4 research outputs found
KO MUN YEONG'S ANTI-SOCIAL PERSONALITY DISORDER IN IT'S OKAY TO NOT BE OKAY
This study investigates Ko Mun Yeong's antisocial behavior in the 16-episodes Korean drama It's Okay to Not Be Okay. The study also aims to investigate how Ko Mun Yeong's antisocial actions show in her environment. The research in this study is qualitative. The author combines the theories of Nevid, Hamilton, and Cleckley regarding the traits of anti-social behavior by using It's Okay to Not Be Okay manuscript as a source of research. This research finds that, Ko Mun Yeong's antisocial behavior begins with abusing others, a lack of regret for past transgressions, and being impulsive, irresponsible, illegal, and aggressive. In the Korean drama, Ko Mun Yeong is not made responsible for the mistakes of others, leading her to cause harm others for own purposes while being obsessed with Moon Gang Tae. Despite the fact that she had lost many of his fans, she did not regret it. When Ko Mun Yeong suddenly decided not to follow Moon Gang Tae to a small town, she also appeared to disregard the safety of other people on the street. Ko Mun Yeong also showed no remorse for her attacks on others
“ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN HOTEL” (Studi Kasus pada Hotel Ciputra di Semarang)
This study aims to analyze the five hypotheses: 1. Influence the
reliability of customersatisfaction, 2. Influence responsiveness to customer satisfaction,
3. Effect of a guarantee of customer satisfaction, 4. The influence of
empathy towards customersatisfaction, 5. Effect of physical evidence to the satisfaction of
consumers.
This research was conducted by random sampling technique with the considerationthat
the population is very large so it is not possible to examine the entirepopulation, so
it formed a representative population. The sample in this study is partof the
overall customer staying at the hotel Ciputra Semarang.
The results showed that all five hypotheses can be accepted. The study produced a
positive and significant relationship between the five variables with customersatisfaction in
the hotel Ciputra Semarang. This is evidenced by a significant F testwhere the
value 0.000. The coefficient of determination on customer satisfactionindicated by the Rsquare
is 0.534, which means that customer satisfaction is influenced by the
five variables, whereas 46.6% of consumer satisfaction can beexplained by variables other
than th
PENGONTROL ALAT PEMANAS LISTRIK YANG DAPAT DIPROGRAM
ABSTRAKWidhiarsa, Reymond Bayu. 2009. Pengontrol Alat Pemanas Listrik Yang Dapat Diprogram. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Suwasono, M.T., dan (II) Drs. Slamet Wibawanto, M.T.Kata kunci: heater, sensor suhu, mikrokontroler AT89S51.Kontrol otomatis saat ini memberikan peran yang sangat besar dalam kehidupan manusia, baik untuk rumah tangga maupun industri. Beberapa di antaranya adalah robot, pengaturan suhu sebuah tangki, pengaturan kelembaban udara dalam sebuah ruangan, tekanan udara dalam suatu pipa tertutup yang dijaga tetap, dan lain-lain. Penguasaan sistem kontrol baik dalam hal teori maupun praktek akan menghasilkan suatu sistem dengan respon yang sesuai dengan kebutuhan. Salah satu sistem kontrol yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah sistem kontrol pemanas. Pada umumnya masyarakat memakai oven konvensional untuk membuat roti. Oven konvensional yang dimaksud adalah oven yang terbuat dari aluminium yang menggunakan kompor minyak tanah sebagai pemanas oven. Harga minyak tanah saat ini relatif mahal, yang menyebabkan produksi roti sedikit menurun.Perencanaan pengontrol alat pemanas listrik yang dapat diprogram ini menggunakan unit kontrol sistem (AT89S51), unit pendeteksi suhu (sensor suhu), unit pengkonversi analog ke digital (ADC), unit penginformasi huruf atau angka (LCD), dan unit system pemanas (oven dan heater). Sensor suhu yang digunakan adalah thermocouple. Sistem ini bekerja pada saat alat dinyalakan. Kita tentukan set point, yaitu berapa suhu yang diinginkan menggunakan keypad. Kemudian mikrokontroler akan membandingkan set point dengan suhu yang dideteksi oleh sensor yang digunakan untuk mengatur PWM pada proses pemanasan elemen. Jika suhu yang dideteksi sensor kurang dari set point maka PWM bekerja terus secara penuh (99%). Jika suhu yang dideteksi sensor lebih dari set point maka mikrokontroler akan mengurangi 1 data PWM tiap 5 detik hingga suhu sensor sama dengan set point. Blower akan menyala saat suhu sensor lebih dari set point dan akan berhenti saat suhu sensor kurang dari atau sama dengan set point. Hasil dari pembacaan suhu akan ditampilkan oleh LCD.Pengujian pada unit pendeteksi suhu (Thermocouple), sensor dapat berfungsi dengan baik walaupun masih terdapat kesalahan dalam menerjemahkan suhu pemanas. Pengujian pada unit pengubah sinyal analog ke digital (ADC) mampu mengubah masukan dari sensor menjadi keluaran biner. LCD mampu menampilkan data berupa hasil pengukuran dari sensor. Operasi keseluruhan alat bekerja sesuai dengan perencanaan walaupun masih banyak kesalahan dalam pembacaan suhu pemanas.Kesimpulan dari perancangan pengontrol alat pemanas litrik yang dapat diprogram ini adalah: (1) sistem ini mampu mengontrol suhu pemanas dari 70º C sampai 157º C. (2) LCD mampu menginformasikan data dari hasil pengukuran sensor.