9 research outputs found

    TRANSFORMASI SISTEM MAINTENANCE, REPAIR, AND OVERHAUL (MRO) PADA PT DIRGANTARA INDONESIA

    Get PDF
    Transformasi sistem Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) memiliki peran krusial dalam industri penerbangan, termasuk di PT Dirgantara Indonesia (PT DI) sebagai perusahaan manufaktur pesawat terbesar di Indonesia. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis dan merumuskan langkah-langkah strategis guna meningkatkan efisiensi, keandalan, dan kualitas layanan MRO di PT DI. Penelitian menggunakan metode studi literatur dengan menganalisis literatur ilmiah terkini tentang transformasi sistem MRO. Dalam kajian ini, diuraikan tujuh permasalahan yang perlu diidentifikasi dan dianalisis, antara lain kurangnya efisiensi operasional, downtime pesawat yang tinggi, kurangnya transparansi dan informasi, manajemen sumber daya yang tidak efisien, kurangnya kolaborasi dengan pemasok dan pihak terkait, kualitas pekerjaan yang tidak konsisten, serta tantangan regulasi dan kepatuhan. Untuk menghadapi permasalahan tersebut, PT DI dapat mengadopsi teknologi digital dan otomatisasi, merencanakan pemeliharaan terencana dengan baik, memperkuat manajemen sumber daya, meningkatkan kolaborasi dengan pemasok dan pihak terkait, serta menerapkan standar kualitas yang ketat dan memahami regulasi dan persyaratan keselamatan penerbangan. Pelaksanaan transformasi ini akan memerlukan komitmen dan kerjasama dari semua pihak terkait, termasuk manajemen, tenaga kerja, dan mitra bisnis

    KESIAPAN PT. INALUM (PERSERO) DALAM MEMPRODUKSI ALUMINIUM GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN PT. DIRGANTARA INDONESIA SEBAGAI WUJUD INTERDEPENDENSI INDUSTRI PERTAHANAN DALAM NEGERI

    Get PDF
    Dalam membangun kemandirian industri pertahanan, Indonesia sudah seharusnya mewujudkan interdependensi di antara berbagai industri agar dapat menyokong kemandirian industri pertahanan itu sendiri. Interdependensi tersebut adalah kondisi saling ketergantungan pada suatu hubungan dan menyebabkan terjadinya efek timbal balik antar perusahaan atau antar aktor pada perusahaan yang berbeda. Tujuan penulisan ini adalah mengurai secara sistemik masalah PT. Inalum belum dapat memenuhi kebutuhan PT. Dirgantara Indonesia. Tujuan penulisan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kesiapan PT. Inalum dalam menjadi rantai pasok material aluminium untuk kepentingan pertahanan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu dengan menggunakan metode System Thinking yang dilakukan pada kebijakan dan strategi, karena bergantung pada pemodelan deduksi logis. Setelah menggunakan Systems Thinking maka penelitian akan melanjutkan dengan menggunakan Analisis SWOT dan PESTEL. Hasil penelitian ini menjawab tentang penyebab struktural dari fenomena underachievement dan under capacity industri aluminium khususnya PT Inalum ke PT Dirgantara Indonesia adalah sebagai berikut, yaitu perbedaan spesifikasi produk, kurangnya investasi pada peralatan produksi, kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas, perbedaan dalam hal efisiensi dan produktivitas dan Langkah solutif untuk memperbaiki kemampuan produksi aluminium PT Inalum agar dapat memasok kebutuhan PT Dirgantara Indonesia, yaitu penambahan fasilitas produksi dan mesin-mesin baru yang lebih efisien dan modern, peningkatan kualitas sumber daya manusia, peningkatan sistem manajemen dan proses produksi. PT Inalum harus memiliki sistem manajemen dan proses produksi yang terstruktur, efektif, dan efisien, kolaborasi dengan lembaga pendidikan dan penelitian

    URGENSI MAINTENANCE, REPAIR AND OVERHAUL (MRO) ALPALHANKAM GUNA MEMPERPANJANG UMUR PAKAI PRODUK INDUSTRI PERTAHANAN

    Get PDF
    Alpalhankam merupakan produk industri Pertahanan yang dibuat untuk melakukan pertahanan dan penyerangan, Alpalhankam sendiri merupakan produk yang rata rata tidak gunakan secara terus menerus, sehingga rentan adanya kerusakan, maka dari itu untuk memperpanjang umur pakai produk alpalhankam tersebut diperlukan adanya Maintenance, Repair and Overhaul. Penelitian ini menggunakan metode penelitian literature review. Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan, mengevaluasi, dan menyintesis literatur yang relevan tentang peran MRO Alpalhankam dalam memperpanjang umur pakai produk industri pertahanan. Studi menggunakan pendekatan literature review untuk mengidentifikasi dan menganalisis informasi dari berbagai sumber literatur yang relevan dengan urgensi MRO Alpalhankam. Sumber literatur ditemukan melalui pencarian di database akademik, perpustakaan, jurnal ilmiah, dan publikasi terkait industri pertahanan. Kriteria inklusi dan eksklusi digunakan untuk memilih literatur yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sehingga hasil penelitian menunjukkan bahwa MRO Alpalhankam memiliki urgensi yang tinggi dalam memperpanjang umur pakai produk industri pertahanan. Melalui pemeliharaan rutin, perbaikan saat terjadi kerusakan, dan pembaruan teknologi, MRO Alpalhankam dapat menjaga keandalan dan kesiapan operasional alat pertahanan. Dengan menjaga alat-alat pertahanan tetap beroperasi dalam kondisi baik, MRO Alpalhankam memungkinkan penggunaan yang lebih lama sebelum pensiun atau penggantian, yang berkontribusi pada efisiensi pengeluaran negara. MRO Alpalhankam juga dapat meningkatkan kesiapan operasional alat pertahanan dengan meminimalkan risiko kegagalan operasional. Dengan melakukan pemeliharaan dan perbaikan secara teratur, alat-alat pertahanan dapat digunakan dengan optimal saat dibutuhkan. Dalam konteks perpanjangan umur pakai, MRO Alpalhankam memainkan peran krusial dalam menjaga kehandalan sistem pertahanan dan memastikan keamanan nasional

    TANTANGAN PENGEMBANGAN INDUSTRI PERTAHANAN MARITIM INDONESIA DITENGAH REVOLUSI INDUSTRI 4.0

    Get PDF
    Revolusi Industri 4.0 adalah suatu fenomena yang menggabungkan teknologi siber dan teknologi otomatisasi. Fokus utamanya adalah pada otomatisasi, dengan memanfaatkan teknologi seperti Internet of Things (IoT), big data, augmented reality, keamanan siber, dan kecerdasan buatan (AI). Dengan memanfaatkan teknologi informasi selama proses aplikasi, tingkat keterlibatan manusia dapat dikurangi, sehingga produktivitas dan efisiensi di tempat kerja meningkat. Salah satu aspek penting dari Revolusi Industri 4.0 adalah munculnya berbagai inovasi teknologi baru di berbagai bidang, termasuk industri pertahanan maritim di Indonesia. Revolusi ini membawa perubahan signifikan di berbagai sektor, mengubah industri, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan peluang kerja baru. Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan integrasi sistem fisik dan digital, memungkinkan mesin dan komputer berkomunikasi dan membuat keputusan tanpa campur tangan manusia. Di Indonesia, pengembangan Industri 4.0 sedang aktif dipromosikan oleh Kementerian Perindustrian dengan tujuan meningkatkan daya saing industri Indonesia secara global. Namun, pengembangan industri pertahanan di Indonesia masih menghadapi tantangan dalam mewujudkan sistem pertahanan yang maju, dan pemanfaatan optimal teknologi Industri 4.0 masih harus dicapai. Secara keseluruhan, Revolusi Industri 4.0 menandai era transformasi di mana otomatisasi dan kemajuan teknologi memainkan peran penting. Ini memiliki potensi untuk mengubah industri, meningkatkan produktivitas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, juga menimbulkan tantangan dalam beradaptasi dengan perubahan dan memastikan kesiapan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan revolusi tersebut

    POTENSI PENGEMBANGAN GRAFIT UNTUK PROSES ELEKTRIFIKASI SEBAGAI BAHAN BAKU BATERAI GUNA MENDUKUNG INDUSTRI PERTAHANAN STRATEGIS

    Get PDF
    Pengembangan teknologi elektrifikasi dalam industri pertahanan strategis memerlukan bahan baku yang efisien dan dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan baterai. Grafit, merupakan bahan yang terdapat di Indonesia sebagai salah satu material yang memiliki sifat konduktif dan kapasitas penyimpanan energi yang baik, memiliki potensi yang besar dalam mendukung proses elektrifikasi ini. Pengembangan bahan baku grafit ini bertujuan untuk mengetahui potensi pengembangan grafik sebagai bahan baku baterai guna mendukung industri pertahanan strategis. Metode penelitian yang digunakan meliputi studi literatur yang melibatkan penelusuran sumber daya ilmiah terkini yang relevan dengan topik ini. Hasil studi menunjukkan bahwa grafit memiliki karakteristik yang sangat diinginkan untuk aplikasi baterai dalam industri pertahanan strategis. Grafit memiliki konduktivitas listrik yang baik dan mampu menyimpan energi dalam jumlah yang signifikan. Selain itu, grafit juga memiliki stabilitas termal yang tinggi dan ketahanan terhadap kerusakan fisik, sehingga menjadikannya sebagai kandidat yang menjanjikan dalam pengembangan baterai. Namun, terdapat beberapa tantangan dalam pengembangan grafit sebagai bahan baku baterai. Salah satunya adalah memperbaiki kapasitas penyimpanan energi yang terbatas pada grafit saat ini. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengatasi tantangan ini dan memaksimalkan potensi penggunaan grafit dalam industri pertahanan strategis. Pengembangan grafit sebagai bahan baku baterai memiliki potensi yang signifikan dalam mendukung proses elektrifikasi dalam industri pertahanan strategis. Namun, tantangan teknis perlu diatasi melalui penelitian dan pengembangan lebih lanjut. Dengan memperluas pengetahuan dan penerapan teknologi grafit, diharapkan dapat mendorong kemajuan dalam industri pertahanan strategis dan menghadirkan solusi yang inovatif untuk kebutuhan energi yang berkelanjutan

    POTENSI TEKNOLOGI BETON APUNG DALAM MENDUKUNG KEMANDIRIAN INDUSTRI PERTAHANAN NASIONAL

    Get PDF
    Industri pertahanan nasional memiliki peran penting dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara. Dalam menghadapi ketegangan geopolitik dan era globalisasi, kemandirian industri pertahanan menjadi hal yang krusial. Salah satu aspek penting dalam membangun industri pertahanan yang mandiri adalah infrastruktur yang mendukung kegiatan pertahanan, terutama di sektor maritim. Teknologi beton apung muncul sebagai inovasi konstruksi yang menarik dalam membangun infrastruktur maritim. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi penggunaan teknologi beton apung dalam mendukung kemandirian industri pertahanan nasional. Dalam penelitian ini, pendekatan kualitatif digunakan dengan tinjauan literatur dan analisis konten sebagai metode utama. Hasil dan pembahasan menunjukkan bahwa beton apung memiliki karakteristik unik, seperti kekuatan struktural yang mumpuni dan kemampuan mobilitas yang tinggi. Penggunaan teknologi ini dalam bidang pertahanan dapat meliputi konstruksi pangkalan militer apung, pelabuhan dan pangkalan udara, pos pengawasan dan intai, serta pabrik atau gudang industri pertahanan. Meskipun memiliki potensi besar, implementasi teknologi beton apung dihadapkan pada tantangan seperti aspek teknis, finansial, lingkungan, dan sosial. Namun, kontribusinya dalam meningkatkan kemandirian industri pertahanan nasional sangat signifikan. Dengan penerapan teknologi beton apung, Indonesia dapat memperkuat pertahanan nasional melalui infrastruktur yang tangguh dan efisien di sektor maritim

    PEMANFAATAN PRODUKSI KAPAS DALAM NEGERI SEBAGAI BAHAN BAKU NITROSELULOSA UNTUK INDUSTRI PROPELAN

    Get PDF
    Indonesia merupakan negara kepulauan dengan kekayaan sumber daya alam. Salah satu hasil sumber daya alam Indonesia adalah tanaman kapas yang buahnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku nitroselulosa. Pengembangan nitroselulosa dengan bahan baku kapas bertujuan untuk memproduksi propelan dalam rangka kemandirian industri pertahanan. Akan tetapi, saat ini penggunaan nitroselulosa beserta kapas sebagai bahan baku untuk pengembangan propelan sangat terbatas dan belum mampu memenuhi industri propelan dalam negeri. Pengadaan nitroselulosa dapat dilakukan menggunakan prinsip kemandirian dengan cara memanfaatkan hasil produksi kapas dalam negeri. Hal tersebut dilakukan berdasarkan salah satu asas dan tujuan Kementerian Pertahanan dalam pembangunan Industri Pertahanan yaitu mewujudkan kemandirian dalam pemenuhan bahan baku industri propelan guna meningkatkan Minimum Essential Force (MEF). Dengan mengandalkan produksi kapas dalam negeri, industri pertahanan dalam negeri telah mampu menghasilkan nitroselulosa sebanyak 20,6% dari total kebutuhan untuk single-base propellant dan 44% dari total kebutuhan untuk double-base propellant (dikombinasikan dengan nitrogliserin)

    Analysis of SPBE and SWCSF measurement instruments using Flesch Reading Ease for state security

    Get PDF
    The world has transitioned into a digital era where both individuals and governments require technology and the internet. The number of cybercrimes perpetrated online is impacted by the rising usage of computers and the internet. A measurement instrument that can stop cybercrime is necessary. The Six-Ware Cyber Security Framework (SWCSF) and the Electronic-Based Government System (SPBE) are two measurement tools that are expected to be able to stop cybercrime from happening in an agency or organization. But are all people able to use these two instruments? This research was conducted to answer this question by analyzing readability on the SPBE and SWCSF instruments using the Flesch Reading Ease method. The results show that the two instruments were extremely difficult for respondents of all grade levels to comprehend, with the exception of those at the university level or individuals who worked with computers, the internet, and other technologies
    corecore