16 research outputs found

    KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA

    Get PDF
    Komunikasi merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap individu tidak akan lepas dari kegiatan komunikasi, khusunya komunikasi interpersonal dengan individu lain. Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang dilakukan secara tatap muka, yang memungkinkan setiap individu mampu memaknai reaksi orang lain secara langsung. Adanya perubahan yang dinamis, menyebabkan siswa sebagai remaja rentan untuk menghadapi permasalahan yang cukup kompleks. Siswa mencari bantuan untuk penyelesaian masalahnya pada teman sebayanya. Adanya siswa bermasalah yang berkonsultasi pada temannya, dapat memberikan efek positif namun bisa juga memberikan efek negatif. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dikembangkan model layanan bimbingan dan konseling yang mampu melayani siswa serta meningkatkan komunikasi interpersonal siswa. Salah satu yang dapat dikembangkan adalah konseling sebaya. Pengembangan konseling sebaya diprediksi dapat menjadi alternatif solusi permasalahan yang sering dihadapi oleh siswa khususnya remaja. Langkah yang dapat ditempuh dalam upaya pengembangan kemampuan komunikasi interpersonal melalui peer counseling yaitu meliputi pemilihan calon ―konselor sebaya, pembekalan calon ―konselor sebaya dan pengorganisasian pelaksanaan konseling sebaya

    PELAYANAN KONSELING BERBASIS GENDER: MENINGKATKAN KUALITAS KONSELOR WANITA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN TERHADAP KONSELI

    Get PDF
    Para “Konselor Wanita” perlu memiliki kualitas diri dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling bagi konseli yang sesuai dengan kodratnya (yin) sebagai seorang konselor. Adanya pendapat tentang wanita, dengan ciri-ciri alamiah yang dimilikinya, para “Konselor wanita” diharapkan efektif dalam membantu konseli, selain itu diharapkan pula untuk menjadi “resourceful people”dengan enam dimensi potensi insani (wawasan aspiratif, wawasan etika, rasa kompeten, semangat belajar inovatif, semangat berkelompok, motivasi kerja) serta mampu menjadi ”agent of change” dengan lebih dulu mengubah dirinya sendiri sebelum menstimulasi klien untuk berubah. Dalam pengembangan etika di bidang konseling dimulai melalui pendekatan manusia sehat dengan asumsi yang mendasari ialah: penghargaan harkat dan martabat klien, membantu optimasi penggunaan potensi insani klien, mengurangi kecenderungan memberi nasehat, menyadari keterbatasan ilmu dan kemampuan diri, serta berperilaku asertif untuk tetap menjaga nilai dan karakteristik pribadi konselor). Gambaran ciri watak “Konselor Wanita” mungkin terlalu ideal, tidak realistik dan monumental, namun diharapkan untuk dapat ditelaah dalam mengembangkan “Citra Diri” sekaligus mengembangkan “Konsep Diri” tentang perwatakan “konselor wanita”sebagai seseorang yang dianggap esensiil dan pantas dimiliki untuk dapat memicu perkembangan pribadi

    PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK MELALUI CATUR GURU

    Get PDF
    Pembentukan karakter anak melalui catur guru sangat membantu dunia pendidikan. Merupakan langkah awal menumbuhkan sikap, sifat,dan prilaku karena belakangan ini sering terjadi kekerasan dikalangan sekolah maupun di tengah-tengah masyarakat, yang selalu dituding menjadi penyebab adalah lemahnya pendidikan karakter. Korupsi terus menggurita ditengarai karena karakter bangsa yang mulai melemah.Yang sangat menejutkan pula ada mahasiswa terbunuh, ada seorang oknum dosen terbunuh yang ada dilingkungan kampus. Belum lagi tayangan di media sosial dan elektronik tentang berbagai kekerasan yang terjadi diberbagai sudut negeri ini. Padahal pemerintah menyadari dan berupaya mencari solusi tentang bagaimana pentingnya penanaman pembentukan nilai-nilai karakter khususnya dikalangan peserta didik, baik karakter moral maupun karakter aktivis. Jika pembentukan karakater anak melalui catur guru ini sudah ditanamkan sejak awal mulai dari keluarga yaitu orang tua, pembentukan karakter dalam kelahiran yang kedua adalah di sekolah dari rahim seorang guru, pemerintah,dan keyakinan sendiri yaitu kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai penentu kebenaran absolut, dapat meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan bersama

    LAZIMKANLAH YANG BENAR, JANGAN SELALU MEMBENARKAN YANG LAZIM, KARENA YANG LAZIM TIDAK SELALU BENAR,SALAH KAPRAH DALAM PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA

    Get PDF
    AbstractIndonesian language users in official forums are expected to use Indonesian in accordance with applicable rules, both in spoken and written form. In accordance with the reality, currently there are still uses of Indonesian that are not in accordance with the rules of good and correct Indonesian or also known as standard language. This study was expected to be able to broaden Indonesian speakers to gain knowledge and to understand the rules for using the Indonesian language properly and correctly. The method used in obtaining data was observation method with note-taking techniques. Furthermore, the data obtained were analyzed using descriptive qualitative interpretive analysis methods. Based on data analysis, it can be seen that in the use of Indonesian there are forms of language that are misguided, such as ambiguous/contaminated sentences, wrong diction, and wrong reasoning. In this regard, the author suggests that Indonesian language users must pay attention to and comply with good and correct Indonesian language rules to create a dignified language and be proud to use Indonesian in accordance with what is mandated by the 1945 Constitution, namely in chapter XV, article 36.Keywords: Misguided, Standard Indonesia

    IMPLEMENTASI BUDAYA DALAM KOMUNIKASI KONSELING YANG EFEKTIF

    Get PDF
    Proses konseling memperhatikan, menghargai, dan menghormati unsurunsur kebudayaan tersebut. Pengentasan masalah individu sangat mungkin dikaitkan dengan budaya yang mempengaruhi individu. Pelayanan konseling menyadarkan klien yang terlibat dengan budaya tertentu; menyadarkan bahwa permasalahan yang timbul, dialami bersangkut paut dengan unsur budaya tertentu, dan pada akhirnya pengentasan masalah individu tersebut perlu dikaitkan dengan unsur budaya yang bersangkutan. Sudah pengetahuan umum bahwa antara konselor dan klien pasti mempunyai perbedaan budaya yang sangat mendasar. Perbedaan budaya itu bisa mengenai nilai nilai, keyakinan, perilaku dan lain sebagainya. Perbedaan ini muncul karena antara konselor dan klien berasal dari budaya yang berbeda. Konseling lintas budaya akan dapat terjadi seperti saat konselor yang orang Bali memberikan layanan konseling pada klien yang berasal dari Ambon atau sebaliknya. Dalam konseling lintas budaya konselor agar komunikasi dapat efektif perlu memikirkan perspektif budaya dalam seperti nilainilai budaya yang relevan, penerapan nilai-nilai budaya seperti keterampilan memperhatikan, memantulkan perasaan, keterampilan menggunakan pertanyaan untuk membuka konseling, keterampilan menstruktur, keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan memahami jalan pikiran klien, dan keterampilan memahami tingkah laku klien

    KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN KONSELOR/ GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ERA MERDEKA BELAJAR

    Get PDF
    Layanan bimbingan dan konseling adalah suatu layanan yang diberikan oleh tenaga yang profesional dalam bidang bimbingan dan konseling kepada peserta didik atau siswa dan anggota masyarakat lainnya supaya mereka mampu mengembangkan dirinya, mengenali dirinya sendiri, serta mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapinya sehingga dapat meningkatkan kemandiriannya dan dapat hidup efektif sehari-hari. Sebagai layanan profesional tenaga pemberi layanan bimbingan dan konseling sudah sewajarnya membentuk organisasi profesi. Organisasi profesi bimbingan dan konseling ini menjadi wadah para konselor/guru BK serta menjadi perekat utama seluruh anggota yang menjalankan layanan bimbingan dan konseling. Salah satu kewajiban organisasi profesi bimbingan dan konseling adalah merumuskan kode etik profesi bimbingan dan konseling itu sendiri. Melihat kompleksnya tugas dan peran profesi Bimbingan dan Konseling apalagi dalah suasana Merdeka Belajar koselor sangat diharapkan untuk memiliki kompetensi-kompetensi seperti jujur, hangat, empat dan lainnya sebagai Upaya untuk mendukung pembelajaran yang berpusat pada anak

    “CYBER COUNSELING” SEBUAH MEDIA KONSELING DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 BAGI SISWA SMK PARIWISATA TRIATMAJAYA SINGARAJA

    Get PDF
    Sekolah merupakan salah satu tempat untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang diamanatkan dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yaitu untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Peran stakeholder, guru, siswa, orang tua hingga masyarakat sangat diharapkan untuk mencapai tujuan Pendidikan tersebut. Layanan konseling di sekolah merupakan salah satu bentuk penerapan untuk mengembangkan potensi diri peserta didik. Sebagai konselor sekolah/guru BK sangat diharapkan memiliki gagasan-gagasan baru agar proses konseling dapat diterima dan merata bagi siswa. Pada era revolusi industri 4.0 saat ini dimana teknologi, system syber, internet digunakan pada setiap lini kehidupan manusia sehingga begitu pula dengan para siswa yang selalu memanfaatkan teknologi baik dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari -hari. Melihat hal tesebut peran koseling hendaknya mengikuti perkembangan teknologi saat ini, namun tidak lepas dari asas-asas dari Bimbingan dan Konseling. Fenomena yang terjadi saat ini disekolah khususnya di SMK Pariwisata Triatmaja, memiliki permasalahan siswa yang terbilang kompleks, dari permasalahan bolos sekolah hingga kriminal. Permasalahan tesebut tidak bisa dideteksi dini oleh konselor sekolah karena rasio antara guru BK dan siswa tidak seimbang, hal tersebut juga terjadi karena ada rasa enggan menungkapkan permasalahan dari siswa ke guru BK, dan juga kolaborasi antara orang tua dengan pihak sekolah atau konselor sekolah sangat minim. Dengan membuatkan sebuah system “Cyber Konseling” yang didalamnya terdapat beberapa fitur seperti konseling online, konsultasi orang tua, layanan informasi karir/studi lanjut, video conference,dll. Penelitian ini mengambil model Borg and Gall (1983) yang dilaksanakan hingga tahap ke 5 dari 10 tahap yang seharusnya, yaitu :1) penelitian dan pengumpulan informasi awal; 2) perencanaan; 3) pengembangan format produk awal; 4) uji coba awal; dan 5) revisi produk. Luaran dari penelitian ini adalah jurnal ber-ISSN dan prototype/ teknologi tepat guna

    ERROR ANALYSIS DALAM TULISAN (WRITING) BEBAS BERBAHASA INGGRIS PARA PEMBELAJAR BAHASA ASING

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk (i) mengidentifikasi berbagai jenis error atau kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa dalam keterampilan menulis bebas; (ii) untuk mengetahui faktor-faktor penyebab timbulnya kesalahan/error yang dibuat oleh mahasiswa;dan (iii) untuk mengetahui beberapa strategi mengajar menulis dalam bahasa Inggris bagi mahasiswa. Penelitian ini menggunakan para mahasiswa semester 2 Ekonomi Unipas yang berjumlah 20 orang yang mengambil mata kuliah Bahasa Inggris Umum. Para subjek penelitian ini masuk dalam kategori Pembelajar bahasa asing. Penelitian deskriptif kualitatif ini dilaksanakan melalui analisis teks dan wawancara. Dari data yang dikumpulkan ditemukan sekitar sekitar 133 kesalahan dimana terdapat 65 kesalahan (48,87%) untuk grammar, terdapat 35 kesalahan (26,32%) untuk vocabulary dan 33 kesalahan (24,81%) untuk mechanics. Selain ketiga aspek kesalahan tersebut, terdapat kesalahan dalam memaknai paragraf dan kesalahan dalam menyediakan kalimat pendukung dalam paragraf. Strategi yang dap pat diterapkan dalam mengajarkan writing kepada mahasiswa adalah menerapkan beberapa langkah dalam menulis yakni pre-writing, composing and drafting serta tahap editing and revisin

    PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ANAK

    Get PDF
    Tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan manfaat permainan tradisional anak dalam membangun karakter anak. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena perubahan aktivitas bermain anak saat ini, yang lebih sering bermain permainan modern berbasis gadget yang lebih mengutamakan unsur strategi dibandingkan nilainilai karakter yang lain. Oleh karena itu, permainan tradisional anak kian terlupakan dan menjadi asing di kalangan anak-anak. Disamping itu, tingkat kecanduan anak terhadap permainan modern semakin tinggi sehingga berpengaruh pada kebiasaan dan prilaku anak. Indonesia memiliki banyak jenis permainan tradisional untuk anak seperti gobak sodor, congklak, petak umpet, cublek-cublek suweng, lompat tali, engklek, ular naga, kasti, gasing, kelereng, bola bekel, dan masih banyak jenis permainan tradisional anak lainnya. Permainan-permainan tradisional tersebut mengandung berbagai nilai positif yang sangat baik untuk dikembangkan yang tidak hanya meliputi aspek kognitif, tetapi juga aspek motorik, afektif, bahasa, sosial, emosi, spiritual dan aspek ekologis

    PENELITIAN SEMIOTIKA TENTANG KOMUNIKASI TRANSENDENTAL MELALUI PENGGUNAAN SIMBOL-SIMBOL RITUAL MASEGEH DI BANJAR PENATARAN KECAMATAN BULELENG KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

    Get PDF
    Komunikasi transendental sering digunakan oleh masyarakat beragama atau oleh mereka yang percaya bahwa dunia dan isinya merupakan ciptaan Tuhan. Masyarakat ini percaya bahwa komunikasi yang mereka lakukan dengan Sang Pencipta dapat dilakukan melalui aktivitas berdoa atau sembahyang atau melakukan ritual-ritual tertentu yang mereka yakini dapat menyampaikan maksud dan tujuan mereka kepada Sang Pencipta. Hal serupa terjadi dalam masyarakat Hindu yang tidak hanya percaya akan kekuatan Tuhan sebagai pencipta segalanya, tetapi juga percaya akan keberadaan leluhur dan para penguasa dan penjaga alam bawah. Oleh karena itu, persembahan atau sesajen atau biasanya dikenal dengan sebutan yadnya (dari bahasa sansekerta yang berarti persembahan tulus iklas) yang dilakukan oleh umat Hindu sangat beragam khususnya jika dilihat dari kepada siapa yadnya tersebut dipersembahkan. Salah satu bentuk yadnya tersebut adalah ritual masegeh. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan simbol-simbol yang digunakan dalam segehan serta 2) meninjau makna dari simbol-simbol yang digunakan dalam segehan. Penelitian ini terbatas pada penggunaan segehan di Banjar Penataran, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng karena pelaksanaan yadnya dalam Agama Hindu bersifat fleksibel tergantung waktu, tempat dan kondisi. Penelitian ini menganalisis enam jenis segehan yakni segehan atuunan, segehan putih kuning, segehan putih selem, segehan wong-wongan, segehan catur warna dan segehan panca warna. Keenam jenis segehan ini menggunakan berbagai macam bahan yang mana masing-masing bahan menyiratkan simbol dan makna. Bahan-bahan inti yang digunakan dalam membuat segehan-segehan tersebut adalah buah misalnya tebu dan pisang, porosan, nasi, biji-bijian, bunga, kapur sirih, daun sirih, bawang, jahe, garam, api dan air. Seluruh bahan yang digunakan merupakan perwujudan simbol-simbol Tuhan dan manifestasinya yang disebut sebagai dewa atau Bhatara/ Bhatari, simbol seluruh unsur yang ada di dunia misalnya Panca Maha Bhuta, serta simbol seluruh sifat yang ada di dunia misalnya rajas, tamas, dan rwa bhined
    corecore