12 research outputs found

    Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 118, Surabaya (28 – 30 Juli 2021)

    Get PDF

    Laporan praktek kerja profesi apoteker di Bidang Sumber Daya Kesehatan Seksi Kefarmasian dan Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Rumah Tangga Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Jl. Jenderal Ahmad Yani no. 118 Surabaya 26 Juli 2021 – 27 Juli 2021

    Get PDF

    Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Bidang Pemerintahan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Surabaya Jl. Karang Menjangan No. 20, Surabaya, 22-24 November 2021

    Get PDF

    Pola penggunaan obat kortikosteroid pada pasien penyakit paru obstruktif kronik di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo

    Get PDF
    Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah suatu penyakit yang dapat dicegah dan diobati yang ditandai dengan gejala pada pernapasan dan keterbatasan aliran udara yang disebabkan oleh kelainan saluran napas atau kelainan alveolar, biasanya disebabkan oleh paparan signifikan terhadap partikel atau gas berbahaya. PPOK menempati peringkat ke-4 kematian tertinggi didunia dan kejadian ini semakin lama akan meningkat. Pada tahun 2020 diperkirakan menjadi peringkat ke-3 didunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan kortikosteroid pada pasien penyakit paru obstruktif kronik di RSUD Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini dilakukan secara observasional retrospektif dengan penyajian data secara deskriptif menggunakan 33 rekam medis pasien PPOK selama periode Januari 2019- Desember 2019. Hasil penelitian dan kesimpulan pada 33 sampel pasien PPOK menunjukkan penggunaan kortikosteroid tunggal pada 21 pasien (58%), sedangkan kombinasi 15 pasien (42%). Rute pemberian kortikosteroid intravena pada 31 pasien (48%), nebul pada 27 pasien (43%), sedangkan peroral pada 6 pasien (9%). Penggunaan kortikosteroid tunggal paling banyak yaitu metilprednisolon dengan dosis (3x125mg) i.v pada 16 pasien (76%), sedangkan kombinasi paling banyak yaitu metilprednisolon (3x125mg) iv + Ipratrropiumbromide/salbutamol (3x0,52mg/3,01mg) nebul + budesonid (3x0,5mg) nebul sebanyak 10 pasien (66%). Pergantian pola penggunaan paling banyak yaitu metilprednisolon (3x125mg) i.v (3x125mg) i.v + Ipratropiumbromide/salbutamol (3x0,52mg/3,01mg) nebul + budesonid (3x0,5mg) nebul sebanyak 6 pasien (35%). Lama pemberian kortikosteroid paling banyak diberikan 1-4 hari pengobatan yaitu sebanyak 18 pasien (55%)

    Pola penggunaan obat kortikosteroid pada pasien penyakit paru obstruktif kronik di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo

    No full text
    Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah suatu penyakit yang dapat dicegah dan diobati yang ditandai dengan gejala pada pernapasan dan keterbatasan aliran udara yang disebabkan oleh kelainan saluran napas atau kelainan alveolar, biasanya disebabkan oleh paparan signifikan terhadap partikel atau gas berbahaya. PPOK menempati peringkat ke-4 kematian tertinggi didunia dan kejadian ini semakin lama akan meningkat. Pada tahun 2020 diperkirakan menjadi peringkat ke-3 didunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan kortikosteroid pada pasien penyakit paru obstruktif kronik di RSUD Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini dilakukan secara observasional retrospektif dengan penyajian data secara deskriptif menggunakan 33 rekam medis pasien PPOK selama periode Januari 2019- Desember 2019. Hasil penelitian dan kesimpulan pada 33 sampel pasien PPOK menunjukkan penggunaan kortikosteroid tunggal pada 21 pasien (58%), sedangkan kombinasi 15 pasien (42%). Rute pemberian kortikosteroid intravena pada 31 pasien (48%), nebul pada 27 pasien (43%), sedangkan peroral pada 6 pasien (9%). Penggunaan kortikosteroid tunggal paling banyak yaitu metilprednisolon dengan dosis (3x125mg) i.v pada 16 pasien (76%), sedangkan kombinasi paling banyak yaitu metilprednisolon (3x125mg) iv + Ipratrropiumbromide/salbutamol (3x0,52mg/3,01mg) nebul + budesonid (3x0,5mg) nebul sebanyak 10 pasien (66%). Pergantian pola penggunaan paling banyak yaitu metilprednisolon (3x125mg) i.v (3x125mg) i.v + Ipratropiumbromide/salbutamol (3x0,52mg/3,01mg) nebul + budesonid (3x0,5mg) nebul sebanyak 6 pasien (35%). Lama pemberian kortikosteroid paling banyak diberikan 1-4 hari pengobatan yaitu sebanyak 18 pasien (55%)

    Laporan praktek kerja profesi apoteker di Bidang Sumber Daya Kesehatan Seksi Kefarmasian dan Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Rumah Tangga Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Jl. Jenderal Ahmad Yani no. 118 Surabaya 26 Juli 2021 – 27 Juli 2021

    No full text
    corecore