22 research outputs found
PENGARUH CREAM BIJI LADA HITAM (Piper nigrum L.) TERHADAP PENYAKIT VITILIGO
Biji lada hitam banyak digunakan sebagai bahan baku bumbu dapur dan bahan dasar masakan. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa bahwa kandungan piperine yang terdapat dalam biji lada hitam selain memberikan rasa pedas, hasil sintesisnya bisa membantu menstimulasi pigmentasi akan tetapi penelitian dan pengaplikasian terutama dalam bidang kesehatan masih terbatas sehingga perlu dilakukan banyak penelitian lebih lanjut.Penelitian ini untuk menguji biji lada hitam sebagai obat penyakit vitiligo dalam bentuk cream serta proporsi yang tepat untuk mendapatkan produk cream yang baik. Variasi perbandingan (1:1) lada hitam dengan basis cream yang berbeda yakni vaselin, adeps lanae, emulgade dan aleum sesame&cera flava. Pengujian yang dilakukan meliputi uji pH, uji organoleptik, uji efektivitas cream lada hitam dan uji mikrobiologi.Hasil pengujian pH diperoleh hasil bahwa pH cream 7.5, merupakan pH normal untuk kulit. Pengujian organoleptik dengan analisis menggunakan ANOVA menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi penambahan lada hitam signifikan pada warna, tekstur, kepadatan dan kesukaan panelis. Pengujian efektivitas cream lada hitam menggunakan Uji T Paired diperoleh nilai T hitung sebesar 7.646 sedangkan T tabel adalah 1.74588 sehingga nilai T hitung > T tabel, artinya terdapat perbedaan signifikan luas paparan vitiligo sebelum dan sesudah diberi cream lada hitam. Uji Mikrobiologi yakni pengujian Angka Lempeng Total menunjukkan jumlah mikroba pada sampel sebesar 2.5 x 103 Cfu/gram. Tingginya nilai Angka Lempeng Total tersebut masih memenuhi persyaratan cemaran mikroba oleh BPOM yakni sebesar 104
Studi Komparatif Pengetahuan Remaja Tentang Penyimpangan Perilaku Seks di Desa dan di Kota
Era globalisasi membuka wacana sendiri bagi negara ini, termasuk pergeseran nilai dalam cara bergaul para remaja yang bebas dan cenderung tanap batas, selain ada dampak baik dan buruk dalam globalisasi dan pengaruhnya pada remaja, hal ini disebabkan dorongan seksual yang sedang berkembang pada masa remaja, perilaku seks pada remaja yang tidak sehat dapat berakibat buruk bagi remaja sendiri, misalnya: kehamilan diluar nikah, aborsi, terjadinya PMS, kematian AKI dan AKB, serta gangguan psikologi. Dalam penelitian ini variabelnya adalah pengetahuan penyimpangan perilaku seks, penelitian ini menggunakan metode deskriptif studi perbandingan (comparatif study), sampel penelitian ini 103 siswa SMA Yapita Surabaya dan 67 siswa MA Roudlotul Muta'abidin Lamongan, pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai Maret 2017. Dari hasil penelitian didapatkan gambaran pengetahuan tentang penyimpangan perilaku seks khususnya variabel pelecehan seksual, di SMA Yapita Surabaya sebesar 54 (52,4%) dengan kriteria cukup dan di MA Roudlotul Muta'abidin Lamongan sebesar 36 (53, 7%) dengan kriteria kurang. sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan penyimpangan perilaku seks baik di SMA Yapita Surabaya dan di MA Roudlotul Muta'abidin Lamongan. Sehingga perlu diadakan pendidikan seks khusus untuk remaja. Penelitian ini dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk penelitian selanjutnya, dengan menggunakan sampel yang lebih besar dan meneliti gambaran mengenai kejadian penyimpangan perilaku seks pada variabel yang lain
UPAYA MENGATASI PENYAKIT DIABETES MELLITUS MELALUI PEMANFATAN EKSTRAK DAUN NGOKILO (STACHYTARPHETA MUTABILIS, VAHL)
Diabetes adalah penyakit dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau diatas nilai normal. Penderita diabetes tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh yang tak mampu menggunakan insuin secara efektif. Glukosa menumpuk didalam darah, tidak bisa dirubah menjadi gula otot dan diserap oleh sel-sel tubuh, akibatnya dapat menimbulkan berbagai gangguan pada organ tubuh.Tanaman ngokilo dipercaya mampu mengobati penyakit diabetes militus. Penelitian terdahulu menjelaskan bahwa ekstrak daun keji beling/ngokilo dapat menurunkan kadar glukosa darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Potensi Ekstrak Etanol Daun Ngokilo (Stachytarpheta mutabilis, Vahl ) dalam menurunkan kadar glukosa darah pada tikus putih (Rattus norvegicus). Pengujian dilakukan dengan metode eksperimen menggunakan mencit (Rattus norvegicus) jantan strain Swiss Webster usia 2-3 bulan dengan barat badan 30-40 gram sebagai hewan uji. Analisis data menggunakan Uji Anova one way. Penelitian ini menggunakan empat perbandingan dosis ekstrak daun ngokilo yakni 1:10:30:60 dan kontrol menggunakan aguadest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun ngokilo mempunyai nilai F Hitung 31.516 > F Tabel 2.60. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun ngokilo terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan kadar gula darah mencit (Rattus norvegicus)
Hubungan Penggunaan Popok Instan terhadap Kejadian Ruam Popok pada Balita Usia 0-3 Tahun di PMB Ani Mahmudah SST Kab. Lamongan
Diaper rash is a skin problem in the genital area of ​​infants and toddlers, which is characterized by the appearance of red patches on the skin. Baby's skin is still sensitive because its functions are still developing, especially in the epidermis or the outermost layer of the skin which provides natural protection for the skin from the surrounding environment. Continuous use of diapers for too long will increase the sensitivity of the baby's skin so that it can cause skin irritation. That's why baby's skin is more sensitive and prone to skin disorders. Disorders that usually arise in the form of a skin rash known as diaper rash or diaper rash. The purpose of this study was to determine the relationship between the use of instant diapers and the incidence of diaper rash in toddlers aged 0-3 years at PMB Ani Maheasy SST, Kab. Lamongan Year 2021. The design in this research is an observational analytic with a cross sectional design. The population in this study were all toddlers aged 0-3 years at PMB Ani Maheasy, SST Lamongan from January to February 2021. A sample of 29 people was obtained using the Simple Random Sampling technique. The independent variable is diaper use and the dependent variable is the incidence of skin irritation. The instrument used was a questionnaire sheet in the form of a checklist regarding the variables of diaper use and the incidence of skin irritation compiled by researchers who had conducted validity and reliability tests, then the results were analyzed using the chi square test with a significant level of = 0.05. Based on the results of statistical tests using the Chi-square value, the results of p value: 0.000 < α:0.05 indicate that there is a relationship between the use of instant diapers and the incidence of diaper rash in toddlers aged 0-3 years at PMB Ani Maheasy SST, Kab. Lamongan Year 2021. p value: 0.000 < α:0.05. The solution for using diapers with skin irritation in toddlers is by washing their hands with regular soap before touching the baby's genitals, and the mother's behavior in playing an important role in caring for the little one should check the baby's diaper as often, if skin irritation occurs, apply a cream/ointment to prevent irritation. It is expected that existing health workers such as posyandu cadres can provide information about how to use instant diapers properly, such as information about when is the right time to change diapers and the right type of diaper to use on babies to avoid rashes in babies as a result of using instant diapers.
Ruam popok merupakan masalah kulit pada daerah genital bayi dan balita, yang ditandai dengan timbulnya bercak-bercak merah pada kulit. Kulit bayi yang masih sensitif disebabkan karena fungsi-fungsinya yang masih terus berkembang terutama pada lapisan epidermis atau lapisan terluar kulit yang memberikan perlindungan alami pada kulit dari lingkungan sekitar. Pemakaian popok secara terus-menerus dan terlalu lama akan meningkatkan sensitivitas kulit pada bayi sehingga dapat menimbulkan iritasi pada kulit. Itu sebabnya kulit bayi lebih sensitif dan mudah terjadi gangguan kulit. Gangguan yang biasa timbul berupa ruam kulit yang dikenal dengan ruam popok atau diaper rash. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penggunaan popok instan terhadap kejadian ruam popok pada balita usia 0-3 tahun di PMB Ani Mahmudah SST, Kab. Lamongan Tahun 2021. Desain dalam penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita usia 0-3 tahun di PMB Ani Mahmudah, SST Lamongan pada bulan Januari s/d Februari 2021. Sampel sebanyak 29 orang yang diperoleh dengan menggunakan teknik simple random sampling. Variabel independennya penggunana popok dan variabel dependennya kejadian iritasi kulit. Instrumen yang digunakan lembar kuesioner berupa ceklist mengenai variabel penggunaan popok dan kejadian iritasi kulit disusun oleh peneliti yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas selanjutnya hasil dianalisis menggunakan uji chi square dengan tingkat signifikan α= 0,05. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan nilai Chi-square diperoleh Hasil p value: 0,000 < α:0,05 menunjukkan bahwa Terdapat hubungan antara penggunaan popok instan terhadap kejadian ruam popok pada balita usia 0-3 tahun di PMB Ani Mahmudah SST, Kab. Lamongan Tahun 2021. p value: 0,000 < α:0,05, solusi dari pemakaian popok dengan kejadian kulit iritasi pada batita yakni dengan cara, sebelum menyentuh genital pada bayi harus cucitangan pakai sabun rutin, serta perilaku ibu dalam berperan penting merawat sikecil harus Sesering mengecek popok sikecil, jika terjadinya iritasi kulit,oleskan krim/salep pencegah iritasi diharapkan tenaga kesehatan yang ada seperti kader posyandu untuk dapat memberikan informasi tentang cara penggunaan popok instan yang baik seperti informasi tentang kapan waktu yang tepat untuk mengganti popok serta jenis popok yang tepat untuk digunakan pada bayi guna menghindari kejadian ruam pada bayi akibat dari penggunaan popok instan
Simulasi Multimedia Interaktif: Meningkatkan Keterampilan CPR dan Efikasi Diri Mahasiswa Keperawatan
Sejak adanya pandemic Covid-19, terjadi pergeseran paradigma dalam dunia pendidikan termasuk pendidikan keperawatan yang awalnya luring menjadi online ataupun blended learning yang memerlukan waktu panjang untuk beradaptasi. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam situasi blended learning adalah metode simulation multimedia interactive teaching. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas dari metode simulation multimedia interactive teaching pada pembelajaran CPR dengan melihat skill dan efikasi diri mahasiswa dalam melakukan high quality CPR. Penelitian ini dilaksanakan di STIKES Bina Usada Bali dengan melibatkan 70 orang mahasiswa semester VI. Penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimen dengan pendekatan Pre-post test without control group dengan membandingkan skill dan efikasi diri mahasiswa semester VI Keperawatan dalam memberikan high quality cardiopulmonary resuscitation (CPR) sebelum dan setelah mengikuti metode simulation multimedia interactive learning. Skill mahasiswa dievaluasi berdasarkan 3 indikator yang di rekomendasikan oleh AHA (2015) dan efikasi diri mahasiswa akan dinilai menggunakan kuisioner efikasi Basic Resuscitation Skills Self-Efficacy Scale (BRS-SES). Hasil uji T-Test Berpasangan penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan nilai mean pada variabel skill CPR dan self efikasi sebelum dan setelah responden mengikuti metode simulation multimedia interactive learning dengan nilai p-value (0.001), p < (0.05). Oleh karena itu, metode simulation multimedia interactive teaching menjadi pilihan yang dapat diaplikasikan pada pembelajaran mahasiswa keperawatan dalam situasi blended learning.
Â
Since the Covid-19 pandemic, there has been a paradigm shift in the world of education, including nursing education from offline to online or blended learning which requires a long time to adapt. One of the learning methods that can be used in blended learning situations is the interactive multimedia teaching simulation method. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the interactive multimedia teaching simulation method in CPR learning by looking at students' skills and self-efficacy in performing high quality CPR. This research was conducted at STIKES Bina Usada Bali involving 70 semester VI students. This study used the pre-experimental method with the Pre-post test without control group approach by comparing the skills and self-efficacy of semester VI Nursing students in providing high quality cardiopulmonary resuscitation (CPR) before and after following the simulation multimedia interactive learning method. Student skills are evaluated based on the 3 indicators recommended by the AHA (2015) and student self-efficacy will be assessed using the Basic Resuscitation Skills Self-Efficacy Scale (BRS-SES) efficacy questionnaire. The results using Paired T-Test showed that the mean value of the variable CPR skill and self-efficacy increased before and after the respondents followed the interactive multimedia learning simulation method with a p-value (0.001), p < α (0.05). Therefore, the interactive multimedia teaching simulation method is an option that can be applied to nursing student learning in blended learning situationsSejak adanya pandemic Covid-19, terjadi pergeseran paradigma dalam dunia pendidikan termasuk pendidikan keperawatan yang awalnya luring menjadi online ataupun blended learning yang memerlukan waktu panjang untuk beradaptasi. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam situasi blended learning adalah metode simulation multimedia interactive teaching. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas dari metode simulation multimedia interactive teaching pada pembelajaran CPR dengan melihat skill dan efikasi diri mahasiswa dalam melakukan high quality CPR. Penelitian ini dilaksanakan di STIKES Bina Usada Bali dengan melibatkan 70 orang mahasiswa semester VI. Penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimen dengan pendekatan Pre-post test without control group dengan membandingkan skill dan efikasi diri mahasiswa semester VI Keperawatan dalam memberikan high quality cardiopulmonary resuscitation (CPR) sebelum dan setelah mengikuti metode simulation multimedia interactive learning. Skill mahasiswa dievaluasi berdasarkan 3 indikator yang di rekomendasikan oleh AHA (2015) dan efikasi diri mahasiswa akan dinilai menggunakan kuisioner efikasi Basic Resuscitation Skills Self-Efficacy Scale (BRS-SES). Hasil uji T-Test Berpasangan penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan nilai mean pada variabel skill CPR dan self efikasi sebelum dan setelah responden mengikuti metode simulation multimedia interactive learning dengan nilai p-value (0.001), p < (0.05). Oleh karena itu, metode simulation multimedia interactive teaching menjadi pilihan yang dapat diaplikasikan pada pembelajaran mahasiswa keperawatan dalam situasi blended learning.
Â
Since the Covid-19 pandemic, there has been a paradigm shift in the world of education, including nursing education from offline to online or blended learning which requires a long time to adapt. One of the learning methods that can be used in blended learning situations is the interactive multimedia teaching simulation method. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the interactive multimedia teaching simulation method in CPR learning by looking at students' skills and self-efficacy in performing high quality CPR. This research was conducted at STIKES Bina Usada Bali involving 70 semester VI students. This study used the pre-experimental method with the Pre-post test without control group approach by comparing the skills and self-efficacy of semester VI Nursing students in providing high quality cardiopulmonary resuscitation (CPR) before and after following the simulation multimedia interactive learning method. Student skills are evaluated based on the 3 indicators recommended by the AHA (2015) and student self-efficacy will be assessed using the Basic Resuscitation Skills Self-Efficacy Scale (BRS-SES) efficacy questionnaire. The results using Paired T-Test showed that the mean value of the variable CPR skill and self-efficacy increased before and after the respondents followed the interactive multimedia learning simulation method with a p-value (0.001), p < α (0.05). Therefore, the interactive multimedia teaching simulation method is an option that can be applied to nursing student learning in blended learning situation
EDUKASI PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN PADA MAHASISWI KEBIDANAN UNTUK MENGURANGI ANGKA PERCERAIAN
Ikatan pernikahan antara laki-laki dan perempuan dilaksanakan bila keduanya telah memiliki kematangan baik fisik, psikologi maupun ekonomi, agar tidak mudah terjadi perceraian. sehingga tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah memberi pemahaman tentang pentingnya pernikahan yang disertai dengan kesiapan dari berbagai aspek seperti fisik, ekonomi, dan pengetahuan mengenai kehidupan rumah tangga. Kegiatan ini diikuti oleh 50 mahasiswi kebidanan. Kegiatan dilakukan menggunakan metode pretest pada peserta memberikan edukasi leaflet dilanjutkan tanya jawab diskusi seputar materi secara bergantian dan diakhiri dengan evaluasi berupa posttest. Dari hasil pengukuran 50 anak yang awalnya pengetahuan tentang pendewasaan usia perkawinan rendah, setelah dilakukan edukasi dan dievaluasi dengan pretest hasilnya sangat memuaskan. Sehingga diharapakan kegiatan ini dapat dijadikan bahan ketika lulus dari bangku kuliah untuk dapat menerapkan kegiatan tersebut sebagai bidan profesional
UJI FITOKIMIA EKSTRAK KULIT PETAI MENGGUNAKAN METODE MASERASI
Uji fitokimia ekstrak kulit petai menggunakan metode maserasi dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) telah dilakukan. Isolasi dilakukan dengan ekstraksi Soxhlet selama 6 jam dengan petroleum eter dan residu diekstraksi secara maserasi selama 24 jam dengan etanol. Senyawa yang diisolasi dalam ekstrak etanol diidentifikasi dengan metode skrining fitokimia dan KLT. Hasil penelitian menunjukkan adanya alkaloid, saponin, dan flavonoid
Preparedness of Emergency Room Nurses After Emerging Infectious Diseases Screening
Emerging infectious diseases (EID) is one of the leading causes of death worldwide since it initially attacks a population or has existed before but is increasing very rapidly in terms of the number of new cases in a population. Early detection of EID patients refers to early screening. Screening of patients with suspected EID such as Covid-19 or other airborne infectious diseases must be performed at the first contact with suspected patients. This study aims to evaluate the effectiveness of EID screening instrument applied at the Emergency Room (ER). This was a quantitative pre-experimental study with a one-group pretest-posttest design. The sample size consisted of 34 nurses at the ER of Mangusada Hospital, Bali, who were selected using a total sampling technique. The intervention administered in this study was the implementation of EID screening instrument before the patients entered triage for 1 month on June 2022 at the ER of Mangusada Hospital. After ensuring the distribution and homogeneity of the data, a paired t-test was employed for parametric statistical data analysis. The result of the study showed a p-value of (0.004) or p <α (0.05). So, it can be concluded that there was an effect of the screening instrument applied at the ER of Mangusada Hospital on the preparedness of nurses in dealing with EID. Thus, the screening for patients with EID should be implemented in each emergency unit. The study finding can help improve nurse preparedness regarding the prevention of EID. In addition, future study is recommended to assess the competence of nurses regarding the prevention of EID
Hubungan Frekwensi Baby Spa Dengan Perkembangan Bayi Usia 3-6 Bulan Di Puskesmas Deket
Perkembangan motorik merupakan sesuatu proses kemasakan atau gerak yang langsung melibatkan otot-otot untuk bergerak dan proses pensyarafan yang menjadi seseorang mampu menggerakkan tubuhnya. WHO menyatakan 20-40% bayi mengalami keterlambatan, sedangkan Indonesia mencapai angka 16%. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pada perkembangan motorik adalah dengan melakukan baby spa. Tujuan penelitian ini untuk melihat bahwa treatment yang dilakukan dapat meningkatkan perkembangan motorik bayi usia 3-6 bulan di Puskesmas Deket Lamongan.Desain penelitian ini menggunakan Pre-Eksperimen Design dengan rancangan One Group Pretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi dengan usia 3-6 bulan dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan Non Probability Sampling yang dipilih secara Perposive Sampling yang terdiri dari 30 responden. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah perkembangan motorik bayi. Penelitian ini menggunakan uji wilcoxon signed rank test (a<0,05).Hasil penelitian menunjukkan perkembangan bayi sesudah dilakukan baby spa lebih tinggi dari pada sebelum baby spa. dengan nilai p=0,003. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hipotesa diterima berarti ada pengaruh baby spa terhadap perkembangan motorik bayi.Disarankan kepada tenaga kesehatan untuk mengembangkan promosi dan edukasi tentang baby spa kepada masyarakat khususnya pada orang tua untuk meningkatkan perkembangan motorik bayi