Sexual behaviour and sexual selection in newts

This thesis reports an investigation of the influence of sexual selection on the sexual behaviour of the European smooth newt, Triturus vulgaris, and of the North American red-spotted newt, Notophthalmus Viridescens. Both belong to the family Salamandridae of the amphibian order Urodela. Chapter 1 introduces the concept of sexual selection, and those aspects of competition and mate choice relevant to newt sexual behaviour are discussed. In Chapter 2, observations and experiments are described which demonstrate inter male competition and mate choice in the smooth newt. Males interfere with one another's attempts to inseminate females, a form of competition known as sexual interference. Under certain conditions, males choose larger, more fecund females as mates, whereas females seem to prefer males reasonably well matched to themselves in body length. The extent to which females mate repeatedly is investigated. In Chapter 3, the sexual behaviour of the red-spotted newt in encounters between single males and females is described. Males adopt one of two types of courtship, depending on the initial responsiveness of the female partner. Using a form of sequence analysis, the male's behaviour is described, and aspects of it are interpreted in causal and functional terms. Data on the various costs and benefits associated with each type of courtship are presented. Chapter 4 investigates the influence of sexual selection on the behaviour of the red-spotted newt. The male is sensitive to the ambient sex ratio in his vicinity, and this ratio influences which type of courtship he undertakes. In competitive situations, males interfere with one another, sometimes in a manner similar to that observed in the smooth newt. In laboratory experiments, it is shown that males prefer larger, more fecund females as mates, and that females will mate with more than one male. Chapter 5 adopts a comparative approach. The results presented in this thesis are discussed in the context of other urodele amphibians and other animals with similarly complex sexual behaviour. The various types of sexual behaviour in both species of newt are considered as alternative mating strategies, and an attempt is made to classify them in terms of contemporary ideas concerning behavioural strategies. References are listed in Chapter 6

Endosulfan exposure disrupts pheromonal systems in the red-spotted newt: a mechanism for subtle effects of environmental chemicals.

Because chemicals introduced into the environment by humans can affect both long-term survivorship and reproduction of amphibians, discovering the specific mechanisms through which these chemicals act may facilitate the development of plans for amphibian conservation. We investigated the amphibian pheromonal system as a potential target of common environmental chemicals. By treating female red-spotted newts, Notophthalmus viridescens, to a commonly used insecticide, endosulfan, we found that the pheromonal system is highly susceptible to low-concentration exposure. The impairment of the pheromonal system directly led to disrupted mate choice and lowered mating success. There were no other notable physiologic or behavioral changes demonstrated by the animals at the insecticide concentrations administered. Our findings suggest that the amphibian pheromonal system is one of the systems subject to subtle negative effects of environmental chemicals

The Role of E-Satisfaction on Repurchase and E-Wom Intention on The Costumers of Food Products By Local Micro and Small Businesses on The Digital Platforms

Despite the increasing popularity of online food delivery services, extant studies have not looked at factors that contribute to customers’ willingness to repurchase and recommend food products by local micro and small businesses to other app users. Meanwhile, the topic is essential given that food products from local micro and small businesses face direct competition with well-known products from large corporations on digital platforms. Therefore, this study aims to examine the role of food quality, price fairness and perceived value on e-satisfaction and the role of e-satisfaction on the repurchase and e-WOM intention of the customers of food products by local micro and small businesses. Using data from 100 customers of local micro and small businesses on the popular food delivery applications in Pekalongan, Indonesia and employing Partial Least Square (PLS) in our data analysis, our results show that food quality and price fairness have a significant effect on e-satisfaction. In addition, our findings show that e-satisfaction has a positive and significant effect on repurchase intention, but it shows a non-significant positive effect on e-WOM intention. Overall, our findings suggest that on digital platforms, gaining customer satisfaction about the product's quality and the price's fairness may not be enough, as it does not indicate a significant relationship with the willingness of the customers to recommend it to other app users. Keywords: food quality, price fairness, perceived value, e-satisfaction, repurchase intention, e-WOM intentio

Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Yamaha Di Kota Palembang

Tujuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Yamaha di kota Palembang. Target dari penelitian ini adalah untuk memberikan rekomendasi kepada perusahaan Yamaha dalam meningkatkan keputusan pembelian konsumen di kota Palembang. Metode. Metode yang digunakan dalam pencapaian tujuan penelitian ini adalah metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk di kota Palembang yang pernah membeli dan menggunakan sepeda motor merek Yamaha. Jumlah sampel yang digunakan di dalam penelitian ini sebanyak 120 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner. Teknik analisis data menggunakan metode regresi linier berganda. Hasil. Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha. Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha. Implikasi. Perusahaan perlu meningkatkan kualitas produk yang tinggi agar dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan memotivasi konsumen untuk memilih sepeda motor Yamaha dibandingkan merek lain. Sebaliknya, harga yang wajar atau bersaing dapat membuat produk lebih terjangkau, menjadikan keputusan pembelian lebih mudah

Pengaruh E-service Quality Terhadap Loyalty pada E-retailing Tiket.com di Indonesia

Loyalitas merupakan perilaku konsumen yang dipengaruhi oleh kepuasan dan kepercayaan konsumen ketika melakukan transaksi online. Faktor yang berperan dalam meningkatkan kepuasan dan kepercayaan konsumen adalah aspek-aspek dalam e-service quality. Penelitian bertujuan untuk menelaah pengaruh faktor-faktor e-service quality yang terdiri dari efficiency, privacy, reliability, emotional benefit dan customer service terhadap esatisfaction dan e-trust, serta implikasi e-satisfaction dan e-trust terhadap behavioural loyalty dan attitudinal loyalty. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis Structural Equation Modeling (SEM). Sampel penelitian adalah 335 konsumen tiket.com. Variabel endogen adalah e-satisfaction, e-trust, behavioural loyalty dan attitudinal loyalty, sedangkan variabel eksogen terdiri dari efficiency, privacy, reliability, emotional benefit dan customer service. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efficiency dan privacy tidak berpengaruh signifikan terhadap esatisfaction dan e-trust, sedangkan reliability, emotional benefit, dan customer service berpengaruh signifikan positif terhadap e-trust dan e-satisfaction. e-trust juga berpengaruh signifikan positif terhadap e-satisfaction. E-trust dan e-satisfaction juga terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap behavioural loyalty dan attitudinal loyalty, serta behavioural loyalty juga berpengaruh signifikan positif terhadap attitudinal loyalty

ANALISIS BUSINESS MODEL CANVAS PADA USAHA “WHATEVER” SEMARANG

Pada penelitian ini akan dideskripsikan potret data terkait aspek-aspek BMC dan lingkungan bisnis Whatever. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan membagikan kuesioner pada 50 responden yaitu pemilik, pesaing, dan pelanggan Whatever. Hasil penelitian ini adalah Whatever memiliki value proposition convenient/usability dan desain. Key activities Whatever adalah produksi, operasi, pemasaran, penjualan, dan layanan konsumen. Key resource Whatever berupa fasilitas, modal, dan intelektual. Key partner Whatever adalah kemitraan bukan pesaing dan pemasok. Segmen konsumen Whatever adalah pria dan wanita berusia 18-35 tahun. Whatever menyalurkan produk secara langsung dengan menjual produk seharga Rp 189.000. Pada aspek cost structure, Whatever menerapkan prinsip value driven. Lingkungan internal Whatever meliputi aspek produksi, pemasaran, keuangan, dan SDM, sedangkan lingkungan eksternal Whatever meliputi lingkungan makro dan lingkungan industri. Ancaman terbesar Whatever dari lingkungan industri berasal dari pesaing baru

Perancangan Ulang Identitas Visual Teh Pagi

Teh Pagi merupakan salah satu merek teh. Menggunakan daun teh pucuk pekoe yang merupakan kualitas terbaik, serta diolah menjadi teh ulir yang merupakah khas dari Sumatera Selatan. Saat ini Teh Pagi memiliki identitas visual yang inkonsisten atau berbeda-beda pada setiap variannya. Berdasarkan pengumpulan data kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan observasi, masyarakat menyatakan bahwa identitas visual Teh Pagi saat ini berbeda-beda karena tidak memiliki landasan desain dari keunikannya dan belum menampilkan keunikan-keunikan tersebut. Oleh karena itu, penulis melakukan perancangan ulang terhadap identitas visual Teh Pagi khas Sumatera Selatan sebagai solusi dari permasalahan yang terjadi

Perancangan Kampanye Sosial untuk Mengurangi Risiko akibat Polusi Udara PM 2,5

Udara bersih di dunia telah terkontaminasi oleh polusi, salah satu yang terburuk adalah di Jakarta. Polusi udara di luar ruangan memiliki beberapa polutan di dalamnya seperti SO2, O3, NO2, PM 2,5 dan PM 10, yang paling berbahaya adalah PM 2,5. Beberapa tahun belakangan, Jakarta tercatat sebagai salah satu kota dengan polusi udara PM 2,5 terburuk di dunia. Polutan tersebut dapat menimbulkan gejala-gejala penyakit yang mematikan baik ISPA, asma, bronkitis, kanker paru, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) maupun penyakit jantung dan stroke. Dinas Kesehatan Jakarta memprediksi beberapa penyakit saluran pernapasan ini akan terus meningkat. Untuk mencegah dan mengurangi risiko penyakit tersebut, dibutuhkan kesadaran dari masyarakat itu sendiri. Penulis merancang kampanye sosial untuk meningkatkan kesadaran itu dengan memberikan informasi serta cara yang tepat dan dapat dilakukan untuk mengurangi risiko dari dampak polusi tersebut. Penulis memilih beberapa media baik media sosial, website, maupun poster sebagai strategi dalam kampanye ini. Penulis berharap kampanye ini dapat meningkatkan kesadaran dan mengubah perilaku dan kebiasaan para pembaca serta target sasaran sehingga menurunkan risiko beberapa penyakit tersebut

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI HUMAN RESOURCE PADA COFFEE SHOP ZXY

Masa pandemi menjadi masa yang sulit dan terdampak bagi sektor bisnis, dalam hal ini yaitu bisnis franchise. Kondisi tersebut akhirnya memaksa pelaku bisnis untuk bertransformasi dengan melibatkan teknologi sebagai bentuk upaya kesadaran digital yang harus dimiliki oleh stafnya. Di Coffee Shop ZXY sendiri stafnya masih awam dalam hal teknologi, terlebih lagi kinerja dari karyawannya masih berdampak karena adanya pandemi. Di sisi lain, admin HR dari bisnis ini juga kewalahan harus mengatur stafnya. Ketidakakuratan data dan ketidakefisienan pencatatan pada presensi dan penggajian menjadi masalah utama dari bisnis ini, sehingga kinerja staf menjadi sulit dipantau. Maka dari itu, peneliti membuat dan merancang aplikasi Human Resource guna membantu menyelesaikan proses bisnis yang masih manual. Aplikasi ini akan dibuat berdasarkan konsep sederhana dari Human Resource Management System dengan basis situs web, yang tentunya menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan CodeIgniter Framework. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif yaitu studi kasus pada Coffee Shop ZXY yang berada di Kota Pekalongan, dimana data diambil dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi secara langsung. Perancangan aplikasi yang dibutuhkan adalah UML Diagram dan User Interface sebagai gambaran awal aplikasi. Aplikasi ini memiliki fitur yaitu pemberian jadwal mandiri oleh staf, eksekusi entri presensi oleh staf (Hadir/Ijin/Sakit), monitoring dan evaluasi admin HR melalui informasi data visual, perhitungan gaji secara otomatis, dan pembuatan laporan presensi & gaji serta slip gaji bagi setiap staf. Setelah aplikasi selesai, maka peneliti melakukan implementasi dengan menguji langsung pada user yaitu 4 staf dan 2 admin HR, yang dimana hasil dari wawancara para user telah memberikan hal yang positif. Menurut user, aplikasi ini sudah sesuai dengan kebutuhan dan menyelesaikan masalah, serta membantu HR dalam memantau peningkatan kinerja staf

Summer crops: relative water use efficiencies and legacy impacts in farming systems

Take home message • While summer crops offer rotational options in the farming system, choose the correct crop to match your available soil water and crop history • Sorghum is a reliable performer often exceeding other options in terms of $returned per mm used • Cotton and maize require higher water availability and produce less reliable WUE ($/mm). However, cotton has legacy impacts on water availability for subsequent crops that should be considered • Mungbean can produce higher $/mm in low water availability situations ( 150 mm of plant available water will maximise crop WUE and profitability. Every extra mm at sowing could be worth as much as$35-70 extra return/ha • Higher density sorghum crops may provide greater crop competition against weeds and potential upside yield benefits in good season. We have seen limited legacy benefits (e.g. improved ground cover) or costs (e.g. greater soil water/nutrient extraction) for soil water or nutrient availability