9 research outputs found
Cognitive Strategy Use dan Perbedaan Jenis Kelamin pada Siswa Sekolah Menengah Pertama
Setelah melalui proses pembelajaran secara daring, siswa SMP saat ini tengah menikmati proses pembelajaran secara tatap muka. Siswa SMP menerapkan cognitive use strategy (e.g., rehearsal, elaboration, dan organization) untuk memahami materi yang diperoleh di kelas. Di sisi lain, beberapa penelitian menunjukkan perbedaan siswa laki-laki dan perempuan dalam menerapkan cognitive use strategy. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jenis kelamin dalam menerapkan cognitive use strategy pada siswa SMP di Jakarta. Penelitian ini melibatkan (n = 128) dengan menerapkan desain penelitian kuantitatif. Analisis independent sample t-test menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan untuk jenis kelamin laki-laki dan perempuan pada cognitive use strategy dengan t (126) = 2,38, p = 0,019. Secara spesifik, siswa perempuan (M = 3,04; SD = 0,33) lebih sering menerapkan cognitive strategy use dibandingkan siswa laki-laki (M = 2,90; SD = 0,34). Hasil penelitian ini menjadi dasar untuk melakukan intervensi psikologi bidang psikologi Pendidikan untuk meningkatkan self-regulated learning siswa dengan memperhatikan cognitive use strategy pada siswa laki-laki dan perempuan
Kualitas Pernikahan Wanita dengan Status Married By Accident (MBA) serta Melakukan Konversi Agama
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pernikahan pada wanita married by accident (MBA) yang melakukan konversi agama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini adalah seorang wanita berusia 29 tahun yang telah menikah dan melakukan konversi agama sejak tahun 2016. Hasil penelitian menujukan bahwa pernikahan yang dijalani tergolong berkualitas karena memenuhi indicator dari masing-masing dimensi kualitas pernikahan, diantaranya dimensi kualitas relasi serta dimensi kualitas kesejahteraan suami istri
WHAT WILL YOU DO AFTER GRADUATED FROM UNIVERSITY? INCREASING CAREER DECISION SELF-EFFICACY THROUGH CAREER COUNSELING
One of the biggest challenges that have to be faced by students of university is deciding on a specific career after graduating from university. The aims of this study are for knowing what students needed (study 1) and for testing whether career counseling can increase CDSE students of the university (study 2). In study 1, we use qualitative and quantitative approaches. On the other side, study 2 uses Quasi-Experimental within-subject pre and post-tests designed to monitor the role of career counseling on students. Study 2 involves (N=15) students CDMSES-SF is adopted in Bahasa and Culture. Using the Wilcoxon test on SPSS 24, we intend to know the significance of changes in students' CDSE. The results from study 1 are what needed on career counseling is materials concerning on grooming and writing curriculum (54.8% of 31 students), planning for facing the environment where they work (51.6% of 31 students), and tips and strategies to obtain a scholarship for the master program (54.8% of 31 students). Then, results of study 2 indicate there is a significant change of gathering occupational information (Z=–2.194; p<.05) and making plans for the future (Z=–2.204; p<.05) after career counseling. From this research, future career counseling concerns gathering occupational information and making plans for the future.
Keywords: career counseling, CDSE, graduation, university students
Apa yang Akan Anda Lakukan Setelah Lulus dari Universitas? Meningkatkan Career Decision Self-Efficacy Melalui Konseling Karier
Abstrak
Salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi oleh mahasiswa adalah membuat keputusan tentang karier tertentu setelah lulus dari universitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang dibutuhkan siswa (studi 1) dan untuk menguji apakah konseling karier dapat meningkatkan siswa CDSE dari universitas (studi 2). Dalam studi 1, kami menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Di sisi lain, Studi 2 menggunakan Kuasi-Eksperimental dengan pra dan pasca tes subjek yang dirancang untuk memantau peran konseling karier pada siswa. Studi 2 melibatkan (N=15) siswa CDMSES-SF diadopsi dalam Bahasa dan Budaya. Menggunakan uji Wilcoxon pada SPSS 24, kami bermaksud untuk mengetahui pentingnya perubahan pada CDSE siswa. Hasil dari studi 1 adalah apa yang diperlukan pada konseling karier adalah materi mengenai kurikulum perawatan dan menulis (54,8% dari 31 siswa), perencanaan untuk menghadapi lingkungan tempat mereka bekerja (51,6% dari 31 siswa), dan tips serta strategi untuk memperoleh beasiswa untuk program master (54,8% dari 31 siswa). Kemudian, hasil penelitian 2 menunjukkan ada perubahan yang signifikan dalam mengumpulkan informasi pekerjaan (Z=–2,194; p<0,05) dan membuat rencana untuk masa depan (Z=–2,204; p<0,05) setelah konseling karier. Dari penelitian ini, konseling karier masa depan berkaitan dengan gathering occupational information and making plans for the future.
Kata kunci: CDSE, konseling karier, mahasiswa, wisud
STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PELATIHAN UMKM DI DESA KERATO SUMBAWA BESAR
Penelitian ini bertujuan untuk merancang strategi pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan berbasis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Desa Kerato Kabupaten Sumbawa Besar. Desa ini dipilih karena memiliki potensi yang sangat strategis untuk pengembangan UMKM, sehingga pengembangan sumber daya manusia pelaku ekonomi berbasis UMKM masih memerlukan peningkatan keterampilan dan pengetahuan untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan usaha, sehingga mengarah pada peningkatan perekonomian. Metode kegiatan ini meliputi analisis masalah, permasalahan pembangunan berbasis program, dan implementasi strategi pemberdayaan masyarakat pelaku ekonomi di desa Kerato, melalui pemanfaatan teknologi berbasis media sosial dan mengintegrasikannya ke dalam kegiatan UMKM. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan kebutuhan pelatihan diidentifikasi melalui aspek manajemen administrasi dan sistem manajerial, pengenalan teknologi melalui media sosial, dan pemanfaatan marketplace dalam pemasaran. Dengan menerapkan strategi tersebut diharapkan UMKM di desa Kerato dapat meningkatkan kualitas dan produktivitasnya serta memberikan dampak positif bagi perekonomian desa melalui sistem pemasaran berbasis penguasaan teknologi sehingga dapat menjadi acuan dalam mengembangkan UMKM di desa lainny
Hubungan Religiusitas dengan Agresi Verbal Pemain Game Online
Currently, the rise of online games causes many cases of violence, both verbal and non-verbal. However, in everyday life, it is found that online games more often have an impact on verbal violence of players; therefore, this study aimed to determine whether there is a negative relation between religiosity and verbal aggression on online game players in Sumbawa Besar City. The method used in this study was quantitative method. The populations in this study were online game players in Sumbawa Besar City consisting of 70 people who were found based on initial screening. Then, the sampling technique used was saturated sample. The research data was obtained from the research instrument in the form of two scales, namely religiosity scale comprising of 20 items and verbal aggression scale which was adapted from the verbal aggression scale (VAS) consisting of 14 items. The statistical method used was Pearson's Correlation. Based on the results of data analysis, it is known that there is a relation between religiosity and verbal aggression. This can be seen from the research significance value of 0.000 < 0.05 and the correlation coefficient value of -0.436 was included in the category of moderate correlation strength, and showed that there is a negative relation between religiosity and verbal aggression on online game players in Sumbawa Besar City
DINAMIKA EMOSI REMAJA KETERGANTUNGAN GAME ONLINE
Online game addiction is a type of addiction resulting from high activity in playing online games which can be accessed via smartphones and supported by internet technology. This research is a study using qualitative methods that aims to describe the emotions of adolescents who are addicted to online games. Participants in this study were determined based on the screening results of the Game Addict Screening Score scale to measure the level of addiction to playing online games and obtained 2 research participants with the initials NU (17 years) and AN (22 years). The results showed that the two study participants were included in the online game addiction criteria and had several negative emotional aspects that were located in the cognitive minds of both of them. The two study participants The two study participants had almost the same emotional picture, namely they tended to express their emotions more with negative words . This affects the emotional state of the two research participants in everyday life, where the two research participants have different emotional controls in solving a problem. Based on the results of research on the two research participants, the level of emotion experienced increases when neither of them gets satisfaction in getting what they want. Furthermore, another impact of online game addiction on emotions does not only affect playing games but also affects social life.
Â
Keywords: Adolescence, Emotions, Addictions, Online GamesKetergantungan game online merupakan jenis ketergantungan akibat dari tingginya aktivitas dalam bermain game online yang dapat diakses melalui smartphone dan dikung dengan teknologi internet. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan emosi pada remaja yang mengalami ketergantungan game online. Partisipan penelitian ini ditentukan berdasarkan hasil skrinning dari skala Game Addict Screening Score untuk mengukur tingkat ketergantungan bermain game online dan didapatkan 2 partisipan penelitian dengan inisial NU (17th) dan AN (22th). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua partisipan penelitian termasuk dalam kriteria online game addiction dan memiliki beberapa aspek emosi negatif yang terletak pada pikiran kognitif dari keduanya. Kedua partisipan penelitian Kedua partisipan penelitian memiliki gambaran emosi yang hampir sama yakni cenderung lebih mengekspresikan emosinya dengan kata-kata negatif. Hal ini mempengaruhi kondisi emosi pada kedua partisipan penelitian dalam kehidupan sehari-hari, yang dimana kedua partisipan penelitian memiliki kontrol emosi yang berbeda-beda dalam menyelesaikan suatu masalah. Berdasarkan hasil penelitian pada kedua partisipan penelitian, tingkat emosi yang dialami semakin bertambah ketika keduanya tidak mendapat kepuasan dalam mendapatkan apa yang diinginkan. Selanjutnya dampak lain dari online game addiction terhadap emosi tidak hanya berpengaruh pada saat memainkan game saja tetapi berpengaruh pada kehidupan sosialnya
An Analysis of Sumbawa Vocational High Schools English Foreign Language Teachers’ English Proficiency
The aim of the study is to analyze the English proficiency of VHSs EFL teachers in Sumbawa. In Indonesia, English is considered a foreign language and a mandatory subject that has to be taught at schools. Especially at Vocational High School (VHS), neither current nor official records of English as a Foreign Language (EFL) teachers’ proficiency levels exists in our national databases (Yusuf and Novita, 2020). It could be argued that many English teachers in Indonesian schools fall under the category of less-skilled professionals with the lack of adequate competences to teach the language (Renandya, Hamid, & Nurkanto, 2018). The participants of the study consisted of 30 VHSs EFL Teachers of Sumbawa. The data collected using TOEFL like test, and it was analyzed in thre steps; correcting the TOEFL score, converting it into CEFR level, and intepreting the data. The results of the study show that the English proficiency of the VHSs EFL teachers is range from A1 to B1 which the majority of the participating teachers’ language proficiency are still at the CEFR A2 level. Regarding the strong points, it shows that the participants perform better at listening comprehension compared to the other two sets of skills tested. Based on the analysis of their numbers of correct answers, SWE section seemed to be a weak point for nearly every participant
“Why Can Other People Live Normally While I Cannot?”: An Application of Telecounseling Due to COVID-19
In Nusa Tenggara Barat province, on May 04, 2020, there were 275 cases out of 11,587 total cases in Indonesia. COVID19 not only has an impact on physical health issues, but it also impacts on psychological issues. One of the psychological issues is how society experiences negative emotion (e.g., depression) during the spread of COVID-19. This study aimed to explore the telecounseling process on the individual who had experienced negative emotion especially in the case of depressive disorder in the COVID-19 Nusa Tenggara Barat province. This study used a single-case research design approach, and the collected data were analyzed qualitatively. The results showed that the participant reported everything she felt and thought about in stage I. Next, in stage II, the participant analyzed what she thought and wished. The statements of having suicidal thoughts, having negative emotions (e.g., feeling sad) and not being interested in any activities indicated that the participant experienced severe depression (BDI-II). Stage III took the form of a strategy of how the participant realized her goals. Through the telecounseling process, the participant understood the goals and strategies to achieve them amid COVID-19
Lihat-Dengar-Hubungkan : Efektivitas Program Dukungan Psikologis Awal untuk Generasi Milenial
Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu provinsi yang menyumbang angka bunuh diri tertinggi di Indonesia. Sebagai bentuk pencegahan terhadap perilaku bunuh diri, Fakultas Psikologi memiliki peran untuk memberikan edukasi tentang pentingnya bantuan psikologis melalui psikoedukasi Dukungan Psikologis Awal (DPA). Tujuan dari studi ini adalah menguji efektifitas psikoedukasi DPA yang diberikan kepada mahasiswa. Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain quasi-experimental pre-post test within subject group. Partisipan diminta untuk mengisi kuesioner berupa pengetahuan terkait DPA yang disampaikan dalam psikoedukasi. 37 partisipan dalam riset ini direkrut secara convenience sampling. Partisipan berasal dari 4 fakultas berbeda dan merupakan generasi milenial (M= 19,10, SD= 1,07). Materi DPA mengacu pada modul psikoedukasi yang dibuat oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2018 dan diadaptasi untuk target partisipan remaja dan dewasa awal. Psikoedukasi DPA dilakukan selama satu hari dengan durasi 180 menit. Hasil menunjukan terdapat perubahan pengetahuan DPA yang signifikan pada mahasiswa. Hal tersebut diketahui dari skor respon pretest dan posttest (p < 0,05; p = 0,16). Kegiatan ini sangat disarankan bagi para sivitas akademika di bidang psikologi untuk lebih banyak mengenalkan pentingnya DPA dalam rangka pencegahan pemikiran ide bunuh diri