2 research outputs found

    Luaran Pengobatan Fase Induksi Pasien Leukemia Limfoblastik Akut pada Anak di Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya

    No full text
    Latar belakang. Kasus baru leukemia limfoblastik akut (LLA) menduduki peringkat pertama keganasan pada anak di RSU Dr. Soetomo – Surabaya Tujuan. Mengetahui gambaran klinis, laboratorium, dan melihat hasil aspirasi sumsum tulang pada fase induksi pada pasien LLA Metode. Penelitian menggunakan rancangan deskritif, secara retrospektif menggunakan catatan medis terhadap pasien LLA selama 1 tahun (1 Januari 2006 s/d 31 Desember 2006). Semua pasien berumur <15 tahun yang pertama kali didiagnosis sebagai LLA dan belum mendapat terapi sitostatik. Pengobatan menggunakan protokol Indonesia tahun 2006. Hasil. Didapatkan 82 pasien baru, umur 4 bulan – 15 tahun, sebagian besar berumur antara 2 – 5 tahun. Gambaran klinis berupa demam 70,7%, pucat 50%, perdarahan 62,1%, hepatomegali 60,9%, splenomegali 52,4%. Pada aspirasi sumsum tulang fase induksi didapatkan remisi 33(48,5%), non remisi 10 (14,7%) dan meninggal 25 (36,8%), sisanya tidak dikerjakan oleh karena menolak sitostatik 6 pasien dan pulang permintaan keluarga 8 pasien. Kesimpulan. Aspirasi sumsum tulang fase induksi didapatkan remisi 48,5 %, meninggal 36,8% dan non remisi 14,7%. Pasien LLA dengan risiko tinggi mempunyai angka kematian 2 kali lebih tinggi daripada risiko standar, dan penyebab kematian tersering adalah infeksi 19 (76%)

    Gambaran Hematologi Anemia Defisiensi Besi pada Anak

    No full text
    Latar belakang.Anemia defisiensi besi (ADB) menjadi masalah kesehatan di dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang seperti di Indonesia. Sekitar 30% penduduk dunia menderita anemia dan lebih dari setengahnya merupakan anemia defisiensi besi. Dampak negatif yang diakibatkan oleh anemia defisiensi besi pada anak balita sangat serius. Tujuan.Mengetahui gambaran hematologis anemia defisiensi besi pada anak yang dirawat di RSUD Wangaya Denpasar. Metode.Penelitian deskritif potong lintang, pada anak yang dirawat di RSUD Wangaya Denpasar pada periode Januari – Juni 2009, umur 6-59 bulan. Diagnosis anemia defisiensi besi berdasarkan kriteria WHO, diberikan pengobatan bagi yang menderita ADB dengan sulfas ferosus (SF) selama 1 bulan. Hasil.Didapatkan 75 anak usia 6–59 bulan yang dirawat di RSUD Wangaya dengan anemia. Sebagian besar (52%) laki-laki, terbanyak usia 12 – 35 bulan (46,7%) dan 65,3 % menderita dengan rerata kadar Hb, MCHC, SI, TIBC, saturasi transferin berturut-turut adalah 9,9 g/dl , 31,8 g/dl, 37,9 Ug/dl, 361 Ug/dl dan 12,3 %, HCT 30,7% dan feritin serum 75,6 ug/L. Pengobatan dengan SF selama 1 bulan menunjukkan peningkatan Hb 1 gr/dl dan HCT 2,8%. Kesimpulan.Anak yang dirawat dengan anemia 65,3% anemia defisiensi besi dan. sebagian besar (57,1%) mempunyai status besi yang kurang. Selama 1 bulan pengobatan dengan sulfas ferosus terjadi peningkatan Hb 1 gr % dan HCT 2,8
    corecore