5 research outputs found
Advokasi Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Terhadap Masyarakat Adat
Dalam sistem demokrasi, negara sepatutnya menempatkan publik masyarakat
sebagai konstituen tertinggi yang harus didengar suaranya. Akan tetapi, demokrasi
perwakilan yang ada saat ini justru terkesan menyampingkan peran publik dalam
proses pembentukan kebijakan ataupun peraturan hukum. Inilah yang kemudian
membuat peran dari advokasi kebijakan menjadi penting agar segala bentuk aspirasi
masyarakat dapat diakomodir secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat seperti apa kegiatan advokasi kebijakan yang dilakukan di organisasi
kemasyarakatan bernama Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) yang terdiri
atas masyarakat multikultural serta perannya dalam usaha mewujudkan demokrasi
deliberatif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui proses
wawancara kepada pengurus besar AMAN hingga perwakilan masyarakat adat dan
juga melalui sumber dokumentasi. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini
menemukan fakta bahwa program advokasi AMAN merupakan advokasi kelas dan
menerapkan strategi advokasi secara makro dalam pergerakannya. Selain itu,
program advokasi di AMAN juga nyatanya mampu untuk mendorong suatu proses
demokrasi deliberatif karena peran AMAN yang ikut serta hingga mengontrol para
pemangku kekuasaan dalam membuat kebijakan yang berhubungan dengan
masyarakat adat. Hanya saja, masih terdapat beragam hambatan yang harus
ditempuh oleh organisasi ini ketika berinteraksi dan berkomunikasi dengan
pemerintah
Sinergi Tata Kelola Zakat di Indonesia dalam Perspektif Islamic Governance: Studi Kasus Terhadap Organisasi Pengelola Zakat di Kota Malang
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sinergi tata kelola zakat di Kota
Malang dengan perspektif islamic governance. Menggunakan metodologi
kualitatif dan metode studi kasus, hasil penelitian ini berupa faktor-faktor penentu
atas pelaksanaan sinergi tersebut.
Terdapat dua permasalahan yang melatarbelakangi penelitian ini. Struktur
pengelolaan zakat di Indonesia mengakomodasi keterlibatan negara dan
masyarakat sekaligus, sehingga keduanya mustahil berjalan sendiri-sendiri.
Beberapa penelitian terdahulu juga telah membuktikan bahwa pengelolaan zakat
yang bersifat produktif ternyata tidak efektif dan signifikan bila hanya dilakukan
sendiri-sendiri.
Penelitian ini menyimpulkan, sinergi tata kelola zakat di Kota Malang sangat
bergantung pada kesetaraan institusional organisasi pengelola zakat dan
kewenangan BAZNAS Kota Malang untuk memimpin LAZ di wilayahnya.
Namun, faktanya adalah ada kesenjangan institusional antara keduanya, sehingga
kepentingan mereka menjadi beragam dan menjadi muara dari sejumlah persoalan
dalam sinergi antar amil zakat di Kota Malang. BAZNAS Kota Malang juga
masih belum dapat melaksanakan fungsi pengawasannya terhadap LAZ,
meskipun di saat bersamaan telah mengoordinir LAZ dalam program Kampung
Qoryah Sakinah. Dampak kedua masalah tersebut di lapangan antara lain; tidak
berjalannya pelaporan LAZ, sulitnya LAZ meluangkan waktu untuk
berkolaborasi, kurang berfungsinya musyawarah terbuka sebagai wadah
pemberdayaan LAZ, dan akhirnya kerjasama di lapangan yang tidak mampu
menghasilkan program penyelenggaraan kesejahteraan masyarakat yang inovatif
Perubahan Kinerja dalam Pelayann Publik pada Masa Pandemi Covid-19 di Kecamatan Blimbing
Penelitian ini membahas tetang bagaiamana kinerja pelayanan yang dilakukan oleh
Pemerintah Kecamatan Blimbing Kota Malang di masa pandemi covid-19. Hal ini
diawali dari munculnya pandemic covid-19 di Kota Malang dan Kecamatan
Blimbing adalah salah satu wilayah yang terdampak cukup parah akibat adanya
pandemi covid-19, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja
pelayanan publik yang dilakukan oleh Pemerintah Kecamatan Blimbing selama
masa pandemi. Metode penelitian yang diambil pada penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif dan observasi, wawancara, serta dokumentasi digunakan
sebagai teknik pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan teori pelayanan
publik untuk menganalisis permasalahan yang ada pada penelitian ini. Hasil yang
didapatkan pada penelitian ini adalah ditemukannya perubahan atau tindakan untuk
beradaptasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kecamatan Blimbing di masa pandemi
yang berbeda dari pada saat sebelum pandemi atau saat normal. Mulai dari
penerapan protokol kesehatan, pelaksanaan aturan dan cara kerja yang berbeda,
serta pemberian layanan publik kepada masyarakat yang berbeda dari saat normal
Memudarnya Ketaatan: Studi Kasus Relasi Politik Elektoral Kiai Dan Santri Dalam Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur Jawa Timur Tahun 2018
Studi kasus kualitatif ini bertujuan untuk mengeksplorasi relasi politik
elektoral kiai dan santri dalam pemilihan gubernur Jawa Timur di Pondok
Pesantren Al Harokah Islamiyah Gondanglegi kabupaten Malang. Otoritas
kiai bersifat mutlak, ketundukan santri kepada kiai merupakan aturan
utama dari budaya pesantren, hubungan kiai dan santri bersifat patron-
client, adanya relasi tidak seimbang dengan posisi santri menjadi klien
dan kiai menjadi patron. Faktor kekuatan karisma dan pengaruh kiai
sering dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan pemenangan dalam
politik pemilihan kepala daerah. Berbeda dengan teori, hubungan patron-
client dalam relasi politik elektoral kiai dan santri dalam pemilihan
gubernur Jawa Timur tidak relevan. Studi ini menemukan Pertama, relasi
politik elektoral kiai dan santri ditentukan oleh sikap hubungan egaliter
setara dan hubungan saling melengkapi. Kiai dan santri sama-sama
berperan membentuk perilaku memilih, tidak lagi kiai menjadi sosok yang
mendominasi dalam menentukan pilihan politik santri, karena adanya
praktik musyawarah politik. Kedua, ditemukan tiga tipologi relasi politik
elektoral kiai dan santri yaitu, (1) Relasi politik setara (assosiatif), (2)
Relasi politik oposisi positif (dissosiatif-positif) dan (3) Relasi politik
mabadi’ khaira ummah (mengutamakan kepentingan ummat). Pada
akhirnya, studi kasus relasi politik elektoral kiai dan santri ini menambah
pengetahuan baru bahwa pilihan politik santri dalam pemilihan kepala
daerah tidak lagi berdasarkan hubungan patron-klie