31 research outputs found
Dakwah Berbasis Pemberdayaan Ekonomi Dan Peningkatan Kesejahteraan Mad'u
Dompet Peduli Umat (DPU) Daarut Tauhid exists around people through Desa Ternak Mandiri (DTM) program as a concern in poverty. DTM program conducted by the DPU has a unique character which using this approach in doing poverty alleviation mission. This phenomena indicates that the DPU has contributed to the community to improve the welfare of people who are categorized as a poor. With typical propaganda materials that can motivate and help people who are economically weak to grow and be empowered so they can live independent economically and spiritually as well. This program succeed to increase such as family income, a better understanding of the religious, and scientific livestock management. These sciences and experiences are very useful to them to support life after the program is completed. This program is run by zakat funds raised by the charity as well as active participation DPU's companion activities that comprise the religious field assistance, animal healthcare assistance deployed at the Desa Ternak Mandiri at Cimenyan - Bandung
Kualitas Hidup Anak dengan Asma di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya dan RSUD Kabupaten Ciamis
Asma merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan angka kesakitan dan kematian pada anak. Insidensi, berat ringannya penyakit yang berhubungan dengan asma mengalami peningkatan. Prevalensi didunia diperkirakan 10% terjadi pada anak. Prevalensi di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya sebanyak 5 %, sedangkan di RSUD Kabupaten Ciamis sebanyak 20%. Asma pada anak merupakan masalah bagi pasien dan keluarga, karena berpengaruh terhadap berbagai aspek khusus yang berkaitan dengan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hidup anak dengan asma di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya dan RSUD Kabupaten Ciamis.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia 7-18 tahun dengan asma yang berkunjung ke pelayanan rawat jalan dengan jumlah 72 responden dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah PedsQl Generic Core Scale versi 4.0 untuk mengukur kualitas hidup. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruhnya responden memiliki kualitas hidup beresiko yaitu sebanyak 59 orang (81,9%). Berdasarkan hasil penelitian direkomendasikan perlu adanya informasi, edukasi oleh tenaga professional kesehatan kepada pasien dan keluarganya tentang pencegahan dan penatalaksanaan asma. Kata Kunci : Asma, Kualitas hidup ana
Kajian Karakteristik Bangunan Ikonik pada Gedung Puspa Iptek Kota Baru Parahyangan
Perkembangan dunia arsitektur kian pesat ditandai dengan banyak bermunculan bangunan-bangunan arsitektur ikonik di berbagai kota besar dunia. Arsitektur Ikonik merupakan karya arsitektur yang dapat dijadikan sebagai tanda tempat di lingkungan sekitar ataupun karya arsitektur yang menjadi tanda dari era waktu tertentu. Penelitian ini diawali dengan mengkaji bangunan-bangunan ikonik untuk mendapatkan karakteristik umum arsitektur ikonik. karakteristik umum yang didapatkan. Selanjurnya dijadikan dasar dalam melakukan kajian arsitektur ikonik. Bangunan utama yang dikaji adalah bangunan Puspa IPTEK di Kota Baru Parahyangan yang merupakan bangunan jam matahari pertama dan terbesar di Indonesia dan berfungsi sebagai museum ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknis pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah mengumpulkan data berupa studi literatur, survey lapangan dan wawancara. Dari hasil studi didapatkan bahwa sebuah bangunan disebut sebagai bangunan ikon apabila bangunan tersebut merupakan sesuatu yang baru pada zamannya, berbentuk atraktif, simetris, memiliki proporsi dan skala yang sempurna, ritme pada facade dan membentuk vista secara visual sehingga bangunan Puspa IPTEK Kota Baru Parahyangan dinilai memiliki kriteria sebagai bangunan ikonik dan ikon kawasan Kota Baru Parahyanga
Evaluasi Keragaman Fenotipik Pisang Cv. Ampyang Hasil Iradiasi Sinar Gamma di Rumah Kaca
ABSTRACTBanana and plantain are important for food security. Increase of genetic variability is difficult because most of edible bananas are triploid, sterile and parthenocarpy. Therefore, breeding through convetional method are difficult. The objective of this research were to evaluate phenotypic variation of banana cv. Ampyang (Musa acuminata, AAA, subgroup non-Cavendish) regenerated from in vitro induced mutation by gamma irradiation in a greenhouse. The objectives of this research were to characterize and evaluate phenotypic diversity of banana cv. Ampyang plant, in vi tro regenerated from gamma irradiated plantlet in a greenhouse. The phenotypes (both quantitative and qualitative characters) were evaluated when the plants were at six months after acclimatization. Result indicated banana plant sregenerated from gamma irradiated explants exhibited lower plant height, shorter leaf, and leaf length by leaf width ratio than from non-irradiated ones. Population of banana cv. Ampyang gamma irradiated at30, 40, 45 and 50 Gy showed broader variation in qualitative characters than those treated with 0 Gy. Banana cv. Ampyang originated from explants treated with 0 Gy showed similar stomatal density than those from explants treated with 45 and 50 Gy. On the other hand, those originated from explants treated with 20, 25, 30 or 40 Gy showed lower stomatal densities than those treated with 0 Gy. The results have demonstrated that mutation breeding with in vitro technique could produce morphological changes as well as increase in variability of quantitative traits. A number of these parameters were supposed to be applicable for characterization of variation in other banana cultivars.Key words: Musa acuminata (AAA), stomata density, doses of gamma irradiationABSTRAKPisang penting untuk keamanan pangan. Peningkatan keragaman genetik pada pisang sulit dilakukan karena sebagian besar pisang yang dapat dimakan bersifat triploid, steril dan partenokarpi.Oleh sebab itu, pemuliaan tanaman secara konvensional sulit dilakukan. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengevaluasi variasi fenotipik pisang cv. Ampyang (Musa acuminata, AAA, subgroup non-Cavendish)yang diregenerasikan dari kultur in vitro dan diinduksi mutasi dengan sinar gamma. Fenotipe (karakter kualitatif dan kuantitatif) dievaluasi ketika tanaman berumur 6 bulan setelah aklimatisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman pisang yang diregenerasikan dari eksplan yang diiradiasi sinar gamma memiliki tinggi tanaman yang lebih rendah, daun yang lebih pendek, dan rasio panjang dan lebar daun yang lebih rendah dibanding tanaman non-iradiasi. Populasi pisang cv. Ampyang hasil iradiasi sinar gamma 30, 40, 45 dan 50 Gy menunjukkan variasi yang lebih lebar dalam karakter kualitatif dibanding tanaman kontrol (0 Gy). Pisang cv. Ampyang asal eksplan kontrol (0 Gy) menunjukkan densitas stomata yang sama dengan tanaman eksplan yang diiradiasi sinar gamma 45 dan 50 Gy. Tanaman yang berasal dari eksplan yang diiradiasi sinar gamma 20, 25, 30 or 40 Gy menunjukkan densitas stomata yang lebih rendah dari tanaman kontrol (0 Gy). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemuliaan mutasi dengan teknik in vitro dapat menghasilkan perubahan morfologi dan juga peningkatan variabilitas sifat kuantitatif dan sejumlah parameter tersebut diharapkan dapat diaplikasikan untuk karakterisasi variasi kultivar pisang lainnya.Kata kunci : Musa acuminata (AAA), densitas stomata, dosis iradiasi sinar gamm
Analisis Marka Morfologi Dan Molekuler Sifat Ketahanan Kedelai Terhadap Intensitas Cahaya Rendah
Availability of moleculer marker to identify the important agronomic character of plant is needed to accelerate selection activity of plant. Particularly for the complex quantitatively inherited traits - like e.g. shading tolerance of soybean - the use of such a technique will speed up the process to produce adapted genotypes.The objective of this research is to identify the linkage of molecular marker RAPD with character of shading tolerance. The morphological specific characters wich is corelated to shade tolerance is the number of productive branchs. The intensity 75% of artificial shading is optimal level for doing selection of soybean genotypes. The inheritance of shading tolerance of soybean was controlled by gene with full dominant or by two genes pairs with dominant and ressesive epistasis. There was no maternal effect in the inheritance to shade tolerance. Heritability value (0.45 – 0.54) indicated that the proportion variation caused by the genetic factors was moderate. Molecular analysis by using RAPD technique showed that UBC153, ROTH 480.01, and ROTH 480.03 primer have polymorphic band that can be used for inheritance study and linkage analysis. All polymorphisms segregated independently of each ather. Interval mapping with Mapmaker/QTL indicated that the location of the three QTLs on linkage group were at marker tolerance locus of Roth 480.01-8125 , Roth 480.03-1125, and UBC 153-19125