42 research outputs found
Mental process in the novel of Dan Brown Angels and Demons
Novel as someone’s work brings the idea from the author. It was the representation of the writer himself. Those ideas were represented by the clauses which then built the novel. Those clauses consist of some elements that can be described based on their function and meaning. Therefore, the purpose of this research is to describe the parts of the clauses that built the story of the novel.
The writer used several theories to answer the problem that was appeared from the clauses as the elements of a novel. Two problems that have been formulated by the writer are as followed: What kinds of mental process are found in the text Angels and Demons are? What is the meaning of mental process found in the text of Angels and Demons? The theory will be used by the writer to solve both problems is Halliday’s functional grammar.
The research is a qualitative research and used descriptive method. There were four basic types in data collection of qualitative research, and the technique used by the writer is documents.The writer used descriptive method in qualitative research to describe as clear as possible the participants involved in the clause. This is how the writer used the theory above to answer both problems.
The writer took 30 data from the novel. He analyzed each participants in the clause based on Halliday’s theory of mental process. The writer categorized the mental process verbs into perception, affection, and cognition category. In the second step, the writer described senser, phenomenon, and circumstance in each clause. He also described the meaning of mental process verbs by categorized those verbs based on the conceptual meaning of the words.
Regarding to the result of this research, the writer concluded that most of the clauses have its conceptual meaning. Most of the data are a complete sentence, which is consisting of senser, verbs, phenomenon, and circumstance, whereas the type of circumstance is location spatial, manner quality, manner means, location temporal, extent temporal, manner comparison, cause matter, cause purpose, cause role
Koordinasi Pengembangan Objek Wisata Tanjung Duriat Kabupaten Sumedang
Penelitian ini dilatar belakangi oleh belum optimalnya pengembangan objek wisata Tanjung Duriat Kabupaten Sumedang. Berdasarkan latar belakang penelitian, peneliti menemukan berbagai masalah koordinasi yang terjadi diantaranya yaitu seperti kualitas keterampilan dan pengetahuan unit-unit atau organisasi-organisasi yang minim, jarangnya gerak kegiatan yang dilakukan, minimnya komunikasi yang terjalin antara DISPARBUDPORA Perum Perhutani LMDH, dan Investor. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Koordinasi yang efektif menurut Dann Sugandha (1991:13) yang meliputi unit-unit atau organisasi-organisasi, sumber-sumber (potensi), kesatupaduan, gerak kegiatan, keserasian, arah yang sama (sasaran). Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui studi pustaka, observasi partisipan, wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa koordinasi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Sumedang dalam Koordinasi Pengembangan Objek Wisata Tanjung Duriat Kabupaten Sumedang tidak optimal karena bentuk koordinasi yang dilakukan Dinas Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga dengan Perum Perhutani adalah koordinasi horizontal interrelated yaitu koordinasi antar badan/instansi beserta unit – unit yang fungsinya berbeda, tetapi instansi yang satu dengan yang lain saling bergantung atau mempunyai kaitan secara intern atau ekstern yang levelnya setaraf, belum terjalinnya komunikasi yang baik antara Dinas Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Sumedang dengan instansi-instansi yang bekerjasama dalam Koordinasi Pengembangan Objek Wisata Tanjung Duriat.
Kata kunci: Pengembangan objek wisata, koordinasi, instans
Malaysian legal provisions and design risks in construction works/ Zul Zakiyuddin Ahmad Rashid
Construction project is shrouded with various aspects of risks, which includes risks related to design professionals and design works. In order to complete a construction project successfully, the parties involved must be able to manage the risks. Although the need and importance of risk management cannot be denied, the standard of risk management among the parties involved in a construction project in Malaysia differs from one company to another. This is due to various factors such as the company resources for risk management, types and size of the project. As such there is a need to standardize the basic practice of risk management among the parties involved, to secure the safety and proper performance of the project. This can be achieved through legal measures, where certain requirement on risk management can be imposed to ensure the least required practice of risk management is exercised. This research is meant to look at the risks associated with design professionals and design works under the traditional procurement route in Malaysia and the role of Malaysian law in corresponding to the practice of standard risk management by the parties involved
TEKNIK TEKNIK PROPAGANDA POLITIK JALALUDIN RAKHMAT
Penelitian ini bertujuan untuk memahami teknik-teknik propaganda Politik Jalaluddin Rakhmat dalam kampanye pemilu tahun 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam, studi dokumentasi dan observasi lapangan. Teori yang digunakan adalah Teori Interaksionalisme Simbolik dan Teori Dramaturgis.
Hasil penelitian menunjukan Jalaluddin Rakhmat menggunakan berbagai tekhnik propaganda Politik dalam komunikasi politiknya yaitu sebagai berikut : (1). Penjulukan (name calling) yaitu memberi nama jelek kepada pihak lain; (2). Iming-Iming (glittering generalities) yaitu menggunakan kata-kata yang muluk,slogan-slogan, dan memutar balikan fakta; (3).transfer, yaitu melakukan identifikasi dengan lembaga-lembaga otoritas; (4).Testimonial yaitu pengulangan ucapan orang yang dihormati atau yang dibenci untuk mempromosikan atau meremehkan suatu maksud; (5). Merakyat (Plain foks) yaitu menempatkan diri sebagai bagian dari rakyat; (6). Menumpuk kartu (Card Stacking) yaitu memilih dengan teliti pernyataan yang akurat dan logis; dan (7). Gerobak Musik (bandwagon), yaitu mendorong Khalayak untuk bersama-sama orang banyak bergerak untuk mencapai tujuan atau kemenangan yang pasti.This reasearch has goal for understanding Jalaluddin Rakhmat‟s political communication in general election 2014. Research methodology is case Study.This Research collecting data is deepth interview, document study, and field observation. This research use interactionalism symbolic theory and dramaturgis theory.
The results showed Jalaluddin Rakhmat using various techniques of political propaganda in political communication that is as follows: (1). Nickname (name calling) is giving a bad name to the other party; (2). Iming-glinging (glittering generalities) is to use grandiose words, slogans, and twisting facts; (3) .transfer, ie to identify with authority institutions; (4) .Testimonials are the repetition of the speech of a respected or hated person to promote or belittle an intent; (5). Populist (Plain foks) that is placing themselves as part of the people; (6). Stacking cards (Card Stacking) is to carefully select an accurate and logical statement; and (7). Music carts (bandwagon), which encourages the Audience to jointly move people to achieve a definite goal or victory
Penerapan Teknologi Media Tanam Hidroponik untuk Mewujudkan Wisata Pertanian di Desa Cimekar
Agricultural-based tourism villages are a great opportunity for rural communities to explore the potential of their area. Through hydroponic plant processors on limited land it provides a special attraction for visitors / tourists. This article reviews how the socialization and outreach activities of hydroponic planting media to residents of RW 28 Cimekar Village, Cileunyi District, Bandung Regency. The goal is to generate a climate for agricultural tourism in Cimekar Village and increase employment and income for the surrounding community. The method used is one of them by directly visiting the community which is concentrated in several places to conduct counseling. Socialization activities are carried out by conducting direct simulations on how hydroponic plant technology is able to develop in limited land. The result is that the community feels how the transfer of technology for this hydroponic growing media can be easily practiced
KOMUNIKASI POLITIK PANGLIMA TNI JENDRAL GATOT NURMANTIO DALAM MENANGGAPI RENCANA PEMBELIAN 500 PUCUK SENJATA STANDAR TNI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi politik Panglima TNI. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pembicaraan yang dilakukan jendral gatot di hadapan pensiunan TNI tersebut adalah pembicaraan kekuasaan. Informasi yang disampaikan oleh jenderal gatot mengenai institusi yang mencatut nama presiden di luar TNI dan Polri yang akan membeli 5000 pucuk senjata Standart TNI tentu bukan informasi abal-abal. Bahkan Jendral Gatot menyebutnya dengan informasi A-1. Pak jendral dengan tegas menyatakan akan menyerbu institusi dimaksud. Penyerbuan tersebut bisa dikatagorikan sebagai ancaman.tanggapan Masyarakat mengenai hal tersebut akan sangat percaya karena yang berbicara adalah Panglima TNI sebagai komunikator Politik penting dalam pemerintahan. Apa yang disampaikan panglima TNI pada akhirnya menjadi opini publik.This study aims to find out how the political communications of the TNI Commander. This study uses a qualitative method. The result of the research shows that the talk of General Gatot in front of the TNI retiree is a discussion of power. The information conveyed by gatot generals regarding the institutions that profess the names of presidents outside the TNI and Polri who will buy 5000 weapons standart TNI certainly not abal-abal information. Even General Gatot calls this information A-1. The General stated firmly to invade the institution. The raid could be categorized as a threat. The public's response to this matter would be strongly believed because the speaker was the TNI Commander as an important Political communicator in government. What the TNI commander conveyed eventually became public opinion
STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK JALALUDDIN RAKHMAT (Studi kasus pada Pemilu 2014 di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat)
This reasearch has goal for understanding Jalaluddin Rakhmat’s political communication in general election 2014. Research methodology is case Study.This Research collecting data is deepth interview, document study, and field observation. This research use interactionalism symbolic theory and dramaturgis theory. The result of this research is understanding Jalaluddin Rakhmat’s social cultural voter society.Political communication strategy Jalaluddin Rakhmat’s fokus on person campaign with communication interpersonal, use religious symbol and sundanese cultural symbol, there are sundanese iket and sorban, join religious message and soekarno ideological marhaenism, use sundanese language. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memahami Strategi Komunikasi Politik Jalaluddin Rakhmat dalam pemilu tahun 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam, studi dokumentasi dan observasi lapangan.Teori yang digunakan adalah Teori Interaksionalisme Simbolikdan Teori Dramaturgis. Hasil penelitian menunjukan Jalaluddin Rakhmat sangat memahami socio-cultural masyarakat pemilih. strategi komunikasi politikJalaluddin Rakhmat berfokus pada orang atau komunikasi antar personal,menggunakan simbol agama dan simbol kesundaan yaitu iket sunda dan sorban, menggabungkan pesan agama dan idiologi marhaenisme Bung Karno dan menggunakan Bahasa Sund
Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Film Fabricated City untuk Mengungkap Fakta Skenario Kejahatan Teknologi Digital
Film Fabricated City menunjukkan dampak negatif dari penggunaan teknologi digital, apabila kita tidak bijak dalam menggunakan media teknologi digital maka kita bisa di jadikan target dari kejahatan teknologi digital oleh seseorang atau sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna denotatif, makna konotatif, dan makna mitos pengungkapan fakta skenario kejahatan teknologi digital dalam film Fabricated City melalui pendekatan analisis semiotika Roland Barthes. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teori yang digunakan yaitu teori semiotika Roland Barthes. Objek penelitian ini adalah film Fabricated City. Proses pengumpulan data diperoleh dengan teknik observasi dan dokumentasi. Hasil dari penelitian menunjukkan adanya makna denotatif pengungkapan fakta skenario kejahatan teknologi digital, makna konotatif dan mitos dibalik film Fabricated City. Makna Denotatif ditunjukkan oleh skenario kejahatan yang dibuat sekelompok orang untuk menutupi kejadian yang sebenarnya, demi mendapatkan keuntungan yang besar serta kesenangan belaku menjadikan orang lain yang tidak bersalah menjadi korban dari skenario kejahatan tersebut. Makna konotatif pengungkapan fakta skenario kejahatan teknologi digital pada film Fabricated City ialah menceritakan makna tersirat mengenai keadilan serta hak hidup yang dimiliki oleh setiap orang sangat berharga, apabila ada seseorang atau sekolompok orang yang mengambil hak hidup tersebut, maka mereka sudah melakukan kejahatan yang sangat tinggi. Makna mitos pengungkapan fakta skenario kejahatan teknologi digital pada film Fabricated City ialah kejahatan teknologi digital yang bisa menimpa siapa saja dan dimana saja apabila pengguna teknologi digital tidak bijak dalam menggunakannya.
Kata kunci: kejahatan teknologi digital, film Fabricated City, semiotika, Roland Barthes
ANALISA KEKUATAN SAMBUNGAN LAS PADA PLAT BERBAHAN BAJA TERHADAP SIFAT MEKANIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGELASAN FCAW
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan hasil dari V groove dan Square groove dengan perbedaan variasi ampere (100, 110, 120, 130) dan menggunakan material plat baja ASTM A36 ditinjau dari pengujian fisis dan mekanis. Pengujian fisis menggunakan uji struktur makro, sedangkan pengujian mekanis menggunakan uji tarik. Dengan total 8 spesimen (4 spesimen untuk V groove dan 4 spesimen untuk square groove). Pengujian menggunakan standar ASTM. Menggunakan las FCAW dengan posisi pengelasan 1G (down hand). Hasil dari penelitian ini menunjukkan untuk V Groove mempunyai kekuatan tarik tertinggi diperoleh pada specimen 130 ampere dengan nilai tegangan minimum yang diperoleh sebesar 419,81 MPa dan tegangan maksimum yang diperoleh sebesar 457,87 Mpa. Sedangkan pada Square groove tegangan minimum yang diperoleh sebesar 307,21 MPa dan tegangan maksimum yang diperoleh sebesar 357,29 MPa. Dari hasil penelitian ini, disimpulkan pengelasan dengan menggunakan V groove memperoleh 457,87 MPa lebih kuat daripada square groove 357,29 MP
Significant Barriers Influencing Green Design Application among the Contractors in Construction Industry
This paper aims to find out the vital barriers that affecting the implementation of Green Design practice, which is part of the Green Supply Chain Management (GSCM) application in construction industry. GSCM is an innovative strategy that integrates environmental and social considerations with involving all parties in product (building) design stage, procurement, materials sourcing and selection, completion and handover to the ultimate users without overlooking the end-of-life management of the product. By the same time, GSCM also can improve both short and long-term competitiveness and profitability of the organisation. Green design application can reduce the environmental effects throughout the product lifecycle by minimising the resources and energy consumption. The objectives of this study are to determine and analyse the critical barriers that preventing Green Design related activities among contractors in construction industry. Quantitative research method with survey questionnaire was employed in this study. Total 450 sets of questionnaire were distributed with 21.8% response rate. The independent variables in this study was the barriers of Green Design implementation while the dependent variable was the adoption level of Green Design practice in construction industry. In short, four (4) barriers are identified, which were Government Supports, Company Resources, Knowledge and Information, and Financial issue barriers. Results of the study shown that Government Supports and Company Resources barriers were significant for Green Design practice. Significance of this research is to provide a better understanding of green practices, such as GSCM, to deal with current environmental issues and to realise the recent problems and obstacles faced by all construction players, so that further actions are required for a successful GSCM implementation in order to move towards a sustainable environment in the future