38 research outputs found
Jenis-Jenis Ikan Di Padang Lamun Pantai Tongkaina
Padang lamun memilki berbagai peranan dalam kehidupan ikan dimana padang lamun dapat dijadikan daerah asuhan (nursery ground), sebagai tempat mencari makan (feeding ground), dan daerah untuk mencari perlindungan. Untuk spesies lamunnya sendiri dapat merupakan makanan langsung bagi ikan. Peranan lamun adalah sebagai daerah asuhan, dimana sebagian besar ikan penghuni padang lamun adalah ikan-ikan juvenil apabila telah dewasa akan menghabiskan hidupnya pada tempat lain.Jenis ikan yang yang di dapat pada padang lamun pantai Tongkaian dengan menggunakan survey jelajah dan alat tangkap gil net yaitu 10 jenis ikan. 10 jenis ikan yang di dapat pada saat penelitian di padang lamun pantai tongkaiana adalah umumnya penghuni daerah padang lamun dan ada juga ikan yang hanya mencari makan di daerah padang lamun atau ikan penghuni terumbu karang.Jenis lamun yang paling dominan di padang lamun pantai Tongkaina yaitu 2 jenis lamun. Kedua jenis lamun tersebut adalah lamun Enhalus acroides dan Thalassia hemprichii
UJI TOKSISITAS ANTI KANKER EKSTRAK ALGA COKLAT Padina sp. TERHADAP LARVA UDANG Artemia salina LEACH., DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST
Brown Algae Padina sp are marine biota that have secondary metabolites that are useful in the pharmaceutical field, especially raw materials for anti-cancer drugs. Bioactive compounds suspected of having anti-cancer activity were tested for activity by means of a toxicity test. Brine Shrimp Lethality Test Method. The purpose of this study was to test the anticancer activity of the crude extracts of Padina sp against Artemia salina L shrimp larvae using the Brine Shrimp Lethality Test method. Algae samples were taken in the waters of Makupa Village. The activity test was carried out at the Laboratory of Marine Biotechnology and Pharmacy, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Unsrat. The test concentrations used of 10, 50, 100, 250 and 500 ppm, by first making 1000 ppm mother liquor. Data analysis used probit analysis to determine the toxicity value of LC50. The results obtained showed that the increase in concentration was followed by an increase in the number of mortality of the test animals where Padina sp 65%. The results of probit analysis obtained LC50 Padina sp 12.45 mg/l. Based on these data, bioactive compounds from Padina are more toxic, so it can be concluded that the content of bioactive compounds from Padina sp has the potential to be developed as raw materials for anticancer drugs.
Keywords: Anticancer, Padina, Lethtality Test
ABSTRAK
Alga Coklat Padina sp merupakan biota laut yang memiliki metabolit sekunder yang bermanfaat dalam bidang farmasi terutama bahan baku obat anti kanker. Senyawa bioaktif yang diduga memiliki aktivitas anti kanker terlebih dahulu dilakukan pengujian aktivitas dengan cara uji toksisitas. Metode Brine Shrimp Lethality Test. Tujuan penelitian ini yaitu uji aktivitas antikanker dari ekstrak Padina sp terhadap larva udang Artemia salina L dengan menggunakan metode Metode Brine Shrimp Lethality Test. Sampel alga di ambil di Perairan Desa Makupa. Uji aktivitas dilakukan di Laboratorium Bioteknologi dan Farmasetika Laut Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unsrat. Konsentrasi uji menggunakan 10, 50, 100, 250 dan 500, ppm, dengan terlebih dahulu membuat larutan induk 1000 ppm. Analisis data menggunakan analisis probit untuk menentukan nilai toksisitas LC50. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa kenaikan konsentrasi diikuti dengan kenaikan jumlah mortalitas hewan uji dimana Padina sp 65%. Hasil analisis probit diperoleh nilai Lethal consentrasi adalah 12.45 mg/l. Berdasarkan data tersebut senyawa bioaktif dari Padina lebih toksik dibandingkan dengan Halimeda sp, sehingga dapat disimpulkan kandungan senyawa bioaktif dari Padina sp berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan baku obat antikanker.
Kata kunci: Antikanker, Padina, Lethality Tes
Uji Toksisitas Anti Kanker Ekstrak Alga Coklat Padina sp Terhadap Larva Udang Artemia salina Leach., dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test
Brown Algae Padina sp are marine biota that have secondary metabolites that are useful in the pharmaceutical field, especially raw materials for anti-cancer drugs. Bioactive compounds suspected of having anti-cancer activity were tested for activity by means of a toxicity test. Brine Shrimp Lethality Test Method. The purpose of this study was to test the anticancer activity of the crude extracts of Padina sp against Artemia salina L shrimp larvae using the Brine Shrimp Lethality Test method. Algae samples were taken in the waters of Makupa Village. The activity test was carried out at the Laboratory of Marine Biotechnology and Pharmacy, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Unsrat. The test concentrations used of 10, 50, 100, 250 and 500 ppm, by first making 1000 ppm mother liquor. Data analysis used probit analysis to determine the toxicity value of LC50.The results obtained showed that the increase in concentration was followed by an increase in the number of mortality of the test animals where Padina sp 65%. The results of probit analysis obtained LC50 Padina sp 12.45 mg/l. Based on these data, bioactive compounds from Padina are more toxic,so it can be concluded that the content of bioactive compounds from Padina sp has the potential to be developed as raw materials for anticancer drugs.Keywords: Anticancer, Padina, Lethtality Test
ABSTRAKAlga Coklat Padina sp merupakan biota laut yang memiliki metabolit sekunder yang bermanfaat dalam bidang farmasi terutama bahan baku obat anti kanker. Senyawa bioaktif yang diduga memiliki aktivitas anti kanker terlebih dahulu dilakukan pengujian aktivitas dengan cara uji toksisitas. Metode Brine Shrimp Lethality Test. Tujuan penelitian ini yaitu uji aktivitas antikanker dari ekstrak Padina sp terhadap larva udang Artemia salina L dengan menggunakan metode Metode Brine Shrimp Lethality Test. Sampel alga di ambil di Perairan Desa Makupa. Uji aktivitas dilakukan di Laboratorium Bioteknologi dan Farmasetika Laut Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unsrat. Konsentrasi uji menggunakan 10, 50, 100, 250 dan 500, ppm, dengan terlebih dahulu membuat larutan induk 1000 ppm. Analisis data menggunakan analisis probit untuk menentukan nilai toksisitas LC50. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa kenaikan konsentrasi diikuti dengan kenaikan jumlah mortalitas hewan uji dimana Padina sp 65%. Hasil analisis probit diperoleh nilai Lethal consentrasi adalah 12.45 mg/l. Berdasarkan data tersebut senyawa bioaktif dari Padina lebih toksik dibandingkan dengan Halimeda sp, sehingga dapat disimpulkan kandungan senyawa bioaktif dari Padina sp berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan baku obat antikanker. Kata kunci: Antikanker, Padina, Lethality Tes
UJI TOKSISITAS DARI EKSTRAK LAMUN JENIS Thalassia hemprichii DARI PERAIRAN KALASEY DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST
ABSTRACTBioactive compounds that are suspected of having anticancer activity are first tested for activity by means of a toxicity test. The purpose of this test is to obtain data on the ability of the activity of a bioactive compound to kill cells at small doses so as to obtain a lethal concentration or lethal data. These two measurements are often called LC50 or LD50, concentrations that can kill 50% of test animals. This study aims to test the cytotoxic activity of Thalassia hemprichii seagrass extract using the Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method.The results of the study showed that the mortality of Artemia salina larvae was influenced by the concentration of the test, meaning that the higher the concentration the more test animals died. Furthermore, the results of the probit analysis contained the toxicity activity of bio active compounds from seagrasses where the LC50 was 3.95 mg / l. A substance is declared to have the potential for cytotoxic activity if it has a value of LC50 at concentrations <1000 ppm for extracts and at concentrations <30 ppm for a compound. Keywords: Cytotoxic Activity, Thalassia hemprichii, Brine shrimp Lethality Test (BSLT)Â
Diversity and Abundance of Echinoderms in Pancuran Beach, Lembeh Island
Echinodermata are found quite commonly in the tidal areas of Lembeh Island but their diversity and abundance have not been well documented. The purpose of this study was to determine the types of Echinoderms and their abundance at Pancuran Beach, Lembeh Island, Bitung City. Samples were taken at two stations using the Lincoln-Smith Transect method 2 x 50 m which was stretched perpendicular to the beach with three replications. Samples were identified in situ and the number of individuals of each species was noted. The results showed that in Pancuran Beach there were 18 species of phylum Echinodermata; with details of 7 species from the Asteroidea class, 5 species of Echinoidea, 4 species of Ophiuroidea, 2 species of Holothuroidea. The results of the analysis using the diversity index show that the diversity of Echinodermata at both stations is in the medium category, characterized by the value of H' = 2.06 for station I and H'= 2.35 for station II. At station 1, the type of Ophiocoma erinaceus has the highest density of 15 ind/100m2 and a relative abundance of 23.68%. At station II Echinothrix diadema has the highest abundance of 12 ind/100m2 with a relative abundance of 17.14%. Common species found in both stations are Diadema setosum, Echinometra mathaei, Echinothrix diadema, Holothuria atra, Ophiocoma erinaceus, and Ophiocoma scolopendrina.
Keywords: Lembeh Island, Diversity, Abundance, Echinoderms
Abstrak
Echinodermata ditemukan cukup umum di daerah pasang surut Pulau Lembeh namun keanekaragaman dan kelimpahannya belum sepenuhnya didokumentasikan dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis Echinodermata dan kelimpahannya di Pantai Pancuran, Pulau Lembeh Kota Bitung. Sampel diambil pada dua stasiun dengan menggunakan metode Lincoln-Smith Transect 2 x 50 m yang dibentangkan tegak lurus ke arah pantai dengan tiga replikasi. Sampel diidentifikasi secara insitu dan jumlah individu tiap spesies dicatat. Hasil menunjukkan bahwa di Pantai Pancuran terdapat 18 spesies filum Echinodermata; dengan rincian 7 spesies dari kelas Asteroidea, 5 spesies Echinoidea, 4 spesies Ophiuroidea, 2 spesies Holothuroidea. Hasil analisa menggunakan indeks keanekaragaman menunjukkan bahwa diversitas Echinodermata pada kedua stasiun dalam kategori sedang, ditandai dengan nilai H' = 2,06 untuk stasiun I dan H'= 2,35 untuk stasiun II. Â Pada stasiun 1, jenis Ophiocoma erinaceus paling tinggi densitasnya yakni 15 ind/100m2 dan kelimpahan relatif 23,68%, Pada stasiun II Echinothrix diadema memiliki kelimpahan tertinggi yakni 12 ind/100m2 dengan kelimpahan relatif 17,14%. Jenis yang umum terdapat pada kedua stasiun adalah Diadema setosum, Echinometra mathaei, Echinothrix diadema, Holothuria atra, Ophiocoma erinaceus, dan Ophiocoma scolopendrina.
Kata kunci: Pulau Lembeh, Keanekaragaman, Kelimpahan, Echinodermata
ASOSIASI ECHINODERMATA DENGAN KOMUNITAS PADANG LAMUN DI PERAIRAN DESA MANGON KECAMATAN SANANA KABUPATEN KEPULAUAN SULA
The purpose of this study was to determine the association between the phylum Echinodermataand the seagrass community in the waters of Mangon Village. This research was conducted in thewaters of Mangon Village, Sanana District, Sula Islands Regency in October 2022. The researchmethod used was the quadratic transect method. This method consists of 2 research stations which areabout 500m apart. The transect line is drawn straight from the beach to the sea for 100m then aquadratic plot is placed in a zig-zag manner to the left and right of the transect line. There were 10 plotsthat were observed and spaced 10m each and 3 repetitions were carried out with a distance of 50m pertransect. From this method the results obtained in the waters of Mangon Village showed that at stationone, the species found at two stations in Mangon Village waters were 7 species of Echinodermata and6 species of seagrass. Based on the person product moment correlation value, there is a correlation inthe form of a positive association between seagrasses and echinoderms at the study site. Theenvironmental parameters owned by the waters of Mangon Village, Sula Islands Regency, namely,temperature has a range of 24-28˚C, salinity has a range of 28 – 340/00, and pH has a range of 7,08-8,08. The substrate obtained is sand and sand mixed with coral fragments.Keywords: Association of Echinodermata with Seagrass Community, Mangon Village Waters
ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui asosiasi antara filum Echinodermata denganKomunitas padang lamun di perairan Desa Mangon. Penelitian ini dilakukan di perairan Desa MangonKecamatan Sanana Kabupaten Kepulauan Sula pada bulan Oktober 2022. Metode penelitian yangdigunakan adalah metode transek kuadrat, Dalam metode ini terdiri dari 2 stasiun penelitian yangmemiliki jarak sekitar 500m. Garis transek ditarik lurus dari pantai menuju laut sepanjang 100mkemudian diletakkan plot kuadrat secara zig-zag disamping kiri-kanan pada garis transek. Terdapat 10buah plot yang diamati dan diberi jarak masing-masing 10m dan dilakukan sebanyak 3 kalipengulangan dengan jarak 50m per transek. Dari Metode tersbut hasil yang didapatkan di perairanDesa Mangon menunjukan bahwa pada stasiun satu, Spesies yang ditemukan pada dua stasiun diPerairan Desa Mangon adalah 7 spesies Echinodermata dan 6 spesies lamun. Berdasarkan nilaikorelasi person product moment, terdapat korelasi dalam bentuk asosisasi positif antara lamun danEchinodermata di lokasi penelitian. Parameter lingkungan yang dimiliki oleh perairan Desa MangonKabupaten Kepulauan Sula yaitu, suhu memiliki kisaran 24-28ËšC, salinitas memiliki kisaran 28 - 340/00,dan pH memiliki kisaran 7,08-8,08. Substrat yang di dapat yaitu pasir dan pasir bercampur pecahankarang.
Kata Kunci: Asosiasi Echinodermata, Komunitas Padang Lamun, Perariran Desa Mango
MORFOMETRIK DAN MERISTIK LAMUN DI PANTAI BORGO KECAMATAN BELANG DAN PANTAI BASAAN I KECAMATAN RATATOTOK KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
Seagrasses are flowering plants (Angiosperms) that are fully adapted to aquatic environments. Seagrasses are capable of living in salt water; even though it is immersed in salty water, it still functionsnormally. The function and role of seagrasses depend on the number of leaf blades, leaf length, leafwidth, and total biomass, all of which are highly determined by local conditions. This research wasconducted in Southeast Minahasa Regency in Pantai Borgo Village, Belang District and Beach Villageof Basaan I, Ratatotok District. This study aims to measure the morphometrics and meristics of seagrassspecies Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii and Syringodium isoetifolium. Sampling of seagrasswas carried out using the cruising survey method, as many as 10 individuals for each species at eachstudy location, samples were taken using a knife and washed and put into plastic samples. Thenmeasured using a caliper ruler. The results obtained from the three seagrass species Enhalusacoroides, Thalassia hemprichii and Syringodium isoetifolium are different in morphometric and meristicsizes of the three seagrasses which are larger in Basaan I Beach compared to those in Borgo Beach.This is because in Borgo Beach there are many human activities that greatly affect the activity ofmorphometric and meristic sizes which in turn also affect the growth of seagrass. This difference isthought to be due to the high activity of the people who live around Borgo beach in the form of householdwaste disposal and fishing activities, namely the intensity of boat traffic and boat moorings, while onPasir Panjang Beach, Basan I Village is far from residential areas and is a tourist area that is not yetvery touristy. Stout is known by many people so it is still in good condition and maintained. Measurementof environmental parameters of the waters of Borgo Village Beach and Basaan I Village Beach are stillin optimum conditions for seagrass plants and development.
Keywords: Seagrass, Morphometrics, Meristic, Borgo Village, Basaan I VillageABSTRAK Lamun adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang secara penuh beradaptasi pada lingkungan perairan. Lamun mampu hidup di air asin; meski terbenam dalam air asin lamun tetapberfungsi normal. Fungsi dan peranan lamun, bergantung pada jumlah helaian daun, panjang daun,lebar daun, serta biomassa total, yang kesemuanya itu sangat ditentukan kondisi setempat. Penelitianini dilakukan di Kabupaten Minahasa Tenggara di Pantai Desa Borgo Kecamatan Belang dan PantaiDesa Basaan I Kecamatan Ratatotok. Penelitin ini bertujuan untuk mengukur morfometrik dan meristiklamun jenis Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii dan Syringodium isoetifolium. Pengambilansampel lamun dilakukan dengan menggunakan metode survei jelajah, sebanyak 10 individu untukmasing-masing jenis di setiap lokasi penelitian, sampel diambil dengan mengunakan pisau dicuci dandimasukkan kedalam plastik sampel. Kemudian diukur dengan menggunakan mistar kaliper. Hasil yangdiperoleh dari ketiga lamun jenis Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii dan Syringodium isoetifoliumadalah berbeda ukuran morfomertik dan meristik dari ketiga lamun tersebut lebih besar yang berada diPantai Basaan I dibandingkan dengan yang ada di Pantai Borgo. Hal ini di karenakan di Pantai Borgobanyak terjadi aktivitas manusia yang sangat mempegaruhi aktivitas ukuran morfometrik dan meristik yang akhirnya juga berpengaruh pada pertumbuhan lamun. Perbedaan ini diduga karena tingginyaaktifitas penduduk yang bermukim disekitar pantai Borgo berupa pembuangan limbah rumah tanggaserta aktivitas kegiatan perikanan yaitu intensitas lalu lalang perahu serta tempat tambatan perahu,sedangkan di Pantai pasir panjang Desa Basan I jauh dari pemukiman warga dan merupakan daerahwisata yang belum terlalu bayak diketahui oleh banyak orang sehingga masih memiliki kondisi yangbaik dan terjaga. Pengukuran parameter lingkungan perairan Pantai Desa Borgo dan Pantai DesaBasaan I masih dalam kondisi yang optimum bagi tumbuhan dan perkembangan lamun.
Kata Kunci: Lamun, Morfometrik, Meristik, Desa Borgo, Desa Basaan
STRUKTUR KOMUNITAS PADANG LAMUN DI PERAIRAN DESA BAJO KECAMATAN SANANA UTARA KABUPATEN KEPULAUAN SULA PROVINSI MALUKU UTARA
The purpose of this study was to determine the types of seagrass found in the waters of BajoVillage.determine the value of diversity, uniformity, dominance and IVI of seagrass in the waters. Thisresearch was conducted in the watersBajo Village, North Sanana District, Sula Islands Regency, NorthMaluku in October 2022. The research method used in this research is the quadratic transect method.This method consists of 2 sampling stations which are about 400 meters apart. The transect line isdrawn perpendicular from the beach to the sea for 100 m and then placed on the right side of thetransect line. The distance between one square and another is 10 m so that the total squares on eachtransect are 11. Data collection was carried out 3 times with a distance of 50 m from the first transectline to another transect line which was carried out in 2 stations. From this method the types of seagrassfound in Bajo Village Waters areT. hemprichii, C. rotundata, E. acoroides, H. pinifolia, H. minor, H.uninervis, and C. serrulata. It is known that the highest seagrass Important Value Index at Station 1 isobtained from seagrass speciesC. rotundataand the lowest in seagrass speciesH. pinifolia, and atstation 2 the highest IVI was found in seagrass speciesE.acoroidsand the lowest on seagrass speciesH.uninervis. The results of measuring the diversity index at station 1 obtained a value of 1.60, and forstation 2 a value of 0.95 was obtained. 2 for 0.17 with, and the dominance value generated at station 1is 0.30 and for station 2 is 0.70 which characterizes the absence of a dominant species.Keywords: Seagrass Community Structure, Bajo Village Waters
ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui jenis jenis lamun yang ditemukan di perairanDesa Bajo. mengetahui nilai keanekaragaman, keseragaman, dominansi dan INP lamun di perairan.Penelitian ini dilakukan di perairan Desa Bajo Kecamatan Sanana Utara Kabupaten Kepulauan SulaMaluku Utara pada bulan Oktober 2022. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahmetode transek kuadrat, Dalam metode ini terdiri dari 2 stasiun pengambilan sampel yang memilikijarak sekitar 400 meter. Garis transek ditarik tegak lurus dari pantai menuju laut sepanjang 100 mkemudian diletakkan di sisi kanan garis transek. Jarak antar kuadrat satu dengan yang lainnya adalah10 m sehingga total kuadrat pada setiap transek adalah 11. Pengambilan data dilakukan sebanyak 3kali pengulangan dengan jarak 50 m dari garis transek pertama menuju garis transek lainnya yangdilakukan dalam 2 stasiun. Dari metode tersebut jenis lamun yang ditemukan pada Perairan Desa Bajoyaitu T. hemprichii, C. rotundata, E. acoroides, H. pinifolia, H. minor, H. uninervis, dan C. serrulata.Diketahui bahwa Indeks Nilai Penting lamun tertinggi pada Stasiun 1 didapatkan pada jenis lamun C.rotundata dan terendah pada jenis lamun H. pinifolia, dan pada stasiun 2 INP tertinggi di temukapanpada jenis lamun E. acoroides dan terrendah pada jenis lamun H. uninervis. Hasil pengukuran indekskeanekaragaman pada stasiun 1 diperoleh nilai sebesar 1,60, dan untuk stasiun 2 di peroleh nilaisebesar 0,95 indeks keseragaman tergolong pada keseragaman yang stabil dengan di peroleh nilaiindeks keseragaman pada stasiun 1 menggambarkan hasil sebesar 0,14 dan pada sasiun 2 sebesar0.17 dengan, dan nilai dominansi yang dihasilkan pada stasiun 1 sebesar 0,30 dan untuk stasiun 2sebesar 0.70 yang mencirikan tidak adanya jenis yang dominan.Kata kunci : Struktur Komunitas Lamun, Perairan Desa Bajo