5 research outputs found

    Pembentukan Varietas Kedelai Tahan Cekaman Air Dari Genotipe Hasil Mutasi Gen Generasi Mutan Kedua (M2) Dengan Potensi Hasil Yang Tinggi

    Get PDF
    The aim of the study was to obtain second generation mutant lines (M2) from three gene-mutated soybean seeds, namely M2 Anjasmoro, M2 Argomulyo and M2 Dena-1 which are tolerant to drought stress, water saturation stress and high yield potential. The research was carried out in the Maros district, South Sulawesi, July-November 2022, arranged in a split plot design. The main plot is the application of water consisting of three levels, namely selection of drought stress (C1), selection of water saturation stress (C2) and selection of optimum conditions (C3). Subplots are three second generation soybean seeds resulting from gene mutations (M2), namely: M2 Anjasmoro, M2 Argomulyo and M2 Dena-1. The results showed that the best plant agronomic characters for growth and production factors were M2 Anjasmoro for water saturation stress treatment and M2 Argomulyo and M2 Dena-1 for drought stress treatment. The fastest harvesting age was obtained from the combination of drought stress and M2 Argomulyo, namely 79 days and not significantly different from the combination of drought stress and M2 Dena-1, namely 79.34 days, but significantly different from the other treatment combinations. The production obtained from the seeds resulting from the second generation of gene mutations has begun to show a difference between those given the mutation treatment and their parents, where the combination of water saturation stress and M2 Anjasmoro gave the highest production of 3.20 tonnes/ha higher than the production of its parents which only reached 2. .03-2.25 tonnes/ha. Generation M2 Argomulyo seeds were the longest surviving seeds to recovery from drought stress (38 days), in the sense that M2 Argomulyo seeds were more resistant to drought stress than the other two generations of seeds, namely M2 Anjasmoro (36 days) and M2 Dena-1 (37 days). Meanwhile, the resistance to water saturation was shown by M2 Dena-1 generation seeds, namely 40.67 days, followed by M2 Argomulyo 29.67 days and M2 Anjasmoro 27.33 days.Tujuan penelitian mendapatkan galur mutan generasi kedua (M2) dari tiga benih kedelai hasil mutasi gen, yaitu M2 Anjasmoro, M2 Argomulyo dan M2 Dena-1 yang toleran terhadap cekaman kekeringan dan cekaman jenuh air dengan potensi hasil yang tinggi. Penelitian dilaksanakan di kabupaten Maros Sulawesi-Selatan, July-November 2022, disusun dalam bentuk Rancangan Petak Terbagi.  Petak Utamanya adalah pemberian air terdiri dari tiga taraf yaitu  seleksi cekaman kekeringan(C1), seleksi cekaman jenuh air (C2) dan seleksi kondisi optimum (C3).  Anak Petak adalah tiga benih kedelai generasi kedua hasil mutasi gen (M2) yaitu : M2 Anjasmoro, M2 Argomulyo dan M2 Dena-1. Hasil penelitian didapatkan bahwa karakter agronomi tanaman terhadap faktor pertumbuhan dan produksi yang terbaik adalah M2 Anjasmoro untuk perlakuan cekaman jenuh air dan M2 Argomulyo dan M2 Dena-1 untuk perlakuan cekaman kekeringan. Umur panen yang tercepat diperoleh dari kombinasi cekaman kekeringan dan M2 Argomulyo yaitu 79 hari dan tidak berbeda nyata dengan kombinasi cekaman kekeringan dan M2 Dena-1 yaitu 79,34 hari, namun berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan yang lain. Produksi yang didapatkan dari benih hasil mutasi gen generasi kedua  sudah mulai terlihat perbedaanya antara yang diberi perlakuan mutasi dengan tetuanya, dimana kombinasi cekaman jenuh air dan M2 Anjasmoro memberikan produksi yang tertinggi yaitu 3,20 ton/ha lebih tinggi dari produksi tetuanya yang hanya mencapai 2,03-2,25 ton/ha. Benih generasi M2 Argomulyo merupakan benih yang paling lama bertahan terhadap pemulihan dari cekaman kekeringan (38 hari), dalam artian bahwa benih M2 Argomulyo lebih tahan lama terhadap cekaman kekeringan dibanding dua benih generasi yang lain yaitu M2 Anjasmoro (36 hari) dan M2 Dena-1(37 hari).  Sedangkan untuk ketahanan terhadap jenuh air diperlihatkan oleh benih generasi M2 Dena-1 yaitu 40,67 hari, disusul M2 Argomulyo 29,67 hari dan M2 Anjasmoro 27,33 hari

    Efektifitas Penggunaan Ekstrak Pelarut Fosfat dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung QPM

    Full text link
    ABSTRAKPELIYARNI. Efektifitas Penggunaan Ekstrak Pelarut Fosfat dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung QPM (dibimbing oleh Edy Nuhung dan Sudirman Numba).Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Menganalisis pengaruh kombinasi ekstrak pelarut fosfat dan pupuk organik cair terhadap tingkat serapan P. 2) Menganalisis pengaruh kombinasi ekstrak pelarut fosfat dan pupuk organik cair terhadap ketersediaan P dalam tanah. 3) Menganalisis pengaruh kombinasi ekstrak pelarut fosfat dan pupuk organik cair dalam memperbaiki pertumbuhan dan meningkatkan produksi jagung QPM. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 sampai Maret 2017 di kelurahan Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, yang disusun dengan rancangan acak kelompok dengan 5 perlakuan : O1 (EPF 100 mL/L + BE 2 mL/L), O2 (EPF 150 mL/L + EPF 3 mL/L), O3 (EPF 200 mL/L + BE 4 mL/L), O4 (EPF 150 mL/L + 4 mL/L), dan O5 (EPF 200 mL/L + BE 3 mL/L).Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Kombinasi perlakuan ekstrak pelarut fosfat dan pupuk organik cair yang meningkatkan serapan P terdapat pada perlakuan EPF 100 mL/L + BE 2 mL/L yaitu sebesar 0.71 ppm; 2) Kombinasi perlakuan ekstrak pelarut fosfat dan pupuk organik cair yang meningkatkan ketersediaan P dalam tanah terdapat pada perlakuan EPF 100 mL/L + BE 2 mL/L dan EPF 200 mL/L + BE 3 mL/L yaitu 8.61 ppm; 3) Kombinasi perlakuan ekstrak pelarut fosfat dan pupuk organik cair yang dapat memperbaiki pertumbuhan dan meningkatkan produksi jagung QPM adalah perlakuan EPF 200 mL/L + BE 3 mL/L pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, panjang tongkol, diameter tongkol, luas daun, bobot kering biji per tanaman, bobot kering biji per plot, dan produksi per hektar.Kata kunci : Ekstrak Pelarut Fosfat, Pupuk Organik Cair, Jagung QP

    ANALISIS PENGELOLAAN HUTAN KEMASYARAKATAN DI KABUPATEN BARRU

    Full text link
    ABSTRAKFATMAWATY SAMMA. Analisis Pengelolan Hutan Kemasyarakatan di Kabupaten Barru (dibimbing oleh Bapak Dr. Ir. H. Sudirman Numba, MS. dan Bapak Dr. Ir. Edy, MP., M.Pd.)Penelitian ini bertujuan untuk (1)menganalisis sinkronisasi penataan areal kerja oleh masyarakat dan Pemerintah di dalam areal kerja Hutan Kemasyarakatan, (2) menganalisis tingkat pemahaman masyarakat tentang pengelolaan Hutan Kemasyarakatan, dan(3) menganalisis kelas kemampuan kelompok kelembagaan kelompok tani pengelolaan Hutan Kemasyarakatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai dengan bulan Februari 2016 pada HKm Hutan Lindung di Desa Lasitae dan Desa Jangan-Jangan Kab. Barru.Jumlah sampel dalam penelitian ini ada 60 orang responden yang diperoleh dengan menggunakan metode random sampling.Metode yang digunakan adalah wawancara terhadap kelompok tani HKm dan observasi.Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif serta tehnik skoring.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa (1) karakteristik sosial dan ekonomi masyarakat yang mengelola Hutan Kemasyarakatan sebagian besar termasuk dalam usia produktif kerja dan mempunyai pekerjaan sampingan, jumlah tanggungan keluarga cukup sedikit dan luas lahan Hutan Kemasyarakatan yang mereka kelola cukup luas sehingga pendapatan mereka cukup tinggi, meskipun sebagian besar termasuk tingkat pendidikannya rendah, (2) analisis pengelolaan Hutan Kemasyarakatan yang dilakukan terdiri dari aspek penataan areal kerja yang menunjukkan bahwa penataan areal kerja oleh masyarakat dan Pemerintah Daerah sudah sinkron, aspek tingkat pemahaman masyarakat tentang pengelolaan Hutan Kemasyarakatan tergolong tinggi, dan aspek kelembagaan kelompok tani pengelolaan kegiatan Hutan Kemasyarakatan tergolong kelompok tani berkembang.Kesimpulan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengembangan HKm dimasa yang akan datang.Kata kunci : Hutan Kemasyarakatan, Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan, Kelembagaan Kelompok Tani Hutan Kemasyarakata
    corecore