5 research outputs found

    Estimation of Carbon Stock in Mangrove Communities in Budo Village, Wori District, North Minahasa Regency

    Get PDF
    A mangrove is an ecosystem consisting of a collection of trees that grow in the area around the coastline, in conditions influenced by tides, muddy and sandy sediments. It has an important function in the effort to absorb carbon levels through the photosynthesis process, which is better than other forest vegetation. The purpose of this study, namely to identify mangrove species, examine vegetation and determine the value of biomass and estimated carbon stock in Budo Village, Wori District, North Minahasa Regency, North Sulawesi. Data collection in this study used the line transect method with the transect position being on the left, middle, and right of the mangrove ecosystem of Budo Village, which was pulled along 100 meters per transect. Then the quadrants were measured 10 m x 10 m using raffia rope to limit each quadrant with an interval of 10 iddle, and right of the mangrove ecosystem of Budo Village, which was pulled along 100 meters per transect. Then the quadrants were measured 10 m x 10 m using raffia rope to limit each quadrant with an interval of 10 m, and the distance between transects is about 50 m. Based on the results of the study, we found four types of mangroves, namely: Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Sonneratia alba, and Bruguiera gymnorrhyza. The highest species density and relative density values were on transect 3 with a value of 900 trees/ha and 86.53% by Rhizophora apiculata. The species frequency and relative species frequency were highest in each transect owned by Rhizophora apiculata with values of 0.8 and 55.66%. The highest species cover was Rhizophora apiculata with a value of 2.56 cm/m and a relative species cover of 72.21%. The highest important value index was Rhizophora apiculata on transect 3 with a value of 214.31%. The highest biomass content was on transect 3 with a value of 592.27 tons/ha. The highest carbon content is on transect 3 with a value of 55.67 tons/ha.Keywords: Mangrove, Budo, Vegetation, INP, Biomass and Carbon.AbstrakMangrove merupakan ekosistem yang terdiri dari sekumpulan pepohonan dan tumbuh di area sekitar garis pantai, hidup dengan kondisi dipengaruhi pasang surut air laut, sedimen berlumpur dan berpasir. Memiliki fungsi penting dalam upaya penyerapan kadar karbon melalui proses fotosintesisnya yang lebih baik dibandingkan vegetasi hutan lainnya. Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengidentifikasi jenis mangrove, mengkaji vegetasi dan mengetahui nilai biomassa serta estimasi stok karbon yang ada di Desa Budo, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan metode line transek dengan posisi transek berada pada bagian kiri, tengah dan kanan ekosistem mangrove Desa Budo yang ditarik sepanjang 100 meter per transek, kemudian kuadran diukur 10 m x 10 m dengan menggunakan tali rafia untuk membatasi setiap kuadran dengan intervalnya 10 m serta jarak antar transek sekitar 50 m. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 4 jenis mangrove yaitu: Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Sonneratia alba, dan Bruguiera gymnorrhyza. Nilai kerapatan dan kerapatan relatif jenis yang tertinggi berada pada transek 3 yaitu dengan nilai 900 pohon/ha dan 86,53% oleh jenis Rhizophora apiculata. Untuk frekuensi jenis dan frekuensi jenis relatifnya yang tertinggi di setiap transeknya dimiliki oleh jenis Rhizophora apiculata dengan nilai 0,8 dan 55,66%. Penutupan jenisnya yang tertinggi dimiliki oleh Rhizophora apiculata dengan nilai 2,56 cm/m dengan penutupan relatif jenisnya yaitu 72,21%. Indeks nilai penting tertinggi adalah jenis Rhizophora apiculata pada transek 3 yaitu dengan nilai sebesar 214,31%. Kandungan biomassa tertinggi berada pada transek 3 dengan nilai sebesar 592,27 ton/ha. Kandungan karbon tertinggi berada pada transek 3 dengan besar nilai 55,67 ton/ha.Kata kunci:   Mangrove, Budo, Vegetasi, INP, Biomassa dan Karbo

    The Suitability Index of Mangrove Tourism in the Coastal Area around Budo Village, Wori Sub-District, North Minahasa Regency for Marine Ecotourism

    Get PDF
    The purpose of this study was to analyze the tourism suitability index and the carrying capacity of the mangrove ecotourism area in Budo Village, Wori District, North Minahasa Regency. The research method used was a cruising survey method using line transects and visual method which were carried out on three transects to obtain mangrove bio-ecological parameter values, namely thickness, species, density, biota objects associated with mangroves, and sea tides. The results showed that the mangrove thickness values ​​on transects 1-3 were 157 m, 138 m, and 135 m respectively, with an average value of 143.3 m; a number of mangrove species, namely 6 species (Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Bruguiera gymnorrhiza, Sonneratia alba, Avicennia marina, and Nypa fruticans); mangrove density values ​​on transects 1-3, respectively 10.2 ind/100 m2, 11.8 ind/100 m2 and 6.2 ind/100 m2, with an average value of 9.4 ind/100 m2; mangrove association biota objects in transects 1-3, including fishes, shrimps, crabs, mollusks, birds and reptiles; and the average tidal value is as high as 2 m. The average value of the tourism suitability index was 54.6% with the conditionally appropriate category on all transects; and the carrying capacity of the mangrove tourism area was 116 people/day, with an operational time of 14 hours/day. Further research requires a sustainability analysis to produce efficient and effective programs for the development of mangrove ecotourism in Budo Village. Keywords: Area carrying capacity, Budo Village, Ecotourism, Tourism suitability index, Mangrove Abstrak Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis indeks kesesuaian wisata dan daya dukung kawasan ekowisata mangrove Desa Budo, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei jelajah dengan menggunakan line transect dan metode visual pada tiga transek untuk memperoleh nilai-nilai parameter bio-ekologi mangrove, yaitu ketebalan, jenis, kerapatan jenis, objek biota asosiasi mangrove, dan pasang surut air laut. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai ketebalan mangrove pada transek 1-3, masing-masing adalah 157 m, 138 m, dan 135 m, dengan nilai rata-ratanya 143,3 m; jumlah jenis mangrove 6 spesies (Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Bruguiera gymnorrhiza, Sonneratia alba, Avicennia marina dan Nypa fruticans); nilai kerapatan mangrove pada transek 1-3, masing-masing adalah 10,2 ind/100 m2, 11,8 ind/100 m2 dan 6,2 ind/100 m2, dengan nilai rata-ratanya 9,4 ind/100 m2; objek biota asosiasi mangrove pada  transek 1-3 meliputi ikan, udang, kepiting, moluska, burung, dan reptil; dan nilai rata-rata pasang surut air laut setinggi 2 m;  nilai rata-rata Indeks kesesuaian wisata sebesar 54,6 % dengan kategori “sesuai bersyarat” pada semua transek; dan daya dukung kawasan wisata mangrove Desa Budo adalah 116 orang/hari dengan waktu operasional 14 jam/hari. Penelitian selanjutnya diperlukan analisis keberlanjutan untuk menghasilkan program-program yang efisien dan efektif dalam rangka pengembangan ekowisata mangrove Desa Budo. Kata kunci: Daya dukung kawasan, Desa Budo, Ekowisata, Indeks kesesuaian wisata, Mangrov

    Strategy for Sustainable Use of Mangrove Ecosystem In Coastal Tatengesan, Southeast Minahasa Regency

    Get PDF
    The mangrove ecosystem area in the coastal area of Tatengesan Village, Pusomaen District, Southeast Minahasa Regency has been developed as a mangrove ecotourism area which has been managed by Village-Owned Enterprises (BUMD) since January 2019 with assistance from the Mandiri Rural National Community Empowerment Program (PNPM) team. The development of this mangrove ecotourism activity was stopped for a moment due to the impact of the COVID-19 pandemic, but currently, COVID-19 cases are considered endemic so this mangrove ecotourism activity will be developed again. This research aims to formulate some strategies for the sustainable use of the mangrove ecosystem on the Tatengesan coast, Southeast Minahasa Regency. This research lasted for 5 months, from September 2022 - February 2023. This research used descriptive qualitative methods with survey technique, i.e., in-depth direct interviews with resource persons (respondents). The formulation of priority strategies (key success factors) was analyzed using S.W.O.T and strategy choice analysis. This research produced 9 (nine) priority strategies as academic texts, which can be recommended to governments related to the marine and fisheries sector as elements of public policy-making officials. Keywords: Tatengesan village, mangrove ecotourism, sustainable use, priority strategies. Abstrak Kawasan ekosistem mangrove di wilayah pesisir Desa Tatengesan, Kecamatan Pusomaen, Kabupaten Minahasa Tenggara dikembangkan sebagai kawasan ekowisata mangrove yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMD) sejak Januari 2019 dengan pendampingan oleh tim Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan.  Kegiatan ekowisata mangrove ini pengembangannya terhenti sejenak dikarenakan adanya dampak pandemi Covid-19, namun saat ini kasus Covid-19 sudah dianggap endemi sehingga kegiatan ekowisata mangrove ini akan dikembangkan kembali.  Tujuan penelitian ini yaitu merumuskan strategi pemanfaatan berkelanjutan ekosistem mangrove ke arah berkelanjutan di pesisir Tatengesan Kabupaten Minahasa Tenggara.  Riset ini berlangsung selama 5 bulan, dari September 2022 - Februari 2023.  Riset ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik survei, yaitu wawancara langsung secara mendalam (in-depth interview) kepada narasumber (responden).  Perumusan strategi prioritas (faktor kunci keberhasilan) di analisis dengan menggunakan S.W.O.T dan analisis pilihan strategi.  Penelitian ini menghasilkan 9 (sembilan) strategi prioritas sebagai naskah akademik, yang dapat direkomendasikan kepada pemerintah terkait pada sektor kelautan dan perikanan sebagai unsur pejabat pembuat kebijakan publik. Kata kunci: Desa Tatengesan, ekowisata mangrove, pemanfaatan berkelanjutan, strategi prioritas

    Sponge Diversity in Kinamang Beach Area Malalayang District Manado City

    Get PDF
    Spons are primitive living settled animals that are filter feeders. These animals are commonly found in tropical and subtropical waters, ranging from the intertidal zone to the subtidal. The aim of this study is to know the diversity of species and the content of bioactive sponges. Sponge data collection: ecological index, species composition, and density of sponge as well as knowledge of the study of bioactive sponge using the library study of the research carried out and using the scientific article of the last 10 years, from 2013 to 2023. The study used the transect belt method that has been modified. From the use of the method, 17 Families were obtained, 48 individuals at a depth of 7 m and 118 individuals at 14 m. Based on the results of this study showed that the index of diversity obtained from the analysis results belonged to the average in 7 m and 14 m. Distribution patterns obtained from data analysis results obtain the distribution pattern at a depth of 7 m grouping 5 families, uniform 5 families, and random 1 family. At a depth of 14 m, the most spread pattern is the uniform spread of 10 families, and the spread model groups 4 families. The index of diversity obtained from the results of data analysis is high (stable). The composition of the species obtained from the results of the analysis showed the highest species of sponges at a depth of 7 m was 33.33%, the highest species at a deep of 14 m is 33.90%, and the composition type of the lowest sponge depth 7 m is 0%, the lower species on a deep 14 m was 11.86%. The highest value of spongy density at a depth of 7 meters is 2.44 ind/m² and the lowest is 0.15 ind/m², whereas, at depths of 14 meters, the highest values are 3.16 ind/m² and lower is 0.08 ind/m² and a library study of the bioactive content received 27 articles related to the family obtaining at the research site and in teluk manado. Keywords: Diversity, Sponge, Kinamang Beach, Bioactive Content Abstrak  Spons merupakan hewan primitif yang hidup menetap yang bersifat filter feeder (menyaring). Hewan ini sangat umum dijumpai di perairan tropis dan sub tropis, sebarannya mulai dari zona intertidal hingga zona subtidal. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui keanekaragaman jenis dan kandungan bioaktif spons. Pengambilan data spons : indeks ekologi, komposisi jenis dan kepadatan spons serta mengetahui kajian mengenai bioaktif spons dengan menggunakan studi pustaka dari penelitian yang telah dilakukan dan menggunakan artikel ilmiah 10 tahun terakhir tahun 2013 sampai 2023. Penelitian ini menggunakan metode belt transek yang telah dimodifikasi. Dari pengunaan metode tersebut diperoleh 17 Famili, 48 individu pada kedalaman 7 m dan 118 individu pada kedalaman 14 m. Berdasarkan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman yang diperoleh dari hasil analisis tergolong sedang pada kedalam 7 m dan 14 m. Pola Sebaran yang diperoleh dari hasil analisis data didapatkan pola sebaran pada kedalaman 7 m pola sebaran mengelompok 5 famili, pola sebaran seragam 5 famili,dan pola sebaran acak 1 famili. Sedangkan pada kedalaman 14 m pola sebaran terbanyak yaitu, pola sebaran seragam 10 famili, dan pola sebaran mengelompok 4 famili. Indeks keseragaman yang diperoleh dari hasil analisis data yaitu tergolong tinggi (stabil). Komposisi jenis yang diperoleh dari hasil analisis menunjukkan jenis spons tertinggi pada kedalaman 7 m yaitu 33,33 %, jenis spons tertinggi pada kedalaman 14 m yaitu 33,90 %, dan komposisi jenis spons terendah kedalaman 7 m yaitu 0 %,jenis spons terendah pada kedalaman 14 m yaitu 11,86 %. Nilai kepadatan spons tertinggi pada kedalaman 7 m yaitu 2,44 ind/m² dan terendah yaitu 0,15 ind/m², sedangkan pada kedalaman 14 meter dengan nilai tertinggi yaitu 3,16 ind/m² dan terendah yaitu 0,08 ind/m² dan studi pustaka mengenai kandungan bioaktif yang didapatkan 27 artikel yang berkaitan dengan famili yang didapatkan di lokasi penelitian dan di teluk manado. Kata Kunci: Keanekaragaman, Spons, Pantai Kinamang, Kandungan Bioakti

    Suitability Index and Supporting Capacity of Mangrove Ecotourism in Darunu Mangrove Park Wori District North Minahasa Regency

    Get PDF
    The purpose of the study was to determine the type of mangrove, mangrove density, mangrove thickness, tides, associated biota objects, tourism suitability index, and carrying capacity of the Darunu mangrove tourism area.  The research period is October-December 2023.  The research methods used are cruising survey for mangrove species, line transect for mangrove density, remote sensing for mangrove thickness, and visualization for associated biota objects.  Data analysis for the tourism suitability index (IKW) and area carrying capacity (DDK) is guided by the provisions of Yulianda (2019).  The IKW value is 2.0 with the appropriate category and the DDK value is 25 people per day.  The size of the DDK value of the mangrove tourism area depends on two main factors, namely the length of tracking and the length of operating time.  The greater the value of tracking length and the length of operating time, the greater the DDK value, conversely the smaller the value of tracking length and the length of operating time, the smaller the DDK value.  As a recommendation to the village government to be able to extend the tracking distance by utilizing the mangrove spaces that are still available, in addition to the tourist period can be extended with adequate facilities such as electricity, lighting, etc. so that the value of DDK can still be achieved as much as possible to increase the economic income of the village community while still paying attention to environmental sustainability.  Furthermore, community participation to preserve this mangrove forest area is needed for the sustainability of ecotourism-based mangrove tourism at Darunu Mangrove Park. Keywords: Area carrying capacity, Darunu Mangrove Park, Ecotourism, Mangrove, Tourism suitability index. Abstrak Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis mangrove, kerapatan mangrove, ketebalan mangrove, pasang surut air laut, objek biota asosiasi, indeks kesesuaian wisata dan daya dukung kawasan wisata Darunu Mangrove Park.  Periode penelitian yaitu Oktober-Desember 2023.  Metode penelitian yang digunakan yaitu survey jelajah untuk jenis mangrove, transek garis untuk kerapatan mangrove, penginderaan jauh untuk ketebalan mangrove, visualisasi untuk objek biota asosiasi.  Analisis data untuk indeks kesesuaian wisata (IKW) dan daya dukung kawasan (DDK) berpedoman pada ketentuan dari Yulianda (2019).  Nilai IKW sebesar 2,0 dengan kategori sesuai dan nilai DDK sebanyak 25 orang per hari.  Besar kecilnya nilai DDK kawasan wisata mangrove tergantung pada dua faktor utama, yaitu panjang tracking dan lamanya waktu operasi. Semakin besar nilai panjang tracking dan lamanya waktu operasi, maka semakin besar pula nilai DDK tersebut, sebaliknya semakin kecil nilai panjang tracking dan lamanya waktu operasi maka semakin kecil nilai DDK tersebut.  Sebagai rekomendasi kepada pemerintah desa untuk dapat memperpanjang jarak tracking dengan memanfaatkan ruang-ruang mangrove yang masih tersedia, disamping itu periode waktu wisata dapat diperpanjang dengan dilengkapi fasilitas yang memadai seperti listrik, penerangan, dan lain-lain, agar nilai DDK masih dapat dicapai semaksimal mungkin dalam rangka peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat desa dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungannya. Selanjutnya peran serta masyarakat untuk menjaga kelestarian kawasan hutan mangrove ini sangat dibutuhkan demi keberlanjutan wisata mangrove berbasis ekowisata di Darunu Mangrove Park. Kata kunci: Daya dukung kawasan, Darunu Mangrove Park, Ekowisata, Indeks kesesuaian wisata, Mangrove
    corecore