4 research outputs found
FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU SENJA CERIA SEMARANG
Hipertensi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan gangguansuplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah sampai ke jaringan tubuh.Mengingat besarkasus dan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi maka perlu dilakukan pencegahan,sehingga di masa mendatang prevalensi hipertensi dapat diturunkan. Tujuan penelitian iniadalah mengetahui faktor-faktor risiko (faktor keturunan, merokok, IMT, olahraga, dan konsumsikopi) yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia SenjaCeria Semarang 2013.Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan case control.Lokasi penelitianini di Posyandu Lansia Senja Ceria Semarang.Variabel bebas dalam penelitian ini adalahfactor keturunan, merokok, IMT, olahraga, dan konsumsi kopi. Sampling penelitian ini adalahkasus penderita hipertensi sebanyak 15 orang dan kontrol yang tidak menderita hipertensisebanyak15 orang. Analisis dilakukan dengan ujichi square menggunakan program SPSS16.0 for windows dengan nilai kepercayaan 95% dan tingkat signifikansi 0,05.Hasil penelitian ini adalah bahwa ada hubungan antara keturunan dengan kejadian hipertensi(p value 0,05) dengan OR 21,000, ada hubungan antara kebiasaan olahraga dengan kejadian hipertensi (p value 0,014) dengan OR 16,000,tidak ada hubungan antara kebiasaan merokokdengan kejadian hipertensi (p value 1,000), tidak ada hubungan antara IMT dengan kejadianhipertensi (p value 1,000), tidak ada hubungan antara kebiasaan minum kopi dengan kejadianhipertensi (p value 0,427).Berdasarkan hasil penelitian agar responden melakukan olahraga secara teratur minimal 3-4 kali per minggu selama 30-40 menit, mengendalikan berat badan normal dengan makanmakanan yang sehat dan pentingnya melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teraturkhususnya apabila mempunyai riwayat keturunan hipertensi.Kata Kunci : Faktor Risiko, Hipertensi, LanjutUsi
FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU SENJA CERIA SEMARANG TAHUN 2013
Hipertensi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan gangguan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah sampai ke jaringan tubuh. Mengingat besar kasus dan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi maka perlu dilakukan pencegahan, sehingga di masa mendatang prevalensi hipertensi dapat diturunkan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor risiko (faktor keturunan, merokok, IMT, olahraga, dan konsumsi kopi) yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Senja Ceria Semarang 2013. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan case control. Lokasi penelitian ini di Posyandu Lansia Senja Ceria Semarang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor keturunan, merokok, IMT, olahraga, dan konsumsi kopi. Sampling penelitian ini adalah kasus penderita hipertensi sebanyak 15 orang dan kontrol yang tidak menderita hipertensi sebanyak 15 orang. Analisis dilakukan dengan uji chi square menggunakan program SPSS 16.0 for windows dengan nilai kepercayaan 95% dan tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini adalah bahwa ada hubungan antara keturunan dengan kejadian hipertensi (p value 0,05) dengan OR 21,000, ada hubungan antara kebiasaan olahraga dengan kejadian hipertensi (p value 0,014) dengan OR 16,000, tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi (p value 1,000), tidak ada hubungan antara IMT dengan kejadian hipertensi (p value 1,000), tidak ada hubungan antara kebiasaan minum kopi dengan kejadian hipertensi (p value 0,427). Berdasarkan hasil penelitian diatas maka penulis menyarankan agar melakukan olahraga secara teratur minimal 3-4 kali per minggu selama 30-40 menit, mengendalikan berat badan normal dengan makan makanan yang sehat dan pentingnya melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur khususnya apabila mempunyai riwayat keturunan hipertensi
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHA TERNAK AYAM BROILER DI KABUPATEN BANYUMAS
Livestock is one of the agricultural sub-sectors that plays an important role in people’s lives, both in terms of economic and social values. Animal husbandry is the activity of growing animals and obtaining profits from these activities. Broiler chickens are the superior breeds resulting from crosses from chicken breeds that have high productivity, especially in producing chicken meat. The development of broiler chickens in Indonesia is quite good because it makes a real contribution to the community, namely in an effort to meet the needs of animal protein and also has a role in providing job opportunities. This study aims to analyze the effect of Business Lengt, Labor, Edocation, Age, Day Old Chick (DOC), Feed and Medicines on the income of broiler chicken farmers in Banyumas Regency. This study uses multiple linear regression data analysis. The results show that Business Length and Day Old Chick (DOC) had a significant positive effect on the income of broiler chicken farmers in Banyumas Regency. Labor, Education, age and Medicines has no significant effect on the income of broiler chicken farmers in Banyumas Regency. Meanwhile, Feed has a significant negative effect on the income of broiler chicken farmers in Banyumas Regency. This study implies to create skill and knowledge of chicken farmers for improving sustainable of farming.
Keywords : Length of Business, Labor, Education, Age, Day Old Chick (DOC), Feed and Medicines
Disparities in medical recommendations from AI-based chatbots across different countries/regions
Abstract This study explores disparities and opportunities in healthcare information provided by AI chatbots. We focused on recommendations for adjuvant therapy in endometrial cancer, analyzing responses across four regions (Indonesia, Nigeria, Taiwan, USA) and three platforms (Bard, Bing, ChatGPT-3.5). Utilizing previously published cases, we asked identical questions to chatbots from each location within a 24-h window. Responses were evaluated in a double-blinded manner on relevance, clarity, depth, focus, and coherence by ten experts in endometrial cancer. Our analysis revealed significant variations across different countries/regions (p < 0.001). Interestingly, Bing's responses in Nigeria consistently outperformed others (p < 0.05), excelling in all evaluation criteria (p < 0.001). Bard also performed better in Nigeria compared to other regions (p < 0.05), consistently surpassing them across all categories (p < 0.001, with relevance reaching p < 0.01). Notably, Bard's overall scores were significantly higher than those of ChatGPT-3.5 and Bing in all locations (p < 0.001). These findings highlight disparities and opportunities in the quality of AI-powered healthcare information based on user location and platform. This emphasizes the necessity for more research and development to guarantee equal access to trustworthy medical information through AI technologies