2 research outputs found

    POTENSI EKSTRAK DAN SKRINING FITOKIMIA Caulerpa sp. SEBAGAI ANTIBAKTERI Vibrio parahaemolyticus DARI PERAIRAN SOCAH, BANGKALAN-MADURA

    Get PDF
    Prevelensi penyakit vibriosis yang menjadi penyebab kegagalan produksi budidaya udang vannamei pada dekade ini disebabkan oleh infeksi bakteri patogen Vibrio parahaemolyticus. Fenomena ini membutuhkan alternatif solusi untuk mengurangi resiko kegagalan panen salah satunya dengan menyediakan herbal kaya senyawa fitokimia berbahan sumberdaya hayati laut sebagai anti bakteri Vibrio parahaemolyticus misalnya anggur laut (Caulerpa sp.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa bioaktif yang terdapat dalam ekstrak Caulerpa sp. dan potensi aktivitas antibakteri ekstrak Caulerpa sp. terhadap bakteri Vibrio parahaemolyticus. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode difusi cakram dengan media Zobell Agar 2216E. Pengukuran zona hambat menggunakan jangka sorong dengan 3 waktu pengukuran (3x24 jam). Konsentrasi ekstrak Caulerpa sp. yang digunakan yaitu 10.000 ppm, 20.000 ppm, 40.000 ppm, 80.000 ppm, kontrol positif (kloramfenikol), kontrol negatif (aquades) dan kontrol tanpa perlakuan. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak Caulerpa sp. mengandung senyawa alkaloid, triterpenoid, dan saponin. Aktivitas antibakteri menunjukkan terdapat perbedaan nyata pengaruh konsentrasi ekstrak Caulerpa sp. terhadap Vibrio parahaemolyticus (Sig<0,05). Zona hambat tertinggi terdapat pada konsentrasi 80.000 ppm (kategori sedang) pada waktu pengamatan 24 jam (diameter zona hambat 4,22 mm ±0,22 mm).Prevelensi penyakit vibriosis yang menjadi penyebab kegagalan produksi budidaya udang vannamei pada dekade ini disebabkan oleh infeksi bakteri patogen Vibrio parahaemolyticus. Fenomena ini membutuhkan alternatif solusi untuk mengurangi resiko kegagalan panen salah satunya dengan menyediakan herbal yang kaya senyawa fitokimia berbahan sumberdaya hayati laut sebagai anti bakteri Vibrio parahaemolyticus misalnya anggur laut (Caulerpa sp.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa bioaktif yang terdapat dalam ekstrak Caulerpa sp. dan potensi aktivitas antibakteri ekstrak anggur laut (Caulerpa sp.) terhadap bakteri Vibrio parahaemolyticus. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode difusi cakram dengan media Zobell Agar 2216E. Pengukuran zona hambat menggunakan jangka sorong dengan 3 waktu pengukuran (3x24 jam). Konsentrasi ekstrak anggur laut (Caulerpa sp.) yang digunakan yaitu 10.000 ppm, 20.000 ppm, 40.000 ppm, 80.000 ppm, kontrol positif (kloramfenikol), kontrol negatif (aquades) dan kontrol tanpa perlakuan. Uji bedanyata setiap konsentrasi terhadap kemampuan antibakteri bakteri dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dilanjut uji Mann-Whitney. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak anggur laut (Caulerpa sp.) mengandung senyawa alkaloid, triterpenoid, dan saponin. Aktivitas antibakteri menunjukkan terdapat perbedaan nyata pengaruh konsentrasi ekstrak anggur laut (Caulerpa sp.) terhadap Vibrio parahaemolyticus (Sig<0.05). Zona hambat tertinggi terdapat pada konsentrasi 80.000 ppm (kategori sedang) pada waktu pengamatan 24 jam (diameter zona hambat 4.22 mm ±0.22 mm). Zona hambat terendah teridentifikasi pada konsentrasi 20.000 ppm (kategori lemah) pada waktu pengamatan 72 jam (diameter zona hambat sebesar 0.52 mm ±0.55 mm)

    UPAYA PUSTAKAWAN DALAM MENGATASI VANDALISME BAHAN PUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN BUNG KARNO BLITAR

    No full text
    Penelitian ini membahas mengenai Upaya Pustakawan Dalam Mengatasi Vandalisme Bahan Pustaka Di UPT Perpustakaan Bung Karno Blitar yang bertujuan untuk mengetahui bentuk vandalisme bahan pustaka dan upaya pustakawan dalam mengatasi vandalisme bahan pustaka dengan menggunakan metode penelitian pendekatan kualitatif deskriptif, sedangkan data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk vandalisme yang pernah terjadi di perpustakaan Bung Karno Blitar yaitu belum pernah terjadi adanya pencurian, namun yang kerap terjadi di koleksi umum buku yang hilang tercatat yang artinya buku dipinjam oleh pemustaka namun tidak dikembalikan. Kemudian perobekan pada koleksi terjadi karena adanya ketidaksengajaan, lalu pada kejadian pencoretan buku dilakukan oleh pemustaka yang bertujuan untuk mencari informasi yang telah ditemukan sehingga mudah untuk memperolehnya kembali, serta pada pelipatan buku merupakan perbuatan pada umumnya setelah membaca dan merupakan kebiasaan yang wajar dan sepele menurut pemustaka. Upaya yang dilakukan dalam meminimalisir tindakan vandalisme yang terjadi pada perpustakaan Bung Karno Blitar yaitu pemasangan chip/ barcode pada setiap koleksi buku, memberikan teguran bahkan sanksi kepada pemustaka yang melanggar aturan pencoretan terhadap koleksi pustaka. Sedangkan untuk mengurangi tindak vandalisme berupa lipatan pengelola memberikan batasan peminjaman buku, serta perlunya menanamkan kesadaran pemustaka untuk ikut serta menjaga dan merawat koleksi pustaka yang dipinjam, agar koleksi pun dapat bertahan lama dan tidak cepat rusak. Kata Kunci: Pustakawan; Vandalisme Bahan Pustaka; Perpustakaa
    corecore