3 research outputs found

    Pengaruh Pelatihan Motivasi Berprestasi Terhadap Motivasi Berprestasi Anak Didik Komunitas X

    Get PDF
    This training aimed to determine the effectiveness of achievement motivation training to increase achievement motivation. This research applied a few of McClelland and Alschuler’s Achievement Motivation Training concepts which consists of developing mindset through materials, self-study implemented in study-strategy tests, goal setting, priorities, as well as reflection and self-evaluation, the final results of which will be measured through pretest and post-test. The subjects in this study were 19 students aged 9-14 years who were in elementary and junior high school living in the area of Community X. The sampling technique used was non-probability purposive sampling. This study used Quasi Experiment B, with the research design One Group Pre-test Post-test Design. The measuring instrument used is McClelland's achievement motivation scale which has been adapted into Indonesian. Hypothesis testing was carried out by using parametric statistical tests, namely Paired Sample T-Test to see the effect of training on achievement motivation level. The results of the comparison between pre-test and post-test with paired sample t-test showed p value= 0.46 (p > 0.05). The conclusion is that the hypothesis is rejected, which means that there is no significant effect on the subjects’ achievement motivation before and after the achievement motivation training.Pelatihan ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelatihan motivasi berprestasi untuk meningkatkan motivasi berprestasi anak didik komunitas X. Penelitian ini menggunakan konsep Achievement Motivation Training McClelland dan Alschuler yang terdiri atas penanaman mindset melalui pemberian materi, self-study berupa pengisian tes strategi belajar, goal setting dan prioritas, serta refleksi dan evaluasi diri, yang hasil akhirnya akan diukur melalui perbandingan pre-test serta post-test. Subjek dalam penelitian ini adalah 19 siswa siswi berusia 9-14 tahun yang sedang berada dalam jenjang pendidikan SD maupun SMP di wilayah komunitas X. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non-probability purposive sampling. Penelitian ini termasuk Quasi Experiment B dengan desain penelitian One Group Pre-test Post-test Design. Alat ukur yang digunakan adalah skala motivasi berprestasi milik McClelland yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik parametrik yaitu Paired Sample T-Test untuk melihat signifikansi pengaruh pelatihan motivasi berprestasi. Hasil perbandingan pre-test dan post-test dengan Paired Sample T-Test menunjukkan nilai p= 0.46 (p > 0.05). Dapat disimpulkan bahwa hipotesis ditolak yang artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada anak-anak komunitas X sebelum dan sesudah pemberian pelatihan motivasi berprestasi

    Identifikasi Tahap-tahap Help-Seeking Behavior pada Mahasiswa Jurusan Non-Kesehatan

    Get PDF
    Peningkatan permasalahan kesehatan mental pada mahasiswa semakin meningkat dewasa ini, sehingga perlu adanya kesadaran untuk mencari bantuan psikologis. Namun, help-seeking behavior ini seringkali terhambat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tahap-tahap dan faktor penghambat help-seeking behavior pada mahasiswa jurusan non-kesehatan di Universitas X. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian case study. Proses pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan teknik pengumpulan data berupa ‘open-ended questionnaire’ serta wawancara dan dianalisis dengan teknik thematic analysis. Penelitian ini mengidentifikasi 4 tahap utama help-seeking behavior, yaitu tahap pre help-seeking behavior, decision, help-seeking behavior, dan tahap pasca help-seeking behavior. Faktor-faktor penghambat dalam mencari bantuan antara lain kecenderungan untuk mengatasi masalah sendiri, rasa takut akan hasil diagnosa profesional, rasa sungkan terhadap sumber bantuan, stigma negatif dari orang lain, dan pengalaman negatif terhadap sumber bantuan. Faktor pendukung help seeking behavior berupa pengalaman positif sebelumnya, kemudahan mencari bantuan, dan kenyamanan terhadap sumber bantuan. Saran praktis dari penelitian ini adalah mempromosikan layanan konseling secara lebih positif kepada mahasiswa

    Self-Actualization Therapy Sebagai Upaya Mengatasi Depresi untuk Mengurangi Angka Pengangguran pada Penyandang Disabilitas Fisik di BBRSPDF Prof. Dr. Soeharso Surakarta

    Get PDF
    Self-actualization Therapy merupakan program berupa pelatihan yang dilaksanakan secara daring. Program ini dibuat untuk memaksimalkan potensi para penyandang disabilitas di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik Prof. Dr. Soeharso Surakarta melalui 3 target utama yaitu pengurangan tingkat depresi, peningkatan keterampilan, dan peningkatan kesiapan kerja. Adapun permasalahan yang terdapat di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik adalah penerima manfaat rentan terkena depresi dan pengangguran. Beberapa faktor utama yang menyebabkan penerima manfaat mengalami depresi adalah penolakan diri, perasaan rendah diri, dan kurangnya dukungan dari pihak keluarga. Hal ini memicu kondisi stress, kesepian, dan rasa tidak percaya diri pada penerima manfaat. Tim mahasiswa bekerjasama dengan BBRSPDF untuk  mengurangi tingkat depresi pada penerima manfaat, membekali penerima manfaat dengan keterampilan untuk mendapatkan pekerjaan, hingga penerima manfaat dapat mencapai aktualisasi diri dengan cara memaksimalkan potensi yang dimiliki. Perbandingan hasil pre-test dan post-test penerima manfaat menunjukkan bahwa program Self-actualization Therapy berlangsung dengan lancar dan efektif dalam mencapai target. Penerima Manfaat dapat melatih keterbukaan diri hingga menemukan kelebihan diri melalui berbagai kegiatan yang tersedia dan memaksimalkan potensinya dalam menghasilkan produk atau jasa. Kendala-kendala yang muncul pada pelaksanaan program dapat diatasi dengan metode pendampingan dan evaluasi. Adapun saran yang dapat diajukan dari hasil program Self-actualization Therapy, bagi pihak Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik Prof. Dr. Soeharso Surakarta diharapkan dapat melaksanakan program ini secara mandiri agar dapat memaksimalkan pelayanan rehabilitasi kepada penerima manfaat selanjutnya. Kata Kunci: Disabilitas fisik, Self-actualization therap
    corecore