkembangan pertumbuhan penduduk. Salah satu cara yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan penggunaan air minum isi ulang. Air minum isi ulang yang dapat dikonsumsi wajib memenuhi standar persyaratan air minum sehat yang telah ditentukan pemerintah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kualitas air minum isi ulang yang ada di Kota Ambon. Metode. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2018 dengan mengambil sampel dari 4 kecamatan di kota Ambon. Hasil.Total sampel yang diambil dan diperiksakan pada penelitian ini sebanyak 30 sampel  yang berasal dari depot air minum isi ulang di  empat kecamatan di Kota Ambon baik pada daerah pesisir maupun pegunungan. Kesimpulan. Penelitian ini menunjukan bahwa seluruh sampel yang disudah memenuhi standar baik dari parameter fisik, kimia, maupun mikrobiologi. Namun demikian di temukan bahwa tingkat kesadahan air pada daerah pegunungan lebih tinggi dibandingkan daerah pesisir

    HUBUNGAN KETERATURAN ANTENATAL CARE DENGAN TINGKAT KEHAMILAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI DUSUN KAMPUNG BARU - DESA KAWA

    Get PDF
    penting dari derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pelayanan kesehatan di seluruh negara. Tahun 2010 WHO menyatakan penyumbang terbesar AKI berasal dari Negara berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu program untuk menurunkan AKI di Indonesia dengan upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terutama pelayanan pemeriksaan ibu hamil oleh tenaga profesional yang sesuai dengan standar pelayanan Antenatal Care (ANC). Angka cakupan ANC di Provinsi Maluku masih cukup rendah yakni kurang dari 72,3%. Berdasarkan data yang telah dikemukakan sebelumnya, disimpulkan bahwa kematian ibu disebabkan oleh bahaya kehamilan risiko tinggi akibat gagal deteksi dini karena ketidakteraturan bumil dalam mengikuti ANC. Tujuan Untuk mengetahui hubungan keteraturan Antenatal Care dengan tingkat kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil di Desa Kawa-Kabupaten Seram Bagian Barat Metode Jenis penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional, dilakukan di Dusun Kampung Baru, Desa Kawa-Kabupaten Seram Bagian Barat. Sampel dalam penelitian ini diambil secara total sampling sebanyak 38 ibu hamil. Data penelitian kemudian di analisis secara univariat dan bivariate menggunakan Chi-square. Hasil Analisis statistik dengan uji Chi square dengan tingkat kepercayaan 95%, didapatkan nilai p (0,029) lebih kecil dari nilai α (0,05) untuk hubungan keteraturan ANC dengan tingkat kehamilan risiko tinggi. Kata Kunci : Kehamilan risiko tinggi, antenatal car

    EVALUASI CAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN BERBASIS KOMUNITAS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA

    Get PDF
    Pendahuluan.Community-based medical education (CBME) atau pembelajaran kedokteran berbasis komunitas merupakan implementasi pendidikan kedokteran yang secara spesifik terkait konteks sosial atau komunitas, dimana mahasiswa kedokteran menjadi bagian dari komunitas sosial dan medis yang saling berperan aktif. Penelitian tentang penerapan CBME telah dikembangkan secara luas, namun belum pernah dilakukan di Maluku. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui capain kompetensi pembelajaran berbasis komunitas pada mahasiswa kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura. Metode. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional, teknik total sampling, dengan menggunakan instrument penelitian berupa kuisioner terhadap 9 orang mahasiswa co-ass bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat. Hasil. Dari penelitian ini menunjukkan capaian kompetensi pembelajaran berbasis komunitas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura cenderung didominasi pada level kompetensi ‘know’ dan ‘know how’. Kesimpulan. Implementasi dan evaluasi CBME perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk peningkatan kompetensi mahasiswa

    KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT DI PULAU SAPARUA, MALUKU: PERSEPSI DAN PENGETAHUAN KADER TENTANG POS PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR

    Get PDF
    Peningkatan kasus penyakit tidak menular (PTM) telah menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Salah satu upaya pengendalian PTM dibangun berdasarkan komitmen dan keterlibatan masyarakat adalah melalui Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM. Pada kenyatannya, pelaksanaan Posbindu PTM di Indonesia, masih menghadapi berbagai masalah, termasuk di Provinsi Maluku. Oleh karena itu, Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, bekerja sama dengan kader kesehatan dari kelima Puskesmas di Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku melakukan kegiatan pelatihan kader dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam memberikan pelayanan Posbindu PTM Dasar di wilayah kerjanya. Pelatihan kader dilaksanakan di Pulau Saparua pada tanggal 15 November 2019, dihadiri 26 kader dari lima Puskesmas di Pulau Saparua. Evaluasi kegiatan pelatihan ini terdiri dari: (1) Evalasi kuantitatif dan (2) Evaluasi kualitatif. Dari evaluasi evaluasi kuantitatif yang dilakukan, tampak peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan kader tentang Posbindu PTM, yang ditunjukkan dengan perbedaan persentase jawaban benar sebelum dan setelah dilakukannya pelatihan (p<0.001). Dari evaluasi kualitatif berupa diskusi kelompok dengan para kader, terlihat bahwa kader sangat menyambut baik pelaksanaan Posbindu PTM walaupun ada beberapa kendala yang ditengarai dapat menjadi faktor penghambat, termasuk keterbatasan sumber daya manusia terutama kader, kurangnya dukungan dari lintas sektor, terbatasnya pendanaan serta kondisi geografis yang cukup luas dan sulit. Hambatan ini penting untuk diperhatikan para pemangkukebijakan sehingga Posbindu PTM di Pulau Saparua dapat terlaksana dengan baik

    BAGAIMANA PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT TIDAK MENULAR DAN POS BINAAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR DI KOTA AMBON DAN PULAU SAPARUA?

    Get PDF
    Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit yang seringkali tidak banyak dideteksi dan disadari karena umumnya PTM tidak menimbulkan gejala dan keluhan. Oleh karena itu, peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap faktor risiko PTM sangat penting dalam pengendalian PTM di Indonesia. Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM), merupakan salah satu solusi memberdayakan masyarakat dalam pengendalian PTM melalui promotif dan preventif faktor risiko secara terpadu. Posbindu PTM di Daerah Timur Indonesia khususnya di Provinsi Maluku, masih kurang sosialisasi dan pelatihan bagi masyarakat secara umum dan kader secara khusus. Menyadari permasalahan ini, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang PTM dan Posbindu PTM di Kota Ambon dan Pulau Saparua. Studi ini merupakan penelitian kualitatif yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Unversitas Pattimura, Ambon. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2019-Januari 2020 dan informan dipilih dengan menggunakan motode non-probabilty sampling. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam (WM) dan focus group discussions (FGD). Pada penelitian ini, didapatkan ada beberapa kesalah-pahaman di masyarakat tentang Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM), masih adanya kesalah-pahaman informasi antara penyakit tidak menular dan penyakit menular serta gejalanya di masyarakat Kota Ambon dan Pulau Saparua, serta adanya kesalah-pahaman masyarakat terkait pelaksanaan Posbindu PTM. Adanya tanggapan yang baik dari masyarakat dengan adanya pelaksanaan Posbindu PTM. Penyuluhan dan media informasi sangat dibutuhkan untuk peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat. Banyak masyarakat juga mengatakan bahwa pelaksanaan Posbindu itu tidak cukup hanya sebatas pengendalian faktor risiko

    PERMASALAHAN YANG DIHADAPI KADER POS BINAAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR DI KOTA AMBON DAN PULAU SAPARUA

    Get PDF
    Penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu tantangan kesehatan yang utama pada abad ke-21. Hal ini disebabkan karena sebagian besar pengidap penyakit tidak menular tidak menyadari dirinya sakit, hingga timbul komplikasi yang dapat berujung pada kematian. Salah satu strategi Pemerintah Indonesia untuk mengendalikan PTM adalah dengan membentuk Pos Binaan Terpadu (Posbindu) PTM. Kader Posbindu merupakan agen perubahan terdepan dalam pencegahan dan pengendalian PTM. Permasalahan yang ditemui oleh kader Posbindu dapat menjadi hambatan untuk mencapai tujuan Posbindu PTM. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh kader dalam pelaksanaan Posbindu PTM di Kota Ambon dan Pulau Saparua. Penelitian menggunakan data penelitian kualitatif Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura yang dilakukan pada bulan Desember 2019 - Januari 2020. Data merupakan hasil wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah dari kader pada 2 puskesmas di Kota Ambon dan 3 puskesmas di Pulau Saparua. Sampel yang digunakan adalah 31 sampel yang dipilih menggunakan teknik non-probability sampling. Hasil penelitian menunjukkan kader Posbindu PTM di Kota Ambon dan Pulau Saparua memiliki permasalahan yang sama antara lain kurangnya tenaga kerja kader, keterbatasan variasi pemeriksaan, serta antusiasme masyarakat yang berbeda. Kekurangan tenaga kerja kader juga mengakibatkan munculnya permasalahan lain yakni peran ganda kader sebagai kader Posbindu PTM dan kader Posyandu, serta adanya ketidakseimbangan insentif yang diterima kader dengan beban kerja yang dimiliki. Kerja sama antara pihak pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat diperlukan untuk mengatasi permasalahan kader yang kompleks tersebut

    PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN PEMANGKU KEPENTINGAN NEGERI OUW , SAPARUA, TERHADAP PELAKSANAAN POSBINDU PTM

    Get PDF
    Meningkatnya kasus penyakit tidak menular (PTM) saat ini menjadi ancaman kesehatan secara global dan nasional. Hal ini mendorong tercetusnya berbagai strategi untuk menyelesaikan permasalahan. Salah satunya dengan pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat melalui Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM), untuk mencegah dan menemukan lebih dini fakor risiko PTM. Tujuan penelitian adalah untuk melihat pengetahuan dan pemahaman semua elemen masyarakat tentang PTM dan Posbindu PTM, serta upaya dan dukungan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan Posbindu PTM tahun 2020 . Studi kualitatif ini dilakukan pada bulan November 2019 di Pulau Saparua pada 22 informan di Negeri Ouw. Data diperoleh melalui hasil wawancara mendalam dan FGD, dengan menganalisis pengetahuan PTM, deteksi dini faktor risiko, pengetahuan Posbindu PTM, upaya dan dukungan, tantangan, anggaran dan kader Posbindu PTM. Hasil penelitian menunjukan bahwa masih minimnya pengetahuan seluruh elemen masyarakat Negeri Ouw tentang PTM dan Posbindu PTM. Respon pemerintah dan masyarakat baik dalam menyambut kegiatan Posbindu PTM, hanya saja belum memahami bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkat peran masyarakat untuk melakukan pencegahan dan penemuan dini faktor risiko sehingga mampu menyelesaikan permasalahannya secara mandiri. &nbsp

    KESENJANGAN PEMAHAMAN KONSEP PELAKSANAAN POS PEMBINAAN TERPADU DENGAN PELAKSANAANNYA DARI SUDUT PANDANG PENGAMBIL KEBIJAKAN DI KOTA AMBON DAN PULAU SAPARUA

    Get PDF
    Penyakit tidak menular (PTM) telah telah mendorong dibentuknya strategi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) sebagai prioritas pembangunan di setiap negara sesuai dengan Sustainable Development Goals 2030. Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Berbagai Posbindu PTM tidak berjalan secara optimal dengan salah satu penyebabnya karena pemahaman pelaksanaan dan persiapan Posbindu yang belum sesuai dengan konsep yang telah ditentukan oleh Kemenkes RI tentang petunjuk teknis Posbindu PTM. Penelitian ini bertujuan untuk menggali berbagai kesenjangan atau ketidaksesuaian pemahaman dalam pelaksanaan Posbindu PTM dengan konsep yang telah ditetapkan dan membahas upaya tindak lanjut yang sesuai dengan konsep Posbindu PTM sehingga diharapkan bisa mengurangi hambatan. Studi kualitatif ini dilakukan pada bulan November 2019-Januari 2020 di Kota Ambon dan Pulau Saparua dengan melakukan wawancara mendalam pada 12 informan di pihak Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Dinas Kesehatan Kota Ambon, Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tengah, 2 Puskesmas di Kota Ambon (Puskesmas Hative Kecil dan Puskesmas Rijali), dan 3 Puskesmas di Pulau Saparua (Puskesmas Jazirah Tenggara, Puskesmas Porto-Haria dan Puskesmas Booi-Paperu). Dari penelitian ini didapatkan berbagai miskonsepsi atau kesenjangan antara teori konsep Posbindu PTM dengan pelaksanaannya dalam hal pemahaman tentang tujuan program, sumber anggaran, pelaksanaan kegiatan, anggapan masyarakat, pengintegrasian, serta monitoring dan evaluasi program, sehingga dilakukan pembahasan untuk saran tindak lanjut yang sesuai dengan konsep Posbindu PTM untuk mengurangi hambatan

    PELAKSANAAN POS PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR (POSBINDU PTM) DI KOTA AMBON: SEBUAH STUDI KUALITATIF DI KELURAHAN PANDAN KASTURI DAN HATIVE KECIL

    Get PDF
    Posbindu PTM adalah salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yang dibentuk oleh pemerintah guna menanggulangi penyakit tidak menular. Walaupun demikian, dalam pelaksanaannya terdapat berbagai permasalahan yang dapat menghambat keefektifan Posbindu PTM. Penulisan merupakan hasil analisis penelitian kualitatif Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura pada bulan November 2019 - Januari 2020. Tujuan analisis adalah mengetahui pelaksanaan Posbindu PTM. Data diperoleh hasil wawancara mendalam dan FGD informan yang berada di Posbindu PTM wilayah Puskesmas Rijali dan Puskesmas Hative Kecil serta Dinas Kesehatan Provinsi Maluku. Analisis dilakukan terhadap pelaksanaan, sumber pembiayaan, dan respon masyarakat pada masing-masing Posbindu PTM. Hasil analisis menunjukkan bahwa Posbindu PTM di Kelurahan Pandan Kasturi dan Negeri Hative Kecil telah berjalan. Terdapat beberapa hal yang perlu ditingkatkan seperti melibatkan pihak swasta dan pelatihan kader secara berkala
    corecore