41 research outputs found

    Bel Pemanggil Perawat Berbasis Wireless Menggunakan Xbee

    Get PDF
    Bel pemanggil perawat berbasis wireless menggunakan Xbee digunakan untuk mempermudah pasien rumah sakit untuk memanggil perawat yang berada di ruang kontrol. Media pemanggil yang digunakan berupa Remote Control yang dibangun dari Xbee Pro sebagai pemancar dan Xbee Pro lainnya sebagai penerima yang dihubungkan dengan Mikrokontroller ATMega 16 sebagai pengendali utama yang berada di ruang kontrol perawat. Hasil proses data dari mikrokontroller ini akan mengaktifkan lampu, yang sesuai dengan nomor kamar pasien, dan sinyal suara yang menginformasikan adanya panggilan pasien dari kamar tertentu. Kedua indikator dari adanya panggilan ini akan berhenti setelah ada tanggapan dari perawat, yaitu dengan me-reset tombol remote yang berada di ruang pasien. Dengan metode penelitian berupa rancang bangun, melalui perancangan dan pengujian rangkaian di laboratorium, alat yang dikembangkan dapat bekerja di dalam ruang tertutup dengan jangkauan remote terhadap penerima kurang dari 30 meter

    Pengujian Model Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Kualifikasi Calon Mahasiswa Baru Program Bidik Misi

    Get PDF
    Pengujian model jaringan syaraf tiruan untuk kualifikasi calon mahasiswa baru program Bidik Misi adalah sebuah program perangkat lunak yang dibangun dengan menggunakan metode jaringan syaraf tiruan backpropagation (JST-BP) yang digunakan untuk tujuan mengkualifikasi calon penerima beasiswa Bidik Misi dari calon mahasiswa baru di Politeknik Negeri Semarang. Penelitian ini didasari bahwa belum pernah dilakukan pengujian terhadap model jaringan syaraf tiruan, khususnya pada kombinasi fungsi aktivasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan keputusan terbaik dari sistem yang dibangun untuk kualifikasi penerima beasiswa, khususnya program Bidik Misi. Dengan menggunakan 8 variabel masukan diantaranya adalah pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua, pendidikan orang tua, jumlah tanggungan dan nilai akademik, dengan masing-masing variabel terdiri dari beberapa parameter yang berbeda, dan 1 variabel keluaran yang hasilnya adalah ditolak atau diterima. Melalui serangkaian pengujian dengan mengkombinasikan parameter-parameter jaringan, untuk mendapatkan hasil optimal dari jaringan syaraf tiruan, diperoleh hasil terbaik adalah fungsi aktivasi logsig dan purelin. Sebagai bahan penelitian digunakan 127 data dari calon mahasiswa yang mendaftar sebagai calon penerima bea siswa Bidik Misi. Dari sejumlah data tersebut, 50 data digunakan sebagai data pelatihan (pembelajaran) dan 77 digunakan sebagai data uji, diperoleh hasil bahwa sistem yang dibangun dengan jaringan syaraf tiruan backpropagation mampu mengkualifikasi calon penerima bea siswa Bidik Misi dengan tingkat keberhasilan mencapai 99,21 %

    PENERAPAN IPTEK CANTING BATIK ELEKTRIK UNTUK PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN DALAM USAHA PRODUKSI KAIN BATIK DI PANTI PELAYANAN SOSIAL PGOT ‘MARDI UTOMO’ SEMARANG I KELURAHAN KRAMAS KECAMATAN TEMBALANG SEMARANG

    Get PDF
    Penerapan Iptek Canting Batik Elektrik Untuk Pemberdayaan Warga Binaan Dalam Usaha Produksi Kain Batik Di Panti Pelayanan Sosial PGOT ‘Mardi Utomo’ Semarang I Kelurahan Kramas Kecamatan Tembalang Semarang adalah kegiatan yang bertujuan mengembangkan ketrampilan warga binaan dalam membuat kain batik, khususnya batik tulis, dengan menggunakan canting batik elektrik setelah sebelumnya warga binaan mampu membuat kain batik dengan teknik ciprat. Sedangkan sasaran dari kegiatan ini adalah ibu-ibu/perempuan yang berada di bawah binaan panti yang berjumlah sekitar 25 orang dengan target khusus yang akan dicapai adalah peningkatan ketrampilan warga binaan, khususnya ibu-ibu/perempuan, dalam membuat batik tulis dengan menggunakan canting batik elektrik yang baik dan benar, baik dari sisi pengoperasian maupun perawatan canting elektrik. Kegiatan dalam bentuk demontrasi alat dan pelatihan penggunaan canting elektrik, dimana canting batik elektrik  terdiri dari 3 buah tabung canting dengan berbagai ukuran untuk keperluan membatik yang berbeda yaitu, nyanting, nglowong dan tembokan dengan setiap tabung canting mempunyai kapasitas ± 20 ml lilin cair dengan demikian untuk proses pencairan lilin terlebih dahulu lilin dipotong dalam bentuk dadu dengan ukuran 2 cm. Keuntungan menggunakan cantik batik elektrik ini adalah tidak diperlukannya lagi kompor untuk memanaskan lilin dan untuk keperluan teknik membatik yang berbeda cukup mengganti tabung canting sesuai kebutuhan, selain itu suhu canting yang dapat diatur sangat membantu dalam mengatur suhu lilin agar sesuai kebutuhan

    RANCANG BANGUN MODUL INVERTER GELOMBANG SINUS MENGGUNAKAN LPF ORDE DUA SEBAGAI PENGUBAH GELOMBANG KOTAK MENJADI SINUS

    Get PDF
    Modul inverter gelombang sinus adalah sebuah perangkat yang dirancang sebagai peralatan praktikum pada Laboratorium Elektronika Daya di Program Studi Teknik Elektronika Politeknik Negeri Semarang. Modul Inverter dibangun dari rangkaian Astable Multivibrator menggunakan IC 4047, rangkaian konverter gelombang kotak/pulsa ke sinus yang disusun menggunakan rangkaian dasar filter aktif dari jenis Low-pass filter (LPF) orde dua, penguat arus dan transformator dibagian akhirnya. Dari hasil pengujian, inverter menghasilkan keluaran gelombang sinus murni  dengan frekuensi dasar 50 Hz dandapat dirubah jika diperlukan, dari sumber DC berupa baterai dengan tegangan 12 Volt. Sedangkan besarnya tegangan keluaran adalah 172,8 Volt AC. Besarnya tegangan keluaran ini masih dapat ditingkatkan menjadi 220 Volt AC dengan memperbaiki kualitas transformator yang digunakan, yang sesuai dengan perhitungan jumlah lilitan trafo

    PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PIDATO PADA SISWA SD KELAS VI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROSES

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menelaah pembelajaran menulis teks pidato pada siswa SD kelas VI dengan menggunakan pendekatan proses. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Sukamaju dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang yang terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 21 orang siswa perempuan. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi guru dan siswa, soal tentang menulis teks pidato, serta angket guru dan siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan kualitas pembelajaran ketika diterapkannya pendekatan proses. Hal tersebut ditunjukan dengan skor rata-rata pada observasi guru sebesar 96, skor rata-rata pada observasi siswa sebesar 95, persentase peningkatan dari nilai pre tetst ke post test sebesar 18,59%, serta persentase skor angket guru sebesar 95%, dan rata-rata persentase skor angket siswa sebesar 92%

    Pengubah Pulsa Digital ke Tegangan untuk Sensor Kecepatan Putaran Berbasis Mikrokontroller Arduino

    Get PDF
    Pengubah Pulsa Digital ke Tegangan Untuk Sensor Kecepatan Putaran Berbasis Mikrokontroller Arduino adalah alat yang dirancang sebagai sensor putaran yang keluarannya adalah tegangan yang merepresentasikan dari jumlah putaran yang dinyatakan dalam rpm (Rotasi per Menit). Dengan menggunakan metoda penelitian berupa rancang bangun, sistem yang dibangun terdiri dari Mikrokontroller Arduino dan IC Digital to Analog Converter (DAC) seri MPC4921. Proses pengubahan pulsa digital menjadi tegangan dilakukan oleh Mikrokontroller Arduino melalui pemrograman pada Arduino, dengan cara pulsa-pulsa digital, dapat dari putaran motor, dan lainnya, diterima sebagai masukan oleh Arduino. Selanjutnya melalui program, pulsa-pulsa tersebut diubah menjadi data digital. Data digital tersebut selanjutnya diubah menjadi tegangan analog oleh Digital to Analog Converter (DAC) yang nilainya sebanding dengan jumlah putaran. Pengujian alat dilakukan dengan menggunakan jumlah pulsa per putaran (pulse per revolution, ppr) yang berbeda, antara lain 1 ppr sensor, 6 ppr sensor dan 60 ppr sensor dan 360 ppr sensor untuk setiap nilai rpm yang berbeda. Selanjutnya data tersebut diubah menjadi tegangan analog yang hasilnya dibaca melalui voltmeter digital. Dari hasil pengujian yang dilakukan untuk setiap jumlah ppr terhadap putaran rpm per satuan tegangan (volt), dengan data pengujian sebanyak 60 diperoleh nilai kesalahan sebesar 0,13%

    PENERAPAN TEKNOLOGI MONITORING SUHU DAN KELEMBAPAN UDARA KUMBUNG MENGGUNAKAN INTERNET OF THINGS (IoT) PADA USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM DI DESA WUJIL KERAJAN KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

    Get PDF
    Penerapan Teknologi Monitoring Suhu Dan Kelembapan Udara Kumbung Menggunakan Internet Of Things (IoT) Pada Usaha Budidaya Jamur Tiram Di Desa Wujil Krajan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang adalah sistem yang digunakan untuk memonitor dan mengendalikan suhu dan kelembapan udara pada kumbung, khususnya pada budidaya jamur tiram, agar suhu dan kelembapan udara terjaga pada suhu tidak lebih dari 30o C dan kelembapan udara tidak dibawah 60 % serta tidak lebih dari 90 %. Teknologi pada sistem ini menggunakan Arduino Mega 2560 sebagai pengolah dan pemroses data dan NoDeMCU ESP2866 untuk komunikasi dengan smartphone. Sedangkan masukan berupa 2 buah sensor DHT22 yang berfungsi untuk membaca suhu dan kelembapan udara, sebuah  pewaktu elektonik untuk mengatur waktu penyiraman, sebuah saklar untuk mengontrol nyala pompa air DC, dan keypad yang digunakan untuk pengaturan nilai-nilai parameter suhu dan kelembapan uadara yang diinginkan. Untuk keluaran terdiri dari LCD untuk menampilkan data, pompa air DC dan nozzle sprayer sebanyak 15 buah untuk menyemprotkan air yang digunakan untuk menurunkan suhu dan menaikkan kelembapan udara serta sebuah exhaust fan yang berfungsi mengatur sirkulasi udara dalam kumbung sehingga dapat menurunkan suhu dan kelembapan udara dalam kumbung. Teknologi monitoring suhu dan kelembapan udara tersebut diinstalasi pada kumbung dengan luas lahan ± 200 m2 dengan jumlah rak untuk penempatan baglog sejumlah 20 buah. Waktu pembibitan memerlukan lebih kurang  40 hari dengan masa panen ± 2 bulan dengan hasil panen ± 15 kg jamur tiram.Kata Kunci:Arduino Mega2560, DHT22, Jamur Tiram, NodeMCU ESP826

    PENERAPAN IPTEK MESIN BATIK CAP ELEKTRIK PORTABLE UNTUK UKM BATIK “KEMBANG WIJAYA KUSUMA” SEMARANG

    Get PDF
    ABSTRAK: UKM Batik “Kembang Wijaya Kusuma” Semarang adalah usaha di bidang pembuatan kain batik tulis dan cap yang terletak di Kelurahan Mangunharjo Semarang. Usaha yang bersifat rumahan ini beranggotakan lebih kurang 10 orang, yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga, dengan sistem penjualan membuka gerai di rumah dan mengikuti pameran-pameran di tingkat Kota Semarang. Dalam pembuatan kain batik cap proses seluruhnya secara manual, sehingga sangat membutuhkan energi dan waktu. Dengan latar belakang itulah pada kegiatan ini dilakukan pendampingan dan pelatihan pada penerapan teknologi Mesin Batik Cap Elektrik Portable dengan tujuan membantu para pengrajin dalam pembuatan kain batik cap. Mesin cap dengan ukuran 60 cm x 120 cm x 75 cm dapat dioperasikan otomatis atau manual. Untuk operasi manual dilengkapi joystick untuk mengendalikan gerakan canting cap. Untuk mencairkan lilin digunakan kompor listrik yang telah dilengkapi pengendali suhu menggunakan sensor PT100. Dalam operasinya suhu lilin diatur antara 70 OC sampai dengan 85 OC. Hasil pengujian alat menunjukkan waktu yang dibutuhkan lilin untuk mencair pada suhu yang diinginkan adalah 15 menit 23 detik. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus pengecapan menggunakan mode otomatis yaitu 1 menit 30 detik. Dari hasil penerapan ini mesin batik cap sangat membantu pengrajin dalam membuat kain batik cap.Kata Kunci: Batik Cap, Mesin Batik Cap, UKM “Kembang Wijaya Kusuma”

    Pemanfaatan Protein Pakan pada Domba Lokal Jantan yang Mendapat Pakan pada Siang dan Malam Hari (Dietary Protein Utilization In Local Rams Given Feed During The Day And Night)

    Full text link
    A study was conducted to assess the utilization of protein in local ram being fed during the day and at night. The materials used in this study were 12 local rams with initial body weight of 24.15 + 2.5 kg (CV=10.51%) and age of 1-1,5 years. Feed was given in the form of pellet. This study used a completely randomized design (CRD) with 3 treatments and 4 replications. The treatments applied were feeding time, i.e. feeding time from 6 am to 6 pm (T1), feeding time from 6 pm to 6 am (T2), and feeding time for 24 hours a day (T3). The parameters observed were dry matter intake (DMI), average daily gain (ADG), protein digestibility, and protein deposition. The results showed that all the observed parameters were not significantly different (P>0,05). The averages of DMI, ADG, protein digestibility and protein deposition were 1.107,9g/day, 103,8g, 79,3%, 60,5%, respectively. It was concluded that feeding time had no effect on the utilization of dietary protein utilization in local rams
    corecore