7 research outputs found
PRAGMATIC ASPECTS OF SPEECH ACTS: A CROSS-LINGUISTIC PERSPECTIVE
Effective intercultural communication is a cornerstone of today's globalized world, necessitating an exploration of the pragmatic aspects of speech acts from a cross-linguistic perspective. This research delves into the complex interplay between language, culture, and politeness strategies within the contexts of Bahasa Indonesia and Malay. Using a comprehensive datasets collected through observational field study in diverse naturalistic settings, including workplaces, educational institutions, and everyday social contexts, research examines the performance and interpretation of requests, apologies, compliments, and refusals. The findings reveal a shared preference for indirect and polite language when making requests in both linguistic communities, underlining the universality of politeness strategies. While Bahasa Indonesia speakers tend to employ explicit expressions of regret in apologies, Malay speakers adopt a more subtle approach. Compliments showcase differences, with Bahasa Indonesia speakers favoring direct expressions of admiration and Malay speakers employing nuanced language. Refusals demonstrate stark contrasts, with Malay speakers utilizing indirect strategies and Bahasa Indonesia speakers opting for directness. This study contributes to the growing discourse on cross-linguistic and cross-cultural pragmatics, emphasizing the importance of considering both linguistic diversity and cultural norms in understanding intercultural communication. This research, grounded in real-world interactions, calls for continued exploration of trans-cultural threads in speech act usage and offers valuable insights for enhancing intercultural competence. While acknowledging the study's limitations, researcher invites future research endeavors to delve deeper into the intricate world of speech acts and intercultural communication
COMPARISON OF NAIVE BAYES, DECISION TREE, AND RANDOM FOREST ALGORITHMS IN CLASSIFYING LEARNING STYLES OF UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA STUDENTS
Learning style is an individual's habit or way of absorbing, processing, and managing information. This factor is very important in achieving learning goals. However, in reality, learning styles are often overlooked in the learning process, which can lead to suboptimal absorption of lessons and affect the quality of education. Various models have been developed by educational experts to identify students' learning styles, one of which is the VAK model (Visualization Auditory Kinesthetic) for grouping learning styles. This study compares algorithms in classifying learning styles using the VAK model. The results showed that the most dominant learning style was kinesthetic with a percentage of 46.9% or 478 students. The algorithm modeling showed that Naive Bayes had the highest accuracy with a value of 75%, while Random Forest had the lowest accuracy with a value of 59%. This suggests that Naive Bayes is more suitable for classifying students' learning styles. In conclusion, understanding students' learning styles is crucial for effective education. The VAK model is one way to identify learning styles, and Naive Bayes is a suitable algorithm for classifying students' learning styles. By considering learning styles, educators can tailor their teaching methods to better suit their students' needs and improve the quality of education
PENDAMPINGAN PEMBUATAN PUPUK BOKASI DI KELURAHAN TO’SAPAN, KECAMATAN MAKALE SELATAN KABUPATEN TANA TORAJA
PENDAMPINGAN PEMBUATAN PUPUK BOKASI DI KELURAHAN TO’SAPAN, KECAMATAN MAKALE SELATAN KABUPATEN TANA TORAJ
PENDAMPINGAN KELOMPOK BELAJAR BAHASA INDONESIA MASA PANDEMI COVID-19 DI LEMBANG BANGKELEKILA’ KABUPATEN TORAJA UTARA
Dengan munculnya wabah covid-19 di Indonesia sistem pendidikan mengalami berbagai inovasi dalam proses belajar mengajar di sekolah. Suatu proses perubahan yang menyita banyak problematika dari berbagai pihak agar proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien. Pengumpulan data di lapangan dengan metode triangulasi melalui tiga cara yaitu observasi partisipan, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya data dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif dengan menempuh tiga tahapan yaitu, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil pelaksanaan pengabdian menunjukkan bahwa kegiatan pendampingan kelompok belajar bahasa Indonesia bagi siswa di lembang Bangkelekila’ dalam masa pandemi covid-19 menunjukkan hasil yang positif. Beberapa hal yang mendasari hal itu yaitu, niat dan antusias siswa dalam belajar; alasan orang tua yang tidak semua memiliki ponsel pintar, faktor rutinitas yang tidak dapat dihindari mendampingi anak dalam belajar, dan juga tidak dijangkau jaringan internet yang memadai
PEMBERDAYAAN KAKAK ANGKAT UNTUK MELAKSANAKAN BIMBINGAN BELAJAR “MEMBACA DAN MENGHITUNG BAGI SISWA SD DI LEMBANG PATEKKE, KEC. MAKALE SELATAN, KAB. TANA TORAJA
Kondisi penyebaran covid19 tidak hanya dirasakan sebagian kecil orang didaerah tertentu, tapi virus ini menyebar secara global. Hal ini terlihat dari pengalihan fungsi tugas-tugas kantor yang dipindahkan untuk bekerja dari rumah. Salah satu imbas khususnya dalam bidang Pendidikan, dimana para guru diarahkan memberikan pembelajaran kepada siswa lewat media baik itu pemberian tugas, media zoom, dan lain.lain. Anak-anak SD dilembang Patekke, kurang mendapatkan pembelajaran dari guru karena keterbatasan media disebabkan jaringan internet diwilayah itu kurang memadai. Oleh karena itu Tim UKI Toraja Toraja yang terdiri atas Dosen Pembimbingdan dan Mahasiswa KKN UKI anngkatan XXXI Tahun 2020 swadaya bersama karang taruna melakukan suatu program pembelajaran yang bernama Program kakak angkat yang bertujuan untuk mendampingi siswa-siswa SD di Kelurahan atau di lemabang yang kurang mendapatkan pembelajaran dari sekolah karena dihentikan proses belajar-mengajar disekolah karena penyebaran virus covid19. Metode pelaksanaan yang dilakukan oleh Tim UKi Toraja yang ditempatkan di lembang Patekke dengan memberikan bimbingan belajar secara berkelompok dan bergiliran untuk dapat memahami menulis, membaca dan menghitung. Hasil pengabdian yang didapatkan bahwa anak-anak SD di lemabang Patekke antusias dan senang mendapatkan bimbingan pelajaran tambahan dari Tim UKI Toraja dan membuat mereka semakin giat dalam belajar dengan rajinnya mereka mengikuti setiap bimbingan pelajaran yang diberikan oleh Tim
Pemberdayaan Masyarakat Lembang Rantedada Melalui Pembinaan Sastra Lisan Berbasis Budaya Lokal
Bahasa daerah dapat menjadi bukti adanya peradaban dan budaya yang diwariskan kepada generasi muda baik secara lisan maupun tertulis. Salah satu langkah strategis dalam melestarikan Bahasa daerah yaitu melalui pendokumentasian. Cerita rakyat (ulelean Toraya) yang terdapat di Masyarakat Toraja khususnya di Lembang (desa) Rantedada sudah jarang diperdengarkan kepada anak-anak usia sekolah. Guru TK dan guru Sekolah Minggu Gereja Toraja (SMGT) juga belum terampil dalam mendongengkan kisah-kisah dari cerita rakyat Toraja (ulelean Toraya). Permasalahan yang dihadapi mitra dapat diselesaikan melalui kegiatan pengabdian kepada Masyarakat yang berjudul Pemberdayaan Masyarakat Lembang Rantedada melalui Pembinaan Sastra Lisan. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada Masyarakat ini melalui penyuluhan kepada orangtua dan pelatihan bagi siswa dan guru TK serta SMGT. Penyuluhan dan pelatihan sangat penting dilakukan sebagai Langkah awal dalam pelaksanaan PKM ini untuk menyamakan persepsi tentang pentingnya berkontribusi dalam pelestarian Bahasa Toraj