22 research outputs found

    Pengaruh Kedalaman Pondasi (Df/B) dan Jarak Lapis Pertama Geogrid (u/B) terhadap Daya Dukung Pondasi Persegi dengan Dimensi Pondasi (L/B) =1,5 dan Jarak Antar Geogrid (h/B)=0,3

    Get PDF
    Jenis tanah berpasir merupakan salah satu jenis tanah yang memiliki beberapa masalah geoteknik dikarenakan sifat pasir yang memiliki ikatan antar partikel yang kecil dan sudut gesek dalam yang besar, sehingga perlu dilakukan perbaikan pada tanah tersebut. Salah satu perbaikan yang dapat dilakukan pada tanah berpasir adalah penggunaan geogrid. Geogrid merupakan salah satu jenis geosintetis dimana dapat memberikan pengaruh interlocking pada tanah pasir sehingga dapat meningkatkan daya dukung tanah tersebut apabila dibandingkan dengan geotekstil. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian fisik pada pondasi persegi dengan beberapa kombinasi variabel. Pengujian yang dilakukan memerlukan bantuan alat uji seperti hidraulic jack dan dial LVDT dimana akan diperoleh nilai daya dukung serta penurunan pada tanah pasir. Sampel tanah pasir dimasukan pada box uji bertahap menjadi 7 layer dan setiap layernya memiliki ketinggian 10 cm. Setelah sampel dimasukkan dilakukan pemadatan kemudian dilakukan cek kepadatan dan kadar air pada masing masing layer. Kemudian pemasangan geogrid dan pondasi diletakkan pada tengah box dan dipastikan tidak mengalami kemiringan (inklinasi). Pemodelan fisik pada penelitian ini menggunakan tanah pasir dengan perkuatan geogrid 3 lapis serta menerapkan variasi berupa kedalaman pondasi (3,6 cm; 5,4 cm; 7,2 cm) dan rasio jarak lapis pertama geogrid terhadap lebar pondasi (0,3; 0,4; 0,5). Dari hasil pengujian didapatkan bahwa penggunaan geogrid mempengaruhi peningkatan daya dukung tanah pasir sebesar 30,532 %. Selain itu nilai daya dukung maksimum terjadi ketika semakin kecilnya variasi rasio jarak lapis pertama geogrid serta saat semakin meningkatnya variasi rasio kedalaman pondasi. Jika dilihat dari analisa BCR terlihat bahwa kenaikan daya dukung maksimum terletak pada kedalaman pondasi 3,6 cm dengan rasio u/B = 0,3. Untuk prosentase peningkatan daya dukung untuk variabel jarak lapis pertama geogrid pada perkuatan tanah pasir adalah sebesar 11,154 %, sedangkan untuk variabel rasio kedalaman pondasi adalah 13,008 %. Dapat dikatakan bahwa, variable kedalaman pondasi memiliki pengaruh yang lebih besar daripada variabel rasio jarak lapis pertama geogrid dalam peningkatan daya dukung pondasi persegi pada perkuatan tanah pasir

    Pengaruh Kedalaman Pondasi (Df/b) Dan Jarak Lapis Pertama Geogrid (U/b) Terhadap Daya Dukung Pondasi Persegi Dengan Dimensi Pondasi (L/b) = 1,5 Dan Jarak Antar Geogrid (H/b) = 0,3

    Full text link
    Tanah berpasir merupakan.salah satu tanah yang memiliki beberapa.masalah geoteknik dikarenakan sifat pasir yang memiliki ikatan antar partikel yang kecil.dan sudut gesek dalam yang besar, sehingga perlu dilakukan perbaikan pada tanah tersebut. Perbaikan yang dapat dilakukan.pada tanah berpasir adalah penggunaan geogrid. Geogrid merupakan salah satu jenis geosintetis dimana. dapat memberikan pengaruh interlocking pada tanah pasir sehingga dapat meningkatkan daya dukung tanah tersebut.Pemodelan fisikpada penelitian ini.menggunakan tanah pasir dengan perkuatan geogrid 3 lapis serta menerapkan variasi berupa.kedalaman.pondasi (3,6 cm; 5,4 cm; 7,2 cm) dan rasio jarak lapis pertama geogrid terhadap lebar pondasi (0,3; 0,4; 0,5). Dari hasil pengujian didapatkan bahwa penggunaan geogrid mempengaruhi peningkatan daya dukung.tanah pasir sebesar 30,532 %. Selain itu nilai daya dukung maksimum terjadi ketika semakin kecilnya variasi rasio jarak lapis pertama geogrid dengan prosentase peningkatan sebesar 11,154% serta saat semakin meningkatnya variasi rasio kedalaman pondasi dengan prosentase peningkatan 13,008%. Jika dilihat dari analisa BCR terlihat bahwa kenaikan daya dukung maksimum terletak pada kedalaman pondasi 3,6 cm dengan rasio u/B = 0,3

    Sistem Informasi Problem Report Technical Support Pada PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan Dan Bangka Belitung Berbasis Website

    Get PDF
    PT Bank Sumsel Babel is one of the most developed regional banks in the archipelago. Bank Sumsel Babel also provides a variety of investment products, such as Depati, Demang, Telepathy, Pesirah Savings (Local Potential Activator), money transfers with Western Union, Debit Cards, export-import transactions, and ATM services. This research aims to help PT. Bank Sumsel Babel in dealing with technical support report problems. The current problem is that technical support reports independently and manually, causing delays and scattered reports. This reporting is the most important thing because the data is used for internal and external audit purposes and seeing the team's performance in solving the many problems that come in are all summarized in a monthly and annual report. Website problem report technical support is the best solution so that there are no delays in reporting and logs of solving problems that have been resolved can also be used by personal teams in solving new problems so that they can save time solving problems and a list of problem positions in open positions can be monitored by managers, administrators and the leader of the file section reports needed in audit requirements can be provided quickly.Keywords: Problem Report, Website, PT Bank Sumsel Babe

    Efektifitas Peraturan Tentang Jalur, Penempatan Alat dan Alat Bantu Penangkapan Ikan dalam Pengelolaan Perikanan Tangkap di Sub Wpp-nri 573 Perairan Prigi Kabupaten Trenggalek

    Get PDF
    Penelitian Efektivitas Peraturan Tentang Jalur, Penempatan Alat Dan Alat Bantu Penangkapan Ikan Dalam Pengelolaan Perikanan Tangkap Di Sub WPP-NRI 573 Perairan Prigi Kabupaten Trenggalek dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2012. Tujuan dari penelitian ini : (1) Menginventarisasi alat penangkapa, alat bantu penangkapan, dan kapal perikanan yang digunakan di perairan Prigi. (2) Mengidentifikasi penempatannya pada jalur penangkapan dan menentukan ketidaksesuaiannya dengan peraturan menteri nomor PER.02/MEN/2011. (3) Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan PER.02/MEN/2011. (4) Mendapatkan informasi tentang solusi-solusi dari kendala yang ada. Dengan menggunakan analisis statistik deskriptif, purse seine 96.8% tidak sesuai, pukat pantai 62.6% tidak sesuai, pancing tonda 100% sesuai, payang 75% tidak sesuai, Gill net 75% tidak sesuai, dan jaring klitik 90% tidak sesuai. Pada akhirnya menunjukan bahwa masih banyak kendala dalam penerapan PER.02/MEN/2011, sehingga masih belum efektive diterapkan di Prigi

    Pemberdayaan Taman Bacaan Masyarakat (Tbm) Untuk Berkontribusi Dalam Mitigasi Kebencanaan Melalui Media Story Telling

    Get PDF
    Indonesia sebagai negara yang berpotensi rawan bencana perlu menyiapkan masyarakatnya tanggap dalam menghadapi berbagai bencana. Diantara bencana yang berpotensi dialami Indonesia berupa gempa tektonik dan vulkanik, tsunami, banjir, tanah longsor, kebakaran juga kekeringan. Menutup kemungkinan terjadinya bencana merupakan hal yang sulit dilakukan. Masyarakat harus paham dalam menghadapi berbagai bencana tersebut. Program pengabdian pada masyarakat (abdimas) dengan tema kegiatan Pemberdayaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Untuk Mitigasi Kebencanaan Melalui Media Story Telling bertujuan memberdayakan masyarakat untuk turut berkontribusi dalam program mitigasi kebencanaan serta memberikan pendampingan dalam pelatihan mitigasi kebencanaan melalui media story telling. Metode pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pendampingan pelatihan mitigasi kebencanaan melalui media story telling adalah mengidentifikasi taman bacaan di lingkup Tangerang Selatan (Tangsel). Memilih sejumlah 30 pengelola taman bacaan yang secara aktif melakukan kegiatan –kegiatan di lingkup lingkungannya. Tahap selanjutnya memberikan pelatihan berupa pembekalan mitigasi kebencanaan melalui media story telling pada pengelola taman bacaan masyarakat yang terpilih tersebut. Dengan memberikan pembekalan materi mitigasi kebencanaan ini pengelola taman bacaan masyarakat (TBM) dapat langsung mengimplementasikan materi pembekalan mitigasi kebencanaan melalui media story telling pada masyarakat di lingkungannya khususnya untuk usia anak-anak. Dengan pemberdayaan masyarakat untuk mitigasi kebencanaan berarti menyiapkan masyarakat khususnya untuk usia anak-anak untuk memahami makna mitigasi kebencanaan dan tindakan yang harus dilakukan sesuai usianya melalui media story telling

    Modul Penerapan Interprofessional Collaborative Practice (IPCP) untuk Pengendalian Hipertensi di Puskesmas

    Get PDF
    Hipertensi adalah keadaan di mana tekanan darah mengalami peningkatan yang memberikan gejala berlanjut pada suatu organ target di tubuh. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan yang lebih berat, misalnya stroke (terjadi pada otak dan menyebabkan kematian yang cukup tinggi), penyakit jantung koroner (terjadi kerusakan pembuluh darah jantung), dan hipertrofi ventrikel kiri (terjadi pada otot jantung). Hipertensi juga dapat menyebabkan penyakit gagal ginjal, penyakit pembuluh lain dan penyakit lainnya (Syahrini et al., 2012). Di Indonesia, berdasarkan hasil riset kesehatan tahun 2007 diketahui bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia sangat tinggi, yaitu rata-rata 3,17% dari total penduduk dewasa. Hal ini berarti dari 3 orang dewasa, terdapat 1 orang yang menderita hipertensi (Riskesdas, 2008). Hasil penelitian yang dilakukan oleh 2 Riskesdas menemukan prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 25,8%. Daerah Bangka Belitung menjadi daerah dengan prevalensi hipertensi yang tertinggi yaitu sebesar 30,9%, kemudian diikuti oleh Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%) (Riskesdas, 2013). Berdasarkan latar belakang diatas, untuk mengurangi angka kejadian hipertensi di Indonesia maka penulis mengambil judul "Perlunya Komunikasi Interprofesi dalam Mengendalikan Angka Kejadian Hipertensi"

    PENGARUH ELEMEN EKUITAS MEREK TERHADAP PERILAKU KONSUMEN DALAM MELAKUKAN KEPUTUSAN PEMBELIAN IPHONE (Studi Pada Pengguna iPhone di Kota Semarang)

    Get PDF
    The rapid growth of smartphone technology cause a strong competition emerge among the phone vendors to gain market share. iPhone, which in recent years had been on top of smartphone market share in some regions around the world, is now having a serious threat from Android-based smartphones, especially Samsung. Although iPhone sales are rising, it seems that they haven’t been able to increase its market share from year to year. Those phenomenons become the background of this study. This study aims to know the influence of brand equity elements, which are the brand awareness, perceived quality, brand associations, and brand loyalty, toward the iPhone purchase decisions. This study was done with the iPhone consumers in Semarang as the respondents, with the number of samples specified are as much as 100 respondents and using accidental sampling method. The data obtained were analyzed trough the validity test, reliability test, the classic assumptions test, multiple regression analysis, hypothesis testing using the t-test, F-test, and analysis of the determination coefficient (R2). From the results of the regression analysis, the most influential variable for iPhone purchase decisions is the perceived quality (X2) which has a coefficient of 0.352, followed by brand loyalty variable (X4) which has a coefficient of 0.288, then brand awareness variable (X1) which has a coefficient of 0.225, and brand association (X3) as the least influential variable, which has a coefficient of 0.203. Hypothesis testing using the t-test indicates that the four independent variables used in this study are proved to be significantly affect the purchasing decisions, then using the F-test reveal that all independent variables are adequate to examine the dependent variable. Adjusted R Square of 0.541 shows that 54.1 percent of purchase decision variance is explained by the four independent variables in regression equation, whereas the other 45.9 percent is explained by other variable

    HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KELELAHAN (FATIGUE) PADA PENGEMUDI BUS ANTAR KOTA TRAYEK SEMARANG-JEPARA DI TERMINAL TERBOYO SEMARANG

    Get PDF
    Kelelahan kerja merupakan mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut yang dapat menyebabkan penurunan kinerja sehingga dapat berakibat pada peningkatan kesalahan dan kecelakaan kerja. Kelelahan yang terjadi pada pengemudi menjadi penyebab suatu kecelakaan pada sektor transportasi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan faktor internal dan eksternal terhadap kelelahan (Fatigue)pada pengemudi bus antar kota trayek Semarang-Jepara di terminal Terboyo Semarang. Penelitian ini bersifat kuantitatif observasional dan menggunakan desain penelitian cross sectional. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pengemudi pengemudi termasuk dalam kategori tidak lelah sebesar 51,1%, didapat bahwa kelompokn usia kurang dari sama dengan 45 tahun sebanyak 74,5%, kelompok IMT kategori gemuk tingkat ringan sebanyak 55,3%, kelompok masa kerja lebih dari 5 tahun sebanyak 93,6%, kelompok kondisi fisik kesehatan dalam keadaan fit pada saat penelitian sebanyak 97,9%, kelompok durasi mengemudi yang lebih dari 6 jam sebanyak 97,9%, kelompok pengemudi yang tidak mengkonsumsi suplemen berenergi sebanyak 59,6% dan kendaraan yang digunakan pengemudi dalam kondisi baik sebanyak 59,6%. Tidak ada hubungan signifikansi antara usia, status gizi, masa kerja, durasi mengemudi, konsumsi suplemen dan kondisi kendaraan dengan kelelahan. Untuk mengurangi tingkat kelelahan yang terjadi pada pengemudi sebaiknya menyediakan air minum yang cukup selama mengemudi, menyediakan tempat istirahat di tengah perjalanan agar pengemudi dapat melakukan peregangan otot-otot dan pikiran yang tegang selama mengemudi dan melaksanakan penyusunan jadwal kerja untuk pengemudi. Kata Kunci: Kelelahan Pengemudi, Faktor Internal, Faktor Eksterna
    corecore