2 research outputs found
VOLATILITAS INFLASI DAERAH DI INDONESIA: FENOMENA MONETER ATAU FISKAL?
This research aims to analyse the regional inflation volatility in Indonesia for the period of 1999-2009 from both monetary and fiscal sides. The data employed in this study are regional panel data consisting of 275 observations picked from several publications. The method of analysis used in this study is Fixed Effect Model. The proxy of monetary side is outstanding of loans in Rupiah and Foreign Currency of commercial and rural banks by project location of Provinces, and fiscal side is local government debt. This research finds both monetary and fiscal sides have positive relationship with the inflation volatility in Indonesia. However, only monetary side which has significant impact, but fiscal side does not. This finding further shows that the regional inflation in Indonesia is still a monetary phenomenon. Therefore, the solution to controll regional inflation in Indonesia is to manage credit rationing conducting by commercial and rural banks for every province
Volatilitas Inflasi Daerah di Indonesia Tahun 1999-2009 : Moneter atau Fiskal ?
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis volatilitas inflasi daerah di Indonesia tahun 1999-2009, baik dari sisi moneter maupun dari sisi fiskal. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari data panel yang merupakan kombinasi dari data cross section dan time series periode 1999-2009, atau merupakan pengamatan yang terdiri dari 275 seri data yang diambil dari beberapa publikasi yang ada. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Efek Tetap/Fixed Effect Model (FEM). Variabel moneter yang digunakan adalah Jumlah Uang Beredar yang diproksi dengan posisi pinjaman yang diberikan Rupiah dan Valuta Asing Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat/BPR menurut lokasi proyek Provinsi (Miliar Rp), sedangkan variabel fiskal adalah utang pemerintah daerah. Dalam jangka panjang, baik sisi moneter maupun sisi fiskal memiliki dampak positif terhadap volatilitas inflasi di Indonesia. Namun, dari hasil regresi model fixed effect, sisi fiskal memiliki kontribusi yang lebih kecil dibanding sisi moneter. Hal ini menunjukkan bahwa inflasi daerah di Indonesia untuk periode 1999-2009 masih merupakan fenomena moneter. Jadi, solusi yang tepat dalam mengendalikan tingginya tingkat inflasi daerah adalah pembatasan dalam penyaluran kredit kepada masyarakat maupun perusahaan yang dilakukan oleh Bank Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat/BPR masing-masing Provinsi di Indonesia