1,520 research outputs found
Crescent and electoral strength: Islamic party portrait of reform era in Indonesia
The establishment of Islamic political parties in the reform era in Indonesia after the fall of Suharto (1998), considered as resurgence of political stream. There are several factors that led to the revival of Islamic parties after the New Order, the theological factor, historical, sociological, and reform factor. The presence of Islamic political parties after the New Order was apparently diverse and fragmented. In the political elite of Islam itself in establishing a political party based on Islam and there is also based on nationality, and in establishing political party was using substantially approach and there is also that use formalistic approach. In the reform era elections, political Islam has failed, in which Islamic parties do not receive optimal support from voters Islam. The failure of Islamic parties in election of reform era is caused of factor among Muslims has been change the orientation of political views. Islamic parties in the reform era stuck in a political myth quantity, and Islamic parties are also fragmented and fractured in to small forces
PENGARUH PROSES PENGELASAN TIG TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN ALUMINIUM
Salah satu tujuan terpenting dalam pengembangan material adalah menentukan apakah struktur dan sifat-sifat material optimum agar daya tahan dapat dicapai maksimum. Material komponen konstruksi dan perkakas diusahakan untuk mencapai sifat-sifat yang lebih unggul dari bahan terutama keunggulan dalam penerapan dalam berbagai kondisi operasional. Paduan aluminium harus mempunyai keunggulan terhadap beban kejut, sifat tahan korosi, mudah dipasang, mudah dibuat dan jauh lebih murah. Paduan aluminium merupakan bahan teknik yang sangat baik digunakan karena sifat yang ulet, tahan terhadap korosi dan mudah didapat. Paduan Aluminium-Tembaga dengan kandungan Cu 4,5 % memiliki sifat mekanis dan mampu mesin yang baik. Komposisi material aluminium berpengaruh besar terhadap sifat mekanik suatu material yang mengalami proses pengelasan. Dari hasil pengujian kekerasan permukaan paduan aluminium yang telah diberi proses perlakuan panas akibat proses pengelasan terjadi kenaikan harga kekerasan jika dibandingkan dengan paduan aluminium yang tidak diberi perlakuan panas. Proses yang terjadi pada paduan ini karena tidak terjadi pengaturan kembali atom akibat dari proses pendinginan
ANALISIS SIFAT MEKANIS PENGARUH PROSES PENGELASAN BAJA TAHAN KARAT
Salah satu tujuan terpenting dalam pengembangan material adalah menentukan apakah struktur dan sifat-sifat material optimum agar dapat tercapai daya tahan maksimum. Salah satu material yang banyak digunakan baja tahan karat. Baja tahan karat digolongkan ke dalam baja karbon. Baja karbon adalah paduan besi karbon dan di golongkan menjadi tiga macam,yaitu baja karbon rendah (C<0,20 %), baja karbon menengah (0,20 – 0,50%), dan baja karbon tinggi (C>0,5%). Kadar karbon yang rendah menyebabkan kekuatan tinggi, perpanjangan yang tinggi dan harga bentur serta mampu las yang baik. Baja tahan karat mempunyai sifat getas apabila diadakan perlakuan panas dan didinginkan dalam waktu singkat atau kejut. Titik cairnya kira-kira 1.500°C. Baja tahan karat adalah baja yang ditambah unsur-unsur paduan. Salah satu atau beberapa dari unsur-unsur paduan seperti mangan, molly, nikel dibubuhkan untuk memberikan sifat-sifat khusus dari baja tersebut. Dari hasil pengujian komposisi didapat 9,04 % Nikel, 70,23 % Ferrous, 1,97 % Mangan, 18,74 % Crom, stainless steel yang diuji termasuk ke dalam tipe SUS 304 (menurut standar JIS) dengan kekuatan tarik 609,06 N/mm² . Dari hasil pengujian kekerasan, angka kekerasan Vickers yang paling tinggi adalah 181 HV, karena mendapat perlakuan proses pengelasan (di daerah logam las). Angka kekerasan Vickers yang sedang adalah 167 HV (di daerah logam las). Angka kekerasan Vickers yang paling rendah adalah 138 HV, karena tidak mendapat perlakuan proses pengelasan (di daerah logam induk)
PENGARUH KEKERASAN DENGAN BUSUR NYALA PADA MATERIAL ST 37, ST 60 DAN AMUTIT
Proses pengerasan adalah baja dipanaskan pada temperatur diatas temperatur kritis, kemudian didinginkan dengan memakai media pendingin dengan tujuan supaya didalam baja dan permukaannya akan terjadi pertambahan kekerasan. Salah satu cara pengerasan baja bisa dilakukan dengan busur nyala. Pada umumnya busur nyala ini dihasilkan oleh reaksi antara gas yang mudah terbakar dengan oksigen yang dinyalakan dengan percikan api. Nyala yang paling sering digunakan dengan nyala las asitelin (C2H2). Hasil kekerasan yang maksimal nilainya adalah pada material Amutit Steel dengan media pendingin air, disebabkan karena pendinginan yang secara tiba-tiba atau pendinginan secara kejut, fasa yang didapatkan dengan pendinginan air ini adalah fasa Martensit yang mempunyai sifat yang keras dan rapuh serta elastisitasnya rendah. Hasil kekerasan yang minimal nilainya adalah pada material ST 60 dengan memakai media pendingin udara, karena fasa material yang didapat adalah fasa pearlit dan ferit. Fasa pearlit dan ferit ini lebih rendah kekerasannya dibandingkan dengan fasa martensit dan sifat keuletan dan elastisitasnya lebih baik dibandingkan dengan fasa Martensit
Application of green accounting to company values through profitability
The objective of this study is to investigate the impact of the adoption of green accounting practices on the valuation of firms, specifically by analyzing its influence on profitability. This study assesses green accounting through the utilization of two sub-variables: environmental performance, which is evaluated based on the PROPER rating, and disclosure of environmental costs, which is measured using a dummy variable. Additionally, profitability is evaluated by means of Return on Assets (ROA), while company value is determined using Tobin's Q. The research methodology employed in this study is a quantitative approach utilizing an associative research design. The sample for this research comprises non-financial firms that are publicly listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) during the period from 2016 to 2020. The findings indicate that there was only a partial impact of environmental performance and disclosure of environmental costs on profitability. The environmental performance and disclosure of environmental costs have a partial impact on the valuation of firms. The impact of profitability on firm value is limited. There is no discernible impact on firm value through profitability as a result of environmental performance and the disclosure of environmental costs
MEKANISASI PEMOTONGAN TEMPE UNTUK KERIPIK MENGGUNAKAN PISAU ROTASI
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya peningkatan gizi masyarakat. Metode yang dikembangkan adalah kaji eksperimentalpada sebuah prototipe mesin pemotong tempe yang bekerja menggunakan pisau rotasi. Tujuan penelitian adalah mendapatkan data-data pengoperasian mesin, sedangkan manfaatnya adalah memberikan rekomendasi untuk pengoperasian mesin pada kondisi optimum. Variabel-variabel yang ditetapkan pada proses pemotongan tempe adalah jenis tempe bulat, putaran pisau potong n = 2850 rpm, sedang variabel bebasnya adalah tebal potongan (s) serta waktu pemotongan (t). Kondisi Optimum kinerja mesin untuk 4 variasi ketebalan adalah: - Ketebalan 0,2 mm, waktu pemotongan 3 detik dengan pemakaian daya listrik 94 Watt dengan kualitas pemotongan sedang. - Ketebalan 0,4 mm, waktu pemotongan 3 detik dengan pemakaian daya listrik 100 Watt dengan kualitas pemotongan sedang. - Ketebalan 0,6 mm, waktu pemotongan 2 detik dengan pemakaian daya listrik 114 Watt dengan kualitas pemotongan bagus. - Ketebalan 0,8 mm, waktu pemotongan 2,5 detik dengan pemakaian daya listrik 140 Watt dengan kualitas pemotongan sempurna
PENGARUH MEDIA PENDINGIN DAN KONDISI PEMOTONGAN BAJA AISI 1045 TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES CNC MILLING
Jenis pendinginan salah satu parameter yang mempengaruhi nilai kekasaran dari hasil permesinan. Niai kekasaran permukaan merupakan salah satu parameter spesifik geometris yang harus dipenuhi pada proses pemotongan logam. Karena proses pemotongan akan menyebabkan terjadi peningkatan temperatur baik terhadap benda kerja maupun alat potongnya maka jika temperatur ini jika tidak dikontrol akan mempengaruhi sifat mekanik bahan dan alat potong/pahat yang dipakai. Parameter lain yang juga berperan adalah kecepatan potong dan kecepatan pemakanan. Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan suatu persamaan regresi pengaruh media pendingin dan kondisi pemotongan baja AISI 1045 terhadap nilai kekasaran permukaan pada proses CNC milling. Data hasil penelitian dihitung secara statistik pada kondisi pemotongan dengan variasi cutter speed 500 s.d 1500 rpm, variasi feed rate 20 s.d 40 mm/menit dan dept of cut konstan 1 mm. Pada proses pemesinan/pemotonan dengan media pendingin campuran 1 oli dan 60 air, persamaan regresinya Y = 3,588 – 0,002 X1 + 0,004X2, media pendingin campuran 1 oli dan 40 air persamaan regresinya Y = 4,137 – 0,003X1 + 0,004X2 dan media pendingin campuran 1 oli dan 20 air persamaan regresinya Y = 4,137 – 0,003X1 + 0,004X2. Kondisi pemotongan yang sangat mempengaruhi nilai kekasaran secara parsial adalah Cutter speed sedangkan feed rate tidak begitu mempengaruhi.
Community Response to the Cultural Da’wah Practices by Muhammadiyah Preachers in Palembang City
This research aims to analyze the community's response to the practice of cultural da'wah by Dai Muhammadiyah in Palembang City. The research approach used is qualitative, descriptive-exploratory. The informants were community leaders, religious leaders, Muhammadiyah members and Muhammadiyah leaders. Data collection methods use observation, in-depth interviews, and documentation. This research concludes that first, the concept of cultural da'wah from Muhammadiyah's perspective is none other than that Muhammadiyah uses culture as a medium for da'wah, thus the concept of cultural da'wah is based on: a) friendly, b) polite, c) courteous, d) civilized, e) tolerance, f) not hate, g) educate, and h) help. Second, the implementation of Dai Muhammadiyah's cultural da'wah is principally through existing local cultural forms such as kenduri culture, thanksgiving, recitation in the community, Islamic holidays, nasyid art, the art of reading the Koran, calligraphy, martial arts, and the art of archery. Third, the public's response to the cultural da'wah practices carried out by Dai Muhammadiyah, both from community leaders, religious leaders, Muhammadiyah residents and Muhammadiyah leaders, on average they responded quite well because Dai Muhammadiyah when giving his lectures did not touch on furu'iyah issues, did not demean the congregation and seeks to educate society and Dai Muhammadiyah gives lectures based on arguments and rationality. And fourth, the reason for acceptance is because Dai Muhammadiyah is rational in the material presented, it is also based on propositions and there is rhetoric, on average the material presented is actual. For those who reject it on the grounds that if culture and religion are mixed, they are worried that syncretism will occur because preaching is firm, straightforward and clearly does not need to compromise with the culture of society, saying that what is right is right and what is false is false
Pelatihan Membaca Al-Quran dengan Metode Tahsin Tilawah untuk Meningkatkan Kualitas Bacaan Bagi Siswa SMA Muhammadiyah 1 Palembang
These community service activities were held on March 14-31, 2021, which were attended by 20 participants who joined the tahfidz program under the auspices of Al-Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab (ISMUBA) and several students of Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Muhammadiyah 1 Palembang High School. This training is carried out based on the needs of partners related to the evaluation of the implementation of the tahfidz program, namely the lack of attention of students to the quality Quran readings in memorized letters. To get maximum results, this training is done by participatory methods with service learning models. This training activity runs well and smoothly by the stages arranged in the schedule of implementation of activities. This is evident from the achievement of the training objectives and the enthusiasm and activeness of participants in training activities. The results achieved through this training are very significant towards increasing the knowledge and skills of participants in reading the Quran by tajwid rules, as well as increased motivation in memorizing the Quran by paying attention to the quality of Quran readings. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 14-31 Maret 2021, yang diikuti oleh 20 peserta yang tergabung dalam program tahfidz di bawah naungan Bidang Al-Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab (ISMUBA) dan beberapa siswa Pengurus Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) SMA Muhammadiyah 1 Palembang. Pelatihan ini dilakasanakan atas dasar kebutuhan mitra terkait dengan evaluasi pelaksanaan program tahfidz, yaitu kurangnya perhatian siswa terhadap kualitas bacaan Al-Quran pada surat-surat yang telah dihafal. Untuk menadapatkan hasil yang maksimal, pelatihan ini dilakukan dengan metode partisipatoris dengan model service learning. Kegiatan pelatihan ini berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan tahapan-tahapan yang disusun dalam jadwal pelaksanaan kegiatan. Hal ini terlihat dari ketercapaian terhadap tujuan pelatihan dan antusiasme serta keaktifan peserta dalam kegiatan pelatihan. Hasil yang dicapai melalui pelatihan ini sangat signifikan terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam membaca Al-Quran sesuai dengan kaidah-kaidah tajwid, serta peningkatan motivasi dalam menghafal Al-Quran dengan memperhatikan kualitas bacaan Al-Quran
LAPORAN INDIVIDU PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN ( PPL ) DI SMK NASIONAL BERBAH SLEMAN Tanjungtirto, Kalitirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) bertujuan memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk belajar mengenal serta menghayati seluk beluk lembaga
pendidikan dengan segenap permasalahannya. Baik yang berkaitan dengan proses
pembelajaran maupun kegiatan administrasi pendidikan. Melalui PPL mahasiswa
dapat menerapkan disiplin ilmu yang diperoleh di kampus untuk diterapkan ke dalam
lingkungan pendidikan, baik formal maupun non formal. PPL juga berfungsi sebagai
salah satu cara melatih mental mahasiswa di dalam dan di luar kelas. Selain itu,
PPL dapat menambah pengalaman dan wawasan dalam proses KBM, agar nantinya
mahasiswa mempunyai bekal untuk terjun kedalam dunia pendidikan sebagai tenaga
pendidik.
Kegiatan PPL ini dilaksanakan pada tanggal 1 Juli – 17 September 2014.
Ada dua kegiatan yang dilaksanakan yaitu, pertama kegiatan praktik mengajar yang
dimulai dengan pengajaran mikro, bimbingan dengan guru pembimbing, observasi
kelas, pembekalan, pembuatan persiapan mengajar sampai pada tahap pelaksanaan
yang meliputi praktik mengajar terbimbing, praktik mengajar mandiri, evaluasi dan
penilaian. Sedangkan mata pelajaran yang diampu oleh praktikan adalah Instalasi
Penerangan Listrik: Kebutuhan penerangan listrik, dengan alokasi waktu setiap
minggu sebanyak 8 jam untuk dua hari dalam satu minggu. Mata pelajaran ini
dijadwalkan pada hari senin dan kamis, mahasiswa dituntut untuk mengajar
setidaknya minimal delapan kali pertemuan.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan PPL ini adalah pengalaman nyata baik
dalam bentuk pengalaman mengajar maupun pengalaman dalam mengenali dan
mengatasi berbagai permasalahan yang timbul di lingkungan sekolah. Secara
keseluruhan program kerja PPL terlaksana dengan baik, meskipun masih ada
kekurangan. Harapnnya, semua pengalaman ini semoga dapat meningkatkan
kompetensi mahasiswa sebagai calon tenaga pendidik dan dapat dijadikan bekal
dalam pengabdian diri di masyarakat di masa yang akan datan
- …