4 research outputs found

    Ekstraksi Minyak Atsiri dari Tanaman Sereh dengan Menggunakan Pelarut Metanol, Aseton, dan N-Heksana

    Get PDF
    Sereh (Cymbopogon winterianus) adalah salah satu tanaman rempah, biasa digunakan sebagai bumbu masakan, dan obat-obatan. Minyak sereh secara umum digunakan untuk pengusir nyamuk, akan tetapi dewasa ini minyak sereh juga dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan, misalnya: dapat meregangkan otot yang kaku, dan sebagai penambah nafsu makan. Minyak atsiri dari sereh dapat dihasilkan dengan berbagai metode misalnya ekstraksi. Keuntungan dari metode ini adalah tidak membutuhkan suhu yang tinggi, sehingga minyak tidak akan mudah rusak. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jenis pelarut, dan waktu ekstraksi terhadap yield minyak atsiri yang dihasilkan, mengetahui senyawa-senyawa/komponen kimia yang terdapat dalam minyak sereh, dan selain itu juga untuk mengetahui kadar air, kadar abu yang terdapat dalam tanaman sereh. Mula-mula sereh dikecilkan ukurannya menjadi sekitar ¼ x ¼ x ¼ cm, ditimbang sebanyak 40 gram, sereh kemudian diekstrak selama beberapa jam (2, 4, 6 ,8 ,10 jam) menggunakan jenis pelarut yang berbeda (n-heksana, metanol, dan aseton) sebanyak 400 mL. Untuk proses pemurnian, pelarut dipisahkan dari minyak atsiri menggunakan rotary evaporator. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa metanol menghasilkan yield minyak atsiri lebih besar (6,73%) dibandingkan dengan aseton (3,15%) dan n-heksana (0,44%), dan mengekstrak lebih banyak komponen kimia seperti senyawa neral, geranial, β-myrcene, sitronellal, dan limonene

    Isolasi Pati dari Pisang Kepok dengan Menggunakan Metode Alkaline Steeping

    Get PDF
    Tanaman pisang merupakan tanaman yang banyak tumbuh di daerah tropis dan memiliki banyak manfaat mulai dari bagian bawah (bonggol) hingga bagian atasnya (daun). Pisang memiliki kandungan gizi dan pati yang cukup tinggi. Metode isolasi dalam penelitian ini dilakukan dengan perendaman dalam larutan basa (alkaline steeping method), pada berbagai variasi pelarut dan waktu perendaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan pati yang terdapat dalam buah pisang, kandungan air (moisture content), solubility-swelling power, amilosa-amilopektin, dan protein dari pati yang didapatkan dengan variasi pelarut dan waktu perendaman. Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan nilai ekonomi pisang kepok, karena pati yang diambil dapat diaplikasikan dalam tepung pisang yang kaya akan pati. Contoh aplikasi dari tepung pisang ini biasanya adalah sebagai makanan bayi yang kaya akan karbohidrat. Yield maksimum pati diperoleh pada waktu perendaman 6 jam untuk semua variasi pelarut, dan perendaman dengan aquades memberikan nilai lebih tinggi dibandingkan dengan perendaman basa. Yield pati dengan perendaman aquades yaitu 34,18%. Rasio amilosa dari pati dengan perendaman basa lebih tinggi daripada pati dengan perendaman aquades yaitu 23,4% untuk perendaman NaOH dan 19,2% untuk perendaman dengan aquades. Sebaliknya amilopektin pada pati dengan perendaman basa lebih rendah dibandingkan dengan aquades yaitu 76,6% untuk perendaman dengan NaOH dan 80,8% untuk perendaman dengan aquades. Kandungan protein pada pati dengan perendaman basa lebih kecil dibandingkan dengan perendaman dengan aquades yaitu 0,76% untuk perendaman dengan NaOH dan 1,05% untuk perendaman dengan aquades

    SURFACE MODIFICATION USING AMPHIPHILIC DIBLOCK COPOLYMERS FOR TISSUE ENGINEERING APPLICATIONS

    No full text
    Surface modification of biomaterials is becoming an increasingly popular method to improve device biocompatibility, functionality and mechanical properties. Amphiphilic block copolymers have been utilized for many applications based principally on their ability to self assemble within the bulk and at interfaces into regular nano-meter scale patterns. The self-assembled patterns of the block copolymers at surfaces are thus seen as ideal surface modifiers for tissue engineering applications. In this project, a model diblock copolymer system, polystyrene-polyacrylic acid (PS339- PAA84), was prepared using the reversible addition-fragmentation chain transfer (RAFT) polymerization technique. The behaviour of PSAA was studied in dioxane-water mixtures. The morphologies changed with increasing water content from sphere to rods and to vesicles. The spinodal and binodal phase diagrams of PSAA in a dioxane-water system were thereafter determined. The self-assembly of these amphiphilic diblock copolymers at the surface of a twodimensional (2D) polystyrene film was then characterised as a function of concentration and block composition. The size of the self assembled aggregates at the PS surface was shown to vary from 10 to 30 nm by changes in the block copolymer concentration. Fibroblast cells cultured on these films demonstrated a strong dependency on PAA aggregate size and number density with regards to their attachment on the modified PS thin films. Two primary morphologies of the attached cells were observed: radial spread and axial polarised. Interestingly the number of cells attached at a period of 24h was similar for all films investigated. This study has shown the significant potential of block copolymers as surface modifying additives for use in tissue engineering applications

    Bleaching of crude palm oil (CPO) using adsorbent prepared from pyrolyzed cofee residues

    Get PDF
    The bleaching process in cooking oil production is very important. It helps cooking oil to have a better quality. During bleaching process, some impurities (such as : gums, dirt, Free Fatty Acid (FFA) and Oxidation products) are adsorbed by adsorbent. In this research, coffee residues were used as an adsorbent for the bleaching process of CPO. The objectives of this research were to study the effects of adsorbent concentration and adsorbent types in the bleaching process. Raw coffee residues were dried in an oven. The dried coffee residue were crushed and sieved to 1.0115 mm particle sizes. The coffee residue was prepared under two different treatments. In the first treatment, the residue were pyrolyzed then used as an adsorbent. In the second treatment, the residue was activated using phosphoric acid then pyrolyzed. In this bleaching process, 70 grams of CPO were agitated with adsorbent of different concentrations and heated for 150 minutes then analyzed. From the research, it can be recognized that the adsorbent made from coffee residues are able to reduce the FFA content, PV and colour of CPO. As the concentration of adsorbent increase, more colour, FFA and peroxides can be adsorbed. The highest percentage for removal was reached at 2,5 % adsorbent concentration. It was found that activated carbon has a better performance for reduction of colour in CPO, rather than char. Inversely, char was better for adsorption of FFA. Both type of adsorbents showed an almost equal performance for adsorption of P
    corecore