2 research outputs found
Ketahanan Deformasi Campuran Beraspal Modifikasi Polimer Hangat Dengan Bahan Aditif Zeolit Alam
Polymer modified asphalt mixture can be developed using warm mix technology by adding the mixture using synthetic or natural additives. This mixture can increase the deformation resistance with lower temperature in the process of mixing and compaction. This study proposes the development of warm Polymer Modified Asphalt mix with natural zeolite, which is natural additives from Bayat (Central Java), and the performance of the mixture, in terms of volumetric and mechanical properties, and deformation resistance, which was evaluated using the Marshall method and wheel tracking test. The results showed that the Polymer Modified Asphalt mix with 1 % of natural zeolite have a Marshall stability greater than that of Polymer Modified Asphalt mix without zeolite. Wheel tracking test at 60 °C shows that Polymer Modified Asphalt mix with 1 % of natural zeolite showed better performance than that without zeolite
Evaluasi Kinerja Ruang Tunggu Penumpang di Stasiun Semarang Poncol
Permintaan layanan kereta api penumpang yang semakin meningkat berpengaruh pada kinerja ruang tunggu penumpang di stasiun kereta api Semarang Poncol yang disikapi kurang maksimal oleh masyarakat, sehingga diperlukan evaluasi penilaian lebih lanjut. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui penawaran (supply), permintaan (demand), dan kinerja ruang tunggu penumpang eksisting sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia tentang Standar Pelayanan Minimum Untuk Angkutan Orang Dengan Kereta Api nomor 48 tahun 2015. Evaluasi ini menggunakan cara pengamatan langsung untuk perhitungan di hall dan perhitungan data sekunder untuk membandingkan kondisi SOP, real dan kondisi terlambat di ruang tunggu dalam. Dari hasil analisis diperoleh kapasitas hall eksisting masih mencukupi terhadap jumlah terbesar orang di hall. Kapasitas total ruang tunggu dalam eksisting masih mencukupi terhadap kondisi SOP dan riil, namun tidak mencukupi jika terjadi keterlambatan. Durasi menunggu pada kondisi terlambat lebih lama dibandingkan pada kondisi SOP dan riil. Dari hasil analisis perlu diperhatikan penambahan luas ruang tunggu dalam untuk antisipasi kondisi terlambat. Selain itu perlu juga prediksi kapasitas hall dan ruang tunggu dalam pada waktu mendatang dan kesiapannya dalam menghadapi kondisi kepadatan pada waktu tertentu. Pengaturan waktu boarding penumpang dan waktu perintah naik kereta api diperlukan agar dapat mengurangi kepadatan penumpang di ruang tunggu dalam