9 research outputs found
Fluktuasi Populasi dan Keragaman Musuh Alami Hama Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) pada Lahan Padi Sawah di Wilayah Universitas Wiralodra, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat
ABSTRACTPopulation fluctuation and natural enemy diversity of brown planthopper (Nilaparvata lugens Stal.) in the rice lowlands of Wiralodra University Area, Indramayu Regency, West JavaBrown Planthopper/BPH (Nilaparvata lugens Stal.) is a main pest of paddy. The purpose of this research was to study the population fluctuation and natural enemy diversity of BPH in rice plants. The research was carried out with a survey method conducted on three experimental lands located in the lowlands of Wiralodra University, Singaraja Village, Indramayu District, Indramayu Regency, West Java and in the greenhouse of the Department of Plant Pests and Diseases, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran from June to August 2015. The samples were collected by systematically diagonal sampling method using yellow stiky trap and manually or visual counting. The result showed that the BPH population fluctuations were below BPH economic threshold the results of correlation analysis showed that temperature, humidity and rainfall did not have a significant influence on the abundance of the BPH population. This is indicated by the results of regression analysis of temperature (Y = - 49.9 + 1.71 X1; R2 = 0.055; P/Sign = 0.484), humidity (Y = - 41.829 + 0.598 X2; R2 = 0.457; P/Sign = 0.016), and rainfall (Y = 2.845 + 0.512 X3; R2 = 0.217; P/Sign = 0.127), respectively. The relationship between temperature/T, humidity/RH and rainfall/CH on WBC (Y = - 94.2 + 3.00 T + 0.002 RH + 0.804 CH; R2 = 0.581; P/ ign = 0.062) had a significance level > 0.05. The natural enemy insect diversity index was in the medium category (1.63).Keywords: BPH, Abiotic factor, Natural Enemy, Lowland riceABSTRAKWereng Batang Cokat/WBC (Nilaparvata lugens Stal.) merupakan hama utama tanaman padi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari fluktuasi populasi serta keragaman musuh alami WBC pada tanaman padi. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei yang dilakukan pada tiga lahan percobaan yang bertempat dataran rendah di wilayah Universitas Wiralodra, Desa Singaraja, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat dan di rumah kaca Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran pada bulan Juni sampai Agustus 2015. Metode pengambilan sampel dilakukan secara diagonal menggunakan perangkap kuning berperekat (yellow stiky trap) serta secara manual (visual counting). Hasil penelitian menunjukkan fluktuasi populasi WBC berada di bawah ambang ekonomi WBC dan hasil analisa korelasi menunjukkan suhu, kelembaban dan curah hujan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kelimpahan populasi WBC. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis regresi masing-masing pada suhu (Y = - 49.9 + 1.71 X1; R2 = 0,055; P/Sign = 0,484), kelembaban (Y= - 41.829 + 0.598 X2; R2 = 0,457; P/Sign = 0,016) dan curah hujan (Y = 2.845 + 0.512 X3; R2 = 0,217; P/Sign = 0,127). Adapun hubungan antara Suhu/T, Kelembaban/RH dan Curah Hujan/CH terhadap WBC (Y = - 94.2 + 3.00 T + 0.002 RH + 0.804 CH; R2 = 0.581; P/Sign = 0.062) memiliki tingkat signifikansi > 0,05. Indeks keragaman serangga musuh alami WBC termasuk kategori sedang (1,63).Kata Kunci: WBC, Fakor Abiotik, Musuh alami, Lahan sawa
Keragaman Predator dan Parasitoid Serangga Hama Tanaman Ciplukan (Physalis peruviana L.) Fase Generatif di Desa Kadakajaya, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang
Ciplukan merupakan tanaman dari daerah subtropis yang mulai dibudidayakan di Indonesia karena memiliki banyak manfaat di bidang kesehatan. Kendala dalam budidaya ciplukan yaitu adanya gangguan serangga hama. Predator dan parasitoid merupakan komponen biotik penting dalam pengendalian serangga hama ciplukan secara alami di lapangan, oleh karena itu informasi keberadaan dan keragaman predator dan parasitoid pada pertanaman ciplukan perlu diketahui. Penelitian ini dilakukan untuk memelajari keragaman arthropoda predator dan parasitoid serangga hama pada lahan ciplukan (Physalis peruviana L.) di Desa Kadakajaya, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan yellow sticky trap dan pitfall trap sebanyak enam kali dalam kurun waktu dua bulan. Saat pengambilan sampel, tanaman ciplukan berada pada fase generatif, yaitu sudah berbuah dan sudah beberapa kali dipanen. Pengambilan sampel dilakukan pada lahan berukuran 30 x 10 meter pada ketinggian 1013 meter di atas permukaan laut. Arthropoda yang tertangkap selama sampling terdiri dari 13 ordo dan 70 famili yang dapat berperan sebagai predator, parasitoid, dan netral, dengan jumlah individu sebanyak 7131. Berdasarkan data tersebut, diperoleh Indeks Keragaman yang termasuk kategori sedang, Indeks Kemerataan tinggi (>0,6) dan tidak ada arthropoda yang mendominasi dengan hasil Indeks Dominansi <1, yang berarti tidak ada populasi arthropoda dalam satu famili yang mendominasi di lokasi survey. Hasil perhitungan indeks keragaman, kemerataan, dan dominansi ini menunjukkan kondisi lingkungan yang stabil. Beberapa predator dan parasitoid yang banyak ditemukan berasal dari ordo Diptera, Hymenoptera, Coleoptera, dan Hemiptera. Selain arhtropoda yang berperan sebagai predator dan parasitoid, ditemukan pula arthropoda yang berperan sebagai polinator, dekomposer, dan makanan alternatif bagi predator, yaitu dari ordo Entomobryomorpha, Poduromorpha, Coleoptera, Diptera, dan Isopoda
Komposisi Komunitas Serangga Aphidophaga dan Coccidophaga pada Agroekosistem Kacang Panjang (Vigna sinensis l.) di Kabupaten Garut
ABSTRACTComposition of Aphidophaga and Coccidophaga Insect Communities on Long Bean Agroecosystem (Vigna sismensis L.) at Garut RegencyThe research about Aphidophaga and Coccidophaga insect composition comunity on long beans (Vigna sinensis L.) agroecosystems was done in the month of April to November 2011 in Haruman Village, Leles District, Garut Regency. Research was conducted in the form of surveys which were done by collecting insects directly and using various traps ie yellow traps board, fitfall traps, and nets swinging. The dominant insect pest that found was Aphis craccivora which causing percentage of damage to the plants ranging from 20% to 90%. Types of aphidophaga and coccidophaga found were belong to the Order of Coleoptera : Family Coccinellidae Menochilus sexmaculatus, Micraspis sp., Harmonia sp., Verania lineata, Curinus coeruleus, Scymnus sp., Coccinella transversalis); the Order of Diptera : Family Syrphidae namely Ischiodon scutellaris; Neuroptera: Family Hemerobiidae; the Order of Diptera : Family Cecidomyiidae Aphidoletes aphidimyza; and there was also Carabidae beetles of the Order Coleoptera with species diversity index wasl relatively low. The highest abundance of predators of coccidophaga and aphidophaga group was dominated by Ischiodon scutellaris and Menochilus sexmaculatus.Key words: Diversity, Abundance, Dominant species, Insect pestsABSTRAKPenelitian mengenai komposisi komunitas serangga aphidophaga dan coccidophaga pada Agroekosistem kacang panjang (Vigna sinensis (L.) telah dilaksanakan pada Bulan April–November 2011 di Desa Haruman Kecamatan Leles Kabupaten Garut. Penelitian dilakukan menggunakan metode survei dengan mengoleksi serangga secara langsung, dan menggunakan berbagai perangkap antara lain perangkap papan kuning, fitfall trap, dan jaring ayun. Serangga hama dominan yang ditemukan adalah Aphis craccivora dengan persentase serangan berkisar 20% - 90%. Jenis aphidophaga dan coccidophaga lain yang ditemukan yaitu dari Ordo Coleoptera : Famili Coccinellidae: Menochilus sexmaculatus, Micraspis sp., Harmonia sp., Verania lineata, Curinus coeruleus, Scymnus sp., Coccinella transversalis; Ordo Diptera : Famili Syrphidae yaitu Ischiodon scutellaris; Neuroptera : Famili Hemerobiidae; Ordo Diptera : Famili Cecidomyiidae Aphidoletes aphidimyza; serta terdapat pula kumbang Carabidae dari Ordo Coleoptera dengan indeks keragaman spesies yang masih tergolong rendah. Kelimpahan tertinggi predator dari kelompok aphidophaga dan coccidophaga didominasi oleh spesies Ischiodon scutellaris dan Menochilus sexmaculatus.Kata kunci : Keragaman, Kelimpahan, Spesies dominan, Serangga ham
Kemampuan Bacillus subtilis dan Trichoderma harzianum dalam Campuran Serat Karbon dan Silika Nano untuk Meningkatkan Ketahanan Tanaman Padi Terhadap Penyakit Blas (Pyricularia oryzae)
Penyakit blas yang disebabkan Pyricularia oryzae merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman padi di Indonesia. Pengendalian yang dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit blas ialah menggunakan agens biokontrol. Dalam penelitian ini bakteri Bacillus subtilis dan jamur Trichoderma harzianum diformulasikan dengan bahan pembawa berupa serat karbon dan diperkaya dengan unsur hara mikro berupa silika dalam ukuran nano. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kemampuan B. subtilis dan T. harzianum yang diaplikasikan secara tunggal maupun kombinasi, dengan dan tanpa campuran serat karbon dan silika nano, dalam meningkatkan ketahanan tanaman padi terhadap penyakit blas. Pengujian pada tanaman padi dilakukan dengan merendam benih dan akar semai padi dalam delapan perlakuan formulasi. Percobaan disusun menggunakan rancangan acak kelompok. Hasil percobaan menunjukkan bahwa aplikasi B. subtilis dan T. harzianum, baik secara tunggal maupun kombinasi, mampu meningkatkan ketahanan tanaman padi terhadap penyakit blas dengan penghambatan penyakit berkisar antara 15,64% - 21,59%. Selain itu, aplikasi tunggal maupun kombinasi B. subtilis dan T. harzianum yang diformulasikan dengan serat karbon dan silika nano mampu meningkatkan ketahanan tanaman padi terhadap penyakit blas, dengan penghambatan penyakit berkisar antara 18,75% - 25,12%
Ketahanan Sistemik Terinduksi pada Tanaman Padi dengan Ekstrak Tumbuhan terhadap Nematoda Bengkak Akar (Meloidogyne graminicola Golden and Birchfiels)
ABSTRACTInduced systemic resistance in rice plant with plant extract to rice root-knot nematode (Meloidogyne graminicola Golden and Birchfiels)Rice is one of important crop that constantly infected by various pathogens. Root-knot nematodes (Meloidogyne graminicola) can decrease rice productivity in Southeast Asia. These nematodes have been reported in Indonesia. Currently nematode control is focused on biological control, application of organic and inorganic materials, natural nematicide, and induction of resistance. The study was conducted in the greenhouse Department of Plant Pest and Disease, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran. The purpose of this study was to obtain an effective type of plant extract as an inducer of rice plant resistance to M. graminicola. The experiment used experimental method with Randomized Block Design consisting of 6 treatments and 4 replications. The treatment consists of application of plant leaf extract: kirinyuh (Chromolaena odorata), beluntas (Plucea indica), water hyacinth (Eichornia crassipes), spinach thorn (Amaranthus spinosus), control (without plant extract), and carbofuran. The experimental results showed that the extract of beluntas (P. indica) and spinach thorn (A. spinosus) can decrease the amount of gall on the roots of rice plants, and can suppress the amount of juvenile II M. graminicola in 100 ml of soil.Keywords: Induced systemic resistance, Meloidogyne graminicola, Plant extract, RiceABSTRAKTanaman padi merupakan tanaman serealia penting di dunia. Patogen tanaman seperti jamur, bakteri, virus, dan nematoda merupakan faktor pembatas pada budidaya tanaman padi. Nematodabengkak akar (Meloidogyne graminicola) dapat menurunkan produktivitas padi di Asia Tenggara, dan nematoda ini telah dilaporkan terdapat di Indonesia. Pengendalian nematoda parasit tanaman sangat sulit, umumnya menggunakan nematisida kimia yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Saat ini pengendalian nematoda difokuskan pada pengendalian secara biologi, aplikasi bahan organik dan inorganik, nematisida alami, dan induksi resistensi. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh jenis ekstrak tumbuhan yang efektif sebagai bahan penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap M. graminicola. Penelitian menggunakan metode percobaan dengan Rancangan Acak Kelompok terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari kontrol (tanpa ekstrak tumbuhan), aplikasi ekstrak daun tumbuhan kirinyuh, beluntas, eceng gondok, bayam duri, dan karbofuran. fek ekstrak tumbuhan sebagai bahan penginduksi tanaman diuji terhadap jumlah gall pada akar, jumlah juvenile tingkat kedua (J2) M. graminicola dalam tanah, berat basah bagian atas tanaman, berat basah akar, dan tinggi tanaman padi. Hasil percobaan menunjukkan bahwa aplikasi ekstrak daun tanaman bayam duri dan beluntas dengan metode seed treatment (perendaman benih padi) dan soil drench (penyiraman pada tanah sekitar tanaman padi) dapat menurunkan jumlah gall pada akar padi dan tanaman padi resisten terhadap M. graminicola. Ekstrak daun bayam duri dan beluntas dapat menekan jumlah J2 M. graminicola dalam tanah dan meningkatkan berat basah akar dan tinggi tanaman padi.Kata Kunci: Ekstrak tumbuhan, Ketahanan sistemik terinduksi, Meloidogyne graminicola, Pad
Populasi Hama Wereng Batang Coklat (Nilaparvata Lugens Stal.) Dan Keragaman Serangga Predatornya Pada Padi Sawah Lahan Dataran Tinggi Di Desa Panyocokan, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung
ABSTRACTPopulation of Brown Plant Hopper (Nilaparvata lugens Stal.) and the Diversity of Its Natural Enemyin Highland Paddy Rice Field in the Village of Panyocokan, Ciwidey District, Bandung RegencyBrown lanthopper/BPH (Nilaparvata lugens Stal.) is a main pest of rice in the field. This researchwas aimed to study the population of BPH and the diversity of its natural enemy in highland paddyrice field. The survey was conducted in three paddy plots (15 m x 20 m) located in the village ofPanyocokan, Ciwidey District, Bandung Regency, West Java. The experiment was conducted in thegreenhouse of the Department of Plant Pests and Diseases, Faculty of Agriculture, UniversitasPadjadjaran. The samples of insects were collected systematically using yellow trap and net trap,and visually observed in each rice cluster. The number of BPH were recorded and accumulatedeach week. Fecundity, life cycle, and sex ratio of the new generation of BPH were observed in 3replications by using 1 pair of WBC on each replication. The result showed that the population ofBPH in the highland was below 10, which means that BPH population was still below theeconomic threshold and control threshold. Temperature, humidity, and rainfall did notsignificantly affect the BPH population. This was indicated by the regression analysis of eachtemperature (Y = 0.557-8.167x; R2 = 0.039; P = 0.465), humidity (Y = -0.077+ 9.112x; R2 = 0.045; P =0.428), and rainfall (Y = -0.118 + 3.412x; R2 = 0.136; P = 0.159). Natural enemy diversity indextended to fluctuate widely from low to moderate. In the temperature range from 21.1°C to 34.8°C,BPH could produce 127-207 new generation during its lifetime. BPH needed an average of 37.66days to produce a new generation. The ratio of male to female was 1.06 : 1.Keywords: population, brown planthopper, diversity, predator, highland paddy rice field, Ciwidey,BandungABSTRAKHama wereng batang cklat/WBC (Nilaparvata lugens Stal.) merupakan hama utama tanaman padi.Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari populasi WBC dan keragaman musuh alaminya padatanaman padi sawah di dataran tinggi. Penelitian dilakukan dengan metode survei dan eksperimen.Survei dilakukan pada 3 petak lahan percobaan berukuran 15 mx 20 m bertempat di DesaPanyocokan, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung dan eksperimen dilakukan di rumah kacaDepartemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Metodepengambilan sampel dilakukan secara diagonal sistematis. Populasi WBC ditentukan denganmenggunakan perangkap kuning dan perangkap jaring dan dengan pengamatan langsung padarumpun padi. Eksperimen dilakukan dengan meletakkan sepasang WBC dalam wadah, lalu diamatikeperidian, siklus hidup, dan sex ratio keturunannya. WBC yang tertangkap dihitung jumlahnyadan diakumulasikan setiap minggunya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan populasi dilahan survey di bawah 10 ekor/rumpun yang artinya populasi WBC masih di bawah ambangekonomi atau ambang kendali. Suhu, kelembaban, dan curah hujan tidak memberikan pengaruhyang signifikan terhadap populasi WBC. Hal tersebut ditunjukkan dengan analisis regresi masingmasingpada suhu (Y= 0,557 – 8,167x; R2 = 0,039; P= 0,465), kelembaban (Y = -0,077 + 9,112x; R2 =0,045; P = 0,428), dan curah hujan (Y = -0,118 + 3,412x; R2 = 0,136; P = 0,159). Indeks keragamanmusuh alami cenderung mengalami fluktuasi dari rendah sampai sedang. Pada kisaran suhu 21,1oC–34,8oC, hasil pengamatan keperidian menunjukkan WBC dapat menghasilkan 127-207 individubaru selama masa hidupnya. Pada pengamatan siklus hidup, WBC memerlukan rata-rata 37,66 harisampai menghasilkan generasi baru. Pengamatan sex ratio menunjukkan perbandingan (jantan :betina) 1,06 :1.Kata kunci: populasi, wereng batang coklat, keragaman, predator, sawah, dataran tinggi, Ciwidey,Bandun
Fluktuasi Populasi Serangga Hama Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) Dan Keragaman Musuh Alaminya Pada Lahan Padi Sawah Universtas Wiralodra, Desa Singaraja, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu
Wereng Batang Coklat/ WBC (Nilaparvata lugens Stal.) merupakan hama utama (Major pest) padi di daerah Kabupaten Indramayu Jawa Barat. WBC merusak tanaman padi pada bagian batang dengan cara menghisap cairan sel hingga terlihat seolah kering dan terbakar yang dsebut dengan Hopperburn.Penelitian ini bertujuan mempelajari fluktuasi populasi WBC, pengaruh cuaca seperti suhu,kelembaban, curah hujan terhadap populasi WBC, keragaman musuh alami berupa predator maupun parasitoid WBC pada tanaman padi sawah Di Wilayah Universitas Wiralodra, Desa Singaraja, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat dari bulan Juni 2015 - Agustus 2015 pada ketinggian 18 mdpl.Penelitian dilakukan dengan metode survey pada tiga lahan percobaan yang bertempat Di Wilayah Universitas Wiralodra, Desa Singaraja, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Metode penelitian adalah observasi ekologis yaitu Metode pengambilan sampel dilahan pengamatan. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara metode nisbi yaitu dengan menggunakan perangkap kuning berperekat (Yellow stiky Traph/ YST) serta manual menggunakan hand counter (visual counting).Hasil penelitian menunjukan fluktuasi populasi WBC berada dibawah ambang ekonomi WBC dan hasil analisa korelasi menunjukkan suhu, kelembaban dan curah hujan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kelimpahan populasi WBC. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis regresi masing-masing pada suhu ( Y= - 49.9 + 1.71 X1 ; R2 =0,055; P/Sign=0,484), kelembaban (Y= - 41.829 + 0.598 X2; R2 = 0,457; P/ Sign = 0,016) dan curah hujan (Y= 2.845 + 0.512 X3 ; R2 =0,217; P/ Sign = 0,127). Adapun hubungan antara Suhu/ T, Kelembaban/ RH dan Curah Hujan/ CH terhadap WBC ( Y = - 94.2 + 3.00 T + 0.002 RH + 0.804 CH; R2 = 0.581; P/ Sign = 0.062) dengan tingkat signifikansinya > 0.05. Indeks keragaman serangga sedang (1.63)
Fluktuasi Populasi Serangga Hama Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) Dan Keragaman Musuh Alaminya Pada Lahan Padi Sawah Universtas Wiralodra, Desa Singaraja, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu
Wereng Batang Coklat/ WBC (Nilaparvata lugens Stal.) merupakan hama utama (Major pest) padi di daerah Kabupaten Indramayu Jawa Barat. WBC merusak tanaman padi pada bagian batang dengan cara menghisap cairan sel hingga terlihat seolah kering dan terbakar yang dsebut dengan Hopperburn.Penelitian ini bertujuan mempelajari fluktuasi populasi WBC, pengaruh cuaca seperti suhu,kelembaban, curah hujan terhadap populasi WBC, keragaman musuh alami berupa predator maupun parasitoid WBC pada tanaman padi sawah Di Wilayah Universitas Wiralodra, Desa Singaraja, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat dari bulan Juni 2015 - Agustus 2015 pada ketinggian 18 mdpl.Penelitian dilakukan dengan metode survey pada tiga lahan percobaan yang bertempat Di Wilayah Universitas Wiralodra, Desa Singaraja, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Metode penelitian adalah observasi ekologis yaitu Metode pengambilan sampel dilahan pengamatan. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara metode nisbi yaitu dengan menggunakan perangkap kuning berperekat (Yellow stiky Traph/ YST) serta manual menggunakan hand counter (visual counting).Hasil penelitian menunjukan fluktuasi populasi WBC berada dibawah ambang ekonomi WBC dan hasil analisa korelasi menunjukkan suhu, kelembaban dan curah hujan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kelimpahan populasi WBC. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis regresi masing-masing pada suhu ( Y= - 49.9 + 1.71 X1 ; R2 =0,055; P/Sign=0,484), kelembaban (Y= - 41.829 + 0.598 X2; R2 = 0,457; P/ Sign = 0,016) dan curah hujan (Y= 2.845 + 0.512 X3 ; R2 =0,217; P/ Sign = 0,127). Adapun hubungan antara Suhu/ T, Kelembaban/ RH dan Curah Hujan/ CH terhadap WBC ( Y = - 94.2 + 3.00 T + 0.002 RH + 0.804 CH; R2 = 0.581; P/ Sign = 0.062) dengan tingkat signifikansinya > 0.05. Indeks keragaman serangga sedang (1.63)
FLUKTUASI POPULASI HAMA WERENG BATANG COKLAT (Nilaparvata lugens Stal.) DAN SPESIES MUSUH ALAMINYA DI DATARAN MENENGAH KECAMATAN LELES KABUPATEN GARUT
Wereng Batang Cokat (Nilaparvata lugens Stal.) merupakan hama utama tanaman padi.Penelitian ini bertujuan mempelajari ǃuktuasi populasi WBC dan spesies musuh alaminya pada tanaman padi di dataran menengah. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei. Survei dilakukan pada tiga lahan percobaan yang bertempat di Kecamatan Leles Kabupaten Garut dan di rumah kaca Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Metode pengambilan sampel dilakukan secara diagonal menggunakan perangkap kuning serta manual atau visual counting. Hasil penelitian menunjukkan suhu, kelembaban dan curah hujan tidak memberikan pengaruh yang signiƶkan terhadap ǃuktuasi populasi WBC. Hal ini ditunjukan dengan hasil analisis regresi masing-masing pada suhu (Y= -2,559 + 66,470 x ; R2=0,054 ; P = 0,519), kelembaban (Y= -1,378 + 105,347x ; R2=0,332 ; P = 0,081) dan curah hujan (Y= 0,175 + 4,803x ; R2=0,248 ; P = 0,143). Indeks keragaman musuh alami dari rendah sampai sedang