5 research outputs found
Pengaruh proporsi pisang kepok putih (Musa Balbisiana Triploid bbb) dan daging ayam terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik patties ayam pisang
Patties merupakan produk restructured meat yang berbentuk pipih dengan ketebalan 1-2 cm dengan lebar yang hampir sama dengan lebar roti burger. Penggunaan daging dalam patties dapat disubstitusi dengan bahan berbasis filler, seperti pisang kepok putih. Pisang kepok putih dapat dijadikan alternatif dalam memodifikasi proporsi daging dalam patties, karena pisang kepok putih memiliki jumlah pati yang tinggi mencapai 20,53% (Wibowo, dkk., 2008) yang berfungsi sebagai filler dan memiliki kandungan pektin 0,94% (Baker,1997) yang dapat membentuk gel dalam patties.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal, yaitu proporsi pisang kepok putih dan daging dada ayam yang terdiri dari 7 (tujuh) perlakuan, yaitu konsentrasi pisang kepok putih 15%,20%, 25%, 30%, 35%, 40%, dan 45%. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 (empat) kali. Parameter yang diuji adalah kadar air, daya pengikatan air, juiceness, tekstur (hardness dan cohesiveness), kadar pati, kadar protein, dan pengujian organoleptik (warna, tekstur, dan rasa). Data yang diperoleh kemudian dianalisa dengan uji ANOVA (Analysis of Varians) pada α = 5% dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh nyata antar parameter penelitian. Apabila ada pengaruh nyata akan dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test). Perlakuan terbaik ditentukan dengan grafik spiderweb.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pisang kepok putih memberikan pengaruh nyata terhadap kadar air, WHC, kadar protein, kadar pati, kadar serat, cohesiveness, dan organoleptik patties ayam pisang. Tingkat kesukaan panelis terhadap warna, tekstur dan, rasaterbaik pada konsentrasi pisang kepok putih 30%, dengan kadar air (61,6225±3,2995%), WHC (97,0720±0,2441%), kadar protein (18,0266±1,4069%), kadar pati (5,6850±2,1809%), kadar serat (11,4300%), hardness (6.232,531±948,475 g), cohesiveness (1,3850±0,3462), serta organoleptik kesukaan warna, tekstur, dan rasa patties berturut-turut 4,93, 4,96, dan 5,25
Perencanaan industri pembekuan udang Individually Quick Freezing (IQF) dengan kapasitas 15 ton/hari
Udang merupakan komoditi perikanan Indonesia yang kian mengalami peningkatan permintaan ekspor udang per tahun. Potensi ekspor udang meningkat dari 251.763 ton pada tahun 2012 menjadi 608.000 pada tahun 2013 (Hakim, 2013), sehingga potensi ekspor industri pengolahan udang tinggi. Metode pembekuan udang yang akan diterapkan adalah Individually Quick Freezing (IQF). Proses pembekuan udang meliputi tahapan sebagai berikut: penerimaan bahan baku, penimbangan I, soaking I, sortasi mutu, deheading, penyudetan, penyikatan, sizing, pecah warna, pencucian, soaking II, pembekuan (-110oC), glazing, penimbangan II, pengemasan, dan pendinginan dalam cold storage (-105oC). Bahan baku yang digunakan adalah udang black tiger. Pabrik pembekuan udang Headless Deveined (HLD) direncanakan didirikan di kawasan jalan Raya Gending, Probolinggo dengan luas area tanah 12.500 m2. Perusahaan berbentuk Perseroan terbatas (PT) dengan struktur organisasi lini dan staf. Tata letak yang diterapkan adalah product layout. Jumlah karyawan adalah
207 orang dengan jam kerja 8 jam kerja serta 25 hari kerja per bulan atau
300 hari kerja per tahun. Perhitungan analisa ekonomi menunjukkan Total Modal Industri sebesar Rp 131.712.048.808,34 dan Biaya Produksi Total sebesar Rp 461.897.772.254,98.Produk udang beku HLD akan dijual dengan harga 8,4-14,1 US=Rp 11.365,00). Laju Pengembalian Modal adalah 30,97% sebelum pajak dan 23,23% sesudah pajak. Waktu Pengembalian Modal adalah 2 tahun 9 bulan 22 hari sebelum pajak dan 3 tahun 7 bulan 3 hari sesudah pajak. Titik Impas adalah sebesar
58,43%. Berdasarkan hasil analisa ekonomi dan evaluasi terhadap faktor teknis dapat disimpulkan bahwa pabrik pembekuan udang ini layak didirikan
Perencanaan industri pembekuan udang Individually Quick Freezing (IQF) dengan kapasitas 15 ton/hari
Udang merupakan komoditi perikanan Indonesia yang kian mengalami peningkatan permintaan ekspor udang per tahun. Potensi ekspor udang meningkat dari 251.763 ton pada tahun 2012 menjadi 608.000 pada tahun 2013 (Hakim, 2013), sehingga potensi ekspor industri pengolahan udang tinggi. Metode pembekuan udang yang akan diterapkan adalah Individually Quick Freezing (IQF). Proses pembekuan udang meliputi tahapan sebagai berikut: penerimaan bahan baku, penimbangan I, soaking I, sortasi mutu, deheading, penyudetan, penyikatan, sizing, pecah warna, pencucian, soaking II, pembekuan (-110oC), glazing, penimbangan II, pengemasan, dan pendinginan dalam cold storage (-105oC). Bahan baku yang digunakan adalah udang black tiger. Pabrik pembekuan udang Headless Deveined (HLD) direncanakan didirikan di kawasan jalan Raya Gending, Probolinggo dengan luas area tanah 12.500 m2. Perusahaan berbentuk Perseroan terbatas (PT) dengan struktur organisasi lini dan staf. Tata letak yang diterapkan adalah product layout. Jumlah karyawan adalah
207 orang dengan jam kerja 8 jam kerja serta 25 hari kerja per bulan atau
300 hari kerja per tahun. Perhitungan analisa ekonomi menunjukkan Total Modal Industri sebesar Rp 131.712.048.808,34 dan Biaya Produksi Total sebesar Rp 461.897.772.254,98.Produk udang beku HLD akan dijual dengan harga 8,4-14,1 US=Rp 11.365,00). Laju Pengembalian Modal adalah 30,97% sebelum pajak dan 23,23% sesudah pajak. Waktu Pengembalian Modal adalah 2 tahun 9 bulan 22 hari sebelum pajak dan 3 tahun 7 bulan 3 hari sesudah pajak. Titik Impas adalah sebesar
58,43%. Berdasarkan hasil analisa ekonomi dan evaluasi terhadap faktor teknis dapat disimpulkan bahwa pabrik pembekuan udang ini layak didirikan
Pangan di perusahaan pembekuan udang PT. Surya Alam Tunggal, Waru-Sidoarjo
Udang merupakan hasil perikanan Indonesia yang meraih jumlah
panen peringkat ke-2 sedunia (FAO Year Book,2010). Udang merupakan
produk yang mudah mengalami kerusakan setelah dipanen sehingga untuk
memenuhi kebutuhan ekspor diperlukan proses handling, pembekuan,
pengemasan, penyimpanan yang tepat yang disertai dengan aplikasi sistem
sanitasi dan kontrol titik kritis yang tepat. Produk udang beku yang
dihasilkan PT.SAT telah diekspor ke sejumlah Negara di Eropa, Australia,
Amerika, dan Asia dengan sertifikasi ISO 22000 yang sesuai dengan
standar keamanan pangan dunia.
PT. SAT merupakan Industri pengolahan udang yang
menghasilkan produk udang beku block frozen, Individual Quick Freezing
(IQF), dan semi IQF dengan variasi produk Head On (HO), Head Less
(HL), Peeled Tail On (PTO), Peeled Undeveined (PUD), Peeled and
Deveined (PND), Peeled Deveined (PD), Peeled Deveined Tail On (PDTO),
Peeled and Deveined Tail On (PNDTO), Added Value Product (AVP),
Butterfly, Skewer, Easy Peel. Pengawasan mutu bahan baku, bahan
tambahan, bahan pengemas, dan proses produksi didasarkan pada ISO
22000 dan HACCP.
Praktek Kerja Industri Pengolahan Pangan (PKIPP) di PT. Surya
Alam Tunggal bertujuan untuk memahami aplikasi teori yang telah
diperoleh selama perkuliahan, mengetahui lebih jauh dan dapat terlibat
Langsung dalam proses pengolahan pangan khususnya pembekuan udang,
mulai dari penerimaan bahan baku hingga pendistribusian, permasalahan
dalam proses pengolahan dan cara pengendalian kualitas, mempelajari dan
memahami proses pengolahan udang, dan mempelajari cara pengendalian
mutu dan sanitasi perusahaan pembekuan udang
Pangan di perusahaan pembekuan udang PT. Surya Alam Tunggal, Waru-Sidoarjo
Udang merupakan hasil perikanan Indonesia yang meraih jumlah
panen peringkat ke-2 sedunia (FAO Year Book,2010). Udang merupakan
produk yang mudah mengalami kerusakan setelah dipanen sehingga untuk
memenuhi kebutuhan ekspor diperlukan proses handling, pembekuan,
pengemasan, penyimpanan yang tepat yang disertai dengan aplikasi sistem
sanitasi dan kontrol titik kritis yang tepat. Produk udang beku yang
dihasilkan PT.SAT telah diekspor ke sejumlah Negara di Eropa, Australia,
Amerika, dan Asia dengan sertifikasi ISO 22000 yang sesuai dengan
standar keamanan pangan dunia.
PT. SAT merupakan Industri pengolahan udang yang
menghasilkan produk udang beku block frozen, Individual Quick Freezing
(IQF), dan semi IQF dengan variasi produk Head On (HO), Head Less
(HL), Peeled Tail On (PTO), Peeled Undeveined (PUD), Peeled and
Deveined (PND), Peeled Deveined (PD), Peeled Deveined Tail On (PDTO),
Peeled and Deveined Tail On (PNDTO), Added Value Product (AVP),
Butterfly, Skewer, Easy Peel. Pengawasan mutu bahan baku, bahan
tambahan, bahan pengemas, dan proses produksi didasarkan pada ISO
22000 dan HACCP.
Praktek Kerja Industri Pengolahan Pangan (PKIPP) di PT. Surya
Alam Tunggal bertujuan untuk memahami aplikasi teori yang telah
diperoleh selama perkuliahan, mengetahui lebih jauh dan dapat terlibat
Langsung dalam proses pengolahan pangan khususnya pembekuan udang,
mulai dari penerimaan bahan baku hingga pendistribusian, permasalahan
dalam proses pengolahan dan cara pengendalian kualitas, mempelajari dan
memahami proses pengolahan udang, dan mempelajari cara pengendalian
mutu dan sanitasi perusahaan pembekuan udang