17 research outputs found

    Pengaruh Temperatur Penggantian Pelarut Terhadap Hidrofobisitas Aerogel Silika

    Get PDF
    Aerogel silika telah disintesis dengan bahan dasar lumpur Lapindo. Sintesis aerogel silika dilakukan melalui beberapa tahapan yang diawali dengan mengekstrak silika yang ada dalam lumpur Lapindo kemudian endapan silika yang masih basah dicetak sehingga terbentuk gel silika. Gel silika selanjutnya direndam dalam metanol dan sebagai variasi adalah temperatur perendaman yakni pada temperatur ruang dan 50 oC, selanjutnya masing-masing gel dimodifikasi permukaannya dengan TMCS (trimethylchlorosilane) sebagai agen sililasi, kemudian dikeringkan pada tekanan ambien dengan temperatur 50 oC selama satu jam dan dilanjutkan pemanasan pada temperatur 200 oC selama satu jam. Aerogel silika yang diperoleh dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer infra merah dan uji hidrofobisitas. Penggantian pelarut pada temperatur 50 oC menghasilkan aerogel yang lebih hidrofobik daripada aerogel yang diperoleh dari penggantian pelarut pada temperatur ruang berdasarkan spektra infra merah. Aerogel yang dihasilkan bersifat hidrofobik dan buram

    Pengaruh Penambahan Dolomit terhadap Kekerasan Bahan Baku Pembuatan Keramik dari Lumpur Lapindo

    Full text link
    IonNa+ dan K+ dihilangkan dari lumpur Lapindo dengan cara ekstraksi menggunakan variasi pelarut akuades dan air PDAM. Variasi pelarut akuades dan air PDAM digunakan saat pembuatan HCl untuk melarutkan dolomit. Variasi pelarut yang digunakan adalah 5, 10 dan 15% b/v untuk masing-masing pelarut air PDAM dan akuades. Proses ekstraksi ion Na+ dan K+ dilakukan bersamaan dengan proses penambahan ion Ca(II) dan Mg(II) dari dolomit kedalam lumpur Lapindo. Dolomit dilarutkan ke dalam HCl dengan variasi pelarut akuades dan pelarut air PDAM sehingga menghasilkan variasi larutan dolomit dalam HCl (DDH) dengan pelarut akuades dan air PDAM. Adanya kandungan Mg(II) yang lebih besar dari pada Na+ dan K+ dapat membantu koagulasi koloid saat proses ekstraksi. Konsentrasi larutan dolomit dalam HCl (DDH) yang memberikan hasil paling baik didapatkan pada konsentrasi 15% DDH pada pelarut air PDAM. Dari hasil analisa sebelum dan sesudah ekstraksi, logam Ca(II) bertambah sebesar 17898 ppm

    Kombinasi Ozonisasi, Iradiasi Ultraviolet dan Zeolit untuk Disinfeksi Air Tanah dan Penentuan Konsentrasi Ozon dengan Metode Spektrofotometri Uv-visible

    Get PDF
    Air yang layak minum harus memenuhi baku mutu air minum seperti yang tercantum dalam peraturan Menteri Kesehatan No. 492/MENKES/PER/IV/2010. Peraturan tersebut mensyaratkan tidak ada kandungan Coliform dan E. coli sedikitpun pada air minum, sedangkan syarat kimiawi dan fisika tidak boleh melebihi konsentrasi yang telah ditetapkan, sehingga dibutuhkan proses disinfeksi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya kosentrasi ozon hasil sintesis dengan metode penyerapan sinar ultraviolet oleh oksigen pada panjang gelombang 200-280 nm, dan efektivitas ozon hasil sintesis, iradiasi ultraviolet, dan zeolit untuk disinfeksi air tanah dengan waktu kontak 20, 40, dan 60 menit. Sampel air tanah yang digunakan adalah air tanah di daerah Ketawanggede RT 07/RW 02 Malang. Penelitian ini menggunakan oksigen yang dialirkan dengan debit 833,34 mL/menit secara kontinu dalam tabung quartz dengan daya lampu ultraviolet 15 watt. Berdasarkan penelitian, besarnya konsentrasi ozon hasil sintesis pada waktu 0, 20, 40, dan 60 menit adalah sebesar 0.000,38.37, 41.49, dan 50.56 mL/kL. Hasil analisis menunjukkan bahwa konsentrasi besi, mangan, TDS, pH setelah disinfeksi mengalami penurunan. Sisa konsentrasi besi pada waktu kontak 20, 40, dan 60 menitdisinfeksisebesar 0.083,0.070, dan 0.045 mg/L. Mangan sebesar 0.044, 0.028, dan 0.04mg/L. TDS sebesar 401.2, 406.2, dan 388.8 mg/L. pH sebesar 7.85, 7.80, dan 7.70. Dan tidak terdapat bakteri E. coli pada air tanah

    Degradasi Methyl Orange dengan Tio2-n/bentonit Kajian : Komposisi N pada Komposit Tio2-n/bentonit, Sumber Sinar, dan Volume H2o2

    Get PDF
    Fotokatalis merupakan material semikonduktor yang mampu mempercepat laju reaksi oksidasi maupun reduksi melalui reaksi fotokimia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi komposisi N pada komposit TiO2-N/Bentonit, pengaruh variasi volume penambahan H2O2 30%, serta pengaruh lama penyinaran terhadap penurunan konsentrasi zat warna methyl orange 10 mg/L. Karakterisasi fotokatalis dilakukan dengan menggunakan spektroskopi FTIR, UV- Vis Diffuse Reflactance, dan particle size analyzer. Penentuan konsentrasi methyl orange hasil penurunan konsentrasi diukur dengan spektrofotometer UV- Vis pada panjang gelombang 464,3 nm. Jumlah N yang diimpregnasi pada TiO2/N dilakukan perbandingan mol TiO2:urea 10:0,5; 10:1,0; 10:1,5; 10:2,0; dan 10:2,5. Variasi volume penambahan H2O2 30% adalah 0, 0,25; 0,5; 0,75; dan 1,0 mL. Uji aktivitas fotokatalis dilakukan menggunakan 50 mg komposit TiO2-N/Bentonit dalam 25 mL methyl orange 10 mg/L pada kondisi sinar matahari dan sinar UV (352 nm) selama tiga jam. Hasil karakterisasi menunjukkan penambahan dopan N menyebabkan peningkatan ukuran partikel dan penurunan band gap TiO2-N/Bentonit sebesar 0,04 eV. Spektra IR menunjukkan adanya vibrasi N pada bilangan gelombang 1519,30-1519,80 cm-1. Hasil penelitian menunjukkan komposisi TiO2:urea 10:2,0 paling optimum pada kondisi sinar matahari dengan penurunan konsentrasi sebesar 81,39%. Volume penambahan optimum 0,75 mL H2O2 30% dapat meningkatkan aktivitas fotokatalitik menjadi 99,55%. Variasi lama penyinaran berbanding lurus dengan degradasi methyl orange. Lama penyinaran optimum pada 180 menit dengan sinar matahari dan sinar UV

    Studi Aktivasi Arang dari Tempurung Kelapa dengan Pengozonan

    Get PDF
    Penelitian tentang pembuatan arang aktif dari tempurung kelapa dengan pengozonan telah dilakukan. Arang hasil aktivasi dengan pengozonan kemudian dibandingkan kualitasnya dengan arang aktif hasil aktivasi ZnCl2. Arang dari tempurung kelapa dikarbonisasi pada temperatur 600 ºC selama dua jam. Arang diaktivasi menggunakan ZnCl2 selama satu jam pada temperatur 550 ºC dan pengozonan dengan variasi waktu 0, 20, 40 dan 60 menit. Arang hasil aktivasi dibandingkan daya adsorpsinya terhadap senyawa iodin, metilen biru dan metil jingga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arang aktif yang diaktivasi dengan ZnCl2 memiliki daya adsorpsi yang lebih baik terhadap senyawa iodin, metilen biru dan metil jingga daripada arang aktif yang diaktivasi dengan pengozonan. Namun, semakin panjang waktu pengozonan arang aktif yang dihasilkan memiliki daya adsorpsi terhadap metilen biru dan metil jingga yang semakin bai

    Pengaruh Ph dan Konsentrasi Tmcs pada Sintesis Aerogel Silika dari Water Glass

    Get PDF
    Telah dilakukan sintesis aerogel silika pada tekanan ambien menggunakan water glass melalui proses sol-gel. Gel disiapkan dengan menambahkan tetes demi tetes natrium silikat ke dalam 5 mL HNO3 hingga pH 3 dan 6. Konsentrasi TMCS yang digunakan adalah 33% dan 6 %. Hidrogel dicuci menggunakan air bebas ion kemudian dikeringkan untuk mengurangi kandungan H2O. Alkogel didapatkan dengan merendam hidrogel dalam metanol selama 24 jam. Sililasi dilakukan pada alkogel menggunakan campuran heksana, TMCS, dan metanol selama 24 jam. Tahap sililasi diakhiri dengan merendam gel dalam heksana selama 12 jam kemudian dikeringkan pada suhu 50 oC selama 24 jam, 80 oC selama 10 jam, dan 120 oC selama dua jam. Tahap pertukaran pelarut dilakukan pada suhu 50 oC. Karakterisasi dilakukan melalui pengamatan secara visual, uji hidrofobisitas dan sudut kontak secara kualitatif, massa jenis, serta spektrofotometri FT-IR. Hasil aerogel silika pada pH 3 dan 6 menggunakan TMCS 33% memiliki massa jenis 0,164 g/mL dan 0,060 g/mL sedangkan menggunakan TMCS 6% aerogel masih bersifat hidrofilik

    Sintesis Keramik Berpori Berbahan Dasar Lumpur Lapindo Menggunakan Cetakan Nata De Coco

    Get PDF
    Lumpur Lapindo mengandung Fe2O3, SiO2, dan Al2O3 yang berpotensi untuk dijadikan bahan dasar keramik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakter fisik keramik berpori yang dibuat menggunakan cetakan nata de coco serta mengetahui pengaruh variasi kadar gula dalam sintesis. Sintesis keramik diawali dengan preparasi sampel dengan proses refluks menggunakan HCl untuk mengurangi kadar Fe2O3 serta penambahan larutan Mg(II) 1% untuk meningkatkan kekerasan keramik. Terdapat dua kelompok sampel, A dan B. Keramik A disiapkan dengan mencampurkan lumpur Lapindo dan larutan gula 10%, keramik B menggunakan larutan gula 12%. Karakterisasi keramik berpori meliputi densitas dan luas permukaan yang menggunakan metilen biru. Hasil penelitian menunjukkan sampel A1 memiliki luas permukaan maksimum (8,57 m2/g ), sedangkan densitas terendah (0,99 g/cm3) pada sampel B4. Perbedaan konsentrasi gula tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sifat keramik

    Pengaruh Komposisi Tio2-bentonit terhadap Degradasi Metilen Biru

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi TiO2 dalam bentonit terhadap konstanta laju dan efektivitas penggunaan kembali (reuse) fotokatalis TiO2-bentonit pada degradasi zat warna metilen biru menggunakan radiasi sinar ultraviolet. Larutan metilen biru10 mg/L pH 7 sebanyak 25 mL ditambah 50 mg fotokatalis TiO2-bentonit dengan variasi komposisi 0,2;0,4;0,8 ; dan 1,2 g/g bentonit disinari dengan lampu UV selama 10, 20, 30, 40, dan 50 menit. Dan uji penggunaan kembali (reuse) fotokatalis TiO2-bentonit dilakukan dengan memisahkan fotokatalis sisa proses degradasi, dicuci, dikeringkan dan digunakan kembali untuk proses degradasi selanjutnya. Analisis penentuan absorbansi metilen biru dilakukan secara spektrometri pada panjang gelombang 663 nm. Hasil menunjukkan bahwa konstanta laju degradasi metilen biru tertinggi dicapai pada komposisi TiO2-bentonit 0,4 g/g bentonit. Hasil uji reuse menunjukkan bahwa fotokatalis TiO2-bentonit dapat efektif digunakan sampai pemakaian ke-empat

    Konversi Sitronelal Menjadi Senyawa Isopulegol dengan Katalis ZnBr2/β-Zeolit

    Full text link
    Pada penelitian ini telah dilakukan konversi sitronelal menjadi senyawa isopulegol melalui mekanisme reaksi siklisasi dengan katalis ZnBr2/β-Zeolit. Sitronelal diisolasi dari minyak sereh wangi dengan metode distilasi fraksional. Katalis ZnBr2/β-Zeolit dibuat dengan metode impregnasi pada temperatur 400 ºC di bawah aliran gas nitrogen selama 4 jam. Reaksi konversi sitronelal dilakukan dengan metode one-pot synthesis dengan aliran gas nitrogen pada temperatur 120 ºC. Karakterisasi katalis ZnBr2/β-Zeolit dilakukan dengan analisa X ray- Diffraction (XRD) dan Scanning Electron Microscopy- Energy Dispersive X-ray (SEM-EDX). Karakterisasi produk reaksi dilakukan kromatografi gas (GC) dan Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS). Berdasarkan hasil penelitian, katalis ZnBr2/β-Zeolit memberikan aktivitas lebih baik dibandingkan β-Zeolit, dimana nilai konversi sitronelal menjadi isopulegol sebesar 100% dengan selektivitas terhadap senyawa isopulegol sebesar 75,28% pada temperatur 120 0C dan waktu reaksi 60 menit
    corecore