3 research outputs found
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENGUATAN ADMINISTRASI DESA ADAT
Desa menurut UU No. 6 tahun 2014, tentang Desa, terdiri dari Desa Dinas dan Desa Adat atau sebutan lainnya. Dengan demikian kedua desa ini berperan sangat penting dalam pembangunan dan pelayanan masyarakat desa, menuju pencapaian keejahteraan masyarakat. Meskipun keberadaan desa adat lebih dahulu ada, dan diperkuat keberadaannya dengan UU maupun peraturan daerah dalam upaya perlindungan terhadap budaya, adat istiadat dan pola kehidupan masyarakat tradisional. Namun demikian masih terdapat kelemahan dan hambatan dalam mengelola desa adat. Disisi lain desa adat diharapkan mampu menghadapi dan memanfaatkan peluang di era modernisasiĀ dan dapat mengikuti era keterbukaan dan demokrasi, serta dapat melindungi hak ulayat,Ā adat istiadat dan pola kehidupan masyarakat adatnya. Tim Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Panji Sakti bekerjasama Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Kejuruan Undhiksa melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalamĀ rangka memberi solusi terhadap permasalahan Desa Adat, khususnya Desa Adat yang berada diwilayah Kecamatan Sukasada, yang dikoordinir oleh Majelis Desa Adat Kecamatan Sukasada. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan denganĀ metode ceramah dan fokus group diskusi (FGD). Hasil pengabdian dapat memberikan manfaat antara lain: 1) peningkatan pengetahuan masyarakat tentang administrasi berbasis IT; 2) penguatan administrasi desa adat berbasis elektronik dan 3) meningkatkan upaya kerjasama antara perguruan tinggi dengan pihak-pihak lain serta lembaga kemasyarakatan
PERAN SISTEM INFORMASI PEMERINTAHAN DAERAH DALAM MENUNJANG PENINGKATAN KUALITAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Kualitas perencanaan pembangunan sangat didukung oleh adanya kesediaan data dan informasi yang akurat dan lengkap, menyangkut sumberdaya pendukung pembangunan, baik menyangkut sumberdaya manusia, sumberdaya alam, maupun sumberdaya energi yang ada, serta berbagai permasalahan yang dapat diajukan sebagai agenda dalam proses perencanaan pembangunan. Kepentingan dalam memperoleh data lengkap dan dapat dipercaya dalam sistem perencanaan daerah disajikan dalam Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD). Dalam tulisan ini menyajikan dua pokok permasalahan yaitu : 1) bagaimana Konsep, Urgensi, Jenis dan Pengembangan Sistem informasi Pemerintah Daerah; dan 2) bagaimana Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah yang didukung oleh Sistem Informasi Pemerintahan Daerah. Metode penelusuran kepustakaan dan sajian deskriptif analitis digunakan dalam tulisan ini. Kajian merumuskan dua simpulan penting yaitu : a) pentingnya tata kelola Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) secara berkualitas dalam menunjang Perencanaan Pembangunan di daerah yang berkualitas dan b) SIPD menjadi bagian e-government memiliki fungsi kritis dalam perencanaan pembangunan daerah untuk menghasilkan: 1) pemerintahanyang responsif terhadap persoalan-persoalan daerah, 2) peningkatan partisipasi dan demokrasi inklusif dalam perencanaan daerah; 3) dapat mendorongtransfaransi dan keterbukaan publik di daerah.Adapun saran-saran yang dapat disampaikan penulis adalah: 1) Pemerintah daerah dalam penerapan dan tata kelola SIPD melibatkan berbagai pihak, termasuk pihak swasta untuk meningkatkan daya dukung dan kemampuan dalam mengelola dan menyajikan data berkaitan dengan perencanaan pembangunan di daerah dan 2) Penyediaan anggaran dan SDM yang memadai sangat penting dalam mewujudkan tata kelola SIPD yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pembangunan di masa depa
Penerapan Algoritma Pillar Untuk Inisialisasi Titik Pusat K-Means Klaster Dinamis
K-Means merupakan algoritma yang digunakan untuk melakukan pengklasteran data. Namun, k-means memilikimasalah dalam sensitivitas penentuan partisi awal jumlah klaster. Penelitian terkait menyatakan algoritma k-means tergantung pada penentuan titik pusat klaster awal. Pemilihan pusat klaster awal secara acak cenderung menghasilkan klaster yang berbeda. Sehingga untuk menentukan klaster terbaik harus dilakukan dengan memperhatikan nilai Sum Sequare Error yang terkecil. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penentuan klaster dilakukan dengan menggunakan algoritma pillar. Algoritma pillar menentukan titik pusat klaster dengan memilih data dengan nilai euclidean paling jauh dari titik pusat klaster. Namun pemilihan titik klaster tetap memperhatikan kemungkinan data outlier. Pengujian dilakukan dengan menetapkan satu buah klaster awal sebagai inisialisasi skaligus sebagai klaster pembanding untuk menentukan kualitas klaster berikutnya. Penelitian ini menggunakan data set ruspini dan iris. Untuk data ruspini terdiri dari 76 data set, sedangkan data iris terdiri dari 150 data set. Klaster Pillar memiliki nilai Sum Sequere Error, Variance Cluster, dan Davies yang lebih kecil dibandingkan klaster dinamis pada data set ruspini. Nilai tersebut secara berurutan untuk algoritma pillar adalah 0.28, 0.11, 7.30, 5.88. Untuk data set iris nilai Sum Square Error lebih tinggi dibandingkan dengan klaster dinamis yaitu 0.34. Sedangkan algoritma klaster dinamis memiliki nilai 0.32. Hal tersebut disebahkan penentuan data outlier pada iris data set yang tidak akurat. Ketidakakurantan tersebut berasal dari data yang bersifat multivariat, sehingga memungkinkan data outlier menjadi centroid awal klaster. Sehingga jika dilihat dari nilai validitas SSE, algoritma pillar k-means klaster dinamis masih kurang bekerja optimal dibandingkan dengan algoritma k-means klaster dinamis