33 research outputs found

    Pengembangan Media Video Tutorial Pembuatan Macam-Macam Kampuh Pada Mata Pelajaran Teknologi Menjahit Kelas X Tata Busana SMK Negeri 3 Kediri

    Get PDF
    Abstract This study is a development research to determine the level of feasibility by experts, namely material experts, media experts and linguists as well as to find out student responses to the video tutorial media for Making Various Kinds of Kampuh in the Class X Fashion Subject at SMK Negeri 3 Kediri. The research was developed using 4D model, namely define, design, develop and disseminate. The data collection method uses a media feasibility assessment questionnaire by Material Experts, Media Experts and Language Experts as well as student response questionnaires. The data analysis technique uses descriptive analysis techniques to process data from the validation results of media feasibility and student response data.The results of research and development of video tutorials for making various kinds of kampuh show the following results, (1) The feasibility level of the media by the Material Expert with an average score of 3.31 which is declared Very Feasible to be tested. The level of eligibility of the media by Media Experts with an average score of 3.73 which was declared Very Feasible to be tested. The feasibility level of the media by linguists with an average score of 3.50 which was declared Very Feasible to be tested. (2) The results of student responses in a small-scale trial with 6 people obtaining a score percentage of 89% are included in the Very Good category. While the results of student responses in the large-scale trial of 31 people obtained a score percentage of 92% included in the Very Good category

    Hemisveric sebagai Sumber Ide Penciptaan Busana Pesta

    Get PDF
    The hemisveric building has a unique beauty, this unique beauty makes this building a tourist spot. The purpose of this research is to describe the process of making and finished dresses with the source of the idea, namely the hemisveric, with the tucking technique. This research method uses a three stages design process approach or three stages of the design process. This method consists of 3 stages of research: problem definition and research, creative exploration and implementation. In the early stages of determining the design direction, namely making women's dresses with hemisveric sources of inspiration made for young women with the art of beat type. In the second stage, the researcher made a moodboard and developed 10 sketch designs for dresses in the form of one piece dresses. The two selected designs were created using construction and draping patterns. The implementation phase is implementing Cross Stitched Tucks and Slashed Trucks as the center of interest in party attire. The process of making tucking starts from preparing the bridal satin fabric that has been made in the form of tucking, then it is cut according to the design. The result of the party dress is as expected, namely a dress that fits the body properly for an art of beat type woman and applies a tucking decoration that applies the center of interest design principle

    PENGEMBANGAN HANDOUT DIGITAL ANYFLIP PADA MATERI MENGANALISIS LIMBAH BUSANA SUB TEMA OUTER ORIGAMI RABBIT ZERO WASTE

    Get PDF
    In the era of globalization and the industrial revolution 4.0, it demands innovation and optimal use of technology in learning. This research is motivated by the results of the development of handout digital on the material of analyzing clothing waste in the sub-theme of the outer origami rabbit zero waste. The stages of assessment and development of this handout digital  refer to the ADDIE development model which analysis, design, development, implementation, and evaluation. The purpose of writing this article are: 1) Developing handout digital using Anyflip on the subject matter of analyzing clothing waste with the sub-theme of outer origami rabbit zero waste, 2) Knowing the feasibility of the validator for handout digital using Anyflip on the subject matter of analyzing clothing waste with the sub-theme of outer origami rabbit zero waste. The research instrument used in the form of a validation sheet and for data analysis using descriptive analysis with a percentage. The conclusions of the results of this study are 1) The development of handout digital using Anyflip on the subject matter of analyzing clothing waste with the sub-theme of the outer origami rabbit zero waste can be used as a learning medium at SMK Tata Busana, 2) The results of the feasibility validation assessment of handout digital using Anyflip on the subject matter of analyzing clothing waste with the sub-theme of outer origami rabbit zero waste of language experts 81,8%, media experts 81,6%, and theory experts 94.5%. With the results of this study, handout digital are stated to be very good to used as an efficient and easy to use learning medium. Pada era globalisasi serta revolusi industri 4.0 menuntut inovasi dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran secara optimal. Penelitian ini dilatarbelakangi dari hasil pengembangan handout digital pada materi menganalisis limbah busana sub tema outer origami rabbit zero waste. Tahapan penilaian dan pengembangan handout digital menggunakan model pengembangan ADDIE dengan tahap analysis, design, development, implementation, dan evaluation. Tujuan penulisan artikel ini adalah: 1) Melakukan pengembangan handout digital menggunakan Anyflip pada materi pokok mengalisis limbah busana dengan sub tema outer origami rabbit zero waste, 2) Mengetahui kelayakan dari validator terhadap handout digital menggunakan Anyflip pada materi pokok mengalisis limbah busana dengan sub tema outer origami rabbit zero waste. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar validasi dan untuk analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan persentase. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah 1) Pengembangan Handout digital menggunakan Anyflip pada materi pokok mengalisis limbah busana dengan sub tema outer origami rabbit zero waste dapat digunakan sebagai media pembelajaran pada SMK Tata Busana, 2) Hasil penilaian validasi kelayakan handout digital menggunakan Anyflip pada materi pokok mengalisis limbah busana dengan sub tema outer origami rabbit zero waste yaitu ahli bahasa 81,8 %, ahli media 81,6%, dan ahli materi 94,5%. Dengan hasil penelitian tersebut handout digital dinyatakan sangat baik digunakan sebagai media pembelajaran yang efisien dan mudah digunakan

    EKSPLORASI PERINTANG WARNA ALAMI PADA KUALITAS MOTIF BATIK

    Get PDF
    Penelitian ini merupakan sebuah penelitian studi literatur dengan mengkaji beberapa jurnal terkait dengan eksplorasi perintang warna alami pada kualitas motif batik. Ekplorasi ini merupakan hal yang penting dalam rangka mengkaji beberapa teknik dalam menghasilkan sebuah karya dan berpotensi untuk meningkatkan kreativitas pemanfaatan bahan alam yang mampu menjaga eksistensi batik tulis tanpa mengurangi esensi dari batik tulis itu sendiri. Tujuan studi literatur pada penulisan artikel ini yaitu untuk mendeskripsikan bahan alami yang dapat digunakan sebagai perintang warna, mengetahui hasil motif batik dari bahan perintang warna alami, mengetahui kualitas motif batik yang dihasilkan dari perintang warna alami, dan mengetahui proses dan hasil pewarnaan batik pada perintang warna alami. Hasil studi literatur pada artikel ini menghasilkan, pertama, bahan alam yang dieksplorasi sebagai perintang warna alami pada artikel ini yaitu kulit singkong dan pati ganyong. Kedua, motif batik yang dihasilkan oleh kedua perintang tersebut berbeda-beda bergantung pada lamanya pengeringan, ketebalan pada pengaplikasian pasta dan aplikator yang digunakan. Ketiga, pada penggunaan bahan alam kulit singkong, perintang warna dapat merintang warna dengan baik ketika menggunakan aplikator plastik segitiga karena kualitas yang didapatkan baik yaitu garis tegas dan jelas sehingga dapat merintang warna dengan baik. Sementara pada saat menggunakan bahan alam pati ganyong, perintang warna dapat merintang warna dengan baik ketika menggunakan aplikator botol cuka karena hasil motif batik tiruan yang dihasilkan yaitu rapi, rata, dan tegas. Keempat, pada bahan alam kulit singkong digunakan pewarna dylon dan wantex sementara pada bahan alam pati ganyong digunakan pewarna napthol

    Penerapan Hiasan Motif Daun Kelapa dengan Menggunakan Teknik Bordir dan Payet pada Busana Pengantin

    Get PDF
    Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui proses penerapan hiasan motif daun kelapa dengan teknik bordir dan payet, dan untuk mengetahui hasil jadi penerapan hiasan motif daun kelapa pada busana pesta malam. Dalam penelitian ini menggunakan metode A Three-Stage Design Process, dalam 3 tahap yang terdiri dari, problem definition, and research, creative exploration, implementation. Penelitian ini melakukan eksplorasi pada pembuatan hiasan dengant  teknik bordir dan payet. Desain Busana pengantin ini merupakan desain busana two piece dengan siluet mermaid ekor yang terpisah. Desain warna pada busana yaitu coklat membuat gaun terlihat elegant dan anggun. Bahan busana pembuatan daun kelapa menggunakan kain organza, dan satu bahan utama yang digunakan adalah kain Jaguard. Hasil Jadi  penerapan hiasan motif daun kelapa dengan menggunakan teknik bordir dan payet menghasilkan busana yang terlihat elegant saat dikenakan, dengan Siluet busana mermaid yang mebuat gaun tampak lebih cantik. Hasil hiasan motif daun kelapa yang diterapkan pada busana tampak berbinar saat terkena cahaya sehingga membuat busana terlihat mewah. Penelitian ini dapat menambah referensi dalam bidang busana khususnya karya tulis tentang penerapan hiasan daun kelapa dengan Teknik bordir dan payet. The purpose of this writing is to find out the process of applying coconut leaf motif decoration with embroidery and sequin techniques and to find out the results of applying coconut leaf motif decorations in tonight's party fashion. This study uses the A Three-Stage Design Process method, in 3 stages consisting of, problem definition and research, creative exploration, and implementation. This research conducted an exploration of the manufacture of decorations with embroidery and sequin techniques. This bridal fashion design is a two-piece fashion design with a separate mermaid tail silhouette. The colour design in fashion, namely brown makes the dress look elegant and elegant. The fashion material for making coconut leaves uses organza fabric, and one of the main materials used is Jaguard fabric. So the application of coconut leaf motif decoration using embroidery and sequin techniques produces clothes that look elegant when worn, with mermaid fashion silhouettes that make dresses look more beautiful. The results of the decoration of coconut leaf motifs applied to fashion seem to sparkle when exposed to light to make fashion look luxurious. This research can add references in the field of fashion, especially writing on the application of coconut leaf decoration with embroidery and sequin techniques.Pohon Kelapa (Cocos nucifera L.) termasuk dalam genus Cocos dan dapat tumbuh dengan mudah di daerah tropis. Busana Pengantin ini menggunakan busana two piece dengan siluet mermaid dengan tambahan  ekor yang dapat dilepas pasang. Berdasarkan sumber ide tersebut, penulis membuat hiasan busana pengantin dengan teknik bordir dan payet. Hiasan daun kelapa dengan menggunakan Teknik bordir dan payet diterapkan pada gaun dan ekor gaun. Payet merupakan benda kecil yang bisa memberi arti besar apabila diperlakukan dengan sentuhan sulam dari tangan terampil. Dalam pembuatan busana pengantin menerapkan hiasan daun kelapa pada bagian muka dan ekor gaun dengan bentuk yang asimetris. Tujuan dari penulisan artikel ini yaitu 1) untuk mewujudkan penciptaan hiasan daun kelapa dengan teknik bordir dan payet. 2) mengetahui proses pembuatan hiasan daun kelapa dengan Teknik bordir dan payet. 3) mengetahui hasil jadi penerapan hiasan daun kelapa dengan teknik boedir dan payet pada busana pengantin. Metode yang digunakan adalah A Three-Stage Design Process (LaBat & Sokolowski, 1999). Metode dalam pembuatan busana pengantin ini terdapat 3 tahapan yaitu 1) problem definition and research 2) creative exploration 3) implementation

    Kupu-kupu dengan Laser Cut sebagai Sumber Ide Penciptaan Busana Pesta

    Get PDF
    Butterfly has a unique beauty, this unique beauty makes those who see it interested. The purpose of this research is to describe the process of making and finished dresses with the source of the idea, namely butterflies, using the laser cut technique. This research method uses a three stages design process approach or three stages of the design process. This method consists of 3 stages of research: problem definition and research, creative exploration and implementation. In the early stages of determining the design direction, namely making women's dresses with butterfly inspiration made for young women with the art of beat type. In the second stage, the researcher made a moodboard and developed 10 sketch designs for dresses in the form of one piece dresses. The two selected designs were created using construction and draping patterns. The implementation stage is by applying laser cut butterflies and ruffles as the center of interest in the party dress. The process of making a laser cut starts from preparing the leather jahard fabric that has been laser cut in the shape of a butterfly, then it is pinned according to the design. The result of the party dress is as expected, namely a dress that can fit the body properly for an art of beat type woman and applies laser cut decoration and ruffles certain parts that apply the center of interest design principle.Butterfly have a unique beauty, this unique beauty makes those who see it interested. The aim of the research is to describe the process of making and finished dresses using the source of the idea, namely butterflies using laser cut techniques. This research method uses a three stages design process approach or three stages of the design process which includes: 1). problem definition and research (problem definition and research), 2). creative exploration (creative exploration), 3). implementation. In the initial stage of determining the design direction, namely making women's dresses with the inspiration of butterflies made for young women with the art of beat type. In the second stage, researchers created a moodboard and developed 10 fashion sketch designs in the form of one-piece dresses. The two selected designs were realized using construction and draping patterns. The implementation stage involves applying laser cut butterflies and ruffles as the center of interest in the party attire. The process of making a laser cut starts from preparing a leather jacket that has been laser cut into a butterfly shape, then embedding it according to the design. The resulting party attire is as expected, namely a dress that can wrap the body properly for art of beat type women and is decorated with a process using a laser cut machine and ruffle stitching in certain parts which applies the center of interest design principle

    PENGARUH PELETAKKAN MOTIF PADA POLA ZERO WASTE TERHADAP HASIL JADI THE CHINESE SQUARE BLOUSE

    Get PDF
    Abstrak The chinese square blouse merupakan salah satu busana zero waste atau tanpa limbah kain. The chinese square blouse dirancang dengan menggunakan motif kain dengan arah serat melebar. Dalam penelitian ini motif diterapkan pada pola zero waste, dengan menggunakan peletakkan motif yang berbeda yaitu, di tengah, tepi dan tengah tepi. Penelitian ini bertujuan untuk a) mengetahui pengaruh peletakkan motif tengah, motif tepi dan motif tengah tepi terhadap hasil jadi the chinese square blouse, b) mengetahui hasil terbaik dari motif tengah, motif tepi dan motif tengah tepi terhadap hasil jadi the chinese square blouse. Jenis penelitian termasuk penelitian eksperimen dengan variabel bebas yaitu letak motif tengah, motif tepi, dan motif tengah tepi, variabel terikat yaitu hasil jadi the chinese square blouse ditinjau dari aspek keseimbangan, kesatuan, irama dan pusat perhatian. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi yang dilakukan oleh 33 observer, 3 panelis ahli yaitu dosen jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga dan 30 orang mahasiswa program studi Tata Busana. Pengolahan data menggunakan anava tunggal dengan bantuan SPSS 22 dengan taraf signifikan p ≤ 0,05, dan dilanjutkan uji duncan. Hasil uji anava menunjukkan terdapat pengaruh peletakkan motif tengah, motif tepi dan motif tengah tepi terhadap hasil jadi the chinese square blouse, ditinjau dari aspek keseimbangan, aspek irama dan aspek pusat perhatian, sedangkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara peletakkan motif tengah, motif tepi dan motif tengah tepi terhadap hasil jadi the chinese square blouse, ditinjau dari aspek kesatuan. Hasil jadi peletakkan motif yang terbaik pada the chinese square blouse yaitu motif tepi ditinjau dari aspek keseimbangan dan irama. Kata Kunci: zero waste, the chinese square blouse, motif. Abstract The chinese square blouse is the one of zero waste fashion. The chinese square blouse is designed using a fabric motif with the direction of the fiber widening. In this result motif applied on the zero waste pattern by using a comparison of placing different motives, that is in the middle, side and middle side. The purpose of this research such as: a) finding out the influnce of motif laying in the middle motif, side motif and middle side motif in the chinese square blouse result, b) finding the best result from the middle motif, side motif and middle side motif in the chinese square blouse result. The type of this research is experimental with independent variabels are laying in the middle motif, side motif and middle side motif, dependent variable is the chinese square blouse result are reviewed from the aspect of balance, unity, rythm and center of interest. Method of collecting data by observation with 33 respondents, 3 expert judgments there are the lecturers of PKK and 30 stundents of fashion design. Data processing by one way anova SPSS 22 with significant p ≤ 0,05, to be continued with the duncan test. Anova test results show there is an affect of motif laying in the middle motif, side motif and middle side motif in the chinese square blouse result from the aspect of balance, rhytm and center of interest, then there is no significant influnce between the laying of the middle motif, side motif and middle side motif in the chinese square blouse result from the aspect of unity. The best result of motif laying in the chinese square blouse is the side motif result from the aspect of balance and rhytm. Keywords: zero waste, the chinese square blouse, motif

    Teknik Pembuatan Corset Dress pada Koleksi Busana Pesta di Alben Ayub Andal

    Get PDF
    Korset adalah pakaian yang dikenakan untuk menahan dan melatih tubuh menjadi bentuk yang diinginkan dengan tujuan estetika atau medis. Saat ini, korset tidak hanya dipakai sebagai pakaian dalam saja namun dapat dimodifikasi dengan desain tertentu dan dipadupadankan dengan busana pesta. Butik Alben Ayub Andal merupakan salah satu industri fashion yang memiliki koleksi busana pesta. Salah satu model busana pesta yang dikoleksinya yaitu corset dress. Corset dress ini menggunakan korset instan dan teknik tertentu dalam proses modifikasinya. Inovasi ini menjadikan pembuatan corset dress menjadi sedikit lebih singkat dalam pengerjaanya. Tujuan penulisan ini dimaksudkan untuk mengetahui dan mempelajari teknik pembuatan corset dress, mengetahui proses pembuatan corset dress dengan baik dan benar serta mengetahui hasil jadi pembuatan corset dress menggunakan teknik yang diterapkan di Butik Alben Ayub Andal. Pembahasan  karya dimulai dari pembuatan desain, perencanaan warna dan bahan, memodifikasi corset, proses pembuatan dress serta pengaplikasian brocade pada busana. Hasil jadi corset dress yaitu dipadupadankan menggunakan aplikasi brocade supaya penampilan korset lebih fashionable. Aplikasi brocade dipasangkan dengan menata sesuai desain, tampat pada bagian muka dan belakang penataan aplikasi terlihat 3 dimensi. The purpose of this study are (1) to know the process of making a corset dress, and (2) to know the result of a corset dress in Alben Ayub Andal. This corset dress uses instant corsets and draping techniques in the manufacturing process. The process of making this corset dress goes through several stages, starting with the making of the design, determining the material, changing or modifying the instant corset, draping the whole outfit, sewing the dress, applying brocade and lace and finishing. The corset used is a standard size M with a zipper on the front. The resulting corset dress is in accordance with the design plan, which has an L silhouette, and gives a feminine impression with the use of brocade materials and designs that follow the body shape. The resulting corset dress is customized, which is based on one body size that is used as a model. The use of instant corsets and the application of draping techniques is one of the innovations at the Alben Ayub Andal boutique, which combines the technology of making evening dresses and the art of designing directly on a dressform and applying decoration. Designing is carried out simultaneously through structural design as well as decorative designs

    ILLUSION WAVES PADA BUSANA PESTA WANITA

    Get PDF
    Illusion waves dari the wave Arizona menginspirasi pembuatan sebuah busana pesta wanita. Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui proses perwujudan illusion waves pada busana pesta wanita dan mengevaluasi hasil jadi illusion waves pada busana pesta wanita. Penelitian penciptaan karya melewati proses metode rekayasa produk busana pesta meliputi menentukan sumber ide, perencanaan warna, desain busana, sasaran pasar dan rencana bahan. Illusion waves pada busana wanita diterapkan dalam dua teknik yaitu, yang pertama gradasi warna dengan teknik printing dan pleating. Teknik kedua yaitu penerapan gradasi warna pada layered skirt. Pembuatan bahan pleating yang melalui proses printing dan pleating (lipit lidi), lalu dibentuk dan di-maping sesuai dengan gambaran illusion waves, serta dilekapkan ke busana pesta wanita menggunakan tusuk jelujur dengan jarak tiap jahitan berbeda. Sedangkan untuk layered skirt, dimulai dari proses membuat pola lingkar, menjiplak pola pada bahan, memotong bahan dan menjahit setiap layer satu persatu sesuai dengan tingkatan warna the wave Arizona. Hasil perwujudan menunjukan bahwa penerapan lekapan pleating pada bagian depan rok yang bergelombang dan juga permainan gradasi warnanya berhasil memperindah penampilan busana dan menambah nilai estetika seni yang membentuk illusion waves. Selain itu, penambahan layered skirt pada busana pesta wanita dengan menerapkan permainan gradasi warna juga mampu menciptakan illusion waves. Illusion waves from the wave Arizona inspired the making of eveningwear. The purpose of this study was to know the process of an embodiment of illusion waves in women eveningwear and evaluating the results of an embodiment of illusion waves in women evening wear. Research on the creation of making a women eveningwear goes through the methods, including determining the source of ideas, color planning, fashion design, target markets, and material plans. Illusion waves in women party dress are applied in two techniques. The first technique is color gradation with printing and pleating techniques. The second technique is the application of color gradations on a layered skirt. Making pleating materials through printing and pleating (accordion pleats), formed and mapped according to portray of illusion waves, and attached to an evening dress using a baste stitch with different spacing of each stitch. Furthermore, for the layered skirt, it starts with the process of making a circle skirt pattern, tracing the pattern on the material, cutting the material and sewing each layer one by one according to the color of the wave Arizona. The embodiment results show that the application of pleating fissure on the front of the skirt and the color gradation succeeded in beautifying the appearance of women's eveningwear and adding the aesthetic value of art that forms illusion waves. Meanwhile, the addition of layered skirts to women's eveningwear by applying color gradations can create illusion waves

    analisis pemanfaatan tepung sebagai bahan baku perintang warna pada rekayasa kain batik

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana hasil jadi pemanfaatan tepung tapioka, tepung ketan dan tepung terigu sebagai alternative pengganti malam dalam membuat rekayasa kain batik .Seperti yang kita ketahui batik merupakan warisan budaya yang turun temurun. Pembuatan batik sendiri selalu berinovasi dan berkembang seiring kemajuan tekhnologi. Batik tepung sudah ditemukan sejak lama namun sudah ditinggalkan akibat hasil jadi yang kurang memuaskan juga efisiensi kerja yang kurang praktis. Salah satu cara mengembangkan batik adalah dengan mengajarkan sejak dini generasi baru untuk memahami arti makna serta cara pembuatan batik itu sendiri. Dalam mengajarkan batik tentu saja akan lebih mudah apabila resiko kecelakaan diminimalisir. Selain itu pemanfaatan bahan yang banyak didapat disekitar akan sangat membantu apabila bahan asli yang tersedia terbatas. Tepung makanan secara karakteristik merupakan bahan yang cocok untuk menghalangi warna dalam pembuatan ragam hias batik. Penelitian ini akan menggunakan metode Literatur review dengan menelaah jurnal terkait kemudian ditarik kedalam sebuah kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga jenis tepung tersebut dapat dimanfaatkan sebagai alternative pengganti malam dalam membuat rekayasa kain batik dengan kualitas yang beragam. Pembuatan diawali dengan membuat adonan tepung terlebih dahulu menjadi perintang siap pakai kemudian diaplikasikan diatas kain sesuai motif yang diinginkan. Masing-masing tepung memiliki karakteristik berbeda terutama pada kelenturan setelah diaplikasikan diatas kain. Tepung ketan setelah kering tidak mudah retak dan menghasilkan motif yang rapi dan tegas , sedang tepung tapioka kurang menembus kedua sisi kain sehingga bagian pinggir motif kurang rapi kemudian tepung terigu mudah retak setelah kering sehingga motif kurang tegas.   Kata kunci : perintang tepung, batik tepung, rekayasa batik, perintang warna
    corecore