4 research outputs found
Diseminasi Teknologi Produksi Agens Hayati Pada Kebun Agrotechnopark Cangar Universitas Brawijaya
Agrotechno Park (ATP) Cangar merupakan salah satu unit usaha dibawah badan usaha akademik. Dalam segi geografis, kebun ini cocok untuk budidaya berbagai jenis sayuran. Permasalahan yang sering muncul dalam budidaya sayuran adalah adanya Oganisme Pengganggu Tanaman (OPT). Saat ini, budidaya sayuran di Kebun Cangar dilakukan secara organik, sehingga pengendalian OPT dilakukan tanpa menggunakan pestisida kimia. Pemanfaatan agens hayati telah dilakukan sebagai salah satu upaya alternatif pengendalian OPT di Kebun Cangar. Akan tetapi, Sebagian besar pekerja di ATP Cangar belum banyak yang memahami manfaat agens hayati pada budidaya sayuran dan memperoleh agens hayati dari membeli produk komersial di luar yang harganya mahal, selain itu minimnya pengetahuan dan kemampuan pekerja dalam mengembangakan teknologi produksi agens hayati menjadi kendala dalam pengembangan agens hayati. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya kegiatan pengabdian masyarakat di ATP Cangar yang bertujuan 1) melakukan pelatihan untuk meningkatkan pemahaman terhadap manfaat agens hayati, 2) melakukan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan pekerja dalam memproduksi agens hayati, 3) mewujudkan terbentuknya Laboratorium Mini dengan fasilitas memadai. Selanjutnya, dari program ini diharapkan pekerja mampu memproduksi agens hayati secara mandiri, PPAH dalam bentuk Laboratorium Mini dengan fasilitas yang memadai terwujud, dan informasi hasil kegiatan ini akan diwujudkan dalam bentuk publikasi artikel ilmiah, buku dan HKI
Microwave-assisted extraction (MAE) method for optimization of dates seed (Phoenix dactilifera) extraction
Dates (Phoenix dactylifera) is a palm-type plant that belongs to the Phoenix genus, which widely grows in the Middle East and South Africa. The use of date seeds was still limited. Dates seeds contain high amounts of nutrient and bioactive compounds, such as fiber, phenols, and antioxidants. The microwave-assisted extraction (MAE) method could increase the extract yields in a shorter time and reduces the solvent volume. This research aimed to evaluate the optimal extraction time and material: solvent (w/v) ratio. The response surface methodology (RSM) with the Central Composite Design (CCD) experimental design with two factors of extraction time (5 - 7 minutes) and the material: solvent ratio (1:10 - 1:50 (w/v)) was employed in this study. The responses were antioxidant activity (IC50), total flavonoid, and density. The results show that the optimum solution was an extraction time of 5.451 minutes and the ratio of material: solvent of 1:10 (w/v). This treatment produced dates seed extract with antioxidant activity IC50 of 28.406 ppm, total flavonoid of 2544.951 mg QE/g, and density of 0.886 g/mL. The verification of the center point was antioxidant activity IC50 of 27.849 ppm (98.04%), total flavonoids of 2573.723 mg QE/g (98.87%), and density of 0.8889 g/mL (99.67%), respectively
Pemberdayaan Poklahsar dalam Pengolahan Tepung Cangkang Gonggong di Desa Pengujan, Tanjung Pinang
Siput Gonggong menjadi salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Siput Gonggong memiliki cangkang yang berukuran relatif besar dan keras dengan penyumbang 60% berat bagian dari Gonggong. Cangkang Gonggong menjadi limbah dikarenakan masyarakat menganggap bahwa cangkang Gonggong sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat. Cangkang Gonggong di Desa Pengujan, Kabupaten Bintan pada umumnya hanya dijadikan sebagai kerajinan souvenir dengan harga yang murah. Oleh karena itu program ini memberikan pengetahuan kepada masyarakat di Desa Pengujan dalam memanfaatkan limbah cangkang Gonggong menjadi tepung yang dapat dijadikan sebagai alternatif bahan campuran pakan ternak. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini berupa sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan dalam pengolahan limbah cangkang Gonggong menjadi tepung. Hasil kegiatan ini adalah masyarakat Desa Pengujan memanfaatkan cangkang Gonggong yang ada di lingkungan sekitar sehingga meningkatkan nilai ekonomi.
Manajemen Budidaya Lebah Madu Klanceng (Trigona sp.) di Kelompok Tani Hutan (KTH) Telaga Lestari, Desa Ngebel, Kab. Ponorogo, Jawa Timur
Lebah klanceng (Trigona sp) merupakan lebah yang tidak bersengat dan berasal dari negara yang memiliki kawasan iklim tropis maupun subtropics. Budidaya lebah klanceng memiliki prospek tang tinggi dan dapat menjadi ekonomi alternative untuk masyarakat di Desa Ngebel. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui manajemen pemeliharaan lebah madu Trigona sp mulai dari pengadaan koloni, produksi, pakan dan pengolahan madu. Dalam pembudayaan lebah madu Trigona sp beberapa yang perlu disiapkan adalah lokasi budidaya, setup untuk budidaya, koloni, pakaian kerja, dan peralatan lain yang diperlukan. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah observasi, partisipasi, dan wawancara dengan peternak lebah madu klanceng di wilayah KTH Telaga Sari. Dari hasil kegiatan didapatkan bahwa manajemen budidaya lebah madu klanceng harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas madu klanceng yang dihasilkan, yang dapat membawa Desa Ngebel sebagai salah satu sentra produksi madu klanceng di Indonesia