9 research outputs found
Penerapan Teknologi Tepat Guna Dalam Pengelolaan Pakan Peternakan Kambing di Mengwi Badung
Ternak kambing merupakan salah satu jenis ternak potensial yang dapat dimanfaatkan bagian tubuhnya, mulai dari daging, susu sampai kulitnya pun bisa dimanfaatkan. Prospek pengembangan kambing cukup baik, di samping untuk memenuhi kebutuhan daging di dalam negeri juga memiliki peluang ekspor, sehingga akan membuka kesempatan kerja dan usaha untuk meningkatkan pendapatan petani. Kambing memiliki tempat tersendiri di kalangan peternak. Perkembangan dan minat dari peternak dalam membudidayakan kambing meningkat pesat dari tahun ke tahun. Bapak I Made Kartawan merupakan mitra kegiatan pemberdayaan yang merupakan pemilik usaha peternakan kambing yang berlokasi di Abianbase Mengwi. Beberapa permasalahan yang dihadapi mitra saat ini adalah mesin penghancur pakan rusak sehingga harus dilakukan secara manual, keterbatasan pengetahuan pengolahan dan pengawetan pakan kambing, tidak melakukan pencatatan keuangan dan media pemasaran secara langsung serta melalui Facebook. Solusi dari permasalahan ini dapat diatasi dengan mengimplementasikan beberapa kegiatan yaitu memberikan bantuan mesin pencacah pakan, instalasi dan pelatihan penggunaan mesin pencacah pakan ternak serta pelatihan pengolahan pakan ternak kambing tambahan sebagai alternatif pakan. Dengan diadakannya kegiatan ini mampu mempersingkat waktu pengolahan pakan menjadi 50% dari waktu pengolahan manual, 5 orang karyawan dapat menggunakan mesin pencacah pakan ternak serta bertambahnya jenis pakan ternak sebanyak 2 jenis pakan
Analisis Pengendalian Internal Penerimaan dan Pengeluaran Barang Persediaan Gudang pada Harris Hotel & Residences Riverview Kuta
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prosedur penerimaan dan pengeluaran persediaan barang gudang pada Harris Hotel Residences Riverview Kuta serta untuk menganalisis dan mengevaluasi kesesuaian unsur-unsur Sistem Pengendalian Internal dalam penerimaan dan pengeluaran persediaan barang gudang pada Harris Hotel Residences Riverview Kuta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan jenis penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini dimulai dengan melakukan observasi dan mengamati prosedur penerimaan dan pengeluaran barang persediaan, kemudian melakukan perbandingan dengan teori dan kaidah yang ada. Selanjutnya, dilakukan analisis, evaluasi, dan kesimpulan mengenai perbandingan tersebut. Terakhir, diberikan saran dan rekomendasi terkait Prosedur penerimaan dan pengeluaran barang persediaan pada Harris Hotel Residences Riverview Kuta berdasarkan sistem pengendalian internal. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sistem penerimaan persediaan barang gudang sesuai dengan teori dan kaidah yang ada. Namun, prosedur pengeluaran barang persediaan gudang belum sepenuhnya sesuai dengan teori dan kaidah yang ada. Terlihat dari prosedur pengeluaran barang gudang tanpa adanya store requisition secara fisik yang diotorisasi oleh head departemen, serta pencetakan dokumen tersebut dilakukan setelah inventory oleh storekeeper
Pemanfaatan Media Pemasaran Online dan Diversifikasi Produk Untuk Keberlangsungan Usaha Telur Asin
Telur merupakan salah satu makanan yang sangat digemari masyarakat untuk dikonsumsi. Telur dapat diolah dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengawetkan dan mengasinkan telur tersebut yang disebut dengan telur asin. Mitra dalam kegiatan ini adalah Sari Asin. Sari Asin merupakan usaha yang menghasilkan produk telur asin yang berdiri pada tahun 2015. Sari Asin terletak di Jalan Rajawali Subamia Kelong Tabanan. Pada saat ini ditengah pandemi COVID-19, terdapat beberapa kendala berupa keterbatasan alat bantu produksi, variasi produk, kemasan dan labeling produk, serta keterbatasan dalam hal pemasaran. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi dan untuk tetap menjaga keberlangsungan usaha telur asin, maka akan dilakukan kegiatan bertahap mulai manajemen produksi dan pemasaran. Kegiatan dimulai dengan sosialisasi, pendampingan diversifikasi produk, pemberian peralatan sebagai alat bantu produksi seperti kompor dan oven, pelatihan pengemasan dan desain label kemasan, pelatihan manajemen pemasaran seperti pelatihan media sosial. Indikator capaian adalah peningkatan jumlah produksi hingga 50%, penambahan 1 variasi jenis produk mitra, kemasan produk menjadi lebih menarik dan 50% kemasan produk berisi label kemasan dan expired date, peningkatan pasar produk sebanyak 50%. Berdasarkan hasil evaluasi, target penambahan variasi produk, peningkatan jumlah produksi, pengisian label kemasan produk dan peningkatan pasar produk tercapa
Pengolahan Sisa Asparagus Menjadi Keripik dan Pemasaran Produk Pada Koperasi Tani Mertanadi di Desa Pelaga Kabupaten Badung
Asparagus merupakan salah satu tanaman yang bernilai ekonomi sangat tinggi dan sangat baik untuk dikonsumsi karena memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan. Asparagus pada umumnya dapat diolah menjadi seperti steak, sayur, dan soup. Mitra dalam kegiatan ini adalah Koperasi Kelompok Tani Mertanadi. Letak Koperasi Tani Mertanadi berada di Banjar Bukian, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, yang berjarak sekitar 45 km dari lokasi pengusul. Landasan dalam pengembangan asparagus di Desa Pelaga sendiri adalah melalui pendekatan One Village One Product (OVOP) yang bermuara pada koperasi. Perkembangan koperasi yang didirikan pada Tahun 2010 ini sangat didukung dengan status Pulau Bali sebagai tempat pariwisata yang dikunjungi wisatawan mancanegara. Mitra kegiatan ini menyalurkan produk tani asparagus mereka ke berbagai restoran, hotel dan jasa akomodasi pariwisata lainnya di seluruh Pulau Bali. Pada saat ini, dampak yang dirasakan dengan adanya pandemi COVID-19 yaitu terjadi penurunan pesanan ataupun penjualan asparagus sebanyak kurang lebih 80%. Lebih lanjut, permasalahan lanjutan yang terjadi berupa banyaknya stok asparagus yang terbuang setelah proses sortir. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi dilakukan beberapa kegiatan yang difokuskan pada aspek produksi dan pemasaran dari produk Mitra. Kegiatan dimulai dengan identifikasi kebutuhan mitra, perancangan kegiatan yang akan dilakukan, pembuatan media pemasaran berbasis digital, pemberian bantuan alat produksi pengolahan asparagus yang tidak terjual, pendampingan dalam pengolahan sisa asparagus sehingga menjadi produk baru, pendampingan pengemasan produk hasil olahan asparagus, pendampingan atau pelatihan penggunaan media pemasaran online serta diakhiri dengan evaluasi kegiatan. Indikator capaiannya adalah terciptanya 2 produk baru hasil olahan sisa asparagus yang tidak terjual berupa keripik, peningkatan pasar produk sebanyak 50% dan peningkatan penjualan sebanyak 50%, 4 orang karyawan Koperasi Tani Mertanadi dapat melakukan pemasaran produk secara online, mitra mempunyai account media sosial, marketplace dan website ecommerce
PEMBERDAYAAN USAHA TAHU DI DUSUN BANDA DESA SABA KECAMATAN BLAHBATUH GIANYAR
Tahu merupakan salah satu jenis makanan yang dapat dinikmati dan dapat dengan mudah didapatkan oleh semula kalangan masyarakat. Tahu merupakan makanan dengan gizi tinggi. Mitra dalam kegiatan ini adalah Bapak Nyoman Gorim. Mitra memiliki usaha produksi tahu. Bapak Nyoman Gorim berasal dari Dusun Banda Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar. Pada saat ini, terdapat beberapa kendala berupa keterbatasan dalam alat bantu produksi, kemasan produk tahu, kurangnya manajemen keuangan serta pemasaran produk. Berdasarkan kendala yang dihadapi mitra, dilakukan pemberdayaan usaha tahu melalui kegiatan secara bertahap dari aspek produksi, manajemen dan pemasaran. Metode kegiatan dimulai dengan sosialisasi, pemberian peralatan sebagai alat bantu produksi seperti mesin penggiling bahan baku, pelatihan pengemasan, pelatihan manajemen keuangan, pembuatan sosial media serta pelatihan penggunaan sosial media. Indikator capaian adalah peningkatan 50% jumlah produksi, 50% produk berisi label kemasan dengan melibatkan 2 orang karyawan, mitra mempunyai media sosial facebook dan instagram sebagai media pemasaran, 1 orang anggota dapat mengelola pembukuan dan pencatatan keuangan dan 1 orang anggota dapat melakukan pengelolaan terhadap content media sosial. Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan bahwa adanya peningkatan jumlah produksi sebanyak 60%, peningkatan pengetahuan mitra mengenai pencatatan keuangan dan pemasaran menggunakan media online, terciptanya produk tahu yang lebih ekslusif dengan kemasan dan label yang baru.
Kata kunci: Tahu, Peralatan Produksi, Manajemen Keuangan, Media Sosial
ABSTRACT
Tofu is one type of food that can be enjoyed and can be easily obtained by the community at first. Tofu is a high nutrient food. The partner in this activity is Mr. Nyoman Gorim. Partners have a tofu production business. Mr. Nyoman Gorim comes from Banda, Saba Village, Blahbatuh District, Gianyar Regency. At this time, there are several obstacles in the form of limitations in production aids, tofu product packaging, lack of financial management, and product marketing. Based on the obstacles faced by partners, tofu business empowerment was carried out through activities in stages, from the aspects of production, management and, marketing. The activity method starts with socialization, provision of equipment as production aids, packaging training, financial management training, social media creation and, social media usage training. The achievement indicator is an increase in the amount of production by up to 50%, 50% of the product contains packaging labels involving 2 employees, partners have social media Facebook and Instagram as marketing media, 1 member can manage financial books and records and 1 member can manage social media content. Based on the results of the evaluation, it was found that there was an increase in the number of production by 60%, an increase in partner knowledge about financial recording and marketing using online media, the creation of more exclusive tofu products with new packaging, and labels.
Keywords: Tofu, Production Equipment, Financial Management, Social Medi
Pengembangan Desa Wisata Aan Klungkung Melalui Potensi Desa dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa Aan merupakan desa wisata berlokasi di wilayah Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung Desa Aan memiliki potensi dibidang pariwisata dan perdagangan. Potensi pariwisata desa Aan salah satunya adalah Petapan Park yang menyajikan berbagai wahana permainan. Selain itu, Desa Aan juga dikenal sebagai salah satu wilayah penghasil virgin coconut oil (VCO). Dalam pengembangan potensi desa, Desa Aan mengalami beberapa permasalahan dari segi penunjang pariwisata, promosi, pengelolaan keuangan serta pengolahan limbah. Metode pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari persiapan, pembuatan fasilitas penunjang pariwisata, pelatihan serta evaluasi. Melalui kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat membantu desa dalam mengembangkan potensinya serta meningkatkan pengetahuan masyarakat desa sehingga Desa Aan ini menjadi desa wisata yang unggul. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah menghasilkan fasilitas papan petunjuk arah, gate untuk jalur cycling dan hand sanitizer. Selain itu, peningkatan pengetahuan terkait dengan pengelolaan keuangan dan cara melakukan promosi desa melalui media sosial. Kegiatan pengabdian ini juga menghasilkan produk baru hasil dari pengolahan sampah organik berupa pupuk kompos yang dapat digunakan untuk kebun masyarakat dan juga menghasilkan produk bernilai jual berupa cookies yang dibuat dengan memanfaatkan limbah ampas kelapa
Pemberdayaan Perekonomian Desa Adat Melalui Pendampingan Rancangan Sistem Akuntansi BUPDA
Masyarakat di Bali terdiri dari masyarakat adat dan masyarakat dinas. Mengacu pada publikasi data Badan Pusat Statistik dan Dinas Pemajuan Masyarakat Adat kondisi per Maret 2023 terdapat 636 Desa Dinas dan 1.493 Desa Adat. Desa Adat di Bali memiliki potensi dan peluang di bidang perekonomian yang perlu ditata pemanfaatannya dan pengelolaannya secara sistematis melalui suatu sistem perekonomian Adat yang merupakan bagian dari sistem perekonomian nasional guna mewujudkan kehidupan Krama Desa Adat yang sejahtera dan bahagia, berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Wadah pengelolaan potensi desa Adat untuk meningkatkan perekonomian Adat berupa Baga Utsaha Padruwen Desa Adat (BUPDA). Diperlukan pengembangan sistem informasi akuntansi yang sesuai dengan karakteristik Desa Adat. Pengabdian ini bertujuan untuk merancang dan melakukan pendampingan sistem akuntansi BUPDA. Pengabdian ini melibatkan lima anggota dengan berbagai disiplin ilmu yaitu akuntansi, hukum, dan sistem informasi. Pengabdian ini menggunakan pendekatan kombinasi tiga pendekatan yaitu Participatory Action Research (PAR), technical assistance, dan transfer knowledge. Pada tahapan PAR menghasilkan usulan rancangan sistem akuntansi berbasis Standar Akuntansi Entitas Mikro kecil Menengah. Pada tahapan technical assistance menghasilkan konsep dan rancangan sistem akuntansi yang sesuai dengan karakteristik dan ketentuan pengelolaan BUPDA. Pada tahap transfer knowledge bersifat reciprocal, dalam artian tim pengabdian memperoleh banyak pengetahuan dari pengelola BUPDA terkait potensi lokal dan nilai lokal sedangkan pengelola BUPDA memperoleh pengetahuan tentang pengelolaan keuangan yang terstandarisasi sebagai wujud tata kelola yang profesional
PEMBERDAYAAN UKM KERAJINAN SENI UKIR BATU PADAS DUSUN SILAKARANG BALI
Kerajinan seni ukir batu padas merupakan salah satu kesenian tradisional Bali yang sudah mulai tumbuh pada masa kerajaan. Pada perkembangannya, pengrajin seni ukir batu padas mudah ditemui dan merupakan mayoritas usaha atau profesi yang dijalankan oleh masyarakat di Dusun Silakarang, Desa Singapadu Kaler, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Hasil observasi awal terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh pengrajin, seperti keterbatasan alat bantu produksi, pemasaran, dan tidak adanya pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh pengrajin/mitra. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi tersebut, penulis melaksanakan pemberdayaan UKM Kerajinan Ukir Batu Padas yang dilakukan secara bertahap mulai dari manajemen produksi, pemasaran dengan menggunakan website, dan pelatihan manajemen keuangan. Kegiatan diawali dengan sosialiasasi, pemberian peralatan kerja sebagai alat bantu produksi seperti mesin gergaji jigsaw, mesin gerinda (grinder), alat angkut, pahat lengkap, pembuatan dan pelatihan penggunaan website sebagai media pemasaran serta pelatihan manajemen keuangan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan jumlah produksi dan pendapatan, peningkatan pemahaman pengrajin mengenai pemasaran dengan media website, serta pemahaman dalam manajemen keuangan pengrajin. Hasil dari kegiatan ini, pengrajin telah dapat meningkatkan jumlah produksi sebesar 80%, meningkatkan pendapatan hingga 70%, telah dapat melakukan upload foto produk ke dalam website serta dapat melakukan transaksi secara online. Lebih lanjut pengrajin saat ini juga telah mampu membuat laporan keuangan sederhana per bulan guna mengetahui jumlah pendapatan dan keuntungan usahanya