13 research outputs found
KOMBINASI YOGA PRENATAL DAN SENAM JARI DALAM MENCEGAH PREEKLAMPSI PADA IBU HAMIL
Preeklampsia adalah kondisi yang terjadi pada kehamilan yang ditandai dengan adanya hipertensi disertai adanya proteinuria disertai oedema akibat kehamilan setelah 20 minggu atau segera setelah persalinan. Preeklampsia merupakan salah satu penyulit dalam kehamilan yang menyebabkan sakit berat, kecacatan jangka panjang, serta kematian pada ibu, janin dan neonatus. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah preeklampsi pada ibu hamil salah satunya dengan latihan kombinasi Yoga prenatal dan senam jari. Tujuan pengabdian kepada masyarakat adalah untuk mengaplikasikan latihan kombinasi yoga prenatal dan senam jari dalam mencegah preeklampsi pada ibu hamil. Metode pengabdian masyarakat dengan cara diberikan kombinasi senam Yoga Prenatal dan Senam Jari pada semua ibu hamil, dilanjutkan melakukan timbang berat badan, pengukuran tinggi badan dan diukur Index Massa Tubuh (IMT), melakukan pengukuran tekanan darah pada ibu hamil melalui ROT, MAP dan pemeriksaan protein urine. Pengabdian masyarakat dilakukan pada bulan Desember 2022. Peserta pengabdian adalah ibu hamil pada bidan setempat di PMB Sumarti, SST di Desa Kapor, Burneh Bangkalan. Hasil yang diperoleh dari pengabdian dari 10 ibu hamil sebagian besar Tekanan darah, MAP dan ROT normal, IMT sebagian besar overweight. Hal ini menunjukkan ibu hamil hamper seluruhnya kategori normal
Kecemasan, Pelayanan Kebidanan, dan Pemberian Informasi tentang Virus Corona (COVID-19) oleh Bidan di Wilayah Madura
The incidence of the COVID-19 pandemic is very important to know because it has a psychological impact on the coronavirus pandemic incident on health workers. The outbreak of the COVID-19 epidemic has caused high levels of stress from health workers and increased illness in the community. The research objectives were to determine midwife anxiety, the role of midwives in midwifery services, and to provide information about the coronavirus (COVID-19) to mothers and children in the Madura region. This type of research is descriptive, the population of this study was midwives in Madura with a total sample of 123 midwives. Data collection uses the Google Form system which is distributed to all midwives in the Madura region. The collected data were analyzed using frequency distribution tables. The results showed that midwives experienced severe anxiety by 16.3%, 17.9% very severe anxiety, and 22.8% moderate anxiety, midwives also provided good midwifery services at 87.0% and provided information about the prevention of coronavirus transmission properly by midwives by 77.2%. This pandemic has had a huge impact on the provision of midwifery services, especially programs that have been implemented routinely so that the program cannot be implemented and midwives also experience anxiety because they are the spearhead in midwifery services. It is hoped that there will be good cooperation between patients and midwives, especially patients, to continue to follow the principles of preventing transmission of the coronavirus and to provide good and correct information to patients, especially when coming from out of town
Anxiety in Pregnant Women During Coronavirus (Covid-19) Pandemic in East Java, Indonesia
The 2019 coronavirus pandemic has been recognized as a trigger for anxiety, especially in pregnant women. Pregnant women are among those with a high-risk for contracting coronavirus, not only for themselves but also for the unborn child. Continuous information is needed for pregnant women to avoid anxiety because anxiety will result in complications for both mother and child, such as low birth weight baby and postpartum psychological disorder. The purpose of this study was to identify the prevalence of anxiety in pregnant women during the Coronavirus pandemic in Madura, East Java, Indonesia. This study was a cross-sectional descriptive study conducted from April 13 to May 8, 2020. Data were collected using a Google form distributed to all pregnant women in the Madura Region based on the list of pregnant women from the midwives in each city in this region. Seventy pregnant women returned the completed form, and data were analyzed using frequency tables and percentages. Results showed that 31.4% of pregnant women experienced very severe anxiety, 12.9% experienced severe anxiety, and the remainings did not experience anxiety. In conclusion, the coronavirus pandemic indeed increases anxiety in pregnant women which will need to be addressed to avoid negative impacts on the mother and unborn child. Counseling is needed to reduce anxiety by asking the women to stay at home, wash their hands, wear masks, eat nutritious food, have their pregnancy checked, perform exercise for pregnant women at home, and seek for help when facing emergencies. Tingkat Kecemasan Ibu Hamil pada Masa Pandemi Viruscorona (Covid-19) di Jawa Timur, Indonesia Pandemi virus corona 2019 ini menyebabkan kecemasan, terutama pada ibu hamil, karena ibu hamil merupakan kelompok risiko tinggi untuk tertular virus corona, terutama pada janin yang dikandungnya, sehingga diperlukan informasi secara terus menerus kepada ibu hamil supaya tidak terjadi kecemasan, karena kecemasan ini akan berakibat komplikasi pada ibu dan janinnya. Dampak kecemasan pada ibu hamil dan janin adalah Berat Badan Lahir Rendah dan gangguan psikologis pada ibu setelah melahirkan. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi tingkat kecemasan ibu hamil di masa pandemi virus Corona di wilayah Madura, Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan tanggal 13 April sampai dengan 8 Mei 2020 dan merupakan penelitian desktriptif dengan menggunakan google form yang disebarkan ke seluruh ibu hamil di Wilayah Madura melalui bidan yang ditunjuk setiap kota yang ada di Madura. Tujuh puluh ibu hamil mengembalikan formulir yang telah diisi dan data dianalisis menggunakan tabel frekuensi dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 31.4% mengalami kecemasan sangat berat, 12.9% mengalami kecemasan berat, dan sisanya ibu tidak mengalami kecemasan atau dalam keadaan normal. Simpulan, pandemi virus corona memang meningkatkan kecemasan pada ibu hamil yang perlu diatasi untuk menghindari dampak negatif pada ibu dan janinnya. Konseling diperlukan untuk mengurangi kecemasan dengan meminta ibu-ibu untuk tinggal di rumah, mencuci tangan, memakai masker, makan makanan bergizi, memeriksakan kehamilannya, melakukan senam ibu hamil di rumah, dan mencari pertolongan saat menghadapi keadaan darurat
SKRINING PEMERIKSAAN PROTEIN URINE DAN GULA DARAH ACAK UNTUK MENCEGAH PREEKLAMPSI PADA IBU HAMIL
Peningkatan kadar gula darah selama kehamilan diduga menjadi salah satu pemicu kejadian preeklamsia. Pada trimester kedua kehamilan, terjadi peningkatan kadar hormon human placental lactogen (hPL) yang memiliki aksi antiinsulin. Kondisi ini menyebabkan penurunan uptake glukosa oleh sel dan meningkatkan kadar insulin. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah preeklampsi pada ibu hamil salah satunya dengan mengatur pola makan selama hamil dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Tujuan pengabdian kepada masyarakat adalah untuk skrining pemeriksaan protein urine dan gula darah acara untu mencegah preeklampsi pada ibu hamil. Metode pengabdian masyarakat dengan cara memeriksa gula darah acak dan pemeriksaan protein urine. Pengabdian masyarakat dilakukan pada bulan Desember 2022. Peserta pengabdian adalah ibu hamil pada bidan setempat di PMB Sumarti, SST di Desa Kapor, Burneh Bangkalan. Hasil yang diperoleh dari pengabdian dari 7 ibu hamil sebagian besar hasil pemeriksaan protein urine didapatkan 2 ibu hamil positif, protein urine merupakan indikator untuk menegakkan preeklampsi selain IMT, ROT dan MAP. Hasil pemeriksaan gula darah dalam kategori normal
Hormonal profile and characteristics of polychistic ovarium syndrome among Madurese tribe, Indonesia
Polycystic ovarium syndrome (PCOS), the most common endocrine disorders in women of reproductive age, characterized by menstrual disorders (amenorrhea/oligomenorrhea), hirsutism, the appearance of acne, alopecia and the results of biochemical tests that show increased androgens (testosterone). Increased serum luteinizing hormone (LH) and follicle stimulating hormone (FSH) serve as diagnostic tests for PCOS over the years, but from several research results obtained inconsistent results that need further research. The purpose of this study is to analyze the hormonal profile and characteristics of polycystic ovary syndrome (PCOS) in Madura. Case-control study conducted in March-August 2019 in the Madura tribe. There were 32 subjects with PCOS and 32 healthy women participated in this study. Hormonal examination was using a serum and followed by enzyme-linked immune sorbent assay (ELISA kit). Levels Follicle-stimulating hormone (FSH) average was 8.74 and SHBGs were 10.02 lower in PCOS patients and LH levels were higher in PCOS patients; ratio LH/FSH was 0.76. The results of the Madurese study showed that levels of FSH, LH, weight significantly related to PCOS sex hormone binding globulin (SHBG), however body mass index (BMI) levels were not related to PCOS
ANALISIS POLIMORFISME GEN DENND1A, FSHR, INSR, DAN LHCGR, KADAR FSH, KADAR LH DAN KADAR SHBG PADA SINDROMA OVARIUM POLIKISTIK (SOPK) DI SUKU MADURA
Pendahuluan : Genetik dan hormon merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi terjadinya Sindroma Ovarium Polikistik (SOPK), tetapi dari
beberapa hasil penelitian hasil masih bertentangan dan kontroversial dan perlu
dilakukan penelitian lanjutan. Tujuan penelitian ini adalah Menganalisis hubungan
polimorfisme gen DENND1A, FSHR, INSR, LHCGR, kadar LH, kadar FSH dan
kadar SHBG pada sindroma ovarium polikistik (SOPK) disuku Madura
Metode : Penelitian ini observasional analitik dengan rancangan penelitian case
control, sampel 30 pasien (kasus SOPK) dan 30 wanita sehat (tidak SOPK) di
Suku Madura, sebelumnya dilakukan skrining pemeriksaan SGOT, SGPT, BUN,
Creatinin dan GDA, polimorfisme gen dilakukan pemeriksaan PCR, RFLP dan
sekuensing, pemeriksaan kadar FSH, LH dan SHBG dengan ELISA
Hasil : Hasil penelitian gen DENND1A sebagian besar memiliki genotip AA
73.33%, AG 23.33% dan GG 3.33%, kelompok kontrol sebagian besar memiliki
genotip AA 76.67%, AG 20% dan GG 3.33%, gen FSHR (Ala307Thr) sebagian
besar genotip AG 70%, AA 20%, dan GG 10%, kelompok kontrol sebagian besar
memiliki genotip AG 52.94%, AA 32.35%, dan GG 14.71%, gen INSR sebagian
besar memiliki genotip TC 63.33% TT 16.67%, dan CC 20.00%, kelompok
kontrol sebagian besar memiliki genotip TC 44.12%, TT 38.24%, dan CC
17.65%, gen LHCGR sebagian besar memiliki genotip GA 56.67%, GG 40.00%,
dan AA 3.33% kelompok kontrol memilki genotip GG 52.94%, GA 0% dan AA
17.65%. Hasil uji statistik tidak ada hubungan yang signifikan genotip dan alel
(P>0.05), kadar FSH, LH dan ratio LH/FSH ada hubungan yang signifikan dengan
SOPK (P<0.005).
Kesimpulan : Tidak ada hubungan yang signifikan genotip dan alel gen
DENND1A, FSHR, INSR dan LHCGR dengan kejadian SOPK di suku Madura
tetapi hasil ada hubungan yang signifikan kadar FSH, LH dan ada perbedaan ratio
LH/FSH antara kasus dan kontrol dengan kejadian SOPK di suku Madura
EFFECTS OF AGE, PARITY, SETIO CAESAREA HISTORY AND PROM ON SECTIO CAESAREA LABORS IN RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBUH BANGKALAN
Introduction:SC labor is one of the alternative methods of labors when normal labor can’t be performed due to certain indications.This research was aimed to analyze the effects of ages, parity, SC history and PROM on SC labor.Method:This research employed a cross sectional design. Independent variable was age, parity, SC history and PROM and dependent variable was risks of SC labor. Population consisted of 675 mothers and sample which used a simple random sampling technique consisted of 251 mothers. Data collection technique used documentation of medical records and data analysis technique used tests of Chi Square, Lambda and logistic binary regression. Result:The result showed that there were effects of ages on acts of SC labors (p= 0.034), parity on risks of SC labors (p=0.000), SC history on risks of SC labors and PROM on risks of SC labors (p=0.000). data analysis showed that the most influential factor on SC labor was PROM and SC history with value OR 5.418 and OR 3.164. Discussion:The previous research showed that the majority of mothers (58%) gave birth to babies in SC labor in RSUD Syarifah Ambami Rato Rato Ebuh 2014. This occurred due to some obstacles such as ages 35 years, grande multipara (high parity), SC history, and PROM. Early detection and quality ANC are any efforts to decrease the rates of SC labors.
Keywords: age, parity, Sectio Caesarea history, PROM (Premature Rupture of Membrane), Risk of Sectio Caesarea labors
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsi Pada Ibu Hamil Trimester III pada Praktik Mandiri Bidan X di Bangkalan
Preeklampsia adalah hipertensi pada usia kehamilan 20 mingguatau setelah persalinan dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg disertai dengan protein dalam urine dan edema. Preeklamsia dapat terjadi pada masa kehamilan, persalinan dan nifas. Pada masa kehamilan preeklamsia terajdi pada usia 20 minggu keatas, tujuan penelitian menganalisis faktor yang berhubungan dengan kejadian preeklampsi, metode penelitian Analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel independen usia, pendidikan, pekerjaan, kecemasan dan kepatuhan antenatal care, variabel dependen preeklampsia. Populasi sebanyak 42 anak dengan sampel 38 responden.Teknik sampling Simple Rondom Sampling, uji statistik menggunakan Spearman Rank Data penelitian menggunakan data primer, alat pengumpulan data berupa kuisioner dan dilakukan uji validitas reliabilitas. Analis data yang digunakan univariat dengan persentase, bivarat dengan Spearman Rank., Hasil uji statistik diperoleh P-value (0,010) kecemasan, P-value (0,001) kepatuhan antenatal care, usia P-value (0.000), pendidikan P-value (0.030) dan Pekerjaan P-value (0.004) dengan kejadian preeklampsia. Upaya menurunkan kejadian preeklampsi dengan menganjurkan ibu hamil tetap melakukan pemeriksaan Ante Natal Care minimal 4 kali selama kehamilan dan aktif untuk mengikuti kelas ibu hamil. Deteksi Dini preeklampsi tetap dilakukan pada semua ibu hamil untuk mencegah terjadinya preeklampsi
How does forgiveness therapy versus emotion-focused therapy reduce violent behavior schizophrenia post restrain at East Java, Indonesia?
Based on the violent behavior, the data obtained in the last 6 months using population of psychiatric inpatients with violent behavior of 64 patients. The purpose of this study was to analyze the effect of forgiveness therapy that focused on emotions of violent behavior in post restrain schizophrenia. This research method used a Quasi-experimental design. The independent variable was forgiveness therapy that focused on emotions. The dependent variable was violent behavior. The populations were 64 patients with violent behavior using a simple random sampling technique and for the sample were 52 patients. Collecting data using general adaptive function response score (GAFR) observation sheets with Wilcoxon and Mann Whitney statistical tests. Wilcoxon test showed (p-value 0.002) after being given forgiveness therapy. The Wilcoxon test showed (p-value 0.513) after being given therapy that focused on emotions it can be concluded that there are differences in violent behavior before and after therapy of forgiveness and therapy that focused on emotions. Mann Whitney test results obtained (p-value 0.016) remission therapy was more effective in reducing the violent behavior of post restrain schizophrenia
Perilaku Ibu Ketika Hamil dalam Upaya Pencegahan Anak Lahir Stunting di Kabupaten Kampar
The prevalence of child stunting in Indonesia is still high. In 2021 at the national level stunting was at 24.4%. Stunting is caused by nutritional problems that are chronic or long-lasting. The theory of planned behavior is used as a basis for knowing the behavior of preventing stunting in children during pregnancy in mothers, while the concept of family-centered nursing is used as a basis for identifying the role of family support and environmental support in its influence on maternal behavior in preventing stunting in children. This study aims to determine the behavior of preventing stunting children when pregnant women at Puskesmas Lipat Kain, Kampar Regency. Analytical research type with cross-sectional design. The sample was 72 pregnant women at Puskesmas Lipat Kain. Independent variables consist of knowledge, attitudes, cultural values, family support, and environmental support, while the dependent variable is stunting prevention behavior. Questionnaire research instruments that have been tested for validity and reliability, are collected by observation. Univariate and bivariate data analysis. The p-value that is most associated with stunting prevention behavior in children when pregnant women are family support and environmental support is 0.000 (<0.05). In addition, knowledge (0.009), attitudes (0.018), and cultural values (0.017) also showed a relationship with the behavior of preventing child stunting during pregnancy.Prevalensi stunting anak di Indonesia masih tinggi. Tahun 2021 di tingkat nasional stunting berada pada angka 24.4%. Stunting diakibatkan oleh masalah gizi yang sifatnya kronis atau berlangsung lama. Theory of planned behavior digunakan sebagai dasar untuk mengetahui perilaku pencegahan stunting pada anak selama masa kehamilan pada Ibu, sedangkan konsep family centered nursing digunakan sebagai dasar untuk mengidentifikasi peranan dukungan keluarga dan dukungan lingkungan dalam pengaruhnya terhadap perilaku ibu dalam pengaruhnya terhadap perilaku ibu dalam melakukan pencegahan kejadian stunting pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pencegahan anak stunting pada saat Ibu hamil di Puskesmas Lipat Kain Kabupaten Kampar. Jenis penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel yaitu Ibu hamil sebanyak 72 Ibu di Puskesmas Lipat Kain. Variabel independent terdiri dari pengetahuan, sikap, nilai budaya, dukungan keluarga, dukungan lingkungan, sedangkan variabel dependen perilaku pencegahan stunting. Instrument penelitian kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reabilitas, dikumpulkan dengan cara observasi. Analisa data univariat dan bivariat. Diperoleh p value yang paling berhubungan dengan perilaku pencegahan stunting pada anak saat Ibu hamil adalah dukungan keluarga dan dukungan lingkungan yaitu 0,000 (<0.05). Selain itu pengetahuan (0,009), sikap (0,018), dan nilai budaya (0,017) juga menunjukkan adanya hubungan dengan perilaku ibu ketika hamil dalam upaya pencegahan anak lahir stunting