10 research outputs found
Social Capital Derification in Islamic Economy (Study of Street Vendors in Makassar)
Islam places a great emphasis on being able to protect and maintain life. This issue is in line with the objectives of Islamic law (maqasid al-shari'ah). The purpose of the Islamic law is to benefit servants (humans) in this life and the hereafter. This study describes the features of Islamic economics on social capital and how the dynamics of street vendors in an Islamic economic perspective can strengthen social capital as a merchant survival strategy, namely the value of ta'awun (helping each other)., and ukhuwah (brotherhood), ihsan (kindness), and leadership. It will also discuss how Islamic-based social capital can be a survival strategy for informal businesses in Makassar. The research was conducted at the Makassar Central Market from 12 informants. The result of this research is that the basic values of Islamic economics, such as ummah wahidah, ukhuwah, ta'awun, ihsan, and al-is al-adalah, become social capital that is are able to move traders to fight together to solve problems and meet their needs
Breastfeeding Mother
Breastfeeding was essential for the physically and mentally optimal growth and development of babies, as well as their intelligence. The breastfeeding was, therefore, given much attention by mothers and the health professionals in order to get breastfeeding process can be properly carried out.The study was aimed at determining the influence of Asset-Based Community Development (ABCD) approach on the mother
Pengelolaan Lingkungan sebagai Media Pembelajaran di SMP Negeri Kabupaten Jeneponto
ABSTRAK
ST. SALEHA. 2013. Pengelolaan Lingkungan sebagai Media Pembelajaran di SMP Negeri Kabupaten Jeneponto (dibimbing oleh Prof. Drs. H. Hanafie Mahtika, M.S. dan Dr. Sulaeman Samad. M.Si).
Pengelolaan lingkungan sebagai media pembelajaran merupakan sarana penunjang dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah, khususnya dalam pembelajaran mata pelajaran yang banyak berhubungan dengan lingkungan. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) peranan lingkungan pada beberapa mata pelajaran sangat dibutuhkan dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran yang meliputi perencanaan atau penyiapan, pelaksanaan atau pemanfaatan dan evaluasi pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran serta hambatan dan potensi dalam pemanfaatan lingkungan sebagai media pemeblajaran di SMP Negeri di Kabupaten Jeneponto.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan sasaran penelitian adalah SMP Negeri di Kabupaten Jeneponto yang dipilih secara Purposive sampling (sampel bertujuan). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Data tersebut diolah, diklasifikasikan, dan diberi kategori untuk selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data diplay, dan conclusion drawing/verification.
Hasil penelitian mengenai pengelolaan lingkungan sebagai media pembelajaran di SMP Negeri Kabupaten Jeneponto menunjukkan bahwa 1) perencanaan atau penyiapan lingkungan sebagai media pembelajaran di SMP Negeri di Kabupaten Jeneponto telah dicantumkan dalam silabus dan RPP; dan yang tersedia pada umumnya dalam keadaan baik dan siap digunakan. 2) pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran SMP Negeri di Kabupaten Jeneponto pada mata pelajaran IPS, IPA, dan Bahasa Indonesia digunakan berdasarkan ketentuan yang telah ditentukan dalam program semester. 3) evaluasi pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran dilakukan pada cara guru memanfaatkan media tersebut dan efek belajar pada siswa. Umumnya media yang digunakan dapat membangkitkan motivasi belajar, meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi sehingga dapat menghasilkan tujuan pembelajaran yang diharapkan.4) Hambatan dalam pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran diantaranya pengaturan siswa lebih berat karena mereka memilih tempat sesuai keinginannya, konsentrasi belajar siswa kurang fokus karena adanya faktor eksternal, ketersediaan lingkungan yang terbatas di sekitar sekolah membuat siswa jenuh bila hanya belajar memanfaatkan lingkungan di sekitar sekolah, kurangnya ketersediaan air khususnya pada musim kemarau menyebabkan lingkungan di sekitar sekolah kurang tertata pada musim kemarau, sama halnya dengan lingkungan sosial, masyarakat sebagai pelaku sejarah sudah kurang yang bisa ditemukan untuk menceritakan sejarah-sejarah pada masa pra dan pasca kemerdekaan, kurangnya situs-situs sejarah mengenai rekam jejak para pejuang republik Indonesia. 5) Potensi dalam pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran diantaranya : ketersediaan lingkungan sebagai media pembelajaran, adanya dukungan dari pengelola satuan pendidikan, adanya dukungan dari tokoh masyarakat dan adanya dukungan dari pemerintah terkait ( dinas pendidikan)
i banguna
Comparisonal Analysis Of Financial Performance In Sharia Banking Before And During The Pandemic (Case Study Of Pt. Bank Sulselbar
The purpose of this study to find out how the financial performance of PT. Bank Sulselbar KC Syariah Makassar based on a value added and profit and loss approach. This research is a type of quantitative research with a comparative descriptive approach. The data used in this research is secondary data. The data source is in the form of financial ratios in the annual financial statements of South Sulawesi KC Syariah Makassar for the 2019-2020 period. The results of this study indicate that the financial performance of PT. Bank Sulselbar KC Syariah Makassar Year 2019-2020 which is calculated using the added value approach produces a larger ratio value when compared to using the profit and loss approach
Modal sosial dalam perspektif ekonomi islam (study survival strategy pedagang kaki lima di makassar)
Fokus disertasi ini adalah modal sosial sebagai strategi yang digunakan Pedagang Kaki Lima (PKL) untuk bertahan hidup dengan nilai ekonomi Islam yang memperkuat modal sosial tersebut. Disertasi ini bertujuan untuk mendeskripsikan modal sosial sebagai survival strategi PKL di kota Makassar. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi ekonomi dengan sejumlah data lapangan di peroleh dari observasi, dokumentasi, dan wawancara terhadap 30 orang informan yang terdiri dari 25 Pedagang Kaki Lima dan 5 dari unsur lain, masing-masing pemerintah, ketua asosiasi, Satpol PP, PT Melati sebagai pengembang, dan unsur LSM/LBH. Sedangkan analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Penulis menemukan survival strategy strategi pedagang kaki lima di Makassar adalah strategi pengumpulan modal, strategi adaptasi, strategi diversifikasi usaha, strategi kompetisi, strategi integrasi, strategi resistensi, strategi subsistensi dan strategi akumulasi. Modal sosial sebagai survival strategy berupa modal sosial mengikat dan menjembatani. Jaringan yang digunakan berupa jaringan dengan keluarga, sesama PKL, Supplier dan pemerintah. Pedagang juga memanfaatkan kepercayaan dan norma diantara mereka berupa norma agama dan norma budaya. Pedagang memanfaatkan norma bernilai ekonomi Islam, dalam bentuk ta‟awun, ihsan, ukhuwah, ummah wahidah. Penulis menemukan norma warisan berupa norma agama berakulturasi dengan norma budaya. Perpaduan dua norma ini menciptakan modal sosial mengikat (bonding social capital) dengan menggunakan solidaritas mekanik yang didasarkan pada kesadaran kolektif, kebersamaan, dan hukum yang berlaku bersifat menekan, totalitas kepercayaan dan sentiment sentiment yang berorientasi pada konformitas (kepentingan bersama).Temuan ini mendukung kebenaran teori Granovetter (1973) tentang Embeddedness, yang menyatakan di dalam modal sosial terdapat jaringan kerja sosial dari hubungan interpersonal ?terlekat? yang terdapat pada tingkah laku ekonomi. Teori Putnam (1993) yang menyatakan bahwa modal sosial mempengaruhi produktivitas individu dan kelompok. Fukuyama (2000) menyatakan modal sosial yang kuat akan merangsang pertumbuhan berbagai sektor ekonomi. Penulis mendukung penelitian dari Christopher Candyland (2000) dan Gloria B. Frederick (2003), yang menyatakan bahwa nilai agama dapat menjadi modal sosial yang dapat dijadikan survival strategy umat
Implementasi Gugatan Sederhana (Small Claim Court) Dalam Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syari’ah Di Pengadilan Agama Kota Makassar
Penelitian ini berjudul Implementasi Gugatan Sederhana (Small Claim Court) Dalam Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah Dipengadilan Agama Kota Makassar. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi gugatan sederhana dan bagaimana efektifitas gugatan sederhana dibandingkan dengan gugatan biasa dalam penyelesaian sengketa di Pengadilan Agama Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi gugatan sederhana dan efektifitas gugatan sederhana dibandingkan dengan gugatan biasa dalam penyelesaian sengketa di Pengadilan Agama Makassar. Penelitian ini Menggunakan metode kualitatif wawancara dan observasi yang dilakukan di Pengadilan Agama Makassar yang berlangsung 2 bulan mulai dari Desember 2021 sampai Februari 2022. Hasil penelitian menunjukkkan praktik  gugatan sederhana di Pengadilan Agama Makassar pada tahun 2015-2021 hanya ditemukan 1 (satu) perkara ekonomi syariah yang terdaftar sebagai gugatan sederhana yaitu perkara 001/Pdt.G.S/ PA.Mks. Pengadilan Agama Makassar berhasil menyelesaikan sengketa ekonomi dengan lebih mudah dan tdk memakan biaya yang mahal. Salah satu bentuk Implementasi  dan efektifitas gugatan sederhana (Small Claim Cour) dengan waktu penyelesaian perkara 25 hari sejak hari sidang pertama ditentukan, Nilai gugatan paling banyak Rp. 500.000.000- (lima ratus juta rupiah). Dibandingkan dengan perkara 995/Pdt.G Mks dengan proses yang lebih lama. Kesimpulannya penyelesaian sengketa ekonomi syari’ah dengan menggunakan  gugatan sederhana (Small Claim Cour) lebih efektif dan efiseen dari penyelasaian sengketa ekonomi pada umumny
Food-borne trematodiases in East Asia: epidemiology and burden
Food-borne trematodiases are a cluster of parasitic helminth infections in humans and animals and belong to the cluster of neglected tropical diseases. The causative helminths dispose of a complex life cycle. As with many helminth infections, most infected people may only experience mild and non-specific clinical signs and symptoms. However, repeated, heavy and long-term infections may lead to severe clinical manifestations and also potentially fatal complications such as cholangiocarcinoma. Diagnosis remains a challenge as reliable, affordable, rapid, and simple-to-use diagnostic techniques are not available. If correctly and early diagnosed, safe, cheap, efficacious, orally administered drugs are available. Globally, the disease burden of food-borne trematodiases is estimated to be well within the range of other and better known neglected tropical diseases (e.g. dengue, leishmaniasis, lymphatic filariasis, onchocerciasis, and schistosomiasis) with a concentration in East and Southeast Asia. Food-borne trematodiases are zoonoses and may also have a negative impact on agri- and aquacultural production in affected regions. Mathematical modelling and analysis of food-borne trematodiases transmission dynamics to inform control and prevention is still in a very early stage, also due to the very limited availability of essential data. The current mainstay of human food-borne trematodiases control is drug-based morbidity control. For improved control, prevention or even elimination, more integrated efforts adopting also an ecosystem and “One Health” perspective are needed