60 research outputs found

    STUDI KASUS DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP HASIL USAHA TERNAK AYAM PETELUR DI DESA KIDAL KECAMATAN TUMPANG

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya biaya total, penerimaan, keuntungan, Biaya pokok, BEP, RCR dan BCR dari hasil ternak ayam petelur di Desa Kidal Kecamatan Tumpang selama masa pandemi covid-19, materi yang digunakan berupa data primer hasil wawancara dan penyebaran kuisioner dari  4 peternak ayam petelur yang berlokasi di Desa Kidal Kecamatan Tumpang dari bulan Oktober 2020 - April 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu studi kasus. Variabel yang di amati yaitu biaya total, penerimaan, keuntungan, Biaya pokok, BEP (Break Event Point), RCR (Revenue Cost Ratio), dan BCR (Benefit Cost Ratio). Hasil penelitian didapatkan dari peternak ayam petelur selama 7 bulan (selama masa pandemi covid-19), data sesuai variabel berikut, Rata rata  biaya total Rp 683.347.500. Rata rata produksi 34650 kg, rata rata penerimaan yang di dapat Rp 694.575.000. Rata rata keuntungan yang didapatkan Rp 11.227.500, rata rata BEP produksi 34091 Kg, rata rata BEP harga Rp 19.768. Perolehan rata-rata RCR 1 yang berarti berada di titik impas. perolehan rata-rata BCR 0,018 yang berarti usaha tersebut tidak efisien dan tidak ekonomis  selama masa pandemi covid-19. Kesimpulan dari studi kasus dampak pandemi covid-19 terhadap hasil usaha peternakan ayam petelur di desa kidal kecamatan tumpang dilihat dari segi BEP menguntungkan meskipun kecil ,tetapi dari segi RCR dan BCR tidak ekonomis dan tidak efisien untuk di lanjutkan ketika masa pandemi covid-19 berlangsung. Saran dari penelitian ini, peternak ayam petelur sebaiknya memanfaatkan pemasaran secara digital agar harga bisa bersaing, melakukan penjualan produk secara mandiri dan berinovasi dengan penganekaragaman produk dan diharapkan dilakukan penelitian lanjutan untuk menganalisa pengaruh bauran pemasaran produk peternakan ayam petelur pada saat pandemi Covid-19.     Kata kunci : Studi kasus, dampak pandemi covid-19, ayam petelu

    PENGARUH PENAMBAHAN CAMPURAN SARI BUAH MENGKUDU (MORINDA CITRIFOLIA) DAN MULTI ENZIM DALAM AIR MINUM TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KONVERSI PAKANDAN QUIL DAY PRODUCTION TERNAK PUYUH PERIODE LAYER

    Get PDF
    Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penambahan campuran sari buah mengkudu (Morinda citrifolia) dan multi enzim dalam air minum terhadap konsumsi pakan, konversi pakan dan quail day production ternak puyuh fase layer. Materi yang digunakan antara lain ; burung puyuh umur 6 bulan, sari buah mengkudu dan multi enzim. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan, setiap unit percobaan terdiri dari 20 ekor. Sedangakan perlakuan penambahan campuran sari buah mengkudu dan multi enzim/SME dalam air minum antara lain : Perlakuan A=air minum tanpa SME, B=air minum + 3ml SME,  C=air minum + 6ml SME dan D=air minum + 9ml SME. Dari hasil penelitian ini bahwa penambahan campuran SME tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan (P>0.05), terhadap konversi pakan berpengaruh nyata (P<0.05) sedangkan pada quail day produktion berpengaruh sangat nyata (P<0.01). Adapun nilai rata-rata konsumsi pakan yakni : Perlakuan A=20.96, B=20.96, C=20.93 dan D=20.95, konversi pakan A= 3.00a, B=2.97b, C=2.84ab dan D=2.70a, sedangkan quail day production  perlakuan A=67.88, B=69.13, C=70.75 dan D=73,06.Disimpulkan bahwa penambahan campuran sari buah mengkudu (Morinda citrifolia) dan  multi enzim dalam air minum tidak berpengaruh terhadap konsumsi pakan tetapi berpengaruh nyata terhadap konversi pakan, sedangkan pada Quail Day Production sangat berpengaruh nyata. Dosis penambahan campuran sari buah mengkudu (Morinda citrifolia) dan multi enzim yang optimal dalam penelitian ini yakni sebanyak 9 ml/liter air minum. Kata kunci : puyuh, sari buah mengkudu, multi enzim, konversi pakan, konversi pakan dan Quail Day Production

    BoerPE Goat Blood Profile as Indicators of Crossbreeding Resistance

    Get PDF
    Cases of clinical reproduction in crossbred cattle have been reported with the incidence of decreased reproductive performance. Crossbreeding resistance is usually followed by low immunity. Blood profile is one of the parameters that illustrate the immunity of livestocks. Goat crossbreeding resistance has never been studied. The purpose of this study was to analyze the crossbreeding resistance of the F1 BoerPE goat and her mothers by analyzing their blood profile. F1 BoerPE goat is the offspring of crossbreeding between Boer buck with PE goat. The research method was case study. The primary data were obtained from examination of blood profile and Physiological Status of F1 BoerPE goat and her mothers. The secondary data obtained from recording age and body weight. The blood profile data were analyzed by t test. The observed blood profile indicators were neutrophils, monocytes and lymphocytes. The results showed that the  physiological status of F1 BoerPE goat and her mothers was not significant. Nevertheless, the number of neutrophils, lymphocytes and monocytes was significantly different (p˂0.01). The average (%) number of neutrophils, lymphocytes and monocytes of PE goats was 37.92 ± 1.37; 51.85 ± 1.4; 3.87 ± 0.21. while the average blood profile of F1 BoerPE was 46.16 ± 2.1; 58.06 ± 3.4; 5.51 ± 0.18. The average number of neutrophils, lymphocytes and monocytes F1 BoerPE goat was higher compared to the parent. It is indicated that there were crossbreeding resistance of F1 BoerPE goat

    PENGARUH PEMBERIAN FORMALIN TERHADAP WARNA BULU KUNING, DAYA TETAS, DAN MORTALITAS DOC PADA SAAT PENETASAN

    Get PDF
    AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruhnya formalin terhadap warna bulu kuning, daya tetas, mortalitas DOC pada saat penetasan. Materi penelitian ini menggunakan formalin dan telur strain ayam broiler dengan lama penyimpanan 4 hari. Untuk warna bulu setiap unit percobaanterdiri dari 450 ekor tiap mesin. Pengamatan warna bulu dengan cara membandingkan dengan kamus warna. Sedangkan untuk daya tetas dan mortalitas menggunakan 12 mesin tetas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengakap(RAL), dengan tiga perlakuan. Data yang diperoleh dianalisis ragam. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa pemberian formalin tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap daya tetas dan mortalitas. Rataan frekuensi warna bulu kuning P1; daffodil (10,00%), lemon (13,33%), banana (76,77%), P2; yellow (19,33%), daffodil (2,72%), flaxen (4,72), butter (6,94%), lemon (65,94%),dandellion (0,33%), P3;fire (4,00%), bumbllebee (6,39%), banana (2,28%), butter (1,50%), honey (78,56%), blonde (5,33%), pineapple (1,89%), tuscansun (0,06%). Rata-rata daya tetas P1; 87,82, P2; 87,06, P3; 87,59. Rata-rata mortalitas P1; 6,75 , P2;7,02 , P3;7,20. Kesimpulan penambahanformalin berbagai dosis tidak berpengaruh terhadap daya tetas dan mortalitas, akan tetapi hanya memberikan frekuensi warna bulu yang lebih tinggi. Sebaiknya pemberian formalin dengan dosis 800 ml saja untuk menghasilkan warna yang lebih banyak dan pekat

    ANALISIS PERFORMANS PENETASAN DARI FARM SINGOSARI KE BERBAGAI LOKASI HATCHERY

    Get PDF
    ABSTRAKPenelitian ini bertujuan menganalisis performans penetasan di berbagai lokasi hatchery yang berasal dari satu farm. Materi yang digunakan adalah recording hasil penetasan yang terdiri dari fertilitas, daya tetas, dan mortalitas embrio di hatchery Singosari, Nganjuk, Sukabumi dan Banjarmasin. Metode penelitian ini menggunakan studi kasus. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan analisis ragam satu arah. Hasil analisis ragam ternyatapenetasan telur dari farm Singosari di berbagai lokasi hatchery tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap fertilitas, daya tetas, dan mortalitas embrio. Rata – rata fertilitas dari hatchery Singosari 95,02 %, Nganjuk 95,57 %, Sukabumi 94,94 %, dan Banjarmasin 95,05 %. Rata – rata daya tetasdari hatchery Singosari 88,89 %, Nganjuk 88,85 %, Sukabumi 88,68 %, dan Banjarmasin 88,43 %. Sedangkan untuk mortalitas embrio hatchery Singosari 6,13 %, Nganjuk 6,27 %, Sukabumi 6,07 %, dan Banjarmasin 6,75 %. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa performans penetasantelur tetas dari farm Singosari di hatchery Singosari, Nganjuk, Sukabumi, dan Banjarmasin tidak menunjukan perbedaan, namun daya tetas dan mortalitas embrio nya masih belum mencapai standart perusahaan.Kata kunci : Lokasi Hatchery, fertilitas, daya tetas, mortalitas embrio

    PROSPEKTIF USAHA PETERNAKAN BROILER POLA KEMITRAAN (Article review)

    Get PDF
    Pola kemitraan usaha peternakan ayam pedaging (broiler) dilaksanakan dengan pola inti plasma. Kelompok mitra bertindak sebagai plasma dan perusahaan mitra sebagai inti. Industri mitra menyiapkan instrumen produksi peternakan seperti DOC, pakan, obat-obatan/vitamin, pembimbing teknis serta pemasaran hasil sedangkan kandang dan tenaga kerja disediakan plasma. Dalam menjalin mitra pihak pengusaha atau perusahaan harus memiliki posisi yang sejajar dengan pihak peternak untuk terwujudnya tujuan bersama. Pola kemitraan memberikan hasil keuntungan yang tidak sama di setiap peternak. Hal tersebut tergantung persetujuan kerjasama awal dengan inti, modal awal peternak, jumlah populasi ayam yang dipelihara, fluktuasi harga dan pengetahuan dan keterampilan manajemen. Hal-hal tersebut berpengaruh terhadap jumlah keuntungan yang diperoleh peternak. Peternakan Broiler pola kemitraan inti – plasma dengan pola PIR (Perusahaan Inti Rakyat) dapat diikuti oleh peternak dengan kemampuan ekonomi lemah sehingga terdapat jaminan akan modal, kepastian harga dan kuantitas. Model kemitraan merupakan kerjasama bisnis yang wajib memiliki tujuan dan posisi yang sejajar. Masalah terkait kolaborasi mitra yang tidak saling menguntungkan karena Inti memiliki kekuasaan dalam hal permodalan, teknologi, pasar, dan manajemen. Peternak lemah dalam posisi harga kontrak dan kualitas DOC. Keberhasilan kemitraan usaha sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan di antara yang bermitra dalam menjalankan etika berbisnis. Secara umum bisnis broiler dengan model kemitraan lebih menguntungkan dibandingkan dengan peternak model mandiri. Dengan skala pemeliharaan yang sama peternak plasma memerlukan modal pribadi yang lebih sedikit daripada peternak mandiri. Hasil kajian kelayakan bisnis peternakan ayam broiler pola mitra skala lebih dari 3000 ekor menunjukkan profitabilitas yang baik dan layak dipertahankan atau dilanjutkan. Kata kunci : prospekif, usaha, broiler, pola, kemitraa

    PERAN MAKROMINERAL DALAM MENGATASI GANGGUAN REPRODUKSI RUMINANSIA (ARTICLE REVIEW)

    Get PDF
    Ma.kromineral ad.alah sa.lah sa.tu nut.risi ya.ng be.rperan pe.nting da.lam pertu.mbuhan, ke.sehatan, prod.uksi, rep.roduksi da.n kek.ebalan tu.buh he.wan. Ter.nak rum.inansia memb.utuhkan makro.mineral sepe.rti ka.lsium (Ca), fos.for (P), magn.esium (Mg), kali.um (K), nat.rium (Na), klor.ida (Cl) dan sul.fur (S). Ke.butuhan min.eral rumina.nsia dipe.ngaruhi ol.eh bebe.rapa fak.tor sep.erti um.ur, sta.tus kebunti.ngan dan st.atus lak.tasi. Keku.rangan mi.neral sa.lah sa.tu akibat.nya ad.alah dap.at me.ngakibatkan gan.gguan repr.oduksi rum.inansia. Kek.urangan makr.omineral be.rpengaruh te.rhadap kin.erja rep.roduksi rumin.ansia sec.ara lang.sung maup.un ti.dak lan.gsung. Ma.kro.mine.ral berp.engaruh se.cara lang.sung ter.hadap kin.erja fung.si kel.enjar hip.ofisa sehi.ngga wakt.u estru.s d.an o.vulasi me.njadi le.bih lam.a, invo.lusi ute.rus ter.tunda, mening.katnya pr.olaps u.teri, kej.adian disto.kia da.n ret.ensi pla.senta. Peng.aruh ti.dak lan.gsung mel.alui penu.runan fun.gsi sya.raf, penuru.nan naf.su ma.kan, kem.ampuan abs.orsi gl.uksa, min.eral, a.sam ami.no se.rta penur.unan bo.bot ba.dan. Pema.haman ya.ng meny.eluruh tent.ang pe.ran makrom.ineral te.rhadap fung.si re.produ.ksi ru.minansia san.gat diper.lukan a.gar dap.at melak.ukan pen.cegahan mun.culnya gan.gguan reprodu.ksi ak.ibat pember.ian min.eral ya.ng ku.rang tep.at

    PERBEDAAN POLA USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR TERHADAP KELAYAKAN USAHA DI DESA KIDAL KECAMATAN TUMPANG KABUPATEN MALANG

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbedaan pola usaha peternakan ayam petelur fase pullet sampai dengan masa puncak pertama pada pola kemitraan dan non-kemitraan di Desa Kidal Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang, Materi yang digunakan yaitu data kuisioner dari 5 peternak pola kemitraan dan 5 peternak pola non kemitraan. Metode penelitian survey, pengambilan data dengan wawancara. Variabel yang diamati yaitu biaya total, penerimaan, keuntungan, BEP, dan RCR. Analisis data menggunakan analisis uji t. Perolehan data yang didapat merupakan hasil analisis dari ternak pola kemitraan dan non pola kemitraa. Hasil analisis uji T menunjukkan bahwa biaya total, penerimaan, keuntungan, BEP Produksi, BEP Harga dan R/C ratio terdapat perbedaan yang sangat nyata per 1000 ekor ayam antara pola kemitraan dan non kemitraan. Berikut hasil rata-rata BEP Produksi pola kemitraan 11.836 dan pola non kemitraan 11.072 BEP Harga pola kemitraan Rp 19.610 dan pola non kemitraan Rp 19.162, R/C ratio pola kemitraan 1,01 dan pola non kemitraan1,05. Kesimpulan pada penelitian ini ialah pola usaha peternakan ayam ras petelur pola kemitraan dan non kemitraan sama-sama menguntungkan berdasarkan biaya total, penerimaan, keuntungan, BEP produksi, BEP harga dan R/C Ratio. Pola usaha peternakan ayam ras petelur pola non kemitraan yang terbaik berdasarkan hasil analisis uji t. Hasil analisa usaha peternakan ayam petelur pola kemitraan dan non kemitraan yang masih menguntungkan maka usaha tersebut layak untuk dikembangkan lebih lanjut, sebaiknya para peternak yang ingin memulai usaha peternakan ayam ras petelur baiknya memulai dengan populasi awal sekitar 1.000 populasi agar mendapatkan balik modal dan membangun kandang sedikit menjauhi pemukiman warga.Kata kunci :pola usaha, kelayakan usaha, ayam petelu

    POTENSI KEBERLANJUTAN DAN PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI BALI DI DESA LAMENTA KECAMATAN EMPANG KABUPATEN SUMBAWA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi keberlanjutandan pengembangan usaha ternak Sapi Bali di Desa Lamenta Kecamatan Empang Kabupaten Sumbawa. Metode penelitian adalah Studi Kasus. Sampel berupa responden peternak di Desa Lamenta sebanyak 50 orang. Data berupa data primer berasal dari hasil kuisoner responden dan data sekunder berasal dari data di Desa Lamenta. Hasil kuisoner ditabulasikan dalam persentse kemudian dianalisa secara deskriptif. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Potensi pengembangan usaha ternak Sapi Bali di Desa Lamenta sangat bagus tetapi keberlanjutannya rendah. Hasil survey menunjukkananak atau keluarga peternak yang tidak mau  melanjutkan usaha ternak sebesar 78%, yang tidak tertarik melanjutkan usaha ternak sebesar 74%, yang mempunyai tanggapan positip dalam meneruskan usaha keluarga hanya 12%. Profil responden sebagaian besar (52%) adalah peternak tua yang berusia 46-55 tahun. Hal ini berbanding terbalik dengan Potensi usaha ternak Sapi Bali yang bagus dilihat dari kondisi geografis yang mendukung yaitu penyediaan hijauan ternak dan sumber air. Hasil survey Ketersediaan pakan bagus : 56%, ketersediaan sumber air : 50%, ketersediaan padang penggembalaan : 58%, penjualan ternak mudah : 56%, tersedianya penyuluhan : 56%, pendampingan : 54%, vaksinasi gratis : 56%. Faktor penghambat menurunnya minat beternak dari anak/keluarga peternak karena pendapatan peternak/tahun rendah yaitu 10-20 juta sebanyak 70%. Hal ini berkaitan dengan modal yang dimiliki rendah yaitu 5-10 juta : 70%. Masalah pembibitan menjadi kendala : 76%, penyediaan bibit rendah : 76%, penyediaan bantuan modal rendah : 84%. Disarankan Pengembangan keberlanjutan usaha Sapi Bali di Desa Lamenta harus dilakukan secara terpadu yang melibatkan peternak, pemerintah Desa dan Dinas Peternakan. Kata Kunci: Keberlanjutan, Sapi, Bali, Lamenta, Sumbaw

    STUDI KASUS KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN DENGAN STRAW BELGIAN BLUE PADA AKSEPTOR SAPI PFH DAN PO

    Get PDF
    Pemenuhan kebutuhan daging yang cenderung meningkat salah satunya dilakukan dengan introduksi jenis sapi baru.  Introduksi melalui Inseminasi Buatan dengan menggunakan straw Belgian Blue. Sapi Belgian Blue dikenal memiliki prosentase karkas tinggi. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisa tingkat keberhasilan Inseminasi Buatan dengan straw Belgian Blue pada akseptor breed berbeda. Breed akseptor adalah Sapi PFH dan PO. Materi yang digunakan adalah Data recording akseptor yaitu Conception Rate (CR) dan Service per conception (S/C). Jumlah data masing-masing sapi adalah 36. Metode yang digunakan studi kasus. Data dianalisis dengan uji Chi square untuk melihat perbedaan tingkat keberhasilan IB pada masing-masing akseptor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan IB dengan straw Belgian Blue pada Induk breed PFH tidak berbeda nyata (P˃0,05) dengan Induk breed PO. Rata-rata nilai SC Sapi PFH = 2,6 ; Sapi PO = 5,1. Rata-rata nilai CR Sapi PFH=39% dan PO=19%. Kesimpulannya adalah Tingkat keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) dengan menggunakan straw Belgian Blue tidak berbeda antara Induk PFH dan PO
    corecore