2 research outputs found

    Gambaran Pasien Katarak dengan Riwayat Diabetes Melitus di Rumah Sakit Mata Bali Mandara

    No full text
    The condition in which the usually clear and clear lens of the eye turns cloudy is called a cataract. In Indonesia, cataracts are the main cause of blindness with a percentage of 77.7%. Data obtained from the Bali Mandara Eye Hospital in 2018 stated that the percentage of cataracts in the province of Bali was 2.7%. Various factors can cause cataracts, diabetes mellitus is one of them. Increased blood sugar levels in patients with diabetes mellitus will provide clearly visible changes in body tissues that are not dependent on insulin for glucose transport. This can occur in the lens of the eye which can cause cataracts. This study aims to determine the description of cataract patients with a history of diabetes mellitus at the Bali Mandara Eye Hospital. This research method is descriptive retrospective with a cross-sectional study design. The data collection method used secondary data from medical records. The research sample was all cataract patients who checked themselves at the Bali Mandara Eye Hospital and met the criteria set by the purposive sampling technique. The data obtained were analyzed univariately. In this study, it was found that patients with cataracts with a history of diabetes mellitus were dominated by female patients and patients with an age range of 50-60 years. Based on the classification suffered, patients with immature cataracts are the most common. Based on the blood sugar levels obtained during the examination, most of the patients had high blood sugar levels.Keadaan lensa mata yang biasanya bening dan jernih berubah menjadi keruh disebut dengan katarak. Di Indonesia, katarak menjadi penyebab utama terjadinya kebutaan dengan persentase sebesar 77,7% serta data yang didapat dari Rumah Sakit Mata Bali Mandara tahun 2018 menyatakan persentase katarak di provinsi Bali sebesar 2,7%. Katarak dapat disebabkan dari berbagai faktor, diabetes melitus merupakan salah satunya. Kadar gula darah yang terjadi peningkatan pada pasien diabetes melitus dapat memberikan perubahan yang terlihat jelas di jaringan tubuh yang tidak terikat dengan insulin dalam transport glukosa. Hal ini dapat terjadi pada lensa mata dimana dapat menimbulkan katarak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pasien katarak dengan riwayat diabetes melitus di RS Mata Bali Mandara. Metode penelitian ini ialah deskriptif retrospektif dengan rancangan studi cross sectional. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan data skunder dari rekam medis. Sampel penelitian adalah seluruh pasien katarak yang memeriksakan diri di RS Mata Bali Mandara yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dengan teknik purposive sampling. Data yang didapat dianalisis secara univariat. Pada penelitian ini mendapatkan hasil bahwa pasien yang mengalami katarak dengan riwayat diabetes melitus didominasi oleh pasien perempuan dan pasien dengan rentang usia 50-60 tahun. Berdasarkan klasifikasinya yang diderita, pasien dengan katarak imatur adalah yang paling banyak ditemukan. Berdasarkan kadar gula darah yang didapatkan saat pemeriksaan, sebagian besar pasien memiliki kadar gula darah yang tinggi

    Peningkatan Pengetahuan Keluarga Pasien dalam Perawatan Pasien Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain)

    No full text
    Low back pain (LBP) merupakan penyakit yang umum terjadi akibat kerja dan dapat ditemukan pada berbagai populasi di dunia. Penyakit ini ditandai dengan nyeri pada area punggung bawah, dengan derajat nyeri yang bervariasi sehingga dapat mempengaruhi aktivitas dalam bekerja dan pada akhirnya dapat berdampak pada kesejahteraan. Pengetahuan yang rendah tentang penyakit ini baik itu dari pengenalan gejala, cara pencegahan dan cara pengobatnnya dapat menghambat penyembuhannya. Pelaksanaan program kemitraan masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien dan mitra dengan cara memberikan penyuluhan atau KIE tentang penyakitnya dan memberikan bantuan alat yang mendukung kondisi pasien terutama saat beraktifitas untuk mencegah timbulnya gejala yang lebih berat. Program kemitraan masyarakat ini akan dilakukan secara bertahap mulai dari persiapan yang diisi dengan kegiatan sosialisasi, pembuatan materi dan media yang dibutuhkan. Kegiatan berikutnya adalah pelaksanaan pengabdian yang diisi dengan kegiatan penyuluhan, pelatihan, pemberian bantuan alat dan pendampingan. Pada akhir kegiatan akan dilakukan penilaian atau evaluasi mengenai pengetahuan pasien mitra tentang penyakit LBP, cara pencegahan dan cara memakai alat bantu kesehatan
    corecore