9 research outputs found

    Nitrifikasi Dalam Biodegradasi Limbah Tambak

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju nitrifikasi dan bakteri yang paling efektif membentuk nitrat dalam biodegradasi limbah tambak udang. Percobaan dilakukan dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan dengan media percobaan limbah tambak biasa dan limbah tambak steril. Hasil percobaan memperlihatkan bahwa semakin tinggi kadar OSS dalam media percobaan, laju nitrifikasi semakin rendah, tetapi populasi mikroba nitrifikasi semakin tinggi. Laju nitrifikasi berkisar antara 0.0059 – 0.0089 ppm/hari, dengan laju tertinggi diperoleh pada perlakuan T2 (kadar TSS 200 ppm, OSS 147.30 ppm, amonia 0.22 ppm) dan terendah pada perlakuan T0 (kadar TSS 100 ppm, OSS 58.20 ppm, amonia 0.19 ppm). Bakteri nitrifikasi yang paling efektif membentuk nitrat dalam media percobaan adalah Nitrococcus sp. untuk perlakuan T0 dan T1, Nitrospira sp.untuk perlakuan T2 dan T3, dan Nitrobacter sp. untuk perlakuan T4 dan T5. Dalam media limbah tambak steril, laju nitrifikasi setiap jenis bakteri berkisar antara 0.0039 – 0.0069 ppm/hari dengan tingkat efektivitas rata-rata 72.02%. Bakteri yang paling efektif membentuk nitrat dalam biodegradasi limbah tambak udang adalahNitrospira marina

    Kajian Daya Dukung Lingkungan Kawasan Pertambakan di Pantura Kabupaten Gresik Jawa Timur

    Full text link
    Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji daya dukung lingkungan kawasan pertambakan di Gresik Jawa Timur. Metode yang digunakan adalah metode survei dan pengumpulan data sekunder dari berbagai hasil penelitian lain maupun hasil laporan instansi terkait. Penelitian ini menggunakan tiga pendekatan analisis daya dukung lingkungan, yaitu: analisis regresi, metode kuantitatif ketersediaan air di perairan, dan metode pembobotan yang diambil dari kelas kesesuaian lahan. Hasil kajian memperlihatkan bahwa pemanfaatan lahan pesisir untuk pertambakan di daerah studi sudah melampaui daya dukung lingkungannya. Fenomena ini terlihat dari produksi tambak maksimum 12 134.4 ton pada saat luas lahannya 10 943.5 ha pada tahun 1999. Dengan pendekatan pertama, analisis regresi, luas lahan yang dapat didukung untuk budidaya tambak tradisional sebesar 9 378.89 ha. Pendekatan kedua dengan metode kuantitatif menghasilkan luas lahan yang dapat didukung untuk budidaya tradisional, semi-intensif dan intensif berturut-turut 9 413.49 ha, 1 647.36 ha dan 941.35 ha. Pendekatan terakhir menghasilkan luas area yang dapat didukung untuk kegiatan budidaya bandeng (Chanos chanos) sebesar 9 882.89 ha dan budidaya udang secara tradisional sebesar 9 457.28 ha. Hasil penilaian daya dukung lingkungan pertambakan dengan tiga pendekatan tersebut saling mendukung dan melengkapi dalam proses penentuan batas pengembangan maupun pengelolaan kawasan pertambakan di daerah studi secara berkelanjutan

    Tingkat Pemanfaatan Pakan dan Kelayakan Kualitas Air Serta Estimasi Pertumbuhan dan Produksi Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei, Boone 1931) pada Sistem Intensif

    Full text link
    Penelitian tingkat pemanfaatan pakan dan kelayakan kualitas air serta estimasi pertumbuhan dan produksi udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sistem intensif telah dilakukan di Pelabuan Ratu, Jawa Barat pada bulan Mei sampai Agustus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi tingkat pemanfaatan pakan dan kelayakan kualitas air pada sistem budidaya udang vaname intensif. Penelitian ini didasarkan pada observasi enam tambak selama satu masa pemeliharaan (100 hari) dengan desain kausal dan metode ex postfactountuk mendapatkan data kualitas air dan produksi udang. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa penurunan kualitas air mulai terjadi pada pemeliharaan hari ke-40 dan terus menurun sampai akhir pemeliharaan. Tingkat pemanfaatan pakan yang tinggi menghasilkan kelayakan kualitas air dan laju pertumbuhan yang tinggi sehingga menghasilkan produksi biomassa udang yang tinggi. Model hubungan jumlah pakan yang diberikan (x) dan biomassa yang dihasilkan (y) berupa regresi kuadratik y = 0.00006x2 + 1.3506x + 7.3864 (R2 = 0.9801) sehingga biomassa maksimum tercapai pada 7 593 kg dengan pemberian pakan sebanyak 11 255 kg atau FCR sebesar 1.48

    2. Dampak Sosial Pengembangan Pengelolaan Kawasan Tambak Udang Berkelanjutan di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat

    No full text
    Abstract The aims of this research are (a) to asses social impacts on existing shrimp culture zone management (b) to predict social impacts of sustainable shrimp culture area management development. The research was conducted in Dompu Regency, West Nusa Tenggara using survey, and stakeholders’ participatory methods. The collected data was analyzed under descriptive, laboratory and trade off analyses. The result shows that the existing shrimp culture zone management employed 27,871.29 man days of the workforce and induced low growth to the informal sector.  The total areas of sustainable shrimp culture area management is 2,350 ha, consisting of 325.5 ha intensive; 117.5 ha semi-intensive and 1,880 ha traditional cultures. It was predictied that the sustainable shrimp culture management would create larger employment (124,146.98 man days) and promote higher growth to the informal sector.   Abstrak Penelitian ini bertujuan (a) untuk menilai dampak sosial pada pengelolaan kawasan tambak udang (b) untuk memprediksi dampak sosial pengembangan pengelolaan kawasan tambak udang berkelanjutan.  Penelitian ini telah dilakukan di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat dengan menggunakan metoda survey, dan partisipasi stakeholders. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, laboratorium dan trade Off. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak sosial budidaya tambak udang dapat menyerap tenaga kerja sebesar 27 871,29 HKO dan perkembangan sektor informal rendah. Luas kawasan budidaya tambak udang berkelanjutan adalah 2 350 ha (50 % dari potensi kawasan) yang terdiri atas penggunaan 325,5 ha tambak intensif; 117,5 ha tambak semi intensif dan 1 880 ha tambak tradisional. Dengan budidaya tambak udang berkelanjutan ini, diperkirakan dapat menyerap tenaga kerja sebesar 124 146,98 HKO dan perkembangan sektor informal yang tinggi

    Produktitvitas Diatom Perifitik Yang Ditumbuhkan Pada Tipe Subtrat Berbeda Sebagai Alternatif Penyediaan Pakan Alami Udang

    Full text link
    The Productivity of Periphytic Diatom Grown on Different Types of Substrates asan Alternative on Providing Natural Feed for shrimp. Providing natural feed is anattempt to support fisheries culture in a polite way for the sustainability of environment.Periphytic community is living aquatic resources that have a potential value for thispurpose. The major component of saline water periphytic community is diatom.The study was emphasized on diatom presentation grown on two types of artificialsubstrates: biocrete (sand, palm fiber, cement) and zeocrete (zeolite, palm fiber, cement).The reseach was conducted in laboratory with an experimen design follows split splitplot in times. The aim of the research is to study the ecological factor and availablenutrients to support the growth of periphitic diatoms (Amphora, Cyclotella, Melosira,Navicula, Phaeodactylum, and Thallassiosira) on two different substrates. Theproductivity of diatom, and the effect of shrimp larvae on the diatom productivity werealso analyzed. Two fertilized materials (biocrete and zeocrete) with two main treatmentsand three levels of treatments each, and unfertilized materials were used as artificialsubstrates for periphitic diatoms. The results show that all treatment could give sufficientbiological available nutrient for the diatoms. The highest diatom productivity was achievedby the population on third level ratio of fertilized biocrete and zeocrete (added by fertilizedwith N:P ratio of 30:l). Diatom productivity follows the shrimp larvae grazing. Theshrimp larvae could grow well on the media with diatom that were grown on fertilizedbiocrete
    corecore