5 research outputs found
STATUS TERUMBU KARANG DI PERAIRAN PESISIR NEGERI HUKURILA
Coral reef is one of the important coastal ecosystems that have high biodiversity. This study aims to analyze the composition of the taxa and the distribution of coral species, the ecological index of coral communities and the status of coral reefs. The research was conducted from April-May 2019 in the coastal waters of Hukurila Village, South Leitimur District, Ambon City. Collecting coral data by using the Line Intercept Transect (LIT) method. Determination of coral reef condition based on percent data (value) of coral reef cover. During the study, 116 species of stony coral from 49 genera and 16 families were found, which 50 species of them are protected and 23 species of ornamental coral. The similarity index of stony coral species between coral reef locations ranges from 0.52-0.76 or there is the similarity of stony coral species between locations coral reef in the amount of 52-76%. The coral reefs of Hukurila Village have high diversity of coral species, with a low dominance of coral species in the community, and the compatibility of coral species in the community is classified as stable. Acropora corals contributed a low covering percent value (9.98%), while Non-Acropora corals contributed a relatively high percent of covering value (43.56%). The status of coral reefs between locations in the coastal waters of Hukurila Village is in the criteria of good (healthy).
ABSTRAK
Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem pesisir penting yang emiliki kenanekaragaman hayati tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi taksa dan sebaran spesies karang, indeks ekologi kominitas karang dan status terumbu karang. Penelitian dilakukan dari April-Mei 2019 di perairan pesisir Negeri Hukurila Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon. Pengumpulan data karang menggunakan metode Line Intercept Transect (LIT). Penentuan kondisi terumbu karang berdasarkan data (nilai) persen penutupan karang batu. Selama penelitian ditemukan 116 spesies karang batu dari 49 genera dan 16 famili, dimana 50 spesies diantaranya dilindungi dan 23 spesies karang hias. Indeks similaritas spesies karang batu antar stasiun terumbu karang berkisar antara 0,52-0,76 atau terdapat kesamaan spesies karang batu antar lokasi terumbu karang sebesar 52-76%. Terumbu karang Negeri Hukurila memiliki diversitas spesies karang tinggi, dengan dominansi spesies karang rendah dalam komunitas, dan keserasian spesies karang dalam komunitas tergolong stabil. Karang Acropora memberi kontribusi nilai persen penutupan rendah (9,98%), sementara karang Non-Acropora memberi kontribusi nilai persen penutupan karang batu relatif tinggi (43,56%). Status terumbu karang antar stasiun terumbu perairan pesisir Negeri Hukurila berada dalam kriteria baik (sehat).
Kata kunci: terumbu, karang batu, keragaman spesies, kesamaan, persen penutupa
TINJAUAN STATUS BEBERAPA SUMBERDAYA IKAN EKONOMIS PENTING DI PROPINSI MALUKU: REKOMENDASI PENGELOLAANNYA DENGAN PENDEKATAN EKOSISTEM
Kajian status beberapa sumberdaya ikan ekonomis penting dan tingkat keberlanjutannya serta pelaksanaan indikator-indikator EAFM berdasarkan prinsip Marine Stewardshi Council (MSC) di Maluku merupakan gabungan dari beberapa studi yang dilaukan antara 2013 – 2018 di beberapa daerah kabupaten di Propinsi Maluku. Studi ini bertujuan untuk melihat status keberlanjutan sumberdaya ikan ekonomis penting yang dieksploitasi nelayan serta implementasi pelaksanaan prinsip-prinsip pegelolaan perikanan berkelanjutan. Status perikanan dianalisis menggunakan pendekatan CPUE, sementara tingakt keberlanjutan dianalisis dengan pendakatan Rapfish, sementara pelaksanaan indikator EAFM dilakukan secara statistic deskriptif. Hasil pengkajian status stoksumberdaya ikan untuk beberapa wilayah studi menunjukan indiksi lebih tangkap dengan CPUE yang cendrung menurun. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata total status keberlanjutan adalah sebesar 52,05% dari skala keberlanjutan 100% dan tergolong kurang berlanjut. Dimensi ekologi memiliki status keberlanjutan rata-rata tertingii (62,91%) dan masuk kategori cukup berlanjut sementara dimensi kelembagaan memiliki rata-rata terendah (35,53%) dan tergolong kurang berlanjut. Hampir seluruh indikator EAFM menurut MSC tidak dilakukan dengan baik bahkan ada yang tidak dilakuka sama sekali
Respons Pengelolaan Kolaboratif Terumbu Karang di Desa Biloro Kabupaten Buru Selatan
Pemanfaatan ekosistem terumbu karang memberikan dampak sistematis. Pengelolaan terumbu karang pada lokasi penelitian membutuhkan pendekatan kolaboratif. Penelitian ini bertujuan mengindentifikasi kondisi karang, mengidentifikasi bentuk-bentuk pemanfaatan dan dampaknya serta respon pengelolaan kolaboratif ekosistem terumbu karang. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus tahun 2020, pada kawasan terumbu karang Desa Biloro, Kecamatan Kapala Madan, Kabupaten Buru Selatan. Penelitian lapangan menggunakan metode LIT untuk mengidentifikasi kondisi terumbu karang, dan pendekatan PRA untuk mengidentifikasi faktor pemicu, tekanan terhadap lingkungan, status terumbu karang, dampak yang ditimbulkan, serta respon strategis dan adaptif. Pendekatan kolaboratif merupakan respon strategis-adaptif yang mengusung konsep sistem sosial-ekologis, penguatan kapasitas masyrakat, penguatan kelembagaan dalam pengelolaan, dan integrase pengelolaan. Hasil penelitian menunjukan secara-rata-rata kondisi terumbu karang Desa Biloro tergolong baik. Lima usulan pengelolaan respon kolaboratif berupa sosialisasi pentingnya terumbu karang, rehabilitasi terumbu karang, pembentukan POKWASMAS, pembuatan aturan desa, dan pengembangan wisata bahari Pulau Toumahu.
KATA KUNCI: Terumbu karang, PRA, respon strategis-adaptif, pengelolaan kolaboratif, sistem sosial-ekolog