142 research outputs found
Penggunaan Zoom Meeting Terintegrasi Google Classroom pada Pembelajaran Geografi
Pembelajaran geografi secara daring menggunakan platform Google Classroom menunjukkan minat belajar dan hasil belajar yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran georgafi menggunakan Google Classroom yang diintegrasikan dengan Zoom Cloud Meetings. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan instrument pengumpulan data berupa tes berupa soal pilihan ganda dan nontes berupa angket. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan minat belajar dan hasil belajar peserta didik baik pada siklus pertama maupun siklus kedua
Pengaruh Tekanan Gas Isian Argon-etanol Dan Argon-brom Terhadap Unjuk Kerja Detektor Geiger-mueller
PENGARUH TEKANAN GAS ISIAN ARGON-ETANOL DAN ARGON-BROM TERHADAP UNJUK KERJADETEKTOR GEIGER-MUELLER. Telah dilakukan penelitian pengaruh tekanan gas isian Ar-etanol dan Ar-Brterhadap unjuk kerja detektor Geiger-Mueller. Tabung detektor Geiger-Mueller terbuat dari bahan stainless steeldengan ukuran diameter tabung 1,6 cm, anoda terbuat dari bahan kawat tungsten dengan diameter 0,008 cm,panjang daerah aktif 10 cm dan tebal jendela yang mempunyai density thickness sekitar 0,39 g/cm2. Tekanan gasisian Ar-etanol divariasi masing-masing 7:1, 9:1, dan 19:1, sedang untuk Ar-Br perbandingan tekanannya 100:1,50:1 dan 33:1. Dari hasil pengujian terbaik diperoleh untuk perbandingan tekanan gas Ar-etanol sebesar 9:1dihasilkan panjang plateau 180 V, slope 9,60 %/100 V, resolving time τ = 6,725 μ detik dan tegangan operasi 1160V. Untuk gas Br sebagai gas pemadam dengan perbandingan tekanan 100:1 diperoleh panjang plateau 100 V, slope7,6 %/100 V, resolving time τ = 7,75 μ detik dan tegangan operasi 540 V. Pada penelitian ini umur detektor belumdapat diprediksi karena selama melakukan pengujian detektor masih memiliki plateau yang panjang dan bentukpulsanya belum mengalami discharge. Jumlah cacah yang dihasilkan detektor untuk gas isian Ar-etanol sebesar3,105 × 10 6 cacah, sedang untuk Ar-Br sebesar 1,102 × 10 7 cacah
INFEKSI CACING USUS YANG DITULARKAN MELALUI TANAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN I
ABSTRAKSI Background: Soil Transmitted Helminthes (STH) consist of Ascaris lumbtricoides, Trichuris trichiura, Necalor americanus, Ancylostoma duodenale, and Strogiloides stercoralis. These species grow well in Indonesia because have suitable climate. The characteristics of these helminthes are the adult worm is constant in digestion canal and the eggs with be infective when live in the ground, except Strogtloides stercoralis species. The life cycle of these species will be can if communities applied the healthy behavior, especially using foot barrier, permanent water closed, washing hand before eating, cutting and cleaning nail. Objective: to analyze differences about prevalence of soil transmitted helminthes infection based on daily behavior of elementary students. Method: This explanatory study used the us sectional design. The population study is the third class of elementary school students of Ungaran l, III, and VII (in urban) and Kawengen I and II Madrasah lbtidaiyah I and II (in rural), work area of Puskesmas Ungaran l. The number of samples is 162 students, choose randomly. The observed variables are soil transmitted helminthes infection, using permanent water closed, washing hand before eating, and nail cleaning. Data be analyzed by Chi Square test at the significant level 5%. Results: prevalence of STH infection in urban l4,8 % and in rural 65,43%, and also found 8 cases of cacing tambang. These are different Significantly base on using of permanent water closed and washing hand before eating habit (p0,05). Conclusion: STH infection in rural higher than in urban, using permanent water closed and washing hands before eating will decrease prevalence of infection. Keyword: soil transmitted helminthes, foot barrier, washing hands, water close
EFEK APLIKASI KALENG PERANGKAP NYAMUK TERHADAP DENSITAS AEDES
Background; Aedes mosquitoes are the arboviruses diseases vectors, including Yellow Fever, Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever, and Chikungunya, that often cause an epidemic. The main control methods for those disease is conducted the vector control program, to reduce the Aedes indices. Various ovitrap modification resulted the productive lethal trap, such as mosquito trap tin (MTT), but the evaluation of intervention impact of this model to the Aedes indices is needed. Objective: to understand the impact of MTT intervention to the Aedes indices. Method: the lethal mosquito trap-tin were made from the discharge-tin, covered by mosquito net proper in the water surface. The brood water was made from 10% of the shrimp rinse water. Every house were placed 4 tin; indoor and outdoor for 4 week. Aedes indices were calculated every week. Results: indoor OI reduced consistently from 60,5% to 36,4%, respectively. Overall, reducing of OI were  20,5%. Reduction of HI in treatment group was higher then the control one, while CI and BI were not induced. Conclusion: Using of MTT can reduce the Aedes density up to 20,5%. This model can be an alternative property in arboviruses vector control, especially DHF, but the advance experiment is needed. Key words: mosquito trap tin, Aedes index,arboviruses, ovitrap
Deposisi Lapisan Tipis Zno:al Pada Substrat Alumina Untuk Bahan Sensor Gas
DEPOSISI LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT ALUMINA UNTUK BAHAN SENSOR GAS. Telah dilakukandeposisi lapisan tipis ZnO:Al pada substrat alumina menggunakan teknik DC Sputtering untuk aplikasi sensor gas.Deposisi lapisan tipis ZnO:Al dilakukan dengan parameter proses sputtering tegangan elektroda DC sebesar 2.2 kV,arus 10 mA dan suhu substrat 250oC, waktu deposisi divariasi 30 - 150 menit dengan interval 30 menit dan tekanandivariasi masing-masing : 1 ´ 10-2 atm, 2 ´ 10-2 atm, 3 ´ 10-2 atm, 4 ´ 10-2 atm dan 5 ´ 10-2 atm. Dari hasilkarakterisasi diperoleh nilai resistansi terendah sebesar 64 kΩ diperoleh pada kondisi waktu deposisi 90 menit dantekanan operasi 4 ´ 10-2 atm. Hasil pengukuran sensitivitas menunjukkan bahwa sensor gas dari bahan ZnO:Almempunyai sensitivitas tertinggi terhadap gas sensor C2H5OH sebesar 24%, untuk gas NH3 sebesar 19,77% danuntuk gas SO2 sebesar 17,53% pada 141,54 konsentrasi/volume
Penentuan Aktivitas Unsur Radioaktif Thorium Yang Terkandung Dalam Prototipe Sumber Radiasi Kaos Lampu Petromaks
Tujuan penelitian ini adalah menentukan jenis unsur radioaktif thorium yang terkandung dalam prototipe kaos lampu petromaks, mengetahui aktivitas jenis dan umur paruh unsur radioaktif thorium tersebut. Analisis data menggunakan metode spektrometri gamma dengan detektor Ge(Li). Data pencacahan berupa spektrum energi gamma, yang memberikan informasi energi gamma dan cacahnya. Jenis unsur radioaktif dan umur paruhnya diketahui dengan mencocokkan energi gamma pada tabel isotop. Sedangkan aktivitas jenisnya ditentukan dengan menganalisis spektrum energi gamma. Berdasarkan hasil penelitian, prototipe kaos lampu petromaks mengandung unsur radioaktif 212Pb (thorium B), 224Ra (thorium X), 228Ac (Mesothorium II), 208Tl (thorium C’’), 212Bi (thorium C) dan 40K (kalium-40). Aktivitas jenis unsur 212Pb (Eγ = 238,90 keV) dalam satuan Bq/gram pada prototipe berturut-turut A (2,301 ± 0,001)102, B (1,351 ± 0,007)103, C (1,068 ± 0,003)103, D (6,343 ± 0,005)102, dan E (6,637 ± 0,009)102. Sedangkan aktivitas jenis unsur 40K (Eγ = 1460,91 keV) dalam satuan Bq/gram pada prototipe berturut-turut A (1,29 ± 0,01)101, B (1,818 ± 0,007)102, C (1,362 ± 0,003)102, D (7,85 ± 0,02)101 dan E (7,93±  0,01)101, Hal ini  terbukti  dengan teridentifikasinya unsur-unsur radioaktif anak luruh deret thorium. Aktivitas prototipe sumber radiasi kaos lampu petromaks sebagian besar berasal dari sumbangan aktivitas unsur radioaktif 212Pb (Eγ = 238,90 keV). Aktivitas prototipe sumber radiasi kaos lampu petromaks yang terbesar terdapat pada prototipe B. The purpose of this research is to determine type of radioactive element thorium contained in petromax light mantle prototype and find out the specific activity and half life of radioactive element thorium. The data was analyzed by using gamma spectrometry method with Ge(Li) detector. The data enumeration is the spectrum of gamma energy which gives information of gamma energy and its enumeration. Radioactive element type and its half life were recognized by matching the gamma energy in the isotope table. While its specific activity was defined by analyzing the gamma energy spectrum. So, it can be concluded that the petromax light mantle contained radioactive element 212Pb (thorium B), 224Ra (thorium X), 228Ac (Mesothorium II), 208Tl (thorium C’’), 212Bi (thorium C) dan 40K (kalium-40). The activity element of  212Pb (Eγ = 238,90 keV) in the quantity Bq/gram has prototype A (2,301 ± 0,001)102, B (1,351 ± 0,007)103, C (1,068 ± 0,003)103, D (6,343 ± 0,005)102, dan E (6,637 ± 0,009)102. While the activity element of  40K (Eγ = 1460,91 keV) in the quantity Bq/gram has prototype A (1,29 ± 0,01)101, B (1,818 ± 0,007)102, C (1,362 ± 0,003)102, D (7,85 ± 0,02)101 and E (7,93±  0,01)101, it was proved by identification of radioactive elements thorium subseries. The activity of radiation source of petromax light mantle prototype mostly came from the radioactive element activity of 212Pb (Eγ = 238,90 kev), and the biggest activity came from prototype B
Growth of ZnS:Ag:Cu Thin Film Deposited on Glass Substrates using Thermal Evaporation Technique for Alpha-photovoltaic
This paper presents the research on the growth of ZnS:Ag:Cu thin film on a glass substrate as a radio-luminescent material. The SRIM/TRIM software is used to determine the optimum thickness based on an energy deposition depth of 5.485 MeV Am 241 alpha radiation source on ZnS:Ag:Cu material. To increase the adhesive strength of the coating, initially, the glass substrate is etched using a plasma glow discharged at 280°C for 15 minutes. Multiple coatings of ZnS:Ag:Cu were  etched on the glass substrate; this was carried out using a thermal evaporation technique to achieve the optimal thickness (based on SRIM/TRIM simulation). The thin film thickness was observed using a scanning electron microscope (SEM). The optical properties of the un-etched, etched glass substrate and thin-film were characterized using UV-Vis spectrometer. Based on SRIM/TRIM simulation, the optimal thickness is 22 mm which can be achieved by coating three times. From optical properties of ZnS:Ag:Cu thin film and after being analysed using Taue plot method, it is found that the energy gap of ZnS:Ag:Cu thin film is 2.48 eV. It can be concluded that the addition of Ag and Cu doped decrease the energy gap of ZnS (3.66 eV)
Pembuatan Lapisan Tipis Sno2 Dengan Metode Sputtering Dc Untuk Sensor Gas Co
PEMBUATAN LAPISAN TIPIS SnO2 DENGAN METODE SPUTTERING DC UNTUK SENSOR GAS CO. Telahdilakukan pembuatan lapisan tipis SnO2 dengan metode sputtering DC untuk gas CO. Pembuatan lapisan tipis SnO2dilakukan dengan parameter sputtering pada tegangan elektroda 2 kV, arus 10 mA, tekanan vakum 5 × 10-2 torr, waktudeposisi 30 menit, 60 menit dan 120 menit pada suhu substrat 250 0C, sedangkan gas sputtering adalah gas argon.Hasil eksperimen menunjukkan bahwa lapisan tipis SnO2 yang dideposisi dengan parameter sputtering : tegangan 2kV, arus 10 mA, tekanan 5 × 10-2 Torr, waktu 120 menit dan suhu 250 °C mempunyai sensitivitas optimun 23 % untukmendeteksi gas CO pada konsentrasi 106,25 ppm. Kemudian dari hasil analisis unsur lapisan SnO2 pada kondisioptimum menggunakan SEM–EDS diperoleh Sn sebesar 31,73%, O sebesar 67,37 % atom
Uji Fungsi Sistem Nitridasi Ion Untuk Perlakuan Permukaan
UJI FUNGSI SISTEM NITRIDASI ION UNTUK PERLAKUAN PERMUKAAN. Telah dilakukan uji fungsi sistemnitridasi ion untuk perlakuan permukaan. Uji fungsi bertujuan untuk mengetahui kinerja sistem nitridasi ion yang telahdirancang bangun untuk meningkatkan kekerasan permukaan logam. Dalam uji fungsi dilakukan uji kevakuman,penggunaan sistem nitridasi ion untuk nitridasi cuplikan (baja poros) dan karakterisasi cuplikan hasil nitridasi. Hasil ujikevakuman menunjukkan bahwa kevakuman dengan tabung reaktor plasma dan tanpa tabung reaktor plasma tidakmenunjukkan perbedaan yang signifikan yaitu 3,7 x 10-2 mbar dan 3 x 10-2 mbar sehingga kebocoran yang terjadicukup kecil. Uji penggunaan sistem nitridasi ion menunjukkan bahwa: nitridasi dengan campuran gas N2 dan H2 dapatmengoptimalkan proses nitridasi sehingga diperoleh kekerasan yang lebih tinggi dibanding pada proses nitridasidengan gas N2 yaitu 868,5 KHN dengan kekerasan 4,05 kali kekerasan sebelum dinitridasi, sedangkan dengan gas N2didapatkan kekerasan 523,5 KHN. Pengamatan kedalaman difusi nitrogen dengan pengujian kekerasan penampangmelintang dan struktur mikro mendekati sama terbukti bahwa pengukuran kekerasan melintang pada kedalaman 110mm hampir sama dengan material induk, sedangkan pada pengamatan struktur mikro Perubahan butir terjadi sampaipada kedalaman 95 mm. Dengan hasil ini sistem nitridasi ion dapat berfungsi dengan baik untuk proses nitridasisehingga dapat meningkatkan kekerasan permukaan
- …