6 research outputs found

    ESTIMASI PERGERAKAN ASAL TUJUAN KECAMATAN MALUNDA BERDASARKAN HOME BASE SURVEY

    Get PDF
    Wilayah Kecamatan Malunda Merupakan salah satu Kecamatan di  Kabupaten Majene. Terdapat fasilitas umum dan berbagai aktifitas seperti Perkantoran, pendidikan, tempat tinggal, perdagangan, pariwisata dan  kepentingan lain sebagainya, Mengakibatkan Kebutuhan akan transportasi dari waktu ke waktu akan terus mengalami peningkatan pergerakan, karena semakin tinggi aktivitas di suatu wilayah, maka akan tinggi pola pergerakannya dan akan besar pula kemungkinan munculnya permasalahan-permasalahan transportasi, Hingga pentingnya mengetahui pergerakan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui estimasi pergerakan asal tujuan dan factor-faktor yang mempengaruhi pergerakan di Kecamatan Malunda. Menggunakan metode kuantitatif, pengambilan data dengan metode konvensional lansung berdasarkan wawancara ke rumah (berdasarkan home base survey) dengan kuesioner. Berdasatkan hasil Estimasi pergerakan di Kecamatan Malunda berdasarkan home base survey pergerakan yang terbanyak terjadi pada zona A yaitu (Kelurahan Malunda) sebanyak 44 responden dengan persentase 40% dan faktor-faktor yang mempengaruhi pola pergerakan asal tujuan di Kecamatan Malunda Kabupaten Majene, yaitu karakteristik tujuan perjalanan, Pendapatan/bulan, kendaraan yang digunakan. Berdasarkan karakteristik tujuan perjalanan masyarakat di kecamatan Malunda yaitu pekerjaan sebanyak 100 responden dengan persentase 90 %. Berdasarkan karakteristik Pendapatan/bulan masyarakat di Kecamatan Malunda mayoritas berpenghasilan yaitu Rp.500.000,00-Rp.1.000.000,00 sebanyak 31 responden dengan persentase 27,92%. Berdasarkan jenis kendaraan yang digunakan masyarakat di Kecamatan Malunda mayoritas menggunakan kendaraan motor sebanyak 99 responden dengan persentase 89,18%

    ANALISIS POTENSI SUMBER MATA AIR SEBAGAI PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KABUPATEN MAJENE

    Get PDF
    Mata air merupakan sumber air tanah yang mengalir dan keluar dari akuifer atau belahan batu menuju permukaan tanah yang menjadi sumber air bersih yang juga digunakan sebagai sumber air minum. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas air dan besar potensi sumber mata air yang ada di Kecamatan Banggae dan Banggae Timur Kabupaten Majene, serta sebagai informasi bagi masyarakat dalam pemanfaatan sumber mata air yang digunakan sebagai air minum. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan kualitatif dimana pengambilan sampel lokasi penelitian ditentukan berdasarkan hasil wawancara dan pengujian sampel mata air secara kimiawi. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa ada satu dari tiga lokasi sumber mata air yang berpotensi memenuhi kebutuhan air masyarakat hingga tahun 2025 yaitu di Desa Pamboborang dimana banyaknya air yang tersedia sebesar 36,288 liter/hari dengan kebutuhan air sebesar 27.480 liter/hari sedangkan potensi sumber mata air di Desa Galung Barat tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat tersebut dimana ketersediaan air di Desa Galung Barat sebanyak 35.424 liter/hari  dan kebutuhan air yang dibutuhkan sebanyak 51.720 liter/hari begitupun dengan Desa Lemba Lembang dimana ketersediaan air sebanyak 5.184 liter/hari sedangkan kebutuhan airnya sebesar 39.180 liter/hari. Terkait kualitas air yang ada pada lokasi Desa Pamboboran, Galung Barat dan Lemba Lembang tidak 100% dapat dikonsumsi secara langsung, perlu dilakukan beberapa treatment untuk mengurangi kandungan yang berlebih terutama pada kandungan Mn, Ecoli serta Bakteri Total Coliform pada air tersebut, untuk itu diharapkan masyarakat dapat melakukan pengolahan terlebih dahulu terhadap air sebelum dikonsumsi secara langsung

    Optimalisasi Kinerja Simpang Bersinyal Kawasan Pertokoan Majene

    Get PDF
    Peningkatan arus lalu lintas berdampak pada penurunan kinerja pelayanan simpang jika tidak dilakukan tindakan preventif lebih lanjut. Volume lalu lintas di ruas jalan utama Kabupaten Majene mengalami peningkatan setiap tahunnya yang berdampak pada kinerja simpang khususnya yang berlokasi kawasan pertokoan kota Majene, peningkatan arus lalu lintas tersebut diperparah dengan adanya aktifitas hambatan samping yang terjadi disekitar simpang tersebut. Tujuan penelitian adalah menganalisis kondisi eksisting simpang bersinyal dan alternatif penanganan berdasarkan pedoman Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Permasalahan yang timbul terlihat dari timbulnya antrian dan tundaan yang terlihat, sehingga diperlukan pengambilan data dengan survey lalu lintas, survey waktu sinyal dan fase simpang yang dilakukan selama 12 jam pengamatan. Analisis kinerja simpang dilakukan dengan mencari nilai DS (degree of saturation), antrian (queueing) dan tundaan (delay). Hasil penelitian mendapatkan nilai DS pada kondisi eksiting rata-rata untuk lengan simpang adalah 0,82 (pendekat timur) dan 0,81 (pendekat barat). Antrian yang terjadi yaitu sepanjang 104.33 m (pendekat utara) serta tundaan total untuk keseluruhan simpang adalah 51365,8 smp.det dan untuk tundaan 22,34 detik/smp. Kata Kunci : Kinerja Simpang, MKJI, Tundaan, Degree Of Saturation, Antrian, Simpang Bersinyal. &nbsp

    KAJIAN EVALUASI KUALITAS PELAYANAN DAN KINERJA OPERASIONAL ANGKUTAN UMUM PENUMPANG KABUPATEN MAJENE

    Get PDF
    Penyediaan angkutan umum publik menjadi pemecah masalah tidak efisiennya pergerakan mobilitas orang dan barang. Eksistensi pelayanan angkutan umum perkotaan dewasa ini mengalami penurunan kualitas dan kuantitas. Kemampuan finansial operator bergantung pada jumlah penumpang dan subsidi pemerintah dalam keberlangsungan bisnis angkutan dan pemecahan masalah pergerakan orang dan barang dalam wilayah perkotaan. Kajian penelitian yang dilakukan untuk menganalisis kinerja operasional Angkutan Umum Penumpang (AUP) dan kualitas layanan angkutan yang dirasakan oleh penumpang. Metode yang dilakukan dengan metode survei statis dan dinamis serta melakukan wawancara kepada penumpang. Parameter kinerja menggunakan aturan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat untuk mengukur hasil yang diperoleh. Berdasarkan data yang didapatkan dari kinerja angkutan umum penumpang (AUP) Trayek Terminal Battayang – Pasar Sentral – Pellattoang (Kode B) memiliki frekuensi 3 kend/jam nilai 1 kategori kurang belum mencapai standar, nilai load factor nilai 31,24% sudah sesuai dengan standar yang ditentukan Dinas Perhubungan Darat yaitu kurang dari 70%, nilai headway sebesar 24,20 menit kategori kurang karena belum memenuhi standar karena standar yang ditentukan kurang dari 10 menit, untuk waktu pelayanan sebesar 11 jam kategori sedang karena belum mencapai standar yang ditentukan yaitu 15 jam. Berdasarkan kualitas pelayanan yang di dapatkan dari rute Trayek Terminal Battayang – Pasar Sentral – Pellattoang maka dari aspek keselamatan di dapatkan sebesar 63,30% sedangkan dari aspek keamanan di dapatkan 67,60%, dari aspek kenyamanan di dapatkan sebesar 64,30% dari aspek keterjangkauan di dapatkan sebesar 69,30% dari aspek kesetaraan di dapatkan sebesar 64.20%. Hal tersebut menandakan bahwa penggunaan transportasi umum yang dikaji sudah masuk dalam kategori setuju mengenai kualitas aspek keselamatan, keamanan, kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan

    Pendekatan Pendekatan Metode Jalur Kritis Pada Pekerjaan Peningkatan Ruas Jalan Transmigrasi Piriang Tapiko

    No full text
    Perencanaan dan pengendalian waktu dan biaya merupakan manajemen proyek yang sering menjadi kendala dalam menyelesaikan proyek dengan tepat waktu. Hal ini sering menjadi pemicu dan mempengaruhi seluruh tahap pelaksanaan pekerjaan sehingga tidak sesuai dengan jadwal perencanaan. Durasi pelaksaan pekerjaan proyek melampaui dari durasi yang ditentukan sehingga biaya pada proyek mengalami peningkatan dan mempengaruhi keterlambatan penyelasaian pekerjaan. Digunakan beberapa  metode untuk memperbaiki masalah yang muncul yaitu metode jalur kritis (Critichal Path Method), Crashing project dan Wawancara pihak terkait, dari hasil  analisis penyelesaian waktu proyek menggunakan jalur kritis memakan waktu 150 hari kerja dari 165 hari durasi perencanaan. Biaya yang membengkak dengan menggunakan Crashing Project sebesar Rp. 18.032.738,5 dengan 34 hari pemangkasan durasi pekerjaan serta lima faktor terbesar yang mempengaruhi keterlambatan proyek yaitu kurangnya keahlian tenaga kerja, keterlambatan pengiriman bahan (utama), mobilisasi alat, akses ke lokasi proyek atau cuaca buruk (hujan deras lokasi tergenang) dan perencanaan penjadwalan yang kurang tepat

    Kekuatan dan Durabilitas Oil Palm Shell (OPS) sebagai Alternatif Pengganti Agregat Kasar pada Beton Bertulang

    Get PDF
    Cangkang kelapa sawit atau Oil Palm Shell (OPS) berpotensi digunakan pada beton sebagai pengganti agregat kasar guna meningkatkan kekuatan dan durabilitas. Penelitian ini melakukan penyelidikan pada kekuatan dan potensi korosi (durabilitas) baja tulangan pada beton yang menggunakan OPS hingga berumur 244 hari. Penggunaan OPS sebesar 10% dan 20% sebagai pengganti sebagian dari agregat kasar untuk dibandingkan dengan nilai kekuatan dan durabilitas terhadap beton normal. Metode pengujian yang dilakukan untuk mengevaluasi penghambatan laju korosi baja tulangan beton yaitu melalui uji tekan beton, penyerapan air, porositas, half-cell potential (HCP), Rapid Chloride Permeability Test (RCPT), dan kedalaman penetrasi ion klorida. Hasilnya diperoleh bahwa kuat tekan beton menggunakan OPS 10% pada umur 20 hari memiliki kuat tekan yang relatif sama dengan beton normal. Lebih lanjut, berdasarkan pengujian HCP dan RCPT, beton menggunakan OPS 10% dan 20% memiliki kriteria potensi korosi sebesar 50% dan kedalaman penetrasi ion klorida yang sama dengan beton normal. Oleh karena itu, OPS berpotensi digunakan pada beton sebagai alternatif material pengganti sebagian agregat kasar
    corecore