2 research outputs found

    Pengaruh Pemberian Antibiotika Profilaksis Golongan Penisilin dengan Golongan Sefalosporin terhadap Tanda Klinis IDO Superfisial dan LOS ada Pasien SC di Rumah Sakit β€œX”

    Get PDF
    A hospital "X" in Jakarta has priority obstetrics services with a high birth rate. Sectio caesarea (SC) at the hospital uses prophylactic antibiotics penicillin and cephalosporins to reducing superficial Surgical Site Infection (IDO). Complication of infection can increase prolongs stay patient (length of stay - LOS). The aim of this study is to look the influence administration of penicillin prophylactic antibiotics with cephalosporins towards the clinical signs of superficial IDO and LOS to SC patients in hospital "X". The test sample calculated using a formula of two proportions difference with retrospective data tracing from medical records which are analyzed using the Chi-Square method with the help of Microsoft Excel to determine the influence administration of penicillin prophylactic antibiotics with cephalosporins towards the clinical signs of superficial IDO and LOS. The results showed that the chi-square calculated value in bivariate analysis of prophylactic antibiotics with LOS and clinical signs of IDO are smaller than the Chi-Square table value (Chi-Square table value at degree of freedom (DF) 1 and significance of 0.05 = 3.8415) with a p value greater than 0.05. In conclusion, there is no statistically significant difference in influence between the group receiving penicillin prophylactic antibiotics with the group receiving cephalosporin prophylactic antibiotics towards the clinical signs of superficial IDO and LOS to SC patients in hospital "X".Sebuah rumah sakit β€œX” di Jakarta mempunyai pelayanan prioritas kebidanan dengan angka lahiran yang tinggi. Tindakan sectio caesarea (SC) di rumah sakit tersebut menggunakan antibiotika profilaksis golongan penisilin dan sefalosporin untuk mengurangi Infeksi Daerah Operasi (IDO) superfisial. Komplikasi infeksi dapat meningkatkan lama rawat pasien (length of stay – LOS). Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian antibiotika profilaksis golongan penisilin dengan golongan sefalosporin terhadap tanda klinis IDO superfisial dan LOS pada pasien SC di rumah sakit β€œX”. Sampel uji dihitung menggunakan rumus perbedaan dua proporsi dengan penelusuran data retrospektif dari rekam medik dianalisa menggunakan metode Chi-Square dengan bantuan microsoft excel untuk mengetahui pengaruh pemberian antibiotika profilaksis golongan penisilin dengan golongan sefalosporin terhadap tanda klinis IDO superfisial dan LOS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai Chi-Square hitung pada analisa bivariat antibiotika profilaksis dengan LOS dan tanda klinis IDO lebih kecil daripada nilai Chi-Square tabel (Chi-Square tabel pada degree of freedom (DF) 1 dan signifikansi 0,05 = 3,8415) dengan nilai p lebih besar dari 0,05. Sebagai kesimpulan, tidak ada perbedaan pengaruh signifikan secara statistik antara kelompok yang menerima antibiotika profilaksis penisilin dengan kelompok yang menerima antibiotika profilaksis sefalosporin terhadap tanda klinis IDO superfisial dan LOS pada pasien SC di rumah sakit β€œX”

    Pengaruh Pemberian Antibiotik terhadap Tanda Infeksi Daerah Operasi Superfisial dan Lama Tinggal Pasien Sectio Caesaria

    Get PDF
    LATAR BELAKANGStandar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) edisi 1/2018 menjadikan kejadian Infeksi Daerah Operasi (IDO) sebagai salah satu indikator mutu untuk menilai kinerja pengendalian infeksi di rumah sakit. Pemberian antibiotik lanjutan pascaoperasi sectio caesaria (SC) menjadi isu yang penting untuk dikaji, mengingat operasi ini pada dasarnya tidak membutuhkan pemberian antibiotik lanjut pascaoperasinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah pemberian antibiotik lanjutan pascaoperasi SC berpengaruh terhadap penurunan IDO superfisial dan Length of Stay (LOS) pasien. METODEPasien dibagi menjadi 2 kelompok dengan jumlah masing-masing sebesar 49 subjek. Kelompok pertama adalah kelompok subjek yang diberikan antibiotik lanjut pascaoperasi SC dan kelompok kedua adalah kelompok subjek yang tidak diberikan antibiotik lanjutan pascaoperasi SC, kemudian dari masing-masing kelompok dikaji kemungkinan munculnya tanda IDO superfisial dan LOS pasien. Desain penelitian ini adalah kohort retrospektif dengan data sekunder dari rekam medis pasien Januari 2019-Desember 2019. Uji analisa dengan Chi-square. HASILSetelah mengontrol variabel perancu, pemberian antibiotik lanjut pascaoperasi SC tidak signifikan berpengaruh menurunkan kemungkinan munculnya tanda IDO superfisial (OR=0.157;p=0.098; 0.02-1.41 IK 95%), juga tidak memiliki pengaruh terhadap LOS pasien (OR=1.73; p=0.562; 0.27-10.85 IK 95%). KESIMPULANTidak terdapat pengaruh dari pemberian antibiotik lanjutan terhadap tanda kejadian IDO superfisial dan LOS pada pasien post SC. Pemberian antibiotik lanjutan pascaoperasi SC merupakan pemberian antibiotik yang tidak bijak.LATAR BELAKANG Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) edisi 1 / 2018 menjadikan kejadian Infeksi Daerah Operasi (IDO) sebagai salah satu indikator mutu untuk menilai kinerja pengendalian infeksi di rumah sakit. Pemberian antibiotik lanjutan paska operasi sectio caesaria (SC) menjadi isu yang penting untuk dikaji, mengingat operasi ini pada dasarnya tidak membutuhkan pemberian antibiotik lanjut paska operasinya. Pemberian antibiotik lanjutan paska operasi SC merupakan penggunaan antibiotik tidak bijak.   METODE Pasien dibagi menjadi 2 kelompok dengan jumlah masing-masing sebesar 49 subjek. Kelompok pertama adalah kelompok subjek yang diberikan antibiotik lanjut paska SC dan kelompok kedua adalah kelompok subjek dengan pemberian antibiotik tidak lanjut paska SC kemudian dari masing-masing kelompok dikaji kemungkinan munculnya tanda IDO dan LOS pasien. Desain penelitian ini adalah kohort retrospektif dengan data sekunder dari rekam medis pasien Januari 2019 - Desember 2019. Uji analisa dengan chi square. Data dianalisa dengan SPSS Statistics.   HASIL Setelah mengontrol variabel perancu, pemberian antibiotik lanjut paska SC tidak signifikan berpengaruh menurunkan kemungkinan munculnya tanda IDO (OR = 0.157; p=0.098; 0.02-1.41 IK95%), juga tidak memiliki pengaruh terhadap LOS pasien (OR=1.73; p=0.562; 0.27-10.85 IK 95%).      KESIMPULAN Tidak terdapat pengaruh dari pemberian antibiotika lanjutan terhadap tanda kejadian IDO dan LOS pada pasien post SC sebelum dan setelah mengontrol variabel perancu. Pemberian antibiotik lanjutan paska SC merupakan pemberian antibiotik yang tidak bijak
    corecore