5 research outputs found

    Aktivitas Antidiabetik Ekstrak Rimpang Kunyit ( Curcuma Domestica Val.) Pada Zebrafish (Danio Rerio)

    Get PDF
    Diabetes merupakan penyakit kronis yang terjadi akibat tingginya kadar gula dalam darah, hal ini dapat terjadi karena pankreas tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya. Diabetes melitus akan menyebabkan beberapa manifestasi klinik lainnya. Sebagian besar diabetes melitus adalah diabetes melitus tipe 2. Diabetes melitus tipe 2 ini diobati dengan menggunakan obat antidiabetik oral, namun pada penggunaan jangka Panjang dapat menyebabkan berbagai efek samping, diantara gangguan fungsi ginjal. Sedangkan kunyit adalah tumbuhan yang banyak tumbuh diIndonesia, dan memiliki kadar curcumin yang memiliki efek antidiabetik. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat efek antidiabetik dari rimpang kunyit. Penelitian ini dilakukan dengan menginduksi hiperglikemik dengan alloxan dan glukosa selama 3 hari, kemudian dilanjutkan dengan memejankan senyawa uji. Zebrafish dibagi menjadi 5 kelompok yaitu, kelompok I adalah kontrol negatif, kelompok II adalah ektrak etanol rimpang kunyit konsentrasi 15,625 µg/ml, kelompok III adalah ektrak etanol rimpang kunyit konsentrasi 31,25 µg/ml, kelompok IV konsetrasi 62,5 µg/ml, kelompok V konsentrasi 125 µg/ml. Kelompok Uji terdiri dari zat uji yang ditambahkan dengan DMSO 0,1%. Kemudian pada hari ke-4 dilakukan pengukuran kadar glukosa dalam darah dengan glucometer. Dari hasil pengujian tersebut didapatkan rata rata kadar glukosa darah pada kelompok I, kelompok II, Kelompok II, Kelompok IV, dan kelompok V berturut turut adalah 144,43±15,89mg/dL; 106,58 ±9,81 mg/dL; 103,57±10.91mg/dL; 83,00±4,32mg/dL; dan 81,29±5,31mg/dL. Selanjutnya dilakukan analisa data, dan diperoleh kesimpulan bahwa semua kelompok ekstrak kunyit memiliki efek antidiabetik. Efek tersebut disebabkan adanya kandungan curcumin yang terkandung dalam ekstrak rimpang kunyit

    AKTIVITAS ANTIHIPERURESEMIA KOMBINASI EKSTRAK RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galanga L.) DAN ALLOPURINOL PADA MENCIT PUTIH JANTAN GALUR SWISS

    Get PDF
    Hyperuresemia is an elevated level of uric acid in the blood above normal. Allopurinol is a drug that is often used to treat hyperuresemia, but at high levels it can cause various side effects, one of which is hepatotoxic. Giving galangal rhizome extract combination which has been proven as a hepatoprotector and antihyperuresemia, is expected to reduce the side effects of allopurinol and provide a synergistic effect in reducing uric acid levels in the blood. This study used Group I which gave a negative suspension which was given a 0.5% Na CMC suspension; Kempok II was given allopurinol 10 mg / kg BW; Group III was given galangal rhizome extract at a dose of 9.1 mg / 20 g BW and group IV was given a combination of galangal rhizome extract dose of 4.55 mg / 20 g BW and allopurinol 5 mg / kg BW. The results of measurement of uric acid levels in the blood showed decreased levels of uric acid in the blood of the negative control group, allopurinol, galangal, and a combined combination - contributing were 6.48 mg / dl; 30mg / dl; 30.96 mg / dl; and 59.52mg / dl. The post hoc test results showed a decrease in the levels of uric acid in the combined blood and the single group showed a difference, this showed a synergistic effect of the administration of a combination of allopurinol and galangal extract. This synergistic effect is related to the content of galangal extract which can inhibit allopurinolKeyword – Antihyperuresemia, Gout, Alpinia Galanga L., Allopurino

    AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI UMBI BAWANG DAYAK (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) DENGAN METODE DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil)

    Get PDF
    Latar Belakang: Bawang dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) merupakan salah satu jenis tanaman yang berkhasiat bagi kesehatan. Umbi bawang dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) diketahui memiliki kandungan metabolit sekunder flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, fenolik, dan steroid/triterpenoid. Kandungan metabolit sekunder tersebut diyakini memiliki ativitas antioksidan atau anti radikal bebas. Tujuan: Untuk mengetahui aktivitas antioksidan fraksi-fraksi umbi bawang dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Metode: Umbi bawang dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) diekstraksi dengan cara panas yaitu metode infundasi kemudian difraksinasi berdasarkan tingkat kepolaran dengan pelarut air, etil asetat, dan n-heksan. Penetapan aktivitas antioksidan dengan metode peredaman DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) diukur serapannya pada panjang gelombang 516,5 nm. Konsentrasi sampel yang digunakan yaitu 10 ppm, 30 ppm, 50 ppm, 70 ppm, dan 90 ppm. Hasil:  pengukuran aktivitas antioksidan fraksi-fraksi umbi bawang dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) masing-masing menunjukkan aktivitas antioksidan yang baik dengan nilai IC50 (inhibition concentration) dari fraksi air, fraksi etil asetat, dan fraksi n-heksan secara berturut-turut yaitu 96,24±3,754 ppm; 26,98±0,507 ppm; dan 10,7±0,681 ppm

    AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI UMBI BAWANG DAYAK (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) DENGAN METODE DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil)

    Get PDF
    Latar Belakang: Bawang dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) merupakan salah satu jenis tanaman yang berkhasiat bagi kesehatan. Umbi bawang dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) diketahui memiliki kandungan metabolit sekunder flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, fenolik, dan steroid/triterpenoid. Kandungan metabolit sekunder tersebut diyakini memiliki ativitas antioksidan atau anti radikal bebas. Tujuan: Untuk mengetahui aktivitas antioksidan fraksi-fraksi umbi bawang dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Metode: Umbi bawang dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) diekstraksi dengan cara panas yaitu metode infundasi kemudian difraksinasi berdasarkan tingkat kepolaran dengan pelarut air, etil asetat, dan n-heksan. Penetapan aktivitas antioksidan dengan metode peredaman DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) diukur serapannya pada panjang gelombang 516,5 nm. Konsentrasi sampel yang digunakan yaitu 10 ppm, 30 ppm, 50 ppm, 70 ppm, dan 90 ppm. Hasil:  pengukuran aktivitas antioksidan fraksi-fraksi umbi bawang dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) masing-masing menunjukkan aktivitas antioksidan yang baik dengan nilai IC50 (inhibition concentration) dari fraksi air, fraksi etil asetat, dan fraksi n-heksan secara berturut-turut yaitu 96,24±3,754 ppm; 26,98±0,507 ppm; dan 10,7±0,681 ppm

    PENGARUH PERASAN KENTANG (Solanum tuberosum. L ) SEBAGAI TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS

    Get PDF
    Kolesterol merupakan lipid sterol yang diperlukan untuk untuk mensintesis berbagai hormon steroid. Namun ketika kadarnya di dalam darah berlebihan akan mengakibatkan penyumbatan pada pembuluh darah, yang dapat menyebabkan stroke dan penyakit kardiovaskular, seperti penyakit hipertensi dan jantung koroner. Pencarian agen pencegah hiperlipidemia yang berasal dari alam sangat giat dilakukan. Hai ini dikarenakan lebih mudah didapat serta memiliki efek samping yang kecil sehingga relatif aman dibandingkan obat – obat sintetik. Tumbuhan merupakan sumber senyawa kimia, banyak diantaranya berpotensi sebagai bahan dasar obat. Salah satu diantaranya adalah kentang Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian perasan kentang terhadap penurunan kadar kolesterol dalam darah mencit jantan galur swiss. Penelitian ini terdiri dari 4 kelompok penelitian, perasan kentang dosis 0,832g/20gBB, 0,416g/20gBB, dan 0,208g/20gBB serta kelompok kontrol negatif. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh pemberiaan perasan kentang terhadap kelompok perlakuan dosis  0,832g/20gBB, 0,416g/20gBB, dan 0,208g/20kgBB, masing masing sebesar 12,20±1,74mg/dl; 20,20±1,69mg/dl; dan 49,00±3,39mg/dl. Hal ini dikarenakan kandungan vitamin C, vitamin B6 dan vitamin B12 pada perasan kentan
    corecore